Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENGOPERASIAN IPAL/STP
Sistem “Extended Aeration”
PERALATAN
a. Bar Screen
b. Fine Screen
c. Equalizing Pump
d. Air Lift Pump System For Sludge
e. Air Lift Pump System For Screen Skimmer
f. Blower
g. Diffuser
h. Dosing Pump
i. Effluent Pump
j. Water Meter
k. Electrical Control Panel
Pada uraian berikut akan dijelaskan cara kerja masing – masing unit proses dan
peralatan yang ada dalam proses system STP tersebut.
Grease Trap
Merupakan pengolahan secara fisik gravitasi, dimaksudkan agar minyak dan lemak
tidak mengganggu pengolahan sevara biologis. Pemisahan minyak dan lemak secara
gravitasi dengan perbedaan berat jenis air dan minyak/lemak. Minyak/lemak akan
mengapung diatas permukaan tangki Grease Trap untuk selanjutnya diambil secara
manual, dibungkus kantong plastic, diperlakukan sebagai sampah domestic.
Pembersihan grease trap harus dilakukan secara rutin setiap minggu sekali atau saat
akumulasi minyak dan lemak cukup banyak.
Aeration Tank
Merupakan tahapa yang terpenting dari seluruh tahapan yang ada untuk pengolahan
limbah rumah tangga. Unit ini adalah proses degradasi biologis dari limbah domestik.
Dilengkapi dengan blower dan unit diffuser untuk menjaga kelangsungan suplai
oksigen.
Factor – factor yang mempengaruhi pertubuhan mikroorganisme adalah :
a. Pengaruh temperatur
b. Toksisitas
c. Pengaruh parameter design
d. Waktu kontak
e. Umur sel
f. Factor pembebanan F/N (food/mikroorganisme)
Sedimentation Tank
Merupakan suatu tahap untuk memisahkan limbah cair dengan bio solidnya secara
alami sebelum sampai ke effluent tank.
Effluent Tank
Merupakan tanki untuk menampung air hasil olahan, sebelum dibuang ke saluran
pembuangan (saluran kota). Pada tank ini diharapkan desinfektan dapat tercampur
dengan merata yang selanjutnya air tersebut akan dibuang ke saluran pembuangan
(saluran kota).
2. Bak Sedimentasi
a. Bersihkan influent hole atau effluent weir load, scum baffle dan surfaceskimer
serta kanal pendistribusian lumpur setiap hari
b. Amati pengembalian lumpur dari tanki pengendapan dan atur kecepatan aliran
pada kisaran 25 – 50 % kapasitas olah, atau sesuai keperluan berdasarkan uji
laboratorium
c. Amati operasi pemompaan scum (lumpur pengendap) dan semprot dengan air
apabila perlu. Atur tinggi rendahnya scum skimmer, sehingga dapat tersedot
air lift pump system.
d. Bersihkan setiap hari semua dinding bagian dalam dari tanki dank anal dengan
penyapu karet.
e. Bersihkan effluent kanal setiap hari
f. Semprot baffle, weir load dan scum skimmer setiap hari
g. Kuras tanki pengendap setiap 2 – 3 tahun untuk memeriksa bagian struktur
beton di bawah air dan mekanismenya. Periksa perlalatan mekanik apakah
berkarat atau tidak, cat ulang bagian yang berkarat setelah karat dibersihkan,
perbaiki kerusakan struktur beton, dan haluskan permukaan dasar tanki
pengendap.
h. Periksa peralatan pengumpul lumpur dan peralatan lainnya setiap tahun untuk
memeriksa pengkaratan, bersihkan dan cat semua pekerjaan logam jika
diperlukan.
4. Effluent Pump
a. Perawatan khusus dapat mengikuti petunjuk pabriknya.
b. Yang perlu diperhatikan adalah operasional sitem automatic
c. Bersihkan elemen elektrodanya dengan air bersih jika terindikasi telah
ditutupi/diselubungi oleh kotoran
d. Apabila pompa masih overload, lakukan pengecekan pompa pada strainer
periksa putaran implle nya dan bersihkan dari kotoran yang dapat menahan
lajunya putaran pompa.
5. Sistem Khlorinasi
a. Periksa kelarutan kaporit di tanki chemical setiap hari, jika kurang dari 50 liter
segera ditambah. Jangan membuang lumpur sis dari kaporit ke system
instalasi pengolahan.
b. Periksa kadar kaporit di tanki effluent setiap hari. Jika kadar kaporit kurang dari
1 mg/l, perbesar kecepatan pompa dosing, jika kadar kaporit lebih dari 2 mg/l
perkecil kecepatan pompa dosing.
c. Kuras tanki chemical jika lumpur didasar tanki telah mencapai 20 cm.
6. Analisa pH
pH air yang diolah sangat menentukan aktivitas efisiensi pengolahan. pH diatur
6,5 – 8,5 biasanya akan mengganggu proses pengolahan secara biologis. Untuk
itu perlu dilakukan pemantauan minimal sehati sekali.
Cara menentukan pH secara sederhana. Lokasi pemantauan pH adalah di bak
aerasi dan sedimentation tank.
Cara kerja penetuan pH hamper sama dengan cara kerja mengetahui sisa chlor
pada beberapa peralatan Test Kit.