DEFINISI Menopause adalah berhentinya menstruasi permanen setelah hilangnya aktivitas folikel ovarium. Perimenopause adalah periode antara sebelum dan tahun pertama setelah menopause, yang lamanya sekitar 5 tahun. Kegagalan fungsi ovarium prematur adalah kondisi yang dicirikan dengan defisiensi hormon kelamin-steriod, amenorrhea, dan infertilitas pada wanita di bawah 40 tahun. Hormone replacement theraphy, HRT (terapi penggantian hormon) pada bab ini, kecuali dinyatakan lain, adalah untuk wanita menopause. FISIOLOGI Rangkaian hipotalamik-pituitari-ovarium mengendalikan fisiologi reproduksi sepanjang masa reproduktif. Follicle stimulating hormone (FSH) dan luitenizing hormone (LH), yang diproduksi pituitari sebagai respon atas gonadotropin releasing hormone (GnRH) dari hipotalamus, mengatur fungsi ovarium. Gonadotropin dipengaruhi oleh negative feedback dari hormon kelamin-steroid estradiol atau progesterone. Dengan bertambahnya usia wanita, FSH di sirkulasi naik secara progresif sedang ovarian inhibin menurun. Menopause dicirikan dengan peningkatan 10-15 kali FSH di sirkulasi jika dibandingkan dengan konsentrasi pada fase folikel, peningkatan 4-5 kali pada LH, dan penurunan 90% pada estradiol. TAMPILAN KLINIK Simtom vasomotor (seperti, hot flashes dan berkeringat di malam hari) adalah simtom singkat yang umum dari penghentian estrogen, yang biasanya hilang dalam 1-2 tahun tapi terkadang bertahan sampai 20 tahun. Vagina yang kering juga terkait langsung dengan kekurangan estrogen. Simtom lain, termasuk perubahan mood, depresi, imsomnia, migrain, formication (= sensasi seperti ada serangga yang merayap di kulit), arthralgia (= nyeri sendi), myalgia (= nyeri pada otot), dan frekuensi urin, dihubungkan dengan menopause, tapi hubungan antara simtom ini dengan defisiensi estrogen masih menjadi kontroversi. Sebagai tambahan atas simtom vasomotor, simtom psikologis (seperti, cemas, perubahan mood, dan depresi) dan gangguan fungsi seksual peningkatannya bermakna saat perimenopause. Morbiditas jangka panjang yang dihubungkan dengan menopause termasuk percepatan keroposnya tulang, osteoporosis, dan penyakit kardiovaskular. Osteoporosis dibahas pada Bab 3. DIAGNOSA Menopause ditentukan secara retrospektif setelah amenorrhea 12 bulan berturutan. Diagnosa menopause sebaiknya termasuk riwayat medis dan pemeriksaan fisik, hitung darah lengkap, dan pengukuran serum FSH. Ketika ovarium telah berhenti berfungsi, konsentrasi serum FSH melebihi 40 mIU/ml. Perubahan fungsi tiroid dan kehamilan harus dikeluarkan dari hasil pengukuran serum FSH ini. HASIL YANG DIINGINKAN Tujuan HRT adalah meningkatkan kualitas hidup, menangani simtom menopause, dan mengurangi morbiditas dan mortalitas yang dihubungkan dengan defisiensi hormon kelamin-steroid. PERAWATAN HRT pasca menopause menjadi perhatian utama pada kesehatan wanita. Terapi yang ditujukan pada simtom menopause, seperti hot flashes, seringkali berupa terapi jangka pendek, sedang terapi yang ditujukan untuk indikasi lain, seperti pencegahan osteoporosis, umumnya terapi jangka panjang. PERAWATAN NON FARMAKOLOGI Simtom vasomotor ringan bisa diringankan dengan perubahan gaya hidup, mengurangi asupan kafein dan minuman panas, latihan fisik, dan praktek hidup sehat lainnya. Kekeringan vagina ringan terkadang bisa diatasi dengan krim vagina nonestrogen, tapi kekeringan vagina yang signifikan memerlukan terapi estrogen lokal atau sistemik. Kebanyakan regimen fitoestrogen yang digunakan untuk menangani simtom menopause didapatkan dari studi observasi; tetapi, dari beragam studi suplemen fitoestrogen dianggap tidak memberikan manfaat apapun. Bahkan, penggunaan fitoestrogen bisa berbahaya pada wanita dengan estrogen receptor-positive