TINJAUAN PUSTAKA
beranggotakan tidak kurang dari 1300 jenis tanaman. Suku Rutaceae dibagi dalam
tujuh sub famili (anak suku) dan 130 genus (marga), dimana yang menjadi induk
Beberapa contoh spesies Citrus antara lain jeruk keprok (Citrus nobilis),
jeruk manis (Citrus aurantium), jeruk lemon (Citrus medica), jeruk besar (Citrus
jeruk sambal (Citrus amblycarpa), jeruk purut (Citrus histrix), jeruk nipis (Citrus
Jeruk kasturi merupakan jenis tanaman jeruk dengan tinggi pohon 2-4
meter dan tajuk yang agak bulat, daun tersebar, berdaun majemuk beranak satu,
agak kecil, berwarna hijau tua bertangkai pendek, pada tepi daun terdapat bintil-
bintil kelenjar berbau sedap. Bunga majemuk, terletak diketiak daun atau pada
ujung cabang, berbau harum, waktu masih kuncup berbentuk bulat telur panjang,
daun pelindung kecil, kelopak berbentuk cawan terdiri dari 5 helai. Bakal buah
berbentuk bola, pada pangkal dan ujung datar, berwarna hijau kuning. Buah
berbentuk seperti bola, diameternya 3-5 cm dengan kulit buah yang tipis
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Rutales
Suku : Rutaceae
Marga : Citrus
Nama lain dari jeruk kasturi adalah jeruk peras dan jeruk potong (Anonim,
2010).
chinese orange, golden lime (Inggris), limau chuit (Malaysia) (Anonim, 2010;
utama minyak atsiri tersebut adalah β-sitronelol (18%), β-pinen (15,31%) dan D-
limonen (14%). Selain itu, komponen lain yang terkandung dalam minyak atsiri
Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak
ini disebut juga minyak menguap (volatile oil), minyak eteris (ethereal oil), atau
minyak esensial (essential oil). Minyak atsiri umumnya tidak berwarna pada
keadaan segar dan murni, namun pada penyimpanan lama warnanya dapat
berubah menjadi lebih gelap. Pencegahannya, minyak atsiri harus terlindung dari
pengaruh cahaya, diisi penuh, ditutup rapat serta disimpan di tempat yang kering
dan Piperaceae), didalam saluran minyak yang disebut vittae (suku Umbelliferae),
dapat terbentuk secara langsung oleh protoplasma akibat adanya peruraian lapisan
resin pada dinding sel atau oleh hidrolisis dari glikosida tertentu (Tyler et al,
1977).
hewan (atraktan) dan mencegah kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan
(repellent). Minyak atsiri pada tumbuhan juga dapat digunakan sebagai sumber
energi, antimikroba, penutup bagian kayu yang terluka dan mencegah penguapan
sebagai obat setelah diekstraksi atau disuling dari sumbernya, misalnya minyak
kayu putih. Dalam bentuk murni, kebanyakan minyak atsiri dapat digunakan
untuk terapi beberapa jenis penyakit seperti radang selaput sendi, radang
tenggorokan, sakit kepala, radang usus besar, jantung berdebar dan lain
sifat fisika dan kimia yang juga berbeda. Pada umumnya perbedaan komposisi
minyak atsiri disebabkan perbedaan kondisi iklim, tanah tempat tumbuh, umur
panen, metode ekstraksi yang digunakan, cara penyiapan minyak atsiri dan jenis
tanaman penghasil.
yang terbentuk dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O).
Pada umumnya komponen kimia minyak atsiri dibagi menjadi dua golongan
yaitu:
a. Golongan Hidrokarbon
Persenyawaan yang termasuk golongan ini terbentuk dari unsur Karbon (C)
dan Hidrogen (H). Jenis hidrokarbon yang terdapat dalam minyak atsiri
sebagian besar terdiri dari monoterpen (2 unit isopren) dan sesquiterpen (3 unit
Komponen kimia dari golongan persenyawaan ini terbentuk dari unsur Karbon
(C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O). Persenyawaan yang termasuk dalam
golongan ini adalah persenyawaan alkohol, aldehid, keton, ester, eter dan
peroksid. Ikatan karbon yang terdapat dalam molekulnya dapat terdiri dari
ikatan tunggal, ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga. Golongan
atsiri karena umumnya mempunyai aroma yang lebih wangi (Ketaren, 1985).
Parameter yang dapat digunakan untuk tetapan fisika minyak atsiri antara
lain:
Minyak atsiri adalah zat berbau, biasa dikenal dengan nama minyak eteris atau
minyak terbang (essential oil, volatile oil) yang dihasilkan oleh tanaman.
