Anda di halaman 1dari 51

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Dasar-dasar Turbin Uap .

Secara prinsip terdapat dua jenis turbine uap : reaction dan impulse turbine

(Gambar 2.1). Pada reaction turbine, uap mengembang pada kedua stationary dan

moving blades. Moving blades dirancang untuk memanfaatkan energy jet uap dari

stationary blades dan bertindak sebagai nozzle nya sendiri. Karena moving blades

adalah nozzle yang bergerak, kekuatan reaksi – dihasilkan oleh penurunan tekanan

pada nya – pelengkap kekuatan steam jet dari stationary blades. Gabungan

kekuatan ini menghasilkan putaran.

Untuk dapat beroperasi secara efisien, reaction turbine harus dirancang

dengan meminimalkan kebocoran disekitar blades yang berputar. Hal ini

dilakukan dengan membuat clearance internal yang relative paling kecil. Reaction

turbines juga biasanya membutuhkan balance piston (sama seperti yang

digunakan pada kompresor sentrifugal kapasitas besar) karena beban dorong yang

besar yang dihasilkan.

Karena pertimbangan ini, reaction turbine sangat jarang digunakan pada

penggerak mekanik di amerika, meskipun kadang-kadang pada awalnya memiliki

8
efisiensi yang tinggi. Reaction turbine, bagaimanapun, tersebar luas digunakan di

Eropa dan Negara lainnya.

Impulse turbine memiliki sedikit atau bahkan tidak terdapat penurunan

tekanan pada moving blades. Tenaga uap ditransfer pada keseluruhan rotor oleh

hentakan jets uap ke moving blades (lihat gambar 2.2).

Impulse Blading Reaction Blading

Tekanan Tekanan
diasumsikan psia diasumsikan psia
(bar) (bar)

1. 100 (6.9) 1. 100 (6.9)


2. 81 (5.6) 2. 95 (6.6)
3. 80 (5.5) 3. 90 (6.2)

1. Jarak lebih lebar 1. Diameter Seal


dengan jumlah Terbesar.
gigi yang 2. Stages yang lain.
banyak. 3. Jarak tersempit
2. Diameter Kecil dengan jumlah
Bocoran. gigi yang
3. Lubang Balance sedikit.
4. Diameter Shaft
Terbesar

Gambar 2.1. Gambaran Impulse dan Reaction Blade (General Electric company,

Fitchburg, Mass)

Vj (jet velocity) Vb (blade velocity) = 0

9
Apabila rotor turbin terkunci, maka steam jet memberikan daya maximum pada

blades, akan tetapi tidak ada usaha yang dihasilkan karena blade tidak bergerak.

Vj Vb = Vj/4

Apabila blade bergerak sebanyak ¼ dari jet velocity, daya pada blade akan

berkurang, akan tetapi ada usaha yang dihasilkan karena pergerakan terjadi pada

blade.

Vj Vb = Vj/2

Usaha maximum dapat dihasilkan ketika blade bergerak pada ½ kecepatan jet.

Relative velocity uap yang meninggalkan blade adalah nol.

10
Vb / Vj
Gambar 2.2 Prinsip Impulse (The Elliot Company, Jeannette, Pa)

Karena secara teori tidak terdapatnya penurunn tekanan yang melalui

moving blades (dan dengan demikian tidak ada reaksi), clearances internal besar,

dan tidak memerlukan balance piston. Fitur ini membuat impulse turbine kokoh

dan tahan lama yang dapat bertahan di kondisi heavy-duty pada aplikasi

mechanical drives saat ini.

2.2 Turbine Tipe Condensing Ekstraksi Otomatis.

Unit ini menyediakan tambahan fleksibilitas pengoperasian dan

kemampuan mengontrol pembangkit listrik, juga proses tekanan header. Ini juga

sangat cocok kogenerasi pihak ketiga karena mampu menangani variasi kebutuhan

uap sambil mempertahankan pasokan tenaga listrik pada jaringan. Ini dapat dibuat

sesuai ukuran untuk mempertimbangkan pembangkit listrik yang melebihi dari hal

yang berhubungan dengan aliran uap ekstraksi.

11
Ekstraksi Otomatis Condensing Tunggal (b)

Ekstraksi Otomatis Condensing Ganda (c)

12
Ekstraksi Otomatis Condensing Ganda (d)

Gambar 2.3 Tampak potongan pada tipikal penggerak mekanik turbine uap.

(General Electric company, Fitchburg, Mass)

Ekstraksi/ admission otomatis valve gear biasanya digunakan ketika aliran

ekstraksi atau admission lebih besar dari 25 persen dari aliran yang melalui

turbine.

Turbine uap condensing ekstraksi otomatis tunggal terlihat pada gambar

2.3b. Ini adalah casing tunggal, mesin beraliran tunggal dengan dua bearing.

Mesin ini dilengkapi dengan cam-lift valve dan 360 0 nozzle box. Ini biasa

digunakan pada turbine dengan tekanan inlet melebihi 900 psig (62.0 bar).

Turbine ini juga dilengkapi dengan konstruksi double-shell antara inlet nozzle box

dengan valve ekstraksi. Disain double-shell membatasi tekanan uap dan

temperature yang berhubungan dengan outer casing. Desain ini menyediakan

tingkat fleksibel yang tinggi pada turbine casing yang dibutuhkan oleh mesin yang

mengharuskan penyesuaian pada beberapa variasi proses. Konfigurasi valve

ekstraksi pada gambar 2.3b juga merupakan sebuah desain valve dengan

13
mekanisme bar lift. Ruangan uap dibuat dengan cara fabrikasi yang memiliki

pembatas aliran uap pada setiap valve ke beberapa nozzle pada diaphragm

ekstraksi. Batasan pengontrolan pada pada valve ini adalah +/- 10 persen dari

tekanan normal pada tingkatannya. Keuntungan terbesar pada valve ekstraksi

internal adalah kemampuan mengontrol aliran dari pembukaan lebar sampai hanya

kecil ke bagian kondensasi yang dibutuhkan untuk menjaga bagian tersebut tetap

dingin.

Turbine uap condensing dengan otomatis ekstraksi ganda ditunjukkan

pada gambar 2.3c. Ini menggunakan casing tunggal, mesin aliran tunggal dengan

dua buah bearing. Casing terbuat dari baja cor belahan kebawah ke ekstraksi

kedua yang menggunakan sambungan vertical. Bagian atas dan bawah komponen

casing diikat bersama dengan sambungan horizontal. Inlet valve adalah valve

terkecil dengan mekanisme bar lift.

Turbine dengan ekstraksi otomatis ganda yang di tunjukkan pada gambar

2.3d memilki komponen inlet valve yang sama dengan mesin sebelumnya akan

tetapi memiliki bagian cam-lift valve dengan sebuah nozzle box cor untuk

ekstraksi pertama.Ini adalah tipikal disain yang digunakan untuk batas tekanan

ekstraksi menengah dari 650 sampai 250 psig (45 sampai 17 bar). Ekstraksi yang

kedua adalah bar lift dengan disain kumparan.

2.3 Rotor untuk Reaction Turbine.

Selama dua dekade pertama pada abad ini, produsen yang berpengalaman

menggunakan rotor dari besi solid tempa/ solid forged untuk turbine yang kecil.

Untuk unit besar mereka lebih memilih rotor rakitan, terdiri dari beberapa

14
piringan yang disusutkan pada poros inti. Untuk unit yang kecil rotor dari besi

solid tempa masih standar, akan tetapi untuk mesin yang besar, disain piringan

yang disusutkan tidak dipergunakan lagi karena level tegangan yang tinggi.

Artikel dari sumber independent setuju dengan level tegangan dan kualitas pada

tipe rotor ini.

2.3.1 Rotor Padat/ Solid

Rotor padat dapat didefinisikan sebagai baja padat ditempa dari potongan

tunggal (monoblok). Pilihan apakah rotor padat digunakan tergantung pada

prosedur start-up. Suhu dan kondisi stres yang timbul karena penerimaan uap

panas ke rotor dingin harus tahu persis dan dikendalikan. Hal ini karena tegangan

termal karena suhu yang berbeda antara permukaan dan garis tengah rotor

menentukan apakah dapat diproduksi sebagai rotor padat.

Faktor yang bertanggung jawab atas tingkat tegangan pada rotor pada

dasarnya adalah temperature uap, geometri (diameter) dari ujung rotor,

khususnya, waktu yang tersedia untuk mencapai kondisi beban penuh. Hubungan

yang tepat antara kriteria ini telah ditetapkan berikut pengujian ekstensif oleh

produsen tersebut. Jika kondisi operasi tertentu melampaui batas untuk rotor solid,

kemudian jenis rotor dengan cara pengelasan menjadi pilihan.

Perhitungan finite elemen hingga memungkinkan prosedur start-up

ditetapkan, dan memungkinkan prediksi yang akurat harus dibuat tentang

temperature dan kondisi stres yang terjadi setiap saat antara start-up dan kondisi

stasioner.

