A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Data Subjektif
- Komunikasi inkoheren (saat pasien ditanyakan bagaimana tadi malam
apakah bapak mendengar bisikan yang mengajak bercakap-cakap?
Jawaban pasien masih sama berguman dan tidak jelas)
Data Objektif
- Pasien terlihat berbaring di tempat tidur, kadang-kadang duduk di
tempat tidur dan pasien bicara sendiri yang dibicarakannya tidak jelas
- Pasien terlihat tertawa terbahak-bahak sendiri
- Pasien mengajak perawat bercakap-cakap tetapi jawabannya inkoheren
dan hanya sebentar.
2. Diagnosa : Halusinasi pendengaran
3. Tindakan keperawatan :
a) Membina hubungan saling percaya
b) SP 1 :
1. Mendiskusikan jenis halusinasi pasien
2. Mendiskusikan isi halusinasi pasien
3. Mendiskusikan waktu halusinasi pasien
4. Mendiskusikan frekuensi halusinasi pasien
5. Mendiskusikan situasi yang menimbulkan halusinasi
6. Mendiskusikan respon pasien terhadap halusinasinya
7. Melatih pasien mengontrol halusinasinya : menghardik halusinasi
8. Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam
jadwal kegiatan harian
3. Terminasi
a) Evaluasi subjektif : “Bagaimana perasaan ibu A setelah kita latihan
tadi? Apakah ibu sudah bisa melakukannya
sendiri kalau suara-suara itu datang?”
b) Evaluasi objektif : “Tadi kita sudah ngobrol banyak, kira-kira ibu
masih ingat siapa saya? Bagaimana cara agar
mencegah suara itu datang lagi? Bisa ibu
peragakan? Bagus sekali (Reinforcement positif).
Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya?
Ibu mau berlatih menghardik pada jam berapa?”
c) Rencana tindak lanjut : “Baiklah, selanjutnya coba ibu A praktikkan
cara yang kita diskusikan tadi ketika suara-suara
itu muncul kembali”
“Ibu A sangat baik pada hari ini, sudah mau diajak bekerja sama. Kalau begitu
saya permisi dulu, kita bertemu lagi besok ya”.
STRATEGI PELAKSANAAN
Inisial : Ny. A No.CM :-
Ruang : Ruang Akut Tgl.interaksi : 15 November 2017
Pertemuan/ Sp : IV/II
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Data Subjektif
- Komunikasi inkoheren (saat pasien ditanyakan bagaimana tadi malam
apakah bapak mendengar bisikan yang mengajak bercakap-cakap?
Jawaban pasien masih sama berguman dan tidak jelas)
Data Objektif
- Pasien terlihat berbaring di tempat tidur, kadang-kadang duduk di
tempat tidur dan pasien bicara sendiri yang dibicarakannya tidak jelas
- Pasien kadang kadang terlihat tertawa sendiri
- Pasien mengajak perawat bercakap-cakap tetapi jawabannya inkoheren
dan hanya sebentar.
2. Diagnosa : Halusinasi pendengaran
3. Tindakan keperawatan :
a) Membina hubungan saling percaya
b) SP II :
1. Evaluasi kegiatan menghardik. Beri pujian
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat ( jelaskan 6 benar obat,
jenis, guna, dosis, frekuensi, kontinuitas minum obat )
3. Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa
4. Jelaskan akibat jika obat tidak diminum sesuai program
5. Jelaskan akibat putus obat
6. Jelaskan cara berobat
7. Masukkan pada jadwal kegiatan kegiatan untuk latihan
menghardik,minum obat, dan bercakap - cakap.
2. Kerja
“Ibu sebelum kita berbincang-bincang cara ke dua mengontrol
halusinasi, apakah ibu masih ingat cara mengontrol halusinasi yang sudah
saya ajarkan kemarin. Iya bagus sekali ibu, coba contohkan bu caranya
seperti apa. Bagus sekali bu sekarang kita akan melatih cara mengontrol
halusinasi dengan minum obat secara benar yang merupakan cara kedua
mengontrol halusinasi.”
“Ibu apakah sudah dapat obat dari Perawat? Ibu perlu meminum obat ini
secara teratur agar pikiran jadi tenang, dan tidurnya juga menjadi
nyenyak. Obatnya ada tiga macam, yang warnanya orange namanya CPZ
minum 3 kali sehari gunanya supaya tenang, yang warnanya putih
namanya Triheksifenidil ( THP ) minum 3 kali sehari supaya relaks dan
tidak kaku, yang warnanya merah muda ini namanya Haloperidol ( HLP )
gunannya untuk menghilangkan suara-suara yang ibu dengar. semuanya ini
harus ibu minum 3 kali sehari yaitu jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7
malam. Bila nanti mulut ibu terasa kering, untuk membantu mengatasinya
ibu bisa menghisap es batu atau minum air sedikit sedikit yang bisa diminta
pada perawat. Bila ibu merasa mata berkunang-kunang, ibu sebaiknya
istirahat dan jangan beraktivitas dulu. Jangan pernah menghentikan minum
obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya bu”.
