Anda di halaman 1dari 4

LATIHAN SURVEILANS INFEKSI DAERAH OPERASI

PELATIHAN SURVEILANS 5-6 April 2016


(Dr Dalima AW, Perdalin)

Saudara bertugas di Ruang Rawat Bedah dengan kapasitas 24 bed, sebagai seorang IPCN. Anda
melakukan surveilans IDO, kondisi pasien yang dirawat, sebagai berikut :

Tanggal 1 September

1. Ny. A , usia 53 th, masuk ruang IGD RS tanggal 31 Agustus pkl 22.00 WIB, dengan keluhan
penurunan kesadaran, napas spontan, TD 180/100 mmHg. Diputuskan operasi kranial cito
dengan indikasi pendarahan otak. Kemudian dipindahkan ke Ruang Rawat pada pkl. 06.00
WIB setelah kondisi stabil pasca tindakan
2. Tn. B, usia 50 th, (pasien rujukan dari rumah sakit lain) datang tanggal 29 Agustus dengan
keluhan retensi urin akibat hipertrofi prostat. Diputuskan melakukan tindakan prostatektomi
tanggal 30 Agustus jam 08.00. Pasca tindakan pasien dirawat di ruangan dengan terpasang
kateter urin.
3. Ny. C, usia 56 th, dirawat sejak tanggal 28 Agustus, keluhan nyeri perut mendadak, dengan
diagnose apendisitis perforasi. Tindakan operasi dilakukan tanggal 29 Agustus. Kondisi pasien
pagi ini demam 38,5 C tanpa antipiretik, leukosit darah meningkat, luka operasi bersih.
4. Tn. D usia 38 th, masuk ruang rawat Bedah tanggal 29 Agustus setelah dilakukan tindakan
operasi cito akibat kecelakaan lalu lintas. Kondisi luka tenang, pasien afebris, kondisi stabil.
5. Ny. E, usia 60 th, masuk ruang rawat bedah pasca histerektomi pada tanggal 26 Agustus.
Kondisi umum baik. Rencana pulang hari ini.

Tanggal 2 September

1. Ny. A, usia 53 th, pasca operasi cito kranial dengan indikasi pendarahan otak. Kondisi
stabil pasca tindakan, suhu afebris, tanda vital normal.
2. Tn. B, usia 50 th, pasca tindakan prostatektomi terpasang kateter urin. Urin dalam bag
penampung tampak agak kemerahan. Hasil urinalisis jumlah eritrosit dan leukosit meningkat.
3. Ny. C, usia 56 th, pasca tindakan operasi 4 hari. Pasien masih demam dalam pemberian
antipiretik dan antibiotik, luka operasi bersih, leukositosis, pasien tampak stabil. Rencana
ganti antibiotik, karena belum tampak perbaikan klinis.
4. Tn. D usia 38 th, 4 hari pasca tindakan operasi cito fraktur femur terbuka akibat kecelakaan
Lalu lintas. Tadi malam pasien mengalami demam, menggigil, suhu 38,5 C dalam kondisi
pemberian antibiotik. Rencana hari ini periksa darah.
5. Tn F usia 40 th, masuk pkl 10.00, post operasi amputasi kaki kanan akibat gangren diabetik
pagi tadi jam 08.00. Kondisi pasien stabil.

Tanggal 3 September

1. Ny. A, usia 53 th, pasca operasi cito kranial dengan indikasi pendarahan otak. Kondisi
stabil pasca tindakan, suhu afebris, tanda vital normal. Rencana mobilisasi segera.
2. Tn. B, usia 50 th, pasca tindakan prostatektomi terpasang kateter urin. Kondisi umum stabil,
dalima.aw/perdalin/1 | P a g e
tidak ada keluhan nyeri. Rencana hari ini ulang urinalisis dan periksa biakan urin dari
spesimen aspirasi kateter.
3. Ny. C, usia 56 th, pasca tindakan operasi 5 hari. Pasien masih demam, antibiotik sudah diganti,
luka operasi bersih, rencana kontrol jumlah leukosit, pasien tampak stabil, masih mengeluh
nyeri ditempat operasi.
4. Tn. D usia 38 th, 5 hari pasca tindakan operasi cito fraktur femur terbuka akibat kecelakaan
lalu lintas. Pasien masih demam, suhu 38,5 C dalam kondisi pemberian antibiotik. Hasil lab
darah leukosit meningkat, laju endap darah tinggi. Luka operasi tampak rembes cairan agak
kental kuning kemerahan. Rencana hari ini biakan cairan rembesan luka.
5. Tn F usia 40 th, post operasi amputasi kaki kanan akibat gangren diabetik. Kondisi pasien
stabil, tanda vital normal, pasien mengeluh masih terasa nyeri.