15
Gambar 5.6 menunjukkan jaring elemen hingga dari bagian temperature

tinggi dari rotor solid untuk 45 MW turbin condensing. Jaring ini memungkinkan

bidang isotermal dan tegangan operasi ditetapkan.

2.3.2 Material untuk Solid Rotor

Produsen berpengalaman sering menggunakan St 460 TS dan 461 TS baja

untuk rotor padat. Sifat mekanis dari baja tersebut dan perilaku mereka selama

periode yang lebih lama berada di bawah penelitian selama bertahun-tahun. Dasar

penyelidikan fraktur mekanik telah memberikan informasi mengenai kekuatan

retak, retak kecepatan propagasi, serta keseluruhan diajukan perilaku patah getas.

Analisis kimia dan sifat mekanik material rotor St 460 TS dan St 461 TS

diberikan dalam tabel 2.1.

St 460 TS St 461 TS

Chemical composition in %

C 0.17 ÷ 0.25

Mn 0.30 ÷ 0.50

Cr 1.20 ÷ 1.50

Ni Max. 0.60/ 0.50 ÷ 0.80

Mo 0.70 ÷ 1.20

V 0.25 ÷ 0.35

Mechanical properties, kgf/mm2

Fracture point at 200C B 70 ÷ 85

Yield point at 200C s Min. 60

16
Table 2.1 Kandungan dan komposisi baja untuk solid rotor.(Asea Brown-Boveri,

Baden,Switzerland)

Hubungan antara tegangan komparatif dan tegangan yang diijinkan

(tergantung pada suhu) pada setiap titik tertentu mewakili sejauh mana desain

rotor sepenuhnya dianalisis.

Rotor harus dikenakan prosedur pengujian yang ketat. Setiap rotor harus

pre-machined dan pengujian ultrasonic dalam pabrik baja. Sifat mekanik baja

biasanya diperiksa menggunakan potongan uji sebelum material forging dikirim.

Potongan uji diambil dari bagian eksternal serta kerucut rotor. Nilai untuk

kekuatan tarik, titik luluh/ yield point, dan takik kekuatan repture harus memenuhi

semua persyaratan yang ditetapkan.

Jika diperlukan, pengujian run-ou hangat dilakukan pada rotor untuk

menetapkan perilaku pada saat operasi. Selama tes ini rotor akan menunjukkan

kecenderungan untuk membengkok (unbalance) pada suhu tinggi jika strukturnya

tidak homogen dan jika tegangan residual tidak beraturan terdapa perlakuan

panas.

Dari sudut pandang pengguna, kepercayaan terhadap integritas padat rotor

turbin uap harus dibuat bergantung pada pengalaman yang menguntungkan pada

titik yang direkomendasikan oleh produsen. Metode perhitungan dan pendekatan

desain harus diverifikasi untuk akurasi dan validitas yang konstan. Kedua

pemasok baja dan produsen turbin harus memantau pengujian ekstensif pada

berbagai tahap produksi rotor.

17
2.4 Blade Tekanan Rendah Baris Terakhir

Dengan menaikkan beban turbine maka secara teknik dibutuhankan untuk

meningkatkan daerah exhaust baris terakhir pada turbine condensing. Satu cara

untuk memenuhi kebutuhan adaah dengan mengatur dua atau lebih baris terakhir

secara parallel. Pada khususnya pada turbine casing tunggal, yang menyebabkan

besarnya jarak rongga bearing dan karenanya, pada rotor yang sensitive.

Kedua, berarti lebih jelas, untuk menaikkan rasio puncak ke pusat pada

baris terakhir yaitu dengan membuat blade balis terakhir lebih panjang. Blade

yang ramping masih dapat sesuai dengan persyaratan keandalan selama tingginya

kekakuan blade atau mode frekuensi natural tetinggi telah tercapai.

Produsen turbine uap yang berpengalaman memilih rasio terkecil blade-to-

chord. Disain ini menghasilkan tegangan low-steam bending dan hingga tegangan

dynamic blade rendah. Blade terpasang pada rotor dengan roots yang terbuka

lebar dan pin tirus. Tipe root seperti ini dapat dibuat dengan toleransi yang kecil,

walaupun pada ukuran yang kecil, gigi root mendapat pembebanan yang sama.

Kecepatan putaran bervariasi sangat dipertimbangkan antara pusat dan

ujung blade oleh karena itu profil blade foil dan sudut stagger sepanjang

ketinggian blade harus sesuai pada berbagai arah aliran.

Kecepatan/ velositi aliran tinggi pada blade ramping baris terakhir karena

kecepatan keliling/ putaran yang tinggi. Uap dibagian blade dipercepat dari aliran

subsonic ke supersonic dan hingga aliran transonic diperoleh.

18
Karena kekuatan besar gaya sentrifugal terjadi sepanjang blade baris

terakhir, ketebalan profil nya berkurang dari pangkal hingga ujung blade.

Kerena blade di disain untuk beroperasi pada kecepatan bervariasi, maka

harus mampu berputar dengan aman pada titik resonan. Frekwensi resonan harus,

oleh karena itu, menjadi setinggi tingginya, dan blade row harus memiliki

damping yang cukup.

Ini tidak mungkin pada blade baris terakhir yang berdiri bebas

menyediakan integral shrouding karena blade yang tirus. Blade row terakhir

saling berhubungan oleh lacing bar yang terpasang longgar. Lubang tertutup

dibutuhkan untuk lacing bar ini yang di machining pada lubang yang di cetak

menjadi satu guna mengurangi kelemahan dan melindungi dari konsentrasi

tegangan berlebihan disekitar lubang (Gambar.2.4)

Ketika blade berputar, tegangan sentrifugal menekan lacing bar terhadap

dinding luar bagian atas pada lubang. Semua blade oleh karena itu harus

dihubungkan pada kesatuan system vibrasi. Hubungan kesatuan ini menaikkan

frekuensi resonan dan menjadikan kreasi resonan lebih tidak mungkin; pada

sistem sambungan, resonan hanya terjadi ketika frekuensi eksitasi sama terhadap

frekuensi natural dan ketika kekuatan eksitasi yang menyertai pada seluruh

lingkaran serentak sama ke mode karakteristik.

19
Gambar 2.4 Integrally forged bosses blade tekanan rendah pada turbine reaksi

(Siemens Power Corporation, Milwaukee, Wis and Erlangen, Germany)

Tegangan bengkok bolak balik terjadi pada blade yang terikat kawat/

lacing wire lebih rendah dari pada tegangan yang dimiliki blade yang berdiri

bebas dibawah kondisi kecepatan resonan. Ini dikarenakan tingginya resonan dan

keluar dari fase vibrasi blade yang terikat kawat.

Apabila aplitudo vibrasi tinggi terjadi, gesekan antara lacing bar dan

lubang bagian dalam meredam lebih lanjut vibrasi aplitudo.

Karena lacing wire ditopang dengan baik pada kedua sisi, sambungan

adalah tipikal toleransi fabrikasi bebas pada lubang, sambungan pada semua blade

menjadi terjamin bahkan pada kecepatan rendah.

Koefisien redaman dan pengaruh lacing bar pada frekuensi natural di

deretan blade sangat sulit di kalkulasi. Mereka, oleh karena itu, ditentukan oleh

pengukuran (Grafik 2.1 dan 2.2). Ini sebabnya mengapa alat ukur untuk

pengukuran regangan pada tegangan bengkok bolak balik adalah lebih biasanya

20
dibuat pada blade yang sebenarnya dalam kondisi operasi. Grafik 2.3

menunjukkan satu set hasil: tidak terlalu bernilai tinggi melampaui seluruh aliran

massa dan batas kecepatan.

Grafik 2.1 Diagram Campbell pada sebuah blade berdiri bebas. Dimana

pengukuran titik resonan dilakukan ketika turbine beroperasi. (Siemens Power

Corporation, Milwaukee, Wis and Erlangen, Germany)

21
Grafik 2.2 Pengukuran Alternating bending stress pada blade berdiri bebas yang

dibebani di titik resonan. Alternating bending stress maksimum pada blade

dengan lacing bar hanya 10 persen dari stress blade berdiri bebas. (Siemens Power

Corporation, Milwaukee, Wis and Erlangen, Germany)

Grafik 2.3 Diagram Campbell pada blade yang sama teredam oleh lacing wire

yang terpasang longgar. (Siemens Power Corporation, Milwaukee, Wis and

Erlangen, Germany)

Case-stage blade tipis digunakan pada turbine uap mulai dari 15.000 r/min

sampai 3.000 r/min. Blade pada umumnya dibuat secara seri dan geometris blade

berbentuk sama. Jika kecepatan keliling sama adalah dipilih untuk semua ukuran

blade, karakteristik mekanikal dan aerodynamic akan juga sama pada semua

ukuran blade. Desain tipikal berupaya mewujudkan sejumlah tujuan :

22
Semua tegangan dihasilkan oleh gaya sentrifugal dan momen steam

bending pada blade dan root memiliki magnitude untuk semua ukuran

blade.