“Sebelum ibu meminum obat lihat dulu label yang menempel di
bungkus obat, apakah benar nama ibu yang tertulis disitu. Selain itu ibu
perlu memperhatikan jenis obatnya, berapa dosis, satu atau dua butir obat
yang harus diminum, jam berapa saja obatnya harus diminum, dan cara
meminum obanya. Ibu harus meminum obat secara teratur dan tidak
menghentikannya tanpa konsultasi dengan dokter. Sekarang kita
memasukan waktu meminum obat kedalam jadwal ya ibu . cara mengisi
jadwalnya adalah jika ibu minum obatnya sendiri tanpa diingatkan oleh
perawat atau teman maka di isi dengan M artinya mandiri, jika ibu
meminum obatnya diingatkan oleh perawat atau oleh teman maka di isi B
artinya dibantu, jika ibu tidak meminum obatnya maka di isi T artinya
tidak melakukannya. Apakah bisa dimengerti bu? coba ibu ulangi kembali
cara mengisi jadwal kegiatan? Nah bagus, ibu sudah mengerti.”
“Kalau suara-suara bisikan sudah hilang. Obatnya tidak boleh
diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, karena kalau obatnya
putus, ibu akan kambuh lagi dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan.
Pastikan obat diminum pada waktunya dengan cara yang benar yaitu
diminum sesudah makan dan tepat jamnya. Ibu harus perhatikan berapa
jumlah obat sekali minum dan harus cukup minum 10 gelas per hari”
3. Terminasi
a) Evaluasi subjektif : “Bagaimana perasaan ibu A setelah kita
berbincang tadi ? Apakah ibu sudah mengerti
cara meminum obat benar yang telah saya
ajarkan ?”
b) Evaluasi objektif : “Tadi kita sudah ngobrol banyak, kira-kira ibu
masih ingat siapa saya? Bagaimana cara minum
obat yang benar? Bisa ibu peragakan? Bagus
sekali (Reinforcement positif). Bagaimana kalau
kita buat jadwal latihannya?
c) Rencana tindak lanjut : “Baiklah, selanjutnya sekarang kita masukan
kedalam jadwal minum obat yang telah kita buat
tadi ya bu. jangan lupa laksanakan dengan
teratur ya ibu ”
d) Kontrak : topik, waktu, tempat
Topik :“Bagaimana kalau besok kita bertemu kembali untuk
melihat manfaat minum obat dan berlatih cara untuk
mengontrol halusinasi yang ketiga yaitu bercakap-cakap
dengan orang lain. apakah ibu bersedia? melatih cara
untuk mencegah halusinasi?”
Tempat : “Nanti kita ngobrol disini lagi ya? Ibu setuju, kan?”
Waktu : “Ibu A maunya jam berapa? Bagaimana kalau jam 9
bu?”
“Ibu A sangat baik pada hari ini, sudah mau diajak bekerja sama. Kalau begitu
saya permisi dulu, kita bertemu lagi besok ya”.
STRATEGI PELAKSANAAN
Inisial : Ny. A No.CM :-
Ruang : Ruang Akut Tgl.interaksi : 26-01-2017
Pertemuan/ Sp : 6/III
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Data Subjektif
- Komunikasi inkoheren (saat pasien ditanyakan bagaimana tadi malam
apakah bapak mendengar bisikan yang mengajak bercakap-cakap?
Jawaban pasien masih sama bicara tidak jelas dan hanya bergumam)
Data Objektif
- Pasien terlihat berbaring di tempat tidur, kadang-kadang duduk di
tempat tidur dan pasien bicara sendiri yang dibicarakannya tidak jelas
- Pasien masih terkadang-kadang terlihat tertawa sendiri
- Pasien mengajak perawat bercakap-cakap tetapi jawabannya inkoheren
dan hanya sebentar.
- Pasien terlihat senang dengan halusinasinya
2. Diagnosa : Halusinasi pendengaran
3. Tindakan keperawatan :
a) Membina hubungan saling percaya
b) SP 3 :
1) Mengevaluasi kegiatan latihan menghardik dan obat. Kemudian beri
pasien pujian.
