Anda di halaman 1dari 12

I.

TOPIK : KEPADATAN POPULASI GERUNGGANG DI WILAYAH


HUTAN KAMPUS

II. TUJUAN : Mengetahui Kepadatan Populasi Pohon Gerunggang di


Wilayah Hutan Kampus

III. DASAR TEORI

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara


makhluk hidup dan lingkungannya. Ruang lingkup ekologi meliputi
populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Populasi adalah kumpulan
individu sejenis yang memiliki kemampuan berbiak silang di suatu tempat
pada waktu tertentu. Komunitas adalah kumpulan populasi yang saling
berinteraksi di suatu daerah. Ekosistem adalah sistem hubungan timbal
balik antara komponen biotik dengan komponen abiotik yang
mempengaruhinya. Biosfer adalah bagian bumi yang ditempati oleh
makhluk hidup (Odum, 1998).
Organisme di alam ini tidak bisa hidup secara terpisah sendiri. Pada
prinsipnya terbentuk dari berbagai interaksi antara populasi yang ada.
Misalnya dalam mencari luas minimum dan jumlah minimum suatu area.
Tentunya didalamnya terdapat suatu komunitas populasi-populasi tersebut
akan berhimpun kedalam kelompok membentuk komunitas (Rahardjanto,
2001).
Dalam komunitas vegetasi, tumbuhan yang mempunyai hubungan di
antara mereka, mungkin pohon, semak, rumput, lumut kerak dan
thallophyta, tumbuh-tumbuhan ini lebih kurang menempati strata atau
lapisan dari atas ke bawah secara horizontal, ini disebut stratifikasi.
Individu yang menempati lapisan yang berlainan menunjukkan perbedaan-
perbedaan bentuk pertumbuhan, setiap lapisan komunitas kadang-kadang
meliputi kelas-kelas morfologi individu yang berbeda seperti, strata yang
paling tinggi merupakan kanopi pohon-pohon atau liana. Untuk tujuan ini,

1
tumbuhan-tumbuhan mempunyai klas morfologi yang berbeda yang
terbentuk dalam “sinusie” misalnya pohon dalam sinusie pohon, epifit
dalam sinusie epifit dan sebagainya (Surasana, 1990).
Tumbuhan berbagai jenis hidup secara alami di suatu tempat
membentuk suatu kumpulan yang di dalamnya menemukan lingkungan
yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam kumpulan ini terdapat
kerukunan untuk hidup bersama, toleransi kebersamaan dan hubungan
timbal balik yang menguntungkan sehingga dalam kumpulan ini terbentuk
suatu derajat keterpaduan (Resosoedarmo, 1990).
Penyebaran atau distribusi individu dalam populasi bermacam-macam,
pada umumnya memperlihatkan tiga pola penyebaran, yaitu :
1. Penyebaran secara acak, jarang terdapat di alam. Penyebaran ini
biasanya terjadi apabila faktor lingkungan sangat seragam untuk
seluruh daerah dimana populasi berada, selain itu tidak ada sifat-
sifat untuk berkelompok dari organisme tersebut. Dalam
tumbuhan ada bentuk-bentuk organ tertentu yang menunjang
untuk terjadinya pengelompokkan tumbuhan.
2. Penyebaran secara merata, penyebaran ini umumnya terdapat
pada tumbuhan. Penyebaran semacam ini terjadi apabila ada
persaingan yang kuat antara individu-individu dalam populais
tersebut. Pada tumbuhan misalnya persaingan untuk
mendapatkan nutrisi dan ruang.
3. Penyebaran secara berkelompok, penyebaran ini yang paling
umum terdapat di alam, terutama untuk hewan. Pengelompokkan
ini terutama disebabkan oleh berbagai hal di antaranya :
a. Respon dari organisme terhadap perbedaan habitat secara
lokal.
b. Respon dari organisme terhadap perubahan cuaca musiman
akibat dari acara atau proses reproduksi atau regenerasi.

2
c. Sifat-sifat organisme dengan organ vegetatifnya yang
menunjang untuk terbentuknya kelompok atau koloni
(Surasana, 1990).