Rasio frekuansi natural pada blade ke frekuensi putaran maximum adalah

identik pada semua ukuran blade.

Kondisi uap yang sama sebelum dan sesudah lingkaran blade, kecepatan

aliran pada setiap titik daerah aliran adalah sama untuk semua ukuran

blade. Oleh karena itu, jumlah Mach juga sama.

Apabila kondisi uap pada sisi masuk dan keluar pada lingkaran blade dan

kecepatan sekeliling pada berbagai ukuran blade terjaga konstan, efesiensi

blade tidak tergantung pada ukuran blade. Lebih dari itu, exit loss sebagai

fungsi dari volume aliran dan kecepatan sekeliling adalah sama pada

semua ukuran blade. Karenanya, pengukuran secara mekanikal dan

aerodynamic diperoleh pada ukuran blade khususnya yang dapat

dipindahkan kepada semua ukuran lain dari seri blade. Ini juga berlaku

untuk pengalaman operasi secara keseluruhan, yaitu pengalaman yang

diperoleh dengan blade tertentu pada seri ini dan akan berlaku kepada

semua ukuran blade pada seri tersebut.

2.5 Konstruksi Lacing/ Damping Wire

Desain reaction blade panjang tanpa shroud dengan kekakuan yang cukup

tinggi untuk meningkatkan natural frekuensi menjadi hampir impractical/ tidak

praktis. Konstruksi blade menggunakan pedoman desain standar mungkin tidak

menghasilkan desain yang dapat diterima dalam situasi seperti ini. Targetnya

23
adalah untuk menjaga stres tingkat rendah pada blade dan untuk meningkatkan

natural frekuensi blade untuk tingkat yang lebih tinggi. Namun, berkali-kali ini

tidak layak, dan dalam situasi sebuah desain lacing/ damping wire menjadi

menarik. Jenis desain ini sangat efektif bila kebutuhannya adalah untuk

menyediakan lebih redaman/ damping dalam mode tertentu. Kadang-kadang jenis

desain ini telah terbukti mengurangi stres getaran dengan 10 kali lipat.

Ada beberapa kerugian untuk jenis konstruksi ini, seperti hambatan pada

jalur aliran yang dapat mengurangi kinerja, tingkat kebisingan yang lebih tinggi,

dan konsentrasi stress karena lubang pada blade yang harus dihadapi. Daerah ini

akan mengalami erosi, fretting wear, fretting fatigue, dan kehilangan berat blade,

dan mungkin mengubah beberapa natural frekuensi pada blade.

Banyak jenis konstruksi telah digunakan dalam desain blade. Beberapa di

antaranya penggunaan single continues wire, beberapa wire pada ketinggian blade

yang berbeda, dan wire yang meliputi nomor-nomor tertentu dari blade sebagai

paket. Beberapa yang khas ditunjukkan dalam gambar. 2.5 sampai 2.10

Karena banyak faktor persaingan, desain lacing wire merupakan upaya yang

rumit. Beberapa guidelines ini berdasarkan pelajaran yang dipelajari oleh banyak

peneliti yang diberikan di sini.

Lokasi wire pada blade pada pisau sebagian besar tergantung pada bentuk

modus yang harus ditargetkan akan teredam. Disadari bahwa mode rendah

memiliki amplitudo vibrasi yang besar, dan mode ini adalah target untuk

mengurangi amplitude vibrasi pada blade yang panjang.

24
Gambar : 2.5 Single continues lacing wire

Gambar : 2.6 Single lacing wire dengan blades dalam packets

Gambar : 2.7 Multiple lacing wire pada dua lokasi radial

Gambar : 2.8 Packets dengan multiple wires

25
Gambar : 2.9 Staggered packets dengan multiple wires

Gambar : 2.10 Multiple wires dalam susunan parallel (Blade design & analysis for

steam turbine, Murari Singh, Phd – George Lucas, PE)

Order modes yang lebih tinggi memiliki amplitudo vibrasi rendah pada

frekuensi yang lebih tinggi. Lower order modes, seperti tangential, first axial, dan

tensional modes pertama, seharusnya adalah vibrasi tertinggi di ujung blade.

Menempatkan wire dekat ke ujung akan menjadikan beban sentrifugal tinggi

dalam lubang akibat lacing wire. Lokasi yang biasa terletak dari 67 persen sampai

87 persen dari ketinggian blade.

Jika kekakuan tidak diperlukan untuk menaikkan frekuensi, jenis wire

longgar pada lacing wire dilaporkan dapat mengurangi stres getaran sekitar 10

kali (Arkedyev, 1968; Yampalskaya dan Arkedyev, 1965; Heger et al, 1965).

Konstruksi wire longgar tampaknya tidak menjadi pengaruh yang besar pada

natural frequency, dan jenis brazing konstruksi dapat mengubah frekuensi. Desain

26
dengan wire longgar mengurangi luas blade di dekat lubang, dan lubang juga

memperlihatkan konsentrasi tegangan.

Kawat harus design (1) memiliki beban rendah dan (2) untuk mengurangi

kehilangan aerodinamis. Kawat ukuran besar digunakan ketika perubahan dalam

frekuensi diinginkan, tapi harus berhati-hati dengan tegangan dekat lubang akibat

beban sentrifugal. Wire tersebut mengalami centrifugal stress and bending stress

selama gerakan vibrasi. Beberapa konstruksi telah diterapkan peningkatan

ketebalan blade di dekat lubang untuk mengurangi tegangan dekat lubang, yang

memiliki dampak negatif pada kinerja. Pilihan pertama bahan untuk wire adalah

blade. Bahan yang kurang padat untuk wire juga telah digunakan. Bahan yang

berbeda harus ditangani dengan hati-hati untuk menghindari korosi dalam daerah

basah.

2.5.1 Penentuan Pengaruh Jumlah Blade dalam Paket.

Ketika blade dikelompokkan dalam paket melalui lacing wire baik koneksi

longgar atau kokoh, pengurangan besar pada tegangan vibrasi dapat dicapai

dibandingkan dengan blade tunggal tanpa kawat. Arkedyev (1968) memberikan

persamaan berikut untuk memperkirakan sebuah factor pengurangan µ g , dan

targetnya adalah untuk mengurangi faktor untuk mencapai nol jika mungkin.

µR = tanpa wire/ dengan wire

Ekspresi terakhir untuk µR adalah:

µR = Abs (Sin( Km/Z) / (m.sin( K/Z)) (7.11)

Dimana : K = Kecepatan harmonic

m = Jumlah blade dalam satu paket

27
Z = Jumlah total blade dalam stage/ baris

Faktor pengurangan µg yang tercantum adalah untuk berbagai jenis kecepatan

harmonic dalam tabel 2.2

Grafik 2.4. menunjukkan akibat paket blade dengan lacing wire yang dikarenakan

pergerakan harmonik pada response blade

2.5.2 Pengecekkan Cepat untuk Kebutuhan konstruksi Lacing Wire.

Langkah pertama dalam proses konstruksi harus memeriksa apakah lacing

wire diperlukan. Jika lacing wire diperlukan, maka jumlah blade di paket harus

ditentukan untuk desain yang disetujui. Tegangan karena rotasi, tegangan bending

yang dikenakan oleh pasukan uap, dan tegangan vibrasi karena kecepatan eksitasi

putar harus dievaluasi. Sebuah analisis Goodman-type dapat menunjukkan apabila

mekanisme damping (lacing wire) yang diinginkan dan untuk menunjukkan

proses, perkiraan prosedur diuraikan berikutnya. Namun, untuk analisis yang lebih

akurat harus dilakukan untuk keputusan akhir dengan alat-alat modern, seperti

finite element analysis (FEA).

Reduction Factor, R
m (Blades in
a Packet) K=1 K=2 K=3 K=4
36 3.90472E-17 3.91964E-17 3.94468E-17 3.9801E-17
18 0.637428514 3.91964E-17 0.214650184 3.9801E-17
12 0.828043929 0.415603461 3.94468E-17 0.211007407
9 0.901460049 0.639863387 0.303561201 3.9801E-17
4 0.981060262 0.925416578 0.836516304 0.71984631
3 0.989871835 0.959795081 0.910683603 0.844029629
2 0.996194698 0.984807753 0.965925826 0.939692621
1 1 1 1 1

28
Tabel. 2.2. Faktor Pengurangan VS Jumlah Blade dalam Paket untuk Pertama

sampai Harmonik keempat pada kecepatan Harmonik. (Blade design & analysis

for steam turbine, Murari Singh, Phd – George Lucas, PE)

Grafik 2.4 Faktor pengurangan vs. jumlah blade dalam satu paket. (Blade design

& analysis for steam turbine, Murari Singh, Phd – George Lucas, PE)

Contoh

Tinggi Blade : 11.00 in

Jumlah blade dalam satu baris : 36

Kecepatan turbine : 5000 rpm

Natural Frequency pada blade n : 485 Hz

Material ultimate strength ult : 110,000 psi

Material Fatigue strength Fatigue : 55,000 psi

Perkiraan tegangan pada dasar blade :

Tegangan Tensil dikarenakan centrifugal load T : 35,000 psi

29
Tegangan Bending dikarenakan steam force b : 2,500 psi

Natural frequency pada blade (465 Hz) terletak di antara ketiga (399 Hz)

dan keempat (532 Hz) harmonik dari kecepatan putar. Faktor pembesaran untuk

eksitasi kecepatan lari dapat dihitung dengan rumus perkiraan dibahas

sebelumnya.