Tanggal 4 September

1. Ny. A, usia 53 th, pasca operasi cito kranial dengan indikasi pendarahan otak. Kondisi stabil
pasca tindakan, suhu afebris, tanda vital normal. Sudah mobilisasi, rencana pulang bila kondisi
tetap stabil. Hari ini kateter intravena dilepas.
2. Tn. B, usia 50 th, pasca tindakan prostatektomi terpasang kateter urin. Kondisi umum stabil,
Tidak ada keluhan nyeri. Hasil urinalisis ditemukan tanda infeksi, hasil biakan urin diharapkan
2 hari lagi. Hasil sementara melalui telepon positip.
3. Ny. C, usia 56 th, dirawat 6 hari sejak operasi apendektomi perforasi. Pasien masih demam
dalam pemberian antipiretik dan antibiotik, luka operasi bersih. Pemeriksaan jumlah leukosit
belum turun secara bermakna, pasien tampak stabil, nyeri tempat operasi belum berkurang.
Rencana pemeriksaan PCT untuk monitoring respon terapi.
4. Tn. D usia 38 th, 6 hari pasca tindakan operasi cito fraktur femur terbuka akibat kecelakaan
lalu lintas. Pasien masih demam, suhu 38,5 C dalam kondisi pemberian antibiotik. Luka operasi
tampak rembes cairan agak kental kuning kemerahan. Hasil biakan cairan rembesan
menunggu sekitar 2 hari. Laporan sementara melalui telpon kokus Gram positip. Rencana
menggunakan pembalut luka absorben, monitor tanda vital pasien.
5. Tn F usia 40 th, post operasi amputasi kaki kanan akibat gangren diabetik. Kondisi pasien
stabil, tanda vital normal, pasien mengeluh masih terasa nyeri.

Tanggal 5 September

1. Ny. A, usia 53 th, pasca operasi cito kranial pulang hari ini.
2. Tn. B, usia 50 th, pasca tindakan prostatektomi terpasang kateter urin. Kondisi umum stabil,
tidak ada keluhan nyeri. Hasil biakan urin diharapkan 1 hari lagi. Hasil sementara positip
batang Gram negatip > 100 koloni.

3. Ny. C, usia 56 th, dirawat pasca tindakan operasi 7 hari. Pasien masih demam dalam
pemberian antipiretik dan antibiotik, luka operasi bersih. Pemeriksaan jumlah leukosit belum
turun secara bermakna, pasien tampak stabil, nyeri tempat operasi sedikit berkurang. Hasil
PCT masih tinggi. Rencana biakan darah.
4. Tn. D, usia 38 th, 7 hari pasca tindakan operasi cito fraktur femur terbuka akibat kecelakaan
lalu lintas. Pasien masih demam, suhu 38,1 C dalam kondisi pemberian antibiotik. Hasil
keukosit darah masih tinggi, luka operasi masih tampak rembes cairan agak kental kuning
kemerahan, Hasil biakan cairan rembesan menunggu besok.
5. Tn F usia 40 th, post operasi amputasi kaki kanan akibat gangren diabetik. Kondisi pasien
stabil, tanda vital normal, pasien mengeluh masih terasa nyeri. Bila kondisi stabil, pasien
rencana dipulangkan besok dan kontrol di poli.
dalima.aw/perdalin/2 | P a g e
6. Tn G usia 65 tahun, masuk ruang rawat bedah dengan keluhan akut abdomen, sudah
dilakukan tindakan eksplorasi di IGD semalam jam 02.00.