Metodologi-metodologi yang umum dan sangat efektif serta efisien jika


digunakan untuk penelitian, yaitu metode kuadrat, metode garis, metode
plot dan metode kwarter. Akan tetapi dalam praktikum kali ini hanya
menitik beratkan pada penggunaan analisis dengan metode garis.
Tumbuhan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah pohon
gerunggang.
Gerunggang memiliki nama ilmiah Cratoxylon arborescens Bl family
Guttiferae . Tinggi pohon 15-40 m, panjang batang bebas cabang 4-27 m,
diameter dapat mencapai 100 cm atau lebih, tinggi banir sampai 1 m. Kulit
luar berwarna kemerah-merahan sampai coklat, beralur dangkal,
mengelupas kecil-kecil. Kayu gubal berwarna kuning, kadang-kadang
semusemu merah jambu atau jingga, agak mudah dibedakan dari kayu teras,
tebal kira-kira 5 crn. Tekstur kayu agak kasar tetapi merata. Arah serat
lurus atau bergelombang, kadangkadang agak berpadu. Kesan raba,
Permukaan kayu licin. Kilap, Pemukaan kayu mengkilap indah. Tajuknya
berbentuk bulat dan lebat. Rantingnya berwarna coklat dan bersisik, serta
bekas daun penumpu tampak nyata sekali, daunnya tunggal, berhadapan,
tebal, ibu tulang daun pada permukaan atas tenggelam dan pada permukaan
bawah menonjol sekali. Tangkai daun pendek yang pangkal bawah
menonjol sekali. Tangkai daun pendek yang pangkal bawahnya sering
melebar. Bunganya kecil, merah dan tersusun dalam malai. Buahnya berupa
buah kotak, kecil dan berwarna keungu-unguan (Lembaga Biologi Nasional
LIPI, 1980).

3
IV. ALAT DAN BAHAN

A. ALAT
No Nama Alat Jumlah
1 Parang 1 buah
2 Tali rapia 1 gulungan
3 Alat tulis -
4 HP 3 buah

B. BAHAN
No Nama Bahan Jumlah
1 Pohon Gerunggang (Cratoxylon 282
arborescens Blume)

V. WAKTU DAN TEMPAT


Kegiatan praktikum dilaksanakan pada tanggal 8 Oktober 2017 pukul
09.00-12.000 Di Hutan Kampus Universitas Palangka Raya.

VI. PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan alat yang digunakan dan tentukan area disekitar hutan

kampus untuk dijadikan sampel populasi.

2. Metode yang kami gunakan yaitu metode garis/line sampling. line

sampling adalah teknik sampling dengan unit berbentuk jalur

(line/strip/transect) dengan cara meletakkan 4 potong tali rafia ukuran

20×20 meter ditempat sampel dan buat membentuk segiempat.

3. Membuat 5 plot pada sisi kiri area hutan lalu menghitung jumlah

populasi pohon Gerunggang pada plot tersebut

4
4. Membuat lagi 5 plot baru pada area sisi kanan hutan dengan

menggunakan tali rapia dari 5 plot sebelumnya, lalu menghitung jumlah

populasi Gerunggang pada plot tersebut

5. Memasukkan data kedalam lembar kerja

6. Menghitung seluruh data dari hasil pengamatan dengan menggunakan

rumus:

N= n1+n2+n3+...+n10

S = Jumlah plot x Luas plot=….m2


KP = ∑S x N
S
Keterangan :
N : Jumlah individu
n : Jumlah individu per plot
KP : Kerapatan populasi
∑S : Spatum/total area yang diteliti (Ha)
S : Spatum/area yang diteliti (Ha)

5
VII. DATA HASIL PENGAMATAN

Jumlah
No Plot Individu
1 Plot 1 37
2 Plot 2 49
3 Plot 3 54
4 Plot 4 22
5 Plot 5 12
6 Plot 6 13
7 Plot 7 24
8 Plot 8 5
9 Plot 9 18
10 Plot 10 48
Jumlah 282

6
VIII. ANALISIS DATA PEMBAHASAN

Berikut ini cara menghitung jumlah individu yang terdapat dalam 10 plot

N= n1+n2+n3+...+n10

N= 37+49+54+22+12+13+24+5+18+48 = 282

Keterangan :
N : Jumlah individu
n : Jumlah individu per plot

setelah diketahui jumlah individu dari 10 plot, maka dapat dihitung luas
area yang diteliti