Faktor pembesaran karena eksitasi kecepatan putar , = ß (rpm) / n

ß = 1.0 kasus terburuk

= 1.0 x 5000 / 465 = 10.75

v= b = 10.75 x 2500 psi = 26,882 psi

Faktor keamanan/ safety menggunakan persamaan Goodman’s adalah :

1 / FS = static ult + v/ fatigue

static = T+ b = (35,000 + 2500) psi = 37,500 psi

1 / FS = 37,500/ 110,000 + 26,882/ 55,000 = 0.341 + 0.489 = 0.830

FS = 1.20

Jika besarnya FS kurang dari batas yang dapat diterima, maka pengaturan

damping, seperti lacing wire, mungkin diperlukan. Jika kita mengasumsikan

bahwa jenis lacing wire perangkat damping dibutuhkan, kemudian langkah

berikutnya untuk memutuskan paket pengaturan apa yang kemumungkinan lebih

bermanfaat dengan bantuan gambar. 2.14 atau tabel 2.2. Gambar 2.14

menunjukkan bahwa continues single wire yang paling efektif, tetapi

30
menimbulkan kesulitan pada proses manufaktur. Oleh karena itu, lebih sering

pengaturan packet-type digunakan. Seperti disebutkan sebelumnya, natural

frekuensi terletak di antara ketiga dan keempat harmonik eksitasi kecepatan putar,

dan tampak bahwa 12 blade dalam sebuah paket harus menjadi pilihan yang baik.

Faktor pengurangan akan berkisar dari sekitar 0 sampai 0,21. Untuk desain yang

mengasumsikan faktor pengurangan dari 0,21, maka besaran yang dapat diterima

untuk desain tegangan vibrasi dapat diperkirakan.

v = 0.21 x 26,882 psi = 5645 psi

FS = 2.25

2.5.3 Ukuran dan Posisi Lacing Wire

Gambar 2.11 menunjukkan sebagian dari lacing wire diantara dua blade.

Kekuatan rotasi bertindak dalam arah radial pada wire.

Untuk kesederhanaan, diasumsikan bahwa wire terpasang kokoh pada dua

ujung ke blade. Pandangan ideal ditunjukkan pada gambar 2.12. Ini karena untuk

menunjukkan berbagai komponen tegangan yang mungkin berada dalam wire.

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa penggunaan utama dari lacing

wire adalah untuk melakukan redaman secara aktif ke dalam sistem blade.

Namun, juga memperkenalkan kekakuan/ kekuatan yang dapat mengubah natural

frequency. Aspek ini harus diperhitungkan pada saat mendesain. Hal lain yang

penting adalah keandalan dari wire itu sendiri. Desain wire harus cukup kuat

untuk menahan tegangan yang timbul oleh keuatan rotasi. Tegangan dalam wire

31
tergantung pada jarak dari sumbu rotor dan ukuran penampang. Untuk penampang

melingkar, tegangan akan berfungsi atas diameternya.

Persamaan tegangan dikembangkan selanjutnya. Berbagai parameter yang

diperlukan untuk pengembangan persamaan tercantum di bawah ini.

Jumlah blades :M

Diameter lacing wire : d

Cross-section area : A= d2/4

Gambar 2.11 Single lacing wire antara dua blades (Blade design & analysis for

steam turbine, Murari Singh, Phd – George Lucas, PE)

32
Gambar 2.12 Kondisi Batas Fixed fixed. (Blade design & analysis for steam

turbine, Murari Singh, Phd – George Lucas, PE)

Radial location of wire :D

Unsupported length : L = D/M

Angle of one blade pitch : Z = d3/32

Kecepatan Turbine : N rpm

Gaya Centrifugal : CF = (AL / g) (2 N/60)2 (D/2)

Maksimum tegangan lentur pada wire dapat diperkirakan sebagai berikut:

Jika diasumsikan bahwa ujung wire ditopang secara sederhana , maka maksimum

tegangan lentur yang terjadi pada tengah bentang, dan itu dapat dievaluasi oleh :

b = (CF)L/(8Z) (7.12)

Untuk kasus fixed-end, tegangan maksimum akan terjadi pada support, dan

ekspresi untuk tegangan diberikan oleh:

b = (CF)L/12Z) (7.13)

Ada juga yang akan menjadi ketegangan di wire, dan tegangan tensil atau

tegangan hoop diberikan oleh:

T = (CF / 2) / [ sin ( /2) x A ] (7.14)

D = 45

33
N = 36

= 0.285 lb/in3

= 2 / M = 1.175 rad

L = 3.927 in

Kecepatan Turbin = 3000 rpm

Tabel 2.3 terdapat hasil untuk tegangan bending dan tegangan hoop. Nilai-

nilai dari parameter tercantum di atas. Tegangan dievaluasi dengan menggunakan

persamaan (7.12) sampai (7.14).

Tegangan bending dan hoop sebagai fungsi dari diameter pin pada grafik 2.5

Pin St
Diameter Area Z CF Sb at Center Sb at End (Hoop)
0.1875 0.027612 0.000647 177.5997 134.712689 89.8084593 36.89979
0.25 0.049087 0.001534 315.7329 101.0345167 67.3563445 36.89979
0.1325 0.076699 0.002996 493.3326 80.82761339 53.8850756 36.89979
0.375 0.110447 0.005177 710.3989 67.35634449 44.9042297 36.89979
0.4375 0.15033 0.008221 966.9319 57.73400956 38.4893397 36.89979
0.5 0.19635 0.012272 1262.931 50.51725837 33.6781722 36.89979
Tabel. 2.3 Tegangan pada Lacing Wire vs Wire Diameter. (Blade design &
analysis for steam turbine, Murari Singh, Phd – George Lucas, PE)

34
Grafik 2.5 Stress pada Wire VS Diameter Wire. (Blade design & analysis for

steam turbine, Murari Singh, Phd – George Lucas, PE)

2.6 Kondisi Uap

Deposit pada turbine blade yang dikarenakan kontaminasi uap dapat

mengakibatkan gangguan termodinamika dan mekanik. Jika terdapat klorida, akan

ada tambahan kemungkinan patahnya blade dalam kondisi tertentu. Tegangan

korosi yang diakibatkan efek deposit yang agresif kekuatan lentur bolak balik

pada material blade khususnya pada awal daerah uap basah.

Rekomendasi ini tentang kualitas uap sesuai dengan pedoman untuk

beroperasi terus menerus dikeluarkan oleh VGB (Asosiasi Pengguna Boiler

Ukuran Besar di German). Pada dasarnya pedoman harus dipenuhi sejauh dapat di

terapkan. Biaya pengolahan air harus sebanding dengan kemungkinan perbaikan

dan biaya penghentian, jika turbine mengalami kerusakan yang diakibatkan dari

uap yang terkontaminasi. Untuk menghindari salah pengetian, perlu diperhatikan

walaupun semua telah sesuai garis paduan tidak benar benar menjamin turbine

terbebas dari deposit.

Komposisi yang proporsional pada pencampuran uap adalah factor yang

sangat penting. Implikasi yang tepat dari itu sejauh ini belum ditentukan,namun.

Jika memungkinkan menaikan steam purity/ kemurnian uap melampaui batas nilai

yang dianjurkan, hal itu harus dilakukan.

Pedoman nilai untuk inlet steam condensate:

35
Testing for Unit Guide Value
Continues* Start-Up**
Condustivity at 250C for CO2-free
Operation Operation
Water µS/cm < 0.2 < 0.5
Silica (SiO2) mg/l < 0.02 < 0.05
Total-Iron (Fe) mg/l < 0.02 < 0.05
Copper (Cu) mg/l < 0.003 < 0.01
Sodium an Potassium mg/l < 0.01 < 0.02

*Nilai diatas sepenuhnya sesuai dengan pedoman VGB, edisi April 1972.
Merujuk pada pedoman ini untuk data dan informasi lebih lanjut.

**Pedoman nilai harus ditunjukkan kecenderungan penurunan. Ketika


commissioning pada plant yang baru dipasang, nilai dijamin untuk terus
beroperasi harus tercapai selama dua hari, sedangkan selama posterior startups
nilai ini biasanya didapat setelah dua jam.

