Anda di halaman 1dari 5

Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: 2086-3098

PENDAHULUAN
Latar Belakang
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WHO (World Health Organization)
REMAJA TENTANG KESEHATAN memperkirakan di seluruh dunia setiap tahun
REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS terjadi 20 juta kejadian aborsi yang tidak
BEBAS aman (unsafe abortion), 95% diantaranya
terjadi di negara-negara berkembang.
Eny Pemilu Kusparlina Sekitar 78.000 (13%) dari total perempuan
(Akademi Kebidanan Muhammadiyah melakukan atau mendapatkan tindakan
Madiun) aborsi yang tidak aman berakhir dengan
kematian (Safe Motherhood 2000, Cit.
ABSTRAK Soetjiningsih 2007: 143).
Angka aborsi di Indonesia diperkirakan
Pendahuluan: Angka aborsi di Indonesia mencapai 2,3 juta per tahun, sekitar 750.000
diperkirakan mencapai 2,3 juta per tahun, diantaranya dilakukan oleh remaja
sekitar 750.000 diantaranya dilakukan oleh (Soetjiningsih 2007: 142). Hasil penelitian
remaja. Hasil penelitian mengenai perilaku mengenai perilaku seksual remaja pada
seksual remaja pada sepuluh SMA baik sepuluh SMA baik negeri maupun swasta di
negeri maupun swasta di kota Madiun tahun kota Madiun tahun 2005 terhadap 1.250
2005 terhadap 1.250 orang (611 subjek laki- orang (611 subjek laki-laki dan 639 subjek
laki dan 639 subjek perempuan ) ditemukan perempuan ) ditemukan bahwa 30% laki-laki
bahwa 30% laki-laki yang berpacaran telah yang berpacaran telah melakukan hubungan
melakukan hubungan seksual, sedangkan seksual, sedangkan untuk perempuan
untuk perempuan sebanyak 5 %. Dapat sebanyak 5 %. Dapat dikatakan bahwa
dikatakan bahwa setiap ada 3 anak laki-laki setiap ada 3 anak laki-laki yang berpacaran,
yang berpacaran, satu diantaranya telah satu diantaranya telah melakukan hubungan
melakukan hubungan seksual dan mereka seksual dan mereka rata-rata mulai
rata-rata mulai melakukannya di kelas dua melakukannya di kelas dua dan tiga. Dengan
dan tiga.Dari studi pendahuluan yang hasil demikian, tentunya dapat diperkirakan
dilakukan pada tanggal 28 Juli 2012 di SMK bahwa seks bebas di perguruan tinggi lebih
PGRI I Mejayan, peneliti mendapatkan gila dibandingkan di SMA (Taufik, 2008,
informasi dari bagian kesiswaan bahwa diperoleh tanggal 15 Januari 2009).
tahun 2010-2011 terdapat 2 siswa hamil dan Kurangnya pemahaman tentang perilaku
terpaksa dikeluarkan dari sekolah. Penelitian seksual pada masa remaja sangat
bertujuan untuk mengetahui hubungan merugikan bagi remaja sendiri termasuk
pengetahuan remaja tentang kesehatan keluarganya, sebab pada masa ini remaja
reproduksi dengan perilaku seks bebas di mengalami perkembangan yang penting
SMK PGRI I Mejayan. Metode: Penelitian yaitu kognitif, emosi, sosial dan seksual,
menggunakan desain observational analitik perkembangan ini akan berlangsung sekitar
dengan rancangan cross sectional. Teknik 12 tahun sampai 20 tahun. Kurangnya
sampling yang digunakan simple random pemahaman ini disebabkan oleh beberapa
sampling dengan jumlah sampel 68 siswa. faktor antara lain: adat istiadat, budaya,
Analisa data menggunakan uji statistik agama dan kurangnya informasi dari sumber
korelasi Kendall Tau (τ). Hasil: 48 siswa yang benar. Kurangnya pemahaman ini akan
(70.6%) memiliki pengetahuan yang baik mengakibatkan berbagai dampak yang justru
tentang kesehatan reproduksi dan 51 siswa amat merugikan kelompok remaja dan
(75,0%) memiliki perilaku yang baik dalam keluarganya (Soetjiningsih, 2007: 133).
pergaulan seks bebas. Dari hasil analisa Dampak yang diakibatkan oleh perilaku
data dengan Kendall Tau diperoleh zhitung seksual antara lain adalah timbulnya
(9,96) > ztabel (1,96). Kesimpulan: ada masalah psikologis yang sangat serius,
hubungan yang signifikan antara seperti rasa bersalah, depresi, marah, dan
pengetahuan remaja tentang kesehatan agresi. Sementara akibat psikososial yang
reproduksi dengan perilaku seks bebas. timbul akibat perilaku seksual antara lain
adalah ketegangan mental dan kebingungan
Kata Kunci: akan peran sosial yang tiba-tiba berubah,
Pengetahuan kesehatan reproduksi, misalnya pada kasus remaja yang hamil di
perilaku, seks bebas luar nikah. Belum lagi tekanan dari
masyarakat yang mencela dan menolak
keadaan tersebut. Selain itu resiko yang lain
adalah terganggunya kesehatan yang
bersangkutan, resiko kelainan janin dan