S = Jumlah plot x Luas plot=….m2

S = 10 x (20 m x20 m) = 4000 m2 = 0,4 ha

setelah diketahui luas area yang diteliti , maka dapat dihitung jumlah
individu yang terdapat dalam area 5 ha

KP = ∑S x N
S
KP = 5 ha x 282
0,4 ha
= 3.525 pohon
Keterangan :
KP : Kerapatan populasi
∑S : Spatum/total area yang diteliti (Ha)
S : Spatum/area yang diteliti (Ha)

Berdasarkan hasil pengamatan pada plot 1 terdapat pohon gerunggang

sebanyak 37 pohon, plot 2 sebanyak 49 pohon, plot 3 sebanyak 54 pohon,

7
plot 4 sebanyak 22 pohon, plot 5 sebanyak 12 pohon, plot 6 sebanyak 13

pohon, plot 7 sebanyak 24 pohon, plot 8 sebanyak 5 pohon, plot 9 sebanyak

18 pohon, plot 10 sebanyak 48 pohon. Total seluruh pohon pada 10 plot

yaitu berjumlah 282 pohon.

Jumlah individu terbanyak dapat dilihat pada plot 3 yang berjumlah

sebanyak 54 pohon, ini dapat dikatakan bahwa plot ini mempunyai

kerapatan yang tinggi dibandingkan dengan plot yang lainnya. Sedangkan

pada plot 8 hanya berjumlah 5 pohon, maka dapat dikatakan bahwa pada

plot 8 ini mempunyai kerapatan populasi yang paling sedikit dibandingkan

yang lain dari pohon garunggang.

Kepadatan tanaman dapat diartikan sebagai jumlah tanaman yang

terdapat dalam satuan luas lahan. Kerapatan tanam merupakan faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan tanaman, karena penyerapan energi matahari

oleh permukaan daun yang sangat menentukan pertumbuhan tanaman juga

sangat dipengaruhi oleh kerapatan tanaman ini, jika kondisi tanaman terlalu

rapat maka dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman karena dapat

menghambat perkembangan vegetatif.

Manfaat dari pengamatan kerapatan populasi yaitu untuk mengetahui

besarnya suatu populasi di suatu kawasan tertentu, dan untuk mengetahui

kekayaan sumber daya alam khususnya pohon gerunggang yang ada di

kawasan hutan kampus.

8
IX. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan didapatkan

kesimpulan kepadatan populasi pohon garunggang (Cratoxylon

arborescens Blume) di wilayah hutan kampus cukup padat yaitu sekitar

282 pohon dalam 10 plot. Jumlah yang ada pada area 5 ha tersebut

bukanlah jumlah yang mutlak tetapi sebagai pembanding, karena

kisaran jumlah tersebut tidak jauh berbeda dari jumlah yang sebenarnya

serta bertujuan untuk memudahkan memperkirakan jumlah pohon

tersebut.

B. SARAN

Saran agar para praktikan memilih tumbuhan yang mudah

dijangkau dan hemat biaya, agar pada saat praktikum lebih mudah

dilakukan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2016.Gerunggang Jenis Potensial untuk Restorasi Lahan


Gambut.http://foreibanjarbaru.or.id/archives/2680. Diakses 3 Oktober 2017

Goregorius, Lejiu.2012.Laporan Kerapatan


Tumbuhan.http://11gorys.blogspot.co.id/2012/05/laporan-kerapatan-
tumbuhan.html?m=1. Diakses 22 Oktober 2017

Mafidatul, Ilmi.2013.Laporan Kepadatan


Populasi.https://www.scribd.com/document/250602707/laporan-kepadatan-
populasi. Diakses 22 Oktober 2017

Nur, Hidayah.2014.Laporan Lengkap Praktikum Ekologi Tumbuhan Spesies


Area.https://www.academia.edu/10991923/LAPORAN_LENGKAP_PRAK
TIKUM_EKOLOGI_TUMBUHAN_SPESIES_AREA_. Diakses 3 Oktober
2017

10
Lampiran Foto

11
12

Anda mungkin juga menyukai