breast cancer karena fitoestrogen bisa memperburuk penyakit dan bisa mencegah efek tamoxifen. Fitoestrogen menurunkan konsentrasi LDL dan trigliserida, tidak merubah konsentrasi HDL, dan bisa meningkatkan densitas tulang. Tiga kelas utama fitoestrogen (dan sumber makanan yang umum) adalah isoflavon (kedelai), lignan (serealia dan minyak dari biji seperti flaxseed) dan coumestans (kecambah alfalfa). Potensi biologis dari fitoestrogen bervariasi dan lebih kecil dari estrogen sintetik. ESTROGEN Estrogen bisa diberikan dalam berbagai rute dan metode. Tidak ada bukti yang mendukung satu senyawa lebih efektif dari lainnya dalam meringankan simtom menopause, mencegah penyakit kardiovaskular, atau mencegah atau merawat osteoporosis. Rute pemberian yang berbeda menghasilkan perbedaan profil farmakokinetik, lipid, dan keamanan. Kepastian penggunaan HRT dan pemilihan regimen sebaiknya ditentukan dalam konsultasi dengan pasien untuk memastikan akseptabilitas dan kepatuhan. Rute oral dan transdermal paling sering digunakan, dengan conjugated equine estrogen oral paling popular saat ini. Conjugated equine estrogen adalah campuran estrogen, terutama estrone sulfat, beberapa yang tidak ditemukan pada manusia. Estradiol adalah bentuk predominan dan paling aktif dari estrogen endogen. Absorpsi oral estradiol lebih bisa diandalkan daripada formulasi yang diperkecil ukuranya, tapi estradiol mengalami metabolisme lintas pertama cukup signifikan menjadi metabolit yang kurang aktif, terutama estron. Pengukuran konsentrasi serum estradiol tidak berguna untuk pengawasan HRT. Pemberian parenteral mempunyai keuntungan menghindari metabolisme lintas pertama dan memberikan rasio fisiologis estradiol-estrone lebih besar (estradiol>estrone) Pemberian transdermal juga menghindari metabolisme lintas pertama dan keuntungan tambahan pengiriman estradiol dalam laju yang berkelanjutan. Sistem matrik terkini dnegan estrogen dalam adesif dihubungkan dengan tingkat reaksi kulit lebih rendah dari patch reservoir yang berbasis alkohol (5% vs 10%). Rute parenteral dan transdermal lebih aman dari rute oral pada wanita dengan hipertrigliserida, gangguan fungsi liver, dan gangguan kandung empedu. Tetapi, rute oral mempunyai efek yang lebih baik pada serum lipid dari pada rute lain sehingga bisa memberikan efek yang lebih baik pada konsentrasi LDL, HDL dan kolesterol total. Gel atau krim per kutan gampang digunakan, tapi absorpsi obat bervariasi. Pelet estradiol dimasukkan sub kutan ke dinding anterior abdominal atau pantat, tapi sulit dipindahkan dan tidak populer di AS. Krim vagina, tablet dan cincin digunakan untuk perawatan atropi urogenital. Absorpsi sistemik bisa dihindari dengan menggunakan dosis kecil. Dosis awal adalah dosis efektif minimal yang dibutuhkan untuk mengurangi simtom vasomotor dan mencegah tulang keropos. Oral conjugated equine estrogen, 0,3 mg per hari, setara dengan estradiol transdermal, 25 μg/hari, atau oral micronized estradiol, 1 mg/hari. Dosis conjugated equine estrogen lebih kecil dari standar yang digunakan sebelumnya, 0,625 mg/hari. Efek samping umum termasuk mual, sakit kepala, pelunakan payudara, dan perdarahan hebat pada vagina. Cara untuk memperkecil efek samping termasuk pemberian dosis awal lebih rendah dan penggunaan estrogen transdermal yang lebih jarang menyebabkan mual, sakit kepala, pelunakan payudara, dan trombosis vena dalam daripada estrogen oral. PROGESTIN Progestin sebaiknya ditambahkan karena monoterapi dnegan estrogen dihubungkan dengan hiperplasia endometrium dan kanker pada wanita yang belum menjalani hysterectomy (= pengangkatan rahim). Progestin generasi pertama atau C-19 androgenic progestin (seperti, norethisterone, norgetstrel, dan levonorgestrel) lebih androgenik dari progestin C-21 yang lebih baru (seperti, dydrogesterone dan medroxyprogesterone acetate). Progestin oral yang paling umum dipakai adalah medroxyprogesterone acetate. Micronized progesterone bisa menjadi alternatif yang efektif. Efek samping yang umum termasuk iritabilita, depresi, dan sakit kepala. Beberapa wanita merasakan simtom seperti pre-menstruasi, seperti perubahan mood, perut kembung, retensi cairan, dan gangguan tidur. Strategi untuk penanganan efek samping termasuk mengganti regimen atau rute pemberian dan, sebagai usaha terakhir, mengganti ke monoterapi estrogen. METODE PEMBERIAN ESTROGEN DAN PROGESTIN Estrogen biasanya diberikan tiap hari; progestin harus diberikan selama paling tidak 12-14 hari atau dalam siklus 28 hari (Tabel 29-1). Tabel 29-1 HRT lanjutan (yaitu, progestin selama 12-14 hari atau siklus 28 hari) menghasilkan penghentian perdarahan vagina yang lebih teratur. Melanjutkan HRT kombinasi awalnya menimbulkan spotting atau perdarahan yang tak terduga, terutama pada wanita yang baru saja mengalami menopause. Pada akhirnya, HRT kombinasi akan menghasilkan atropi pada endometrium dengan keuntungan tanpa perdarahan vagina. Kontraindikasi untuk HRT termasuk kanker endometrium, kanker payudara, perdarahan vagina yang belum didiagnosa, baru saja mengalami trombosis vaskular, atau penyakit liver aktif. Kontraindikasi relatif termasuk uterine leimyoma, migrain, dan seizure. ANDROGEN Penggunaan testosterone pada wanita masih kontroversi tapi makin menyebar. Dari bukti diperkirakan bahwa androgen, biasanya dalam bentuk testosterone, meringankan simtom seperti hilangnya nafsu seksual, hilangnya kenyamanan, dan hilangnya energi. Penambahan androgen ke estrogen secara signifikan meningkatkan aktivitas seksual, kepuasan, dan juga densitas tulang. Kombinasi yang paling banyak dipelajari adalah methyltestosterone dan estrogen teresterifikasi, 1,25 dan 0,625 mg, atau dua kali dosis tersebut. Patch matrik testosterone memberikan pilihan rute baru. Pilihan intramuskular termasuk campuran ester testoterone, 50-100 mg tiap 4-6 minggu, dan nandrolone decanoate, 50 mg tiap 8-12 minggu. Pelet testosterone, 60 mg, ditanam subkutan tiap 6 bulan. Efek samping termasuk virilization (= terbentuknya fisik pria pada wanita), retensi cairan, dan terutama dengan pemberian oral, efek lipoprotein lipid. Kontraindikasi relatif termasuk jerawat sedang sampai parah, hirsutisme klinis, dan andogenic alopecia (=botak). Kontraindikasi absolut termasuk kehamilan, menyusui, dan neoplasia (= terbentuknya jaringan baru yang abnormal) yang tergantung androgen. SELECTIVE ESTROGEN-RECEPTOR MODULATOR Selective estrogen-receptor modulator (SERM) yang ideal melindungi dari penyakit arteri koronaria, osteoporosis, dan dementia (= gangguan mental kronik yang ditandai dengan perubahan kepribadian, gangguan ingatan, hilangnya fungsi intelektual); menurunkan kejadian kanker payudara, endometrial, dan colorectal; dan tidak memperburuk simtom menopause atau meningkatkan resiko romboemboli vena atau gangguan kandung empedu. Sampai saat ini SERM yang ideal belum ditemukan. Tamoxifen dibahas pada Bab 59 “Kanker Payudara”; raloxifene dibahas di Bab 3 “Osteoporosis”. TIBOLONE Tibolone adalah sintetik gonadomimetik dari keluarga norpregnane dengan aktivitas estrogenik, progestrogenik, dan androgenik. Tibolone mempunyai manfaat pada mood, libido, dan densitas tulang; memperbaiki simtom menopause dan atropi vagina; dan mengurangi konsentrasi kolesterol total, trigliserida, lipoprotein (a) dan, sayangnya, HDL. Tibolone menyebabkan atropi endometrial dan karenanya tidak menyebabkan perdarahan jika dihentikan. Efek samping utama termasuk bertambahnya berat dan perut kembung. Studi tambahan diperlukan untuk menentukan efek jangka panjang termasuk efek pada penyakit arteri koronaria dan kanker payudara. MANFAAT DARI HRT Pengurangan Simtom Menopause Estrogen menghilangkan hot flashes pada kebanyakan wanita dalam hubungan yang tergantung dosis. Tidak ada terapi lain yang menunjukkan keefektifan seperti estrogen untuk mengurangi simtom vasomotor yang signifikan. Alternatif estrogen untuk hot flashes termasuk serotonin reuptake inhibitor (seperti, venlafaxine, 37,5-150 mg/hari), methyldopa, clonidine, medroxyprogesterone acetate, dan megestrol acetate. Estrogen lokal atau sistemik mengurangi simtom kekeringan vagina dan mengurangi resiko serangan infeksi ulang pada saluran urin tapi tidak meningkatkan incontinence (= kontrol atas urinasi atau defekasi) urinasi. Pemberian progestin dalam interval bisa ditambahkan jika wanita tersebut mempunyai uterus yang utuh, bahkan jika estrogen diberikan topikal (seperti, krim conjugated equine estrogen vaginal tiap hari dan progestin selama 10 hari tiap 12 minggu). Penyakit Kardiovaskular Dibutuhkan studi lebih banyak untuk mengevaluasi hubungan HRT dan penyakit kardiovaskular. Lihat data baru di bawah (“Resiko HRT”). Pada Nurses Health Study, estrogen mengurangi resiko untuk penyakit kardiovaskular, apakah dosis conjugated equine estrogen adalah 0,3 atau 0,625 mg dan apakah digunakan sendirian atau dalam kombinasi dengan progestin (resiko relatif, 0,55 vs 0,64). Tetapi, conjugated equine estrogen 0,625 mg/hari dihubungkan dengan peningkatan resiko stroke. Dari hasil-hasil ini didapat anggapan bahwa HRT bisa memberikan efek trombotik dan memperbaiki lipoprotein lipid. Lihat data baru berikut (“Resiko HRT”). Pada uji postmenopausal estrogen and progestin intervention (PEPI), estrogen memperbaiki profil komponen lipid, kecuali trigliserida. Penambahan micronized progesterone sangat mungkin mengurangi manfaat estrogen daripada medroxyprogesterone acetate. Pada Heart and Estrogen/Progestin Replacement Study (HERS), conjugated equine estrogen, 0,625 mg.hari dan medroxyprogesterone acetate, 2,5 mg/hari meningkatkan profil lipid jika dibandingkan dengan plasebo pada wanita yang mengalami gangguan kondisi jantung. Yang mengejutkan adalah HRT meningkatkan jumlah kejadian kardiovaskular pada tahun pertama, dan lalu menurunkan kejadian kardiovaskular pada tahun keempat dan kelima. Sehingga, HRT sebaiknya tidak diberikan jika efek yang diinginkan hanyalah cardioprotection. Lihat data baru di bawah (“Resiko HRT”) Manfaat Potensial Lainnya Penggunaan estrgoen dihubungkan dengan perbaikan mood pada wanita perimenopausal yang depresi. Estrogen diperkirakan mempunyai efek bermanfaat pada kognisi dan untuk mengurangi resiko dementia, tapi tidak ada studi jangka panjang yang menunjukkan estrogen mengurangi insiden atau progres dari penyakit Alzheimer. Estrogen tampaknya mengurangi resiko kanker colorectal, tapi temuan ini belum dipastikan dengan studi yang sesuai. Perawatan Kegagalan Fungsi Ovarium Prematur Tujuan terapi pada wanita dengan kegagalan fungsi ovarium prematur adalah memberikan regimen HRT yang akan mempertahankan densitas tulang sama efektifnya dengan saat ovarium berfungsi normal, yang biasanya membutuhkan dosis estrogen lebih tinggi dari yang digunakan untuk wanita menopause. Dosis awal conjugated equine estrogen adalah 0,3 mg/hari; dosis penjagaan adalah 1,25 mg/hari. Jadwal titrasi dosis tergantung pada apakah amenorrhea primer atau sekunder. Pada amenorrhea primer (yaitu, tidak mengalami mens pada gadis >16 tahun), dosis ditingkatkan secara bertahap dalam interval 6 bulan sehingga bisa terjadi pematangan fisik dan penyesuaian untuk itu. Terapi progestin dalam siklus (12-14 hari/bulan) sebaiknya ditambahkan pada akhir tahun kedua. Pada amenorrhea sekunder (yaitu, berhenti menstruasi pada wanita yang sebelumnya menstruasi selama >6 bulan), dosis bisa dititrasi dalam periode 6 bulan. Terapi progestin bisa dimulai mengikuti terapi estrogen. Penggantian androgen sebaiknya hanya diberkan jika pasien mengalami fatigue yang bertahan, kondisi fisik-mental yang jelek, dan rendah libido. RESIKO HRT Adanya anggapan bahwa HRT meningkatka resiko kanker payudara mendapat perhatian besar. Studi mengindikasikan bahwa peningkatannya signifikan secara statistik; tetapi, peningkatan absolut cukup kecil (resiko relatif, 1,3-1,4), kanker payudara setelah HRT diagnosisnya bisa diterima, dan mortalitas secara keseluruhan berkurang. Resiko terbesar yang telah dibuktikan dengan monoterapi estrogen adalah hiperplasia endometrium dan kanker; tetapi, kanker setelah HRT biasanya masih stadium awal dan bisa dicegah dengan menambahkan progestin. HRT bisa meningkatkan resiko tromboemboli vena 3-6 kali dan sebaiknya dihindari pada wanita dengan resiko tinggi untuk kejadian tromboemboli. Pada studi Women’s Health Inititive (WHI) (dilaporkan Juli 2002), pasien menerima conjugated equine estrogen 0,625 mg/hari, plus medroxyprogesteron 2,5 mg/hari. Rasio yang berbahaya adalah >1 untuk penyakit jantung koroner, kanker payudara, dan stroke, tapi resiko absolut cukup kecil. o Dalam satu tahun, 10000 wanita yang menggunakan estrogen plus progestin bisa mengalami 7 lebih banyak kejadian penyakit jantung koroner, 8 lebih banyak kejadian stroke, 8 lebih banyak kejadian emboli pulmonal, 8 lebih banyak kejadian kanker payudara invasif, 6 lebih sedikit kejadian kanker colorectal, dan 5 lebih sedikit patah tulang pinggul jika dibandingkan dengan estrogen plus progesteron. o Ketika menghitung semua kejadian selama 5,2 tahun studi WHI, jumlah kejadian pada bagian perawatan aktif adalah 1 dalam 100 wanita. o Regimen lain bisa memberikan hasil yang berbeda. o Penulis menyimpulkan bahwa regimen ini sebaiknya tidak dimulai atau dilanjutkan untuk pencegahan primer penyakit jantung koroner. o Editor memberi komentar bahwa pilihan selain HRT jangka panjang sebaiknya dipertimbangkan dengan dasar individual. Gangguan kandung empedu adalah komplikasi paling umum dari penggunaan estrogen oral, yang bisa dikurangi denngan menggantikan dengan estrogen transdermal. MEMULAI DAN EVALUASI HRT Sebelum memulai HRT, studi berikut sebaiknya dilakukan: riwayat medis lengkap, termasuk riwayat keluarga dan prbadi untuk masalah trombotik, dan pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan kardiovaskular lengkap, penilaian kondisi tiroid, dan pemeriksaan untuk baseline pelvic dan payudara. Pemeriksaan Papanicolaou cervical cytologic dan penapisan dengan mammografi sebaiknya negatif. Pasien harus diberitahu mengenai resiko dan manfaat HRT. Keputusan untuk memulai HRT harus didasarkan pada simtom menopause individual dan resiko untuk osteoporosis, penyakit jantung koroner, kanker payudara, dan tromboemboli. Kunjungan lanjutan 6 minggu setelahnya bisa berguna untuk mengevaluasi pasien untuk pengurangan simtom, efek samping, dan pola perdarahan setelah penghentian terapi. Jika diberikan untuk jangka panjang, pengawasan tahunan bisa dilakukan termasuk riwayat medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan pelviks, pengukuran tekanan darah, dan pemeriksaan rutin untuk kanker payudara dan endometrial. Jika terjadi perdarahan diluar waktu yang diharapkan atau terjadi perdarahan berat atau perpanjangan perdarahan selama HRT lanjutan dan jika perdarahan terjadi lebih dari 6 bulan setelah memulai kombinasi HRT, harus dilakukan evaluasi pada endometrial.