2) Melatih pasien cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
ketika halusinasi muncul.
3) Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi,
minum obat dan bercakap-cakap dalam jadwal kegiatan harian.
2. Kerja
“Ibu, apakah halusinasinya masih muncul? Apakah ibu sudah melakukan
dua cara yang sudah kita pelajari untuk menghilangkan suara-suara yang
mengganggu? Coba saya lihat jadwal kegiatan harian ibu? Bagus sekali
bu, sekarang coba saya lihat obatnya. Ya bagus sekali ibu minum obat
dengan teratur dan latihan menghardik suara-suara juga dilakukan dengan
teratur”.
“Sekarang coba ceritakan pada saya apakah dengan dua cara tadi suara-
suara yang ibu dengarkan berkurang? Coba sekarang praktikkan cara
menghardik suara-suara yang telah kita pelajari. Dan jelaskan kembali
pada saya cara minum obat dengan benar. Bagus sekali bu”.
“Jadi cara ketiganya yaitu bercakap-cakap dengan orang lain. Caranya
adalah jika ibu mulai mendengar suara-suara, langsung saja ibu cari
teman untuk diajak berbicara. Minta teman ibu untuk berbicara dengan ibu.
Contohnya begini bu: tolong berbicara dengan saya, saya mulai mendengar
suara-suara. Ayo kita ngobrol atau ibu minta pada perawatnya untuk
berbicara dengan ibu, seperti “bu tolong berbicara dengan saya karena
saya mulai mendengar suara-suara”. Silakan ibu praktekkan. Waah bagus
sekali bu. Jadi kita masukkan ya ke dalam jadwal kegiatan ibu”.
3. Terminasi
a) Evaluasi subjektif :“Bagaimana perasaan ibu A setelah kita
latihan tadi?”
b) Evaluasi objektif :“Jadi sudah berapa cara yang kita latih
untuk mengontrol suara-suara? Coba ibu
sebutkan. Bagus sekali bu”
c) Rencana tindak lanjut :“Baiklah, selanjutnya coba ibu A
praktikkan cara yang kita diskusikan tadi
ketika suara-suara itu muncul kembali dan
jangan lupa untuk melakukan cara ketiga
tadi agar suara-suara yang ibu dengarkan
tidak mengganggu ibu lagi”
d) Kontrak : topik, waktu, tempat
Topik : “Bagaimana kalau besok kita bertemu kembali untuk
melatih latihan selanjutnya untuk mencegah halusinasi
ibu?”
Waktu : “Ibu S maunya jam berapa? Bagaimana kalau jam 9 bu?”
Tempat : “Nanti kita ngobrol disini lagi ya? Ibu setuju, kan?”
“Ibu A sangat baik pada hari ini, sudah mau diajak bekerja sama”.
STRATEGI PELAKSANAAN
Inisial : Ny. A No.CM :-
Ruang : Ruang Akut Tgl.interaksi : 28 November 2017
Pertemuan/ Sp : 8/IV
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Data Subjektif
- Komunikasi terkadang inkoheren dan terkadang koheren (saat pasien
ditanyakan bagaimana tadi malam apakah bapak mendengar bisikan yang
mengajak bercakap-cakap? Jawaban pasien masih sama berguman dan
tidak jelas)
Data Objektif
- Pasien terlihat berbaring di tempat tidur, kadang-kadang duduk di tempat
tidur dan pasien bicara sendiri yang dibicarakannya tidak jelas
- Pasien terlihat tertawa sendiri
- Pasien mengajak perawat bercakap-cakap tetapi jawabannya terkadang
inkoheren,terkadang koheren dan hanya sebentar.
2. Diagnosa : Halusinasi pendengaran
3. Tindakan keperawatan :
a) Membina hubungan saling percaya
b) SP IV :
1) evaluasi kegiatan latihan menghardik,penggunaan obat dan bercakap
cakap. Beri pujian
2) Latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian
( mulai 2 kegiatan )
3) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum
obat, bercakap cakap dan kegiatan harian.
3. Terminasi
a) Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan ibu A setelah kita melakukan latihan tadi?
Apakah ibu sudah bisa melakukannya sendiri kalau suara-suara itu
datang?”
b) Evaluasi objektif
“Tadi kita sudah ngobrol banyak, kira-kira ibu masih ingat apa saja
yang dapat dilakukan untuk mengontrol halusinasi? Bagaimana cara
agar mencegah suara itu datang lagi? Bisa ibu peragakan? Bagus sekali
(Reinforcement positif). Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya?