Tabel 2.4 Standard untuk kandungan steam pada condensate.VGB (Vereinigung


der Großkesselbesitzer/ Asosiasi Pengguna boiler ukuran besar di German)

Sangat direkomendasikan pemantauan terus menerus pada putaran air/ uap

dengan pencatatan secara konstan electric conductivity (di 15 0C) pada titik sample

lokal aliran bawah penukar acidic cation kuat, dan penentuan kandungan silica.

Alat pemantau harus dipasang pada sisi aliran uap masuk dan keluar.

2.7 Deposit

Berikut informasi secara umum hal hal yang berhubungan dengan deposit.

2.7.1 Penyebab

Deposit turbine akibat benda asing yeng terbawa bersama aliran uap. Zat

yang terkandung dalam boiler feed-water yang terpisah sebagian dari proses

penguapan, larut dalam uap dan terbawa kedalam turbine.

36
2.7.2 Asal

Uap tekanan tinggi yang berkembang didalam turbine akan memecahkan zat

pada uap di titik saturation sesuai dengan tingkat kelarutannya. Ini merupakan

syarat pertama dari sedimen. Kondisi lebih lanjut muncul dari :

- Kondisi energik pada pembentukan inti

- Permasalahan pada reaksi kinetik

dimana peran kondisi ini tidak dapat diklarifikasi hingga saat ini. Tidak semua

materi terbawa dalam aliran endapan uap pada blade turbine.

2.7.3 Tipe Deposit

Deposit dibagi dalam dua katagori utama, yaitu yang larut dalam air dan tidak larut

dalam air. Sedimen larut dalam air terdiri dari berbagai deposit mineral yang tergantung

pada jenis air dan jenis pengolahan air. Sebagian besar mineral yang larut dalam air dapat

ditemukan dalam tekanan tinggi dan bagian tekanan menengah dalam turbine uap.

Sedimen silica tersebar luas dibagian tekanan menengah dan tekanan rendah pada

turbine uap. Zat yang larut dalam air ini juga dapat mengendap bersama dengan mineral

yang larut dalam air sehingga setelah proses pembersihan, zat yang larut dalam air luntur

dan zat yang tidak larut dalam air tetap semula seperti sebuah kerangka. Dalam beberapa

kasus sisa deposit yang memiliki kekuatan sangat rendah akan hilang pada re-

commissioning turbine.

2.7.4 Pencegah Deposit

Guna membebaskan turbine dari deposit, steam purity harus sesuai dengan

kondisi tertentu. Steam purity/ kemurnian uap dipengaruhi oleh :

37
- Kualitas feed water

- Model boiler

- Desain boiler

- Pengoperasian boiler

Dari kondisi ini sangat jelas kebutuhan mengenai steam purity harus berdasarkan

pengalaman empiris. Pedoman yang mewakili perkembangan terakhir dai

teknologi dikeluarkan oleh VGB (Asosiasi Pengguna Boiler Ukuran Besar di

German).

Walaupun pengamatan secara ketat sesuai guidelines tidak menjamin terbebasnya

dari deposit pada turbine. Dari sisi yang lain terdapat turbine yang beroperasi

tanpa masalah dengan steam purity yang kurang. Sesuai dengan pengalaman pada

boiler lebih dari 40 bar membutuhkan penerapan demineralisasi secara

keselutuhan.

2.7.5 Konsekuensi dari Deposit

Deposit dari dan pada control valve, tapi pada khususnya pada guide dan

moving blade. Bagian bebas pada daerah aliran berkurang, permukaan menjadi

kasar dan material tipis karena korosi.

Konsekuensi berikut dapat dibagi :

2.7.5.1 Efek Ekonomi

- Mengurangi kapasitas uap yang terpakai yaitu pengurangan output.

- Turunnya efesiensi yaitu pada output sama dengan konsumsi uap yang

lebih tinggi.

38
Investigasi membuktikan, walaupun sedimen yang tipis pada hakekatnya

berakibat pada efesiensi turbin. Pada sebuah turbin telah ditentukan bahwa kurang

lebih 500g deposit lebih atau kurang menyelimuti sekeliling bagian blade

menyebabkan penurunan efesiensi sebanyak 1%. Deposit yang sebagian terlepas

akan meningkatkan kekasaran permukaan yang berakibat efesiensi akan menurun

lebih lanjut.

2.7.5.2 Kelebihan beban dan Mempengaruhi Keadaan Dalam Operasi

- Ganguan karakteristi tekanan pada turbin dan dengan demikian menaikan

beban thrust dan kelebihan beban pada thrust bearing.

- Menaikan tekanan bengkok pada blade

- Mempengaruhi vibrasi natural pada blade

- Sedimen tersebar tidak merata pada turbin blade dan karenanya menjadi

kasar.

- Deposit pada valve stems menyebabkan kemacetan.

2.7.5.3 Efek Korosi.

Deposit pada blade turbin menyebabkan kerusakan karena korosi, pada

khususnya jika chlorides terlibat. Pada awal dan zona uap basah menengah dari

seluruh deposit silica yang tersebar. Pertama membentuk tetesan kondensat relatif

kecil akan tetapi disisi lain cukup besar hanya untuk melembabkan sedimen

mineral pada blade. Efek pembersih muncul hanya dalam tahap yang terletak

lebih ke belakang yang tingkat kebasakan uapnya meningkat. Ini berarti dalam

kelembaban awal pada blade membentuk klorida yang mengandung garam pelarut

konsentrasi apapun yang menyediakan kondisi untuk penyerangan korosi.

39
Pada blade turbin korosi terjadi dalam jenis yang berbeda. Sesuai dengan zat

yang menyerang, kondisi material dan jenis tegangan, berikut ini dapat dibagi:

- Pembentukan pitting

- Corrosion fatigue/ kelelahan korosi

- Stress Corrosion/ korosi tegangan

Merujuk pada daftar pustaka yang relevan sampai berkelanjutan dan korosi yang

terjadi secara signifikan pada blade turbin. Sangat ditekankan modus operasi b2

diterapkan, pengguna memberikan pengaruh besar pada masa umur blade turbin.

Hasil yang memadai pada pengolahan boiler feed water biasanya memanjangkan

masa umur blade turbin. Biaya yang relevan harus sebanding dengan

kemungkinan kerusakan blade.

2.8 Steam Purity

Kemurnian steam mengacu pada jumlah padat, cair, atau kontaminasi uap

dalam uap. Tinggi kemurnian uap mengandung sedikit kontaminasi. Biasanya,

kemurnian steam dilaporkan sebagai isi padatan.

Kemurnian steam tidak harus bingung dengan kualitas steam. Kualitas

steam adalah ukuran dari jumlah uap air di uap. Hal ini dinyatakan sebagai berat

uap kering dalam campuran uap dan tetesan air. Misalnya, steam kualitas 99%

mengandung air cair 1%.

Carryover adalah setiap kontaminan padat, cair, atau uap yang

meninggalkan drum boiler steam dengan uap. Dalam boiler yang beroperasi pada

tekanan kurang dari 2000 psig, air boiler terikut adalah penyebab paling umum

40
dari kontaminasi uap. Air boiler yang terikut mengandung padatan terlarut dan

juga dapat berisi padatan tersuspensi.

Ada banyak penyebab terikutnya air boiler pada uap. Beberapa mekanisme

yang lebih umum telah diberikan nama-nama tertentu, seperti "carryover

semprot," "priming," "berbusa," dan "kebocoran carryover."

Sistem kontrol yang tepat diperlukan untuk operasi turbin uap superheated

modern. Solids/ padatan dalam steam meninggalkan boiler dapat menjadi deposit

di superheater dan turbin, menyebabkan kerusakan mahal. Untuk alasan ini,

kontrol ketat kemurnian steam sangat penting.

2.8.1 Pengukuran Steam Purity dengan Metode Specific Conductance

Konduktansi spesifik adalah salah satu metode yang paling umum

digunakan. Konduktansi spesifik pada sebuah sampel, diukur dalam mikrosiemen

(µS) atau micromhos ( mho), sebanding dengan konsentrasi ion-ion dalam

sampel. Ketika air boiler terbawa dalam uap, kandungan padatan terlarut dari air

boiler mengotori uap, dan konduktivitas uap sampel meningkat. Pengukuran

kenaikan ini menyediakan metode cepat dan cukup akurat untuk menentukan

kemurnian uap.

Salah satu kelemahan menggunakan konduktansi spesifik adalah bahwa

beberapa gas umum untuk steam (seperti karbon dioksida dan amonia) ter-ionisasi

dalam larutan air. Bahkan pada konsentrasi yang sangat rendah, mereka

mengganggu pengukuran padatan terlarut dengan meningkatkan konduktivitas.

41
Gangguan ini bisa cukup berpengaruh dalam sampel uap yang memiliki

kemurnian tinggi.