(Ketaren, 1985).
b. Indeks bias
Indeks bias suatu zat adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dan
kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Jika cahaya melewati media kurang padat
ke media lebih padat maka sinar akan membelok atau membias dari garis
normal. Indeks bias berguna untuk identifikasi suatu zat dan deteksi
1987).
c. Berat jenis
Nilai berat jenis (densitas) minyak atsiri merupakan perbandingan antara berat
minyak dengan berat air pada volume air yang samadengan volume minyak.
semakin besar pula nilai densitasnya. Berat jenis merupakan salah satu kriteria
2009).
d. Putaran optik
ditentukan oleh jenis minyak atsiri, suhu dan panjang gelombang cahaya yang
Perubahan sifat kimia minyak atsiri merupakan ciri dari adanya suatu
kerusakan minyak dan ini dapat terjadi pada beberapa jenis minyak atsiri.
Kerusakan minyak atsiri yang mengakibatkan perubahan antara lain dapat terjadi
polimerisasi serta hidrolisis, karena peristiwa tersebut maka minyak atsiri akan
berubah warna dan menjadi lebih kental. Proses-proses tersebut diaktifkan oleh
panas, oksigen udara, lembab, sinar matahari dan molekul logam berat. Minyak
atsiri harus diberi perlakuan khusus agar proses tersebut tidak terjadi atau
10
dalam wadah yang benar-benar kering dan harus bebas dari logam berat, serta
komponen suatu campuran dari dua jenis campuran atau lebih berdasarkan
perbedaan tekanan uap dari masing- masing zat tersebut. Metode penyulingan
Pada metode ini, bahan tumbuhan dimasukkan dalam wadah yang berisi air,
selanjutnya direbus sampai uap air dan minyaknya mengalir dan didinginkan
melalui pipa dalam kondensor. Air dan minyak yang keluar dari kondensor
Bahan tumbuhan yang akan disuling dengan metode penyulingan air dan uap
ditempatkan dalam suatu tempat yang bagian bawah dan tengah berlobang-
lobang yang ditopang di atas dasar alat penyulingan. Ketel diisi dengan air
sampai permukaan air berada tidak jauh di bawah saringan, uap air akan naik
11
Pada metode ini, wadah dan tangki air sebagai sumber uap panas (boiler)
wadah. Air dari boiler akan mendidih, lalu uapnya mengalir ke wadah yang
berisi bahan tumbuhan. Uap akan menembus sel-sel tumbuhan dan membawa
uap minyak atsiri yang selanjutnya akan mengalir melalui kondensor. Uap
minyak atsiri akan mengembun menjadi cairan dan ditampung pada labu
terhadap bahan berupa biji, buah, atau kulit buah yang memiliki kandungan
minyak atsiri yang cukup tinggi. Akibat tekanan pengepresan, maka sel-sel yang
mengandung minyak atsiri akan pecah dan minyak atsiri akan mengalir ke
Metode ini digunakan untuk mengambil minyak bunga yang kurang stabil
dan dapat rusak oleh panas uap air. Dengan menggunakan pelarut yang mudah
menguap seperti kloroform, eter, aseton, alkohol dan petroleum eter. Pada
Cairan ekstrak yang mengandung bahan pelarut dan unsur-unsur tumbuhan itu
disalurkan ke tabung hampa udara yang dipanaskan pada suhu sekedar untuk
(Guenther, 1987).
12
untuk mendapatkan mutu dan rendeman minyak atsiri yang tinggi. Metode
Cara ini menggunakan media lemak padat. Metode ini digunakan karena
Pada cara ini absorbsi minyak atsiri oleh lemak dalam keadaan panas pada
o
suhu 80 C selama 1,5 jam. Cara ini dilakukan terhadap bahan tumbuhan yang
panas-panas, jika perlu kelebihan lemak pada ampas disiram dengan air panas,
1985).
2.4.5 Ecuelle
menggelindingkan buah pada wadah yang memiliki tonjolan tajam yang berjejer.
13
yang cukup rumit, ditambah dengan sifatnya yang mudah menguap pada suhu
kamar sehingga perlu diseleksi metode yang akan diterapkan untuk menganalisis
minyak atsiri. Sejak ditemukannya kromatografi gas (GC), kendala dalam analisis
komponen minyak atsiri ini mulai dapat diatasi walaupun terbatas hanya pada
saja. Pada penggunaan GC, efek penguapan dapat dihindari bahkan dihilangkan
dapat melahirkan suatu alat yag merupakan gabungan dua sistem dengan prinsip
dasar yang berbeda satu sama lain tetapi dapat saling menguntungkan dan saling
melengkapi, yaitu gabungan antara kromatografi gas dan spektrometri massa (GC-
MS). Pada alat GC-MS, kedua alat dihubungkan dengan suatu interfase.
yang mudah menguap (dan stabil terhadap panas) bermigrasi melalui kolom yang
mengandung fase diam dengan suatu kecepatan yang tergantung pada rasio
14
Pemisahan pada kromatografi gas didasarkan pada titik didih suatu senyawa
dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin terjadi antara solut dengan fase
diam. Fase gerak yang berupa