Ibu mau melakukan kegiatan membersihkan kamar tidur dan menyapu
pada jam berapa?”
c) Rencana tindak lanjut
“Baiklah, selanjutnya coba ibu A praktikkan cara yang kita diskusikan
tadi ketika suara-suara itu muncul kembali”
d) Kontrak : topik, waktu, tempat
Topik : “Bagaimana kalau besok kita bertemu kembali untuk
melatih cara mengontrol halusinasi yang kelima untuk
mencegah halusinasi?”
Tempat : “Nanti kita ngobrol disini lagi ya? Ibu setuju, kan?”
Waktu : “Ibu A maunya jam berapa? Bagaimana kalau jam 9
bu?”
“Ibu A sangat baik pada hari ini, sudah mau diajak bekerja sama. Kalau begitu
saya permisi dulu, kita bertemu lagi besok ya”.
STRATEGI PELAKSANAAN
Inisial : Ny. A No.CM :-
Ruang : Ruang Akut Tgl.interaksi : 30 November 2017
Pertemuan/ Sp : 10/V
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Data Subjektif
- Komunikasi terkadang masih inkoheren tetapi kadang-kadang sudah
koheren (saat pasien ditanyakan bagaimana tadi malam apakah bapak
mendengar bisikan yang mengajak bercakap-cakap? Jawaban pasien
terkadang jelas tetapi terkadang masih bicara tidak jelas dan hanya
bergumam)
Data Objektif
- Pasien terlihat berbaring di tempat tidur, kadang-kadang duduk di tempat
tidur dan pasien bicara sendiri yang dibicarakannya tidak jelas
- Pasien masih terkadang-kadang terlihat tertawa sendiri
- Pasien mengajak perawat bercakap-cakap tetapi jawabannya terkadang
inkoheren dan terkadang koheren.
2. Diagnosa : Halusinasi pendengaran
3. Tindakan keperawatan :
2. Kerja
“Ibu, apakah halusinasinya masih muncul? Apakah ibu sudah melakukan
cara-cara yang sudah kita pelajari untuk menghilangkan suara-suara yang
mengganggu? Coba saya lihat jadwal kegiatan harian ibu? Bagus sekali
bu, sekarang coba saya lihat obatnya. Ya bagus sekali ibu minum obat
dengan teratur dan latihan menghardik suara-suara juga dilakukan dengan
teratur. Dan ibu juga sudah bisa berbincang dengan orang lain ketika
suara-suara datang. Coba sekarang praktikkan cara menghardik suara-
suara yang telah kita pelajari. Kemudian jelaskan kembali pada saya cara
minum obat dengan benar. Dan praktikkan cara bercakap-cakap dengan
orang lain. Serta praktikkan kembali kegiatan-kegiatan yang sudah
diajarkan kemaren. Bagus sekali bu”.
“Nah selain itu, masih banyak kegiatan yang dapat dilakukan seperti
melakukan kegiatan kebersihan diri (perawat mengajarkan dan
mencontohkan, pasien mendemontrasikan cara melakukan kebersihan diri
setelah perawat mengajarkan). Baik ibu, ibu bagus sekali sudah dapat
melakukan apa yang saya ajarkan dan ibu pelajari, bagus sekali ibu sudah
bisa menerapkannya dengan baik dan benar. Sekarang kegiatan latihan kita
sudah selesai, jadi ibu bisa menerapkan apa yang sudah saya ajarkan untuk
ibu lakukan sehari hari. Jadi kita masukkan ya ke dalam jadwal kegiatan
ibu”.
3. Terminasi
a) Evaluasi subjektif :“Bagaimana perasaan ibu A setelah kita latihan
tadi?”
b) Evaluasi objektif :“Jadi sudah berapa cara yang kita latih untuk
mengontrol suara-suara dan kegiatan yang sudah
diajarkan? Coba ibu sebutkan. Bagus sekali bu”
c) Rencana tindak lanjut :“Baiklah, selanjutnya coba ibu A
praktikkan cara yang kita diskusikan tadi
ketika suara-suara itu muncul kembali dan
jangan lupa untuk melakukan cara-cara
yang sudah diajarkan tadi agar suara-suara
yang ibu dengarkan tidak mengganggu ibu
lagi”
d) Kontrak : topik, waktu, tempat
“Ibu nanti kita jadwalkan kembali untuk waktunya bersama tim
kesehatan lainnya untuk ibu konsultasi dan tempatnya nanti bisa disini
saja serta bisa direncanakan kembali perihal masalah ibu”.
“Wassalamualaikum Bu”