Misalnya, dalam sampel yang mengandung kurang dari 1 ppm padatan

terlarut, konduktansi spesifik mungkin di kisaran 1,0-2,0 µS. Kehadiran setiap

amonia atau karbon dioksida dalam sampel ini secara signifikan meningkatkan

pembacaan konduktansi:

Ammonia oleh 8.0 – 9.0 µS per ppm ammonia

Carbon dioxide oleh 5.0 µS per ppm carbon dioxide

Tak satu pun dari gas ini adalah padatan yang dapat larut. Dalam rangka

untuk mendapatkan ukuran yang tepat dari padatan terlarut, pengaruh masing-

masing gas harus ditentukan, dan pembacaan konduktivitas harus dikoreksi untuk

kehadiran mereka. Ketika isi amonia dan karbon dioksida dari sampel diketahui,

kurva koreksi akurat konduktivitas dapat diperoleh untuk memungkinkan koreksi

yang tepat untuk dilakukan.

Peralatan tersedia untuk menghilangkan gas sampel sebelum pengukuran

konduktansi. Kolom resin pertukaran hidrogen-bentuk kation yang digunakan

untuk mengurangi amonia dan amina untuk tingkat diabaikan. Kation analisa

konduktivitas menerapkan teknologi ini untuk mendeteksi asam-memproduksi

anion, seperti klorida, sulfat, dan asetat. Mereka juga mengambil keuntungan dari

konduktansi tinggi larutan yang mengandung ion hidrogen. Solusi ini memiliki

konduktivitas beberapa kali lebih besar daripada larutan dengan konsentrasi yang

sama ion dibentuk oleh garam netral (Grafik 2.6).

42
Grafik 2.6. Kation konduktivitas meningkatkan sensitivitas mendeteksi
kontaminan. (GE Power and Water; Water & Process Technology)

Gambar 2.13. Larson-Lane analyzer memonitor konduktivitas, konduktivitas

kation, dan penghilangan kation konduktivitas. (GE Power and Water; Water &

Process Technology)

43
Dalam analisa Larson-Lane (Gambar 2.13), sampel uap terkondensasi

dilewatkan melalui hidrogen-bentuk pertukaran kation kolom resin. Kolom resin

ini menghilangkan amonia, amina, dan natrium hidroksida dari sampel. Sampel

kemudian mengalir melalui reboiler, yang menghilangkan karbon dioksida.

Konduktivitas diukur setelah proses ini dan juga dapat diukur pada inlet analyzer

dan pertukaran ion stopkontak kolom. Ketika konduktivitas diukur pada tiga poin,

gambaran yang cukup lengkap komposisi uap disediakan.

2.8.2 Perwakilan Steam Sampling

Dalam rangka untuk memastikan analisis yang akurat, sampel harus benar-

benar mewakili uap yang dihasilkan. Ketika prosedur pengambilan sampel tidak

diikuti dengan benar, evaluasi kemurnian steam adalah sedikit atau tidak ada

nilainya.

Nozel Sampling direkomendasikan oleh ASTM dan ASME telah digunakan

selama bertahun-tahun. Nozel memiliki port spaced sedemikian rupa sehingga

mereka sampel daerah penampang yang sama dari garis uap. Petunjuk untuk nozel

ini dapat ditemukan di ASTM Standard D 1066, "Standar Metode Sampling uap"

dan ASME PTC 19.11. Studi lapangan uap telah menunjukkan bahwa nozel

sampling desain selain ini sering gagal untuk memberikan sampel uap yang dapat

diandalkan.

Aliran isokinetic dibuat bila kecepatan uap memasuki nozzle sampling sama

dengan kecepatan uap di header. Kondisi ini membantu untuk memastikan sampel

yang representatif untuk hasil tes yang lebih dapat diandalkan. Sampling rate

44
isokinetic bagi banyak nozel yang tidak sesuai dengan spesifikasi ASME atau

ASTM tidak dapat ditentukan.

Pengambilan sampel yang akurat dari superheated steam menyajikan

masalah yang tidak ditemui dalam pengambilan sampel uap saturated. Kelarutan

garam sodium dalam uap menurun karena suhu uap menurun. Jika sampel

superheated steam secara bertahap didinginkan ketika mengalir melalui saluran

sampel, deposit padatan pada permukaan garis sampel. Untuk menghilangkan

masalah ini, uap dapat desuperheated pada titik sampling.

2.8.3 Impurities

Kotoran yang ada di steam bisa padat, cair, atau gas. Padatan biasanya

dilarutkan dalam tetesan air atau hadir sebagai debu. Karena praktek pengolahan

air adalah seperti yang kebanyakan kandungan kimia larut air umpan boiler

dikonversi ke garam natrium, kebanyakan padatan hadir dalam steam adalah

garam sodium, dengan sejumlah kecil kalsium, magnesium, besi, dan terdapat

tembaga.

Konstituen gas yang biasa ditemukan dalam uap tekanan rendah (kurang

dari 2000 psig) adalah amonia, karbon dioksida, nitrogen, amina, dan silika. Dari

jumlah tersebut, hanya silika memberikan kontribusi terhadap kesulitan umumnya

terkait dengan steam murni, unsur lain yang menjadi perhatian hanya di mana

mereka mengganggu pengukuran steam purity.

2.9 Analisa Mechanical Stress

45
Beberapa bagian yang paling tinggi tegangannya pada turbin uap dalam

sistem pembangkit tenaga listrik adalah bladed disks - terutama pada bladed baris

terakhir tekanan rendah yang menjalani gaya sentrifugal terbesar dan bending

yang diproduksi di seluruh turbin.

Analisis tegangan pada blade biasanya dilakukan untuk menentukan tingkat

tegangan pada blade dan lacing wire karena gaya sentrifugal / stres. Tegangan

sentrifugal untuk sebagian besar adalah stabil secara alami, dapat diperkirakan

secara akurat, dan kemungkinan besar, tetapi menjadi hal penting sekunder. Hal

ini hampir tidak pernah menjadi penyebab prinsip kegagalan blade, tetapi

mungkin menjadi penting untuk berbagai start-up dan siklus shut down (siklus

rendah kerusakan fatigue). Kegagalan blade karena tegangan sentrifugal mungkin

terjadi atas sekitar 75% di atas kecepatan. Munculnya permukaan yang dihasilkan

selama fraktur sangat berbeda dari yang karena fatigue. Beberapa perubahan

dimensi dekat tepi disk atau dekat ujung blade dapat terjadi. Tegangan sentrifugal,

bagaimanapun, faktor berkontribusi dalam kerusakan fatigue karena properti

fatigue material dipengaruhi oleh tegangan.

Sebuah estimasi tegangan akibat beban sentrifugal dapat dilakukan (stodola,

1965). Untuk bagian blade konstan, gaya sentrifugal dan tegangan dapat

diperkirakan sangat akurat.

Ansys adalah elemen software mekanik menawarkan solusi produk yang

komprehensif untuk linier struktural atau nonlinear dan analisis dinamika. Produk

ini menyediakan satu set lengkap unsur-unsur perilaku, model material dan

pemecah persamaan untuk berbagai masalah desain mekanik. Komputasi respon

46
dari sebuah sistem struktur melibatkan analisis berbagai fisika: tegangan,

deformasi, karakteristik getaran, gaya reaksi dan residual strains. Selain itu, Ansys

Mechanical menawarkan kemampuan termal dan ditambah fisika yang melibatkan

akustik, piezoelektrik, analisis termal-struktural dan thermoelectric.

2.10 Metallurgy Analysis

2.10.1 Material Analysis

Sebuah bahan turbin blade yang ideal memiliki kedua kekuatan tensil/tarik

tinggi dan kekuatan fatigue/ kelelahan tinggi. Selain itu bahan blade yang ideal

adalah tahan korosi dan tahan erosi, menunjukkan daktilitas tinggi, mudah

dibentuk dan di machining, banyak tersedia dari berbagai sumber, dan dapat

diperoleh dengan biaya yang wajar.

Kecepatan rotasi tinggi pada turbin modern berarti blade harus dipengaruhi

gaya sentrifugal yang besar, di samping berpotensi tinggi pada kekuatan lentur

berulang yang dikenakan oleh uap. Oleh karena itu, pemikirannya kemampuan

menampung tegangan tensile dan fatigue yang tinggi adalah persyaratan penting

untuk blade turbin. Sementara kekuatan adalah atribut penting dari blade, tingkat

daktilitas tinggi juga properti penting dalam setiap material blade yang baik

Hampir semua turbin uap bahan blade umum digunakan adalah bahan

tempa. Tekanan diterapkan oleh berbagai proses pembentukan seperti penempaan,

menekan dan bergulir untuk mengurangi bagian besar ke bentuk yang lebih kecil.

Dalam prosesnya, sifat material yang diubah dan ditingkatkan. Kebanyakan proses

pembentukan juga menciptakan variasi terarah pada sifat material sebagai hasil

dari proses.

47
Stok bahan blade yang tersedia dalam berbagai bentuk, termasuk hot-rolled

dan cold-rolled bar, bar ditempa, serta "bar" diproduksi dengan mengurangi

(memotong atau menggorok) bentuk besar menjadi ukuran yang lebih kecil.

2.10.1.1 Stainless Steel

Tipe 403 SS dan 410 SS baja tahan karat adalah salah bahan yang paling

banyak digunakan untuk bade turbin uap. Paduan ini sangat mirip dalam

komposisi kimia. Keduanya paduan stainless steel martensit yang dapat, melalui

perlakuan panas yang tepat, menunjukkan tingkat kekuatan yang meliputi

berbagai macam, tergantung pada variabel proses seperti quenching dan

tempering suhu, antara lain..

Sebagaimana digunakan dalam aplikasi blade, bahan ini biasanya

dipanaskan untuk tingkat kekuatan moderat, yang memungkinkan bahan untuk

mempertahankan daktilitas relatif tinggi, di kisaran 20 persen atau lebih.

Kombinasi ini sangat ideal untuk blade turbin yang memiliki beban sentrifugal

dan lentur tinggi. Daktilitas adalah karakteristik yang sangat penting karena

memungkinkan, misalnya, kontak permukaan root untuk menghadapi deformasi

plastic ringan untuk pembagian beban yang lebih baik, tanpa adanya resiko

keretakan atau kegagalan. Properti yang sama diberikan oleh blade turbin adalah

kemampuan untuk menyerap kerusakan kecil dari erosi, gesekan antara bagian

stasioner dan berputar, dan kerusakan benda asing tanpa terjadinga failure.

2.10.1.2 Titanium

Titanium merupakan bahan yang sangat baik untuk bilah turbin uap tekanan

rendah. Kekuatan yang dapat digunakan titanium jatuh dalam kisaran yang sama

48
dengan 403 dan 410 SS, tapi densitasnya hanya 60 persen dari yang umum

digunakan baja martensit. Ketika Ti diganti untuk 403 SS, misalnya, tegangan

sentrifugal berkurang karena kepadatan/ density yang lebih rendah. Dengan

tingkat tegangan berkurang dari beban sentrifugal, blade mampu mempertahankan

tegangan bending uap yang lebih tinggi tanpa melebihi material maksimum yang

diijinkan tegangan prinsip maximum yang diperbolehkan atau kriteria tegangan

gunting/geser.

Untuk LP stage, titanium memiliki ketahanan melekat yang besar terhadap

erosi tetesan air/ water droplets juga berarti bahwa hal itu dapat diterapkan pada

potensi erosi tinggi dari stainless steel tanpa perlindungan erosi tambahan. Dalam

banyak aplikasi, menghilangkan perlakuan perlindungan erosi akan menghadapi

porsi biaya bahan baku titanium yang lebih tinggi.

Ti-6Al-4V ini paling sering digunakan untuk paduan blade, meskipun

paduan lainnya dalam keluarga Ti-6Al juga telah digunakan. Ini tersedia dalam

berbagai bentuk dan ukuran. Titanium bar kecil sering tersedia oleh pemasok

logam, tapi ukuran besar mungkin diperlukan lebih lama lead time..

Sifat X20CrMo13 403 SS 410 SS 422 SS Ti-6Al-

4V

Tegangan Tensile, 110 120 150 120

ultimate, ksi

Tegangan Tensile, 100-120 85 105 125 110

yield, ksi

Elongation, percent 20 23 21 19 15

49
Modulus Elastic (10 6 31 29 29 28.9 16.8

psi)

Hardness (Brinell) 235 170 237 275 319

Relative 100 75 62 55

machinability, percent

Tabel 2.5 Perbandingan material umum steam turbine blades. (Blade design &

analysis for steam turbine, Murari Singh, Phd – George Lucas, PE)

2.10.2 Fractography Anaysis

Penggunaan elektron fractography telah menjadi tindakan standar dalam

melakukan analisis kegagalan. Scanning Electron Microscope (SEM)

menyediakan sarana cepat untuk pemeriksaan langsung dari permukaan fraktur.

Penggunaan mikroskop elektron untuk analisis fraktur menambah satu lagi alat

untuk membantu penyidik kegagalan dalam analisisnya, dan menambah, bukan

menggantikan, teknik analisis kegagalan yang mapan.

Keragaman masalah yang terkait dengan analisis permukaan fraktur

menghalangi penggunaan aturan tetap atau teknik untuk memeriksa patahan

benda. Sebaliknya, penyidik harus memutuskan informasi spesifik apa yang

diperlukan dari fraktur dan teknik apa yang tersedia untuk memperoleh informasi

ini. Beberapa prosedur dan teknik berlaku terlepas dari jenis mikroskop elektron

yang digunakan dalam pemeriksaan dirancang untuk Scanning Electron

Microscope (SEM).

50
2.10.2.1 Perawatan dan Penanganan Fraktur

Ketika patahan membutuhkan pemeriksaan laboratorium, kedua pasang

permukaan harus dipertahankan baik oleh penerapan lapisan pelindung , dengan

menempatkan dalam desikator, atau dimasukkan ke dalam kantong plastik berisi

pengering untuk mencegah akumulasi kelembaban yang tidak semestinya sampai

pemeriksaan dapat dilakukan. Lapisan yang digunakan harus larut dalam pelarut

organik ringan atau lainnya sehingga dapat benar-benar dihapus sebelum

pemeriksaan. Menyentuh permukaan fraktur dengan jari, menggosok, atau

menempelkan patahan bersama-sama dapat menyebabkan kerusakan serius.

Mengambil atau mengangkat fraktur dengan alat yang tajam juga harus dihindari.

Perlakuan kasar atau pembentukan produk korosi pada fraktur dapat mengaburkan

informasi penting. Pendidikan dalam penanganan yang tepat dari spesimen

sebelum setiap pemeriksaan fractographic sangat dianjurkan bagi siapa saja yang

terkait di patahan baik di lapangan atau di laboratorium.

2.10.2.2 Membersihkan Fraktur

Penampilan fraktur harus didokumentasikan dengan memotret atau

pengambilan catatan sebelum membersihkan dilakukan. Selain itu, harus

dipastikan apakah identifikasi produk asing pada fraktur akan membantu dalam

analisis kegagalan. Identifikasi produk ini bisa sangat berguna dalam penentuan

kondisi lingkungan yang merugikan yang berkontribusi terhadap fraktur.

Pembersihan yang tergesah gesah dapat menghapus bukti penting. Masalah

membersihkan permukaan fraktur harus dilakukan dengan hati-hati dan akal sehat.

51
Sulit untuk menyajikan prosedur pembersihan rinci yang akan berlaku untuk

semua permukaan fraktur, karena keterlibatan logam yang berbeda, dan berbagai

tingkat kontaminasi permukaan ditemui. Sebagai aturan umum, paling ringan,

prosedur pembersihan paling sedikit merusak harus digunakan. Dalam

kebanyakan kasus, stripping berulang plastik replika sudah cukup untuk

membersihkan permukaan patahan.

Jika larutan pembersih diperlukan, salah satu harus dipilih yang tidak akan

menyerang permukaan fraktur, tetapi belum menghapus kontaminasi yang tidak

diinginkan. Dalam kasus minyak atau lemak, larutan pembersih organik seperti

aseton atau trichloroethylene dapat digunakan. Jika tindakan perendaman tidak

cukup, degreasing uap atau prosedur ultrasonik dapat digunakan. Hal ini tidak

dianjurkan bahwa sikat logam atau alat mekanis yang keras lainnya dapat

digunakan untuk menghilangkan kontaminan, namun, pembersihan ringan dengan

sikat serat organik lembut diperbolehkan.

Oksidasi, korosi, atau produk reaksi kimia lainnya biasanya lebih sulit untuk

menghapus. Dalam hal ini, asam atau airan alkali solusi ringan seperti asam asetat,

asam ortofosfat, atau natrium hidroksida, jika diperlukan dapat dipanaskan, dapat

digunakan. Produsen peralatan pembersihan ultrasonik komersial menyediakan

solusi pembersih khusus yang dapat menghilangkan oksida dari permukaan

logam. Perlu diingat bahwa reaksi kimia seperti oksidasi dan korosi

mengkonsumsi logam dasar. Oleh karena itu, bagian fraktur yang dasarnya hancur

dan menghapus lapisan oksida ini tidak akan mengembalikan patahan ke kondisi

semula.

52
Berikut ini adalah larutan pembersih yang digunakan untuk aplikasi khusus :

Penghapusan oksida dari paduan/ alloys aluminium:

70 cc orthophosphoric acid (85%)

32 g chromic acid

130 cc water

Solusi dapat menghangatkan

Penghapusan karat dari baja:

Orthophosphoric acid. Gunakan konsentrasi atau diencerkan dengan air

hingga 50%. Solusi dapat menghangatkan.

100 cc 6N HC1 dihambat dengan 0,2 g heksametilena-tetramina.

Gunakan pada suhu kamar.

Penghapusan sisa deposit garam (NaCl):

Rendamkan spesimen dalam gliserin.

Setelah membersihkan oleh salah satu solusi di atas, spesimen harus dibilas secara

terpisah dalam air dan alkohol dan kemudian dikeringkan.

2.10.2.3 Pemeriksaan Visual.

Fraktur harus dipertimbangkan secara keseluruhan karena pemeriksaan

hanya satu area kecil dapat menyebabkan interpretasi yang tidak akurat dari

modus fraktur. Hal ini penting, karena itu, untuk memeriksa asal fraktur serta

daerah sekitarnya.

53
Langkah awal dalam pemeriksaan fraktur adalah untuk menentukan lokasi

asal fraktur, dan selanjutnya, daerah yang tepat untuk pemeriksaan dalam

mikroskop elektron. Visual atau dengan menggunakan mikroskop cahaya

stereoscopic, biasanya mungkin untuk menentukan asal fraktur dengan fitur

seperti tanda chevron, tanda patahan, perubahan tiba tiba, perubahan tekstur,

fraktur jejak radial, atau oleh tidak adanya pergeseran bibir sepanjang tepi. untuk

mencari asal fraktur dibahas kemudian dalam bagian ini di bawah Teknik Khusus.

2.10.2.4 Persiapan Specimen untuk Scanning Electron Microscope / SEM

Melihat fraktur di SEM mensyaratkan bahwa sampel dipotong dan dipasang

kemudian pada pemegang sampel yang relatif kecil. Dalam pemasangan sampel,

adalah mutlak penting bahwa jalur konduktif (ground) berada antara titik di mana

beam electron menghantam sampel dan dudukan. Untuk spesimen logam yang

memiliki permukaan bersih dan konduktif elektrik, sampel hanya didasarkan

kepada pemegang dengan menggunakan cat konduktif yang tersedia secara

komersial seperti televisi tabung koat. Untuk grounding optimal, area di mana cat

konduktif kontak dengan sampel dan pemegang harus bersih dan bebas dari

lapisan oksida. Hal ini dapat dicapai dengan pengamplasan ringan permukaan

kontak sampel, serta pemegang, dan menyeka daerah diampelas dengan pelarut.

Jika spesimen dipotong, dbersihkan, potong permukaan berfungsi sebagai area

kontak yang baik untuk grounding. Pemegang sampel yang berulang kali

digunakan umumnya menumpuk sidik jari atau kotoran dan biasanya teroksidasi

ringan. Karena deposi ysng berminyak dan oksida (terutama aluminium oksida)

adalah isolator, kebersihan pemegang sampel sangat penting, dan sering

diabaikan, dalam memperoleh dasar yang tepat.

54
Permukaan nonconductive pada sampel harus dilapisi dengan bahan

konduktif tipis untuk mencegah dari mengumpulkan muatan listrik dari berkas

elektron, Gambar 2.14. Dalam prakteknya, ini dicapai dengan mendasarkan

sampel kepada pemegangnya dan kemudian pengumpulan vacuum vapor atau

menyemprotkan lapisan konduktif tipis seperti emas, emas-paladium, atau karbon

pada permukaan nya.

Memutar sampel selama deposisi uap memastikan lapisan konduktif

seragam dan pra-ventilasi pembentukan bayangan, Gambar 2.15. Untuk sebagian

besar aplikasi, 1,5 inci (3,8 cm) panjang 0,008 inci (0,020 cm) diameter kawat

emas menguap pada sampel berputar ditempatkan sekitar 2,5 inci (6,4 cm) dari

sumber emas (keranjang) akan memberikan lapisan yang memuaskan. Lapisan ini

juga dapat diterapkan pada permukaan logam untuk meningkatkan kualitas

gambar mereka, Gambar 2.16. Beberapa pelapis semprot konduktif yang tersedia,

bagaimanapun, ini lebih rendah daripada uap logam disimpan dan umumnya tidak

memuaskan untuk analisis fraktur.

Gambar 2.14. Partikel Gambar 2.15 Daerah gelap (panah)


bermuatan (panah) pada permukaan yang dihasilkan dari distribusi yang
fraktur. tidak merata emas uap-disimpan.
55
1600x
1880x 2200x

Gambar 2.16 SEM fraktografi dari patahan ringan teroksidasi menunjukkan efek
dari permukaan kurang dilapisi konduktif. (A) seperti yang teroksidasi, (B)
emas.(Mc.Donnell Douglas Astronautics Company,Huntington Beach, California)

Selain permukaan konduktif buruk, sampel yang bahkan sedikit magnetik

akan menghasilkan kualitas gambar yang buruk karena efek defocusing. Oleh

karena itu, praktik yang baik untuk demagnetize (degauss) sampel bahan yang

dapat magnet karena operasi tersebut inspeksi partikel magnetik sebagai atau

pemotongan dapat mengakibatkan sisa magnetisme. Kumparan demagnetizing

kecil murah tersedia dipasaran..

2.10.3 Microstructure Analysis

Mikrostruktur didefinisikan sebagai struktur permukaan yang telah

dipesiapkan atau material foil tipis seperti ditampakkan oleh mikroskop di atas 25

× pembesaran. Struktur mikro material (yang dapat secara luas diklasifikasikan

menjadi logam, polimer, keramik dan komposit) sangat dapat mempengaruhi sifat

56
fisik seperti kekuatan, ketangguhan, keuletan, kekerasan, ketahanan korosi, tinggi

/ perilaku suhu rendah, ketahanan aus, dan sebagainya , yang pada gilirannya

mengatur penerapan bahan-bahan tersebut dalam praktek industri

Konsep mikrostrukrur mungkin lebih mudah diakses oleh pengamat biasa

melalui fitur struktur makro pada benda-benda biasa. Jika seseorang pernah

datang di sepotong baja galvanis, seperti casing dari tiang lampu atau pembatas

jalan, salah satu mengamati bahwa permukaan tidak seragam berwarna, tetapi

ditutupi dengan tambal sulam saling poligon dari berbagai nuansa abu-abu atau

silver. Setiap polygon (yang paling sering terjadi akan menjadi segi enam) adalah

kristal tunggal seng berpegang pada permukaan baja di bawahnya. Seng dan timah

adalah dua logam biasa yang membentuk kristal besar terlihat dengan mata

telanjang. Atom-atom logam di setiap kristal terorganisir dengan baik menjadi

salah satu dari tujuh sistem kisi kristal memungkinkan untuk logam (kubik,

tetrahedral, heksagonal, monoklin, triklinik, rhombohedral, ortorombik); sistem

ini mendikte bahwa atom semua berbaris seperti poin dalam 3-D matriks. Namun,

arah penyelarasan matriks berbeda dari kristal ke kristal yang berdekatan,

menyebabkan varians dalam reflektifitas dari wajah masing-masing disajikan

kristal saling mengunci pada permukaan galvanis. Kristal simetris umumnya tidak

berteganngan, tidak ada pengerjaan. Mereka tumbuh ke segala arah sama dan

tidak mengalami deformasi tegangan selama atau setelah. Untuk kristal besar,

rasio kristal massal untuk batas antar kristal (lebih tepat, batas intergranullar)

sangat tinggi. Hal ini menunjukkan daktilitas tinggi tetapi dengan demikian,

kekuatan yang lebih rendah (lihat Aula-Petch Penguatan), tetapi sebuah penelitian

57
yang benar akan memperhitungkan kuantitatif kekuatan relatif dari kristal dan

ikatan antar-kristal.

2.10.3.1 Optical Microscopy

Ketika sampel datar dipoles mengungkapkan jejak mikro nya, itu adalah

normal untuk menangkap gambar menggunakan macrophotography. Pemeriksaan

struktur mikro lebih canggih melibatkan instrumen bertenaga tinggi: optical

microscopy, electron microscopy, difraksi X-Ray dan sebagainya, beberapa

melibatkan persiapan sampel material (memotong, microtomy, polishing, etsa,

deposisi uap dll). Metode yang dikenal secara kolektif sebagai metalografi yang

diterapkan pada logam dan paduan, dan dapat digunakan dalam bentuk

dimodifikasi untuk bahan lain, seperti keramik, gelas, komposit, dan polimer.

Dua jenis mikroskop optik umumnya digunakan untuk memeriksa spesimen

datar dan etched: mikroskop refleksi dan mikroskop terbalik. Merekam gambar

dicapai dengan menggunakan kamera digital bekerja melalui lensa mata.

2.10.3.2 Electron Microscopy

Untuk informasi resolusi tinggi pada mikro metalurgi, metode mikroskopis

elektron dapat digunakan. Hal ini dapat memungkinkan untuk pengamatan

langsung fitur-skala atom seperti reaksi pengendapan yang sangat halus, dislokasi

atau interface butir-batas. Metode tersebut mungkin penting dalam menentukan

parameter seperti diffusivities solid state.

58

Anda mungkin juga menyukai