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes


Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: 2086-3098

tingkat kematian bayi yang tinggi. Disamping validitas didapatkan 1 pertanyaan tidak valid
itu tingkat putus sekolah remaja hamil juga karena r hitung < r tabel, sedangkan 20
sangat tinggi, hal ini disebabkan rasa malu pertanyaan dinyatakan valid karena rhitung >
remaja dan penolakan sekolah menerima rtabel. Dari hasil perhitungan uji reliabilitas
kenyataan adanya murid yang hamil diluar untuk pengetahuan didapatkan ri (hitung)
nikah. Masalah ekonomi juga akan membuat 0.994 akan dibandingkan dengan r tabel
permasalahan ini menjadi semakin rumit dan pada N= 15 dengan nilai 0.514. Karena r
kompleks (Anonim, 2008, diperoleh tanggal hitung > r tabel maka dikatakan bahwa
21 April 2009). instrumen penelitian yang digunakan adalah
Pendidikan seksual merupakan cara reliabel atau dapat dipercaya. Dari hasil
pengajaran atau pendidikan yang dapat perhitungan uji reliabilitas untuk perilaku
menolong remaja untuk menghadapi didapatkan r1 atau  adalah 0.959 maka
masalah hidup yang bersumber pada dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian
dorongan seksual. Dengan demikian mempunyai tingkat reliabilitas tinggi.
pendidikan seksual ini bermaksud untuk Analisis data dapat dilakukan melalui
menerangkan segala hal yang berhubungan proses komputerisasi, dengan langkah-
dengan seks dan seksualitas dalam bentuk langkah analisis data yang akan dilakukan
yang wajar (Anonim, 2008, diperoleh tanggal adalah sebagai berikut: 1) analisis univariat
21 April 2009). yaitu menganalisis tiap-tiap variabel
Dari studi pendahuluan yang dilakukan penelitian yang ada secara deskriptif dengan
pada tanggal 28 Juli 2012 di SMK PGRI I menghitung distribusi frekuensi. Variabel
Mejayan, peneliti mendapatkan informasi dari yang dianalisis secara univariat dalam
bagian kesiswaan bahwa tahun 2010-2011 penelitian ini adalah karakteristik responden,
terdapat 2 siswa hamil dan terpaksa variabel pengetahuan untuk mengetahui
dikeluarkan dari sekolah, sehingga peneliti pengetahuan siswa tentang kesehatan
tertarik mengambil judul penelitian ”Hubungan reproduksi dan variabel perilaku untuk
Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang mengetahui perilaku seks bebas pada
Kesehatan Reproduksi dengan Perilaku remaja. 2) Analisis bivariat yaitu analisis
Seks Bebas pada Siswa Kelas XI SMK PGRI yang dilakukan untuk melihat hubungan
I Mejayan”. antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Rumus analisis yang digunakan yaitu
METODE PENELITIAN
Kendal Tau. Untuk dapat memberikan
Desain penelitian ini adalah tafsiran apakah harga tersebut signifikan
observasional analitik dengan menggunakan atau tidak, maka dapat menggunakan
metode pendekatan waktu cross sectional ketentuan bahwa bila z hitung lebih besar
model. Populasi dalam penelitian ini adalah dari z tabel, maka koefisien korelasi yang
siswa-siswi kelas XI di SMK PGRI I Mejayan ditemukan adalah signifikan.
tahun 2012 sejumlah 340 siswa. Menurut
Arikunto (2006: 134) untuk menentukan HASIL PENELITIAN
sampel, apabila subjeknya kurang dari 100 Tingkat Pengetahuan tentang Kesehatan
lebih baik diambil semua sehingga Reproduksi
penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat Hasil penelitian menunjukkan mayoritas
diambil antara 10-15% atau 20-25% atau responden mempunyai tingkat pengetahuan
lebih. Maka dalam penelitian ini diambil baik, seperti yang ditunjukkan pada Gambar
sampel 20% dari jumlah populasi yaitu 1.
sebanyak 68 siswa. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalaht ehnik
simple random sampling.
Ada dua variabel yang diteliti: 1) variabel
bebas: tingkat pengetahuan remaja tentang
kesehatan reproduksi, 2) variabel terikat:
perilaku remaja dengan seks bebas.
Instrumen berupa pertanyaan tertutup
(closed ended). Secara keseluruhan uji
validitas didapat jika rhitung > rtabel maka, item
pertanyaan dinyatakan valid, dan jika rhitung <
rtabel maka item pertanyaan dikatakan tidak Gambar 1. Tingkat Pengetahuan
valid. Uji validitas yang dilakukan terhadap tentang Kesehatan Reproduksi pada
21 pertanyaan, kemudian hasilnya akan Siswa-Siswi Kelas XI SMK PGRI I
diujikan pada r tabel pada N = 30, dimana Mejayan Tahun 2012
nilai r tabel adalah 0.361. Dari hasil uji