Tanggal 6 September

1. Tn. B, usia 50 th, pasca tindakan prostatektomi terpasang kateter urin. Kondisi umum stabil,
tidak ada keluhan nyeri. Hasil biakan urin ditemukan E.coli, jumlah >10 5 kuman/mL, antibiotik
yang diberikan sensitif terhadap kuman yang tumbuh. Hasil urinalisis ditemukan perbaikan
tanda infeksi. Hari ini rencana aff kateter bila sudah memungkinkan atau ganti kateter baru
bila masih diperlukan.
2. Ny. C, usia 56 th, pasca tindakan operasi 8 hari. Pasien masih demam dalam pemberian
antipiretik dan antibiotik, luka operasi bersih. Pemeriksaan jumlah leukosit belum turun
secara bermakna, pasien tampak stabil, nyeri tempat operasi sedikit berkurang. Hasil PCT
masih tinggi. Hasil biakan darah 3 hari lagi.
3. Tn. D usia 38 th, 8 hari pasca tindakan operasi cito fraktur femur terbuka akibat kecelakaan
lalu lintas. Pasien masih demam, suhu 38,1 C dalam kondisi pemberian antibiotik. Hasil
keukosit darah masih tinggi, luka operasi masih tampak rembes cairan agak kental kuning
kemerahan, Hasil biakan cairan ditemukan S. aureus sudah resisten antibiotik yang diberikan.
Rencana ganti jenis antibiotik yang masih sensitif.
4. Tn F usia 40 th, post operasi amputasi kaki kanan akibat gangren diabetik. Kondisi pasien
stabil, tanda vital normal, pasien mengeluh masih terasa nyeri. Kondisi pasien stabil, rencana
pulang hari ini. Kontrol di poli 3 hari lagi, monitoring sampai 30 hari oleh petugas Poli Rawat
Jalan.
5. Tn G usia 65 tahun, dengan keluhan akut abdomen, pasca tindakan eksplorasi di IGD 1 hari.
Pasien tampak sakit berat, suhu 40,1C, leukosit darah 25000/uL, PCT meningkat tinggi. Pasien
dalam pemberian antibiotik empiris. Daerah sekitar tindakan eksplorasi kemerahan, kering
tidak tampak pus.

Tanggal 7 September

1. Tn. B, usia 50 th, pasca tindakan prostatektomi terpasang kateter urin. Kondisi umum stabil,
tidak ada keluhan nyeri. Hasil biakan urin ditemukan E.coli, jumlah >10 5 kuman/mL, antibiotik
yang diberikan sensitif terhadap kuman yang tumbuh. Hasil urinalisis ditemukan perbaikan
tanda- tanda infeksi.
2. Ny. C, usia 56 th, pasca tindakan operasi 9 hari. Pasien masih demam dalam pemberian
antipiretik dan antibiotik, luka operasi bersih. Pemeriksaan jumlah leukosit belum turun
secara bermakna, pasien tampak stabil, nyeri tempat operasi sedikit berkurang. Hasil PCT
masih tinggi. Hasil biakan darah 2 hari lagi.
3. Tn. D usia 38 th, 9 hari pasca tindakan operasi cito fraktur femur terbuka akibat kecelakaan
lalu lintas. Pasien masih demam, suhu 38,0 C, antibiotik sudah diganti yang sensitif sesuai
hasil biakan. Hasil keukosit darah masih tinggi, luka operasi masih tampak rembes cairan
agak kental kuning kemerahan.
4. Tn G usia 65 tahun, dengan akut abdomen, pasca tindakan eksplorasi di IGD 2 hari. Pasien
tampak sakit berat, suhu 40,2 C, leukosit darah 25000/uL, PCT meningkat tinggi. Pasien dalam
pemberian antibiotik empiris. Hari ini rencana periksa biakan darah. Daerah operasi

dalima.aw/perdalin/3 | P a g e
kemerahan, mulai tampak basah, tidak tampak pus.

TUGAS :
1. Hitung rate IDO berdasarkan kategori jumlah operasi selama 7 hari.
2. Hitung rate IDO berdasarkan jenis operasi bersih, bersih tercemar, tercemar. kotor selama 7 hari
3. Untuk menghitung rate IDO secara NNIS ( index score) diperlukan data lengkap
(Pilih salah satu jawaban paling tepat) :

A. Rekam medik pasien


B. Diagnosis kondisi pasien
C. Laporan lengkap operasi
D. Jenis operasi, nilai ASA, lama durasi operasi
E. Laporan Time Out

dalima.aw/perdalin/4 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai