Diabetes militus adalah kelainan metabolisme karbohidrat, dimana glukosa darah tidak dapat
digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan hiperglikemia.
Sampai saat ini pemeriksaan glukosa darah merupakan satu-satunya pemeriksaan yang dikenal untuk
skrining dan diagnosis DM. Namun beberapa studi terbaru menemukan adanya pemeriksaan yang
lebih efektif untuk deteksi dini dan mencegah komplikasi, yakni pemeriksaan HbA1C.
Pemeriksaan HbA1C atau yang lebih dikenal dengan hemoglobin glikat adalah pemeriksaan yang
dilakukan untuk mengukur kadar gula darah rata-rata selama 2-3 bulan kebelakang. Nilai ideal yang
dianjurkan adalah kurang dari 7%. Semakin tinggi HbA1C, maka semakin tinggi pula resiko munculnya
masalah kesehatan lainya seperti penyakit jantung, penyakit ginjal, stroke dan sebagainya. Untuk
mencapai nilai HbA1C kurang dari 7%, maka rata-rat gula darah sewaktu tidak boleh melebihi 200 dan
gula darah puasa kurang dari 130. pemeriksaan HbA1C dapat dilakukan 3 bulan sekali.
2. Dapat memberikan informasi apakah obat diabetes yang diminum cukup efektif atau tidak dalam
mengendalikan kadar gula darah
1. HbA1C dapat memperkirakan kondisi glukosa darah dalam jangka panjang, serta tidak dipengaruhi
oleh perubahan gaya hidup jangka pendek maupun gangguan akut seperti stres
1. Nilai HbA1C rendah tidak berarti tidak beresiko diabetes, namun lebih tepat disebut beresiko
rendah. Bagi orang sehat alias tanpa diabetes, kisaran nilai normal HbA1C adalah 4% - 5,6%.
2. Kadar HbA1C antara 5,7% - 6,4% menunjukkan arti bahwa pasien memiliki resiko terjadinya
diabetes atau pre diabetes.
Pada diabetesi :
DM lumayan terkontrol 7% - 8 %
1. Pemeriksaan gula darah puasa menunjukkan kadar gula darah sesaat atau waktu itu, yang terukur
dalam darah setelah puasa 8 jam
2. Pemeriksaan HbA1C menunjukkan kadar gula rata-rata dalam 2-3 bulan, semakin baik kadar HbA1C
maka semakin kecil pula resiko komplikasi diabetes militus pada penderita DM
2. Hiperglikemia
3. DM baru terdiagnosis
1. Kasus anemia
2. Kasus thalasemia