61 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes


Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: 2086-3098

Gambar 1 menunjukkan bahwa dari 68 pada 1-α (Z1-α). Berdasarkan hasil nilai 
responden responden paling banyak pada N = 68 dengan tingkat kepercayaan
mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu 95% didapatkan Zhitung = 9,96 dan Ztabel (1- α)
48 responden (70,6%) dan responden paling = 1,96 karena Zhitung > Ztabel (9,96 > 1,96),
sedikit mempunyai tingkat pengetahuan maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha
kurang yaitu 1 responden (1,5%). diterima, sehingga ada hubungan antara
tingkat pengetahuan tentang kesehatan
Perilaku tentang Seks Bebas reproduksi dengan perilaku seks bebas.

PEMBAHASAN

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,


dan ini terjadi melalui panca indera manusia,
yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting
dalam membantu tindakan seseorang
(Notoatmodjo, 2007: 139). Tingkat
pengetahuan seseorang sangat dipengaruhi
oleh banyak faktor yang saling berhubungan,
antara lain pendidikan, kultur atau budaya,
sosial ekonomi dan pengalaman.
Gambar 2. Perilaku Seks Bebas pada Siswa-
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas
Siswi Kelas XI SMK PGRI I Mejayan Tahun
siswa dan siswi kelas XI SMK PGRI I
2012
Mejayan mempunyai rata-rata tingkat
pengetahuan baik, 48 responden (70,6%)
Gambar 2 menunjukkan bahwa dari 68
dengan pengetahuan baik dan 19 responden
responden responden paling banyak
(27,9%) dengan pengetahuan sedang.
mempunyai perilaku baik, yaitu 51
Baiknya tingkat pengetahuan responden
responden (75,0%) dan paling sedikit
mengenai kesehatan reproduksi dan seks
dengan perilaku kurang, yaitu 1 responden
bebas adalah suatu yang wajar, mengingat
(1,5%).
semakin mudahnya akses informasi tentang
kesehatan, baik yang diperoleh dari sekolah
Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja
atau dari media cetak maupun elektronik.
tentang Kesehatan Reproduksi dengan
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas
Perilaku Seks Bebas
responden sudah pernah mendapatkan
informasi tentang kesehatan reproduksi dan
Hubungan tingkat pengetahuan tentang
seks bebas, 66 responden (97,1%) sudah
kesehatan reproduksi dengan perilaku seks
pernah tahu, dan hanya sedikit siswa yang
bebas, didistribusikan sebagai berikut:
belum mengetahui, yaitu 2 responden
1. Responden dengan tingkat pengetahuan
(2,9%).
baik didistribusikan, sebagai berikut:
Menurut Green ada korelasi antara
berperilaku baik 47 anak (69,1%),
pengetahuan dengan perilaku, jika
berperilaku cukup 1 anak (1,5%), dari
seseorang dengan pengetahuan baik maka
total responden dengan pengetahuan
perilakunya akan cenderung baik pula, sama
baik 48 anak (70,6%).
halnya dengan orang dengan pengetahuan
2. Responden dengan tingkat pengetahuan
kurang (rendah) maka mempunyai
cukup didistribusikan, sebagai berikut:
kecenderungan akan berperilaku kurang baik
berperilaku baik 4 anak (5,9%),
pula. Hasil penelitian menjelaskan korelasi
berperilaku cukup 15 anak (22,1%), dari
antara pengetahuan tentang kesehatan
total responden dengan pengetahuan
reproduksi dengan arah korelasinya
cukup 19 anak (27,9%).
terhadap perilaku seks bebas. Responden
3. Semua responden yang berpengetahuan
dengan tingkat pengetahuan baik
kurang memiliki perilaku kurang
didistribusikan, berperilaku baik 47 anak
sebanyak 1 orang (1,5%)
(69,1%), berperilaku cukup 1 anak (1,5%).
Hasil uji korelasi dengan menggunakan
Responden dengan tingkat pengetahuan
Kendall Tau () didapatkan nilai  0,826
cukup didistribusikan, berperilaku baik 4
karena jumlah sampel > 40, maka untuk uji
anak (5,9%), berperilaku cukup 15 anak
hipotesis dengan cara mencari nilai Z
(22,1%). Sedangkan responden yang
(normalitas) kemudian dibanding pada Ztabel

62 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes


Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: 2086-3098

berpengetahuan kurang memiliki perilaku Adioetomo SM, Sulistinah IA. Need


kurang sebanyak 1 orang (1,5%). Assessment for Adolescent Reproduktive
Hasil penelitian membuktikan pendapat Health Program. Research Report.
Green benar, ada korelasi atau hubungan Demographic Institute Faculty of
antara pengetahuan dengan perilaku. Hasil Economics University of Indonesia.
penelitian menunjukkan responden dengan Anonim.(2008). http://afand.cybermq.com,
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi diperoleh tanggal 20 April 2009
yang baik akan beperilaku baik pula, sedang Anonim (2008). http://one.indoskripsi.com,
responden dengan pengetahuan kurang diperoleh tanggal 21 April 2009
berperilaku kurang baik pula. Anonim. (2008).
Hasil uji statistik membuktikan adanya http://forbetterhealth.wordpress.com,
hubungan yang signifikan antara tingkat diperoleh tanggal 4 Mei 2009
pengetahuan remaja tentang kesehatan Anonim (2008). http://id.wikipedia.org,
reproduksi dengan perilaku seks bebas. diperoleh tanggal 4 Mei 2009
Anonim (2008). http://kesrepro.info, diperoleh
KESIMPULAN DAN SARAN tanggal 4 Mei 2009
Anonim. (2008). http://www.mail-
Kesimpulan archive.com, diperoleh tanggal 20 April
1. Mayoritas responden mempunyai tingkat 2009
pengetahuan baik, yaitu 48 responden Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu
(70,6%). Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka
2. Mayoritas responden mempunyai Cipta
perilaku yang cukup baik, yaitu 51 Azwar, S. (2007). Metode Penelitian.
responden (75,0%). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
3. Ada hubungan yang signifikan antara Dianita, Y. (2008). Tingkat Pengetahuan
tingkat pengetahuan remaja tentang Remaja tentang Seks Bebas di SMA
kesehatan reproduksi dengan perilaku Negeri 1 Mojogedang. Surakarta: Stikes
seks bebas. `Aisyiyah
Hasmi E. Meeting Reproductive Health
Saran Needs of Adolescent in Indonesia. J of
1. Bagi SMK PGRI I Mejayan Adolescent Reproductive and Sexual
a. Dapat lebih mamberikan Health UNESCO.
pengetahuan tentang kesehatan http://www.unescobkk.org/ips/arh.
reproduksi kepada siswa dengan cara Januari 2013
memasukkan pengetahuan tentang Hidayat, A.A. (2007). Metode Penelitian
kesehatan reproduksi ke dalam Kebidanan: Teknik Analisa Data. Jakarta:
materi pembelajaran atau bimbingan Salemba Medika
konseling. Narendra, dkk. (2002). Tumbuh Kembang
b. Mengadakan pertemuan dengan Anak dan Remaja. Jakarta: CV Sagung
orang tua siswa agar mereka dapat Seto
memberikan informasi tentang Nasution. (2004). Sosiologi Pendidikan.
kesehatan reproduksi dan Jakarta: Bumi Aksara
menanamkan nilai-nilai agama serta Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan
lebih mengawasi pergaulan anak Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT
mereka sehingga hal ini dapat Rineka Cipta
mengurangi tingkat kenakalan Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan
remaja. dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Cipta
Mengingat keterbatasan penelitian Notoatmodjo, S. (2005). Pendidikan dan
diharapkan agar peneliti selanjutnya Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
dapat melakukan penelitian dengan Cipta
menggunakan metode penelitian yang Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi
lain sehingga hasil penelitian menjadi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
lebih baik. Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan
DAFTAR PUSTAKA Prilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Adek. (2008). Hubungan antara Tayangan Sarwono. (2008). Psikologi Remaja. Jakarta:
Seks Di Televisi dengan Perilaku Seks PT Raja Grafindo Persada
Para Remaja, http://one.indoskripsi.com, Soetjiningsih. (2007). Tumbuh Kembang
diperoleh tanggal 13 Juli 2009 Remaja dan Permasalahannya. Jakarta:
CV Sagung Seto

63 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes


Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: 2086-3098

Sugiyono. (2007). Statistika Untuk


Penelitian. Bandung: Alfa Beta
Taufik. (2008). http://taufik-
blog.friendster.com, diperoleh tanggal 15
Januari 2009
Widiastuti, T. (2006). Hubungan Berpikir
Positif dengan Perilaku Seksual Pranikah
pada Remaja di SMA Veteran I
Sukoharjo. Surakarta: FK UMS

64 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

Anda mungkin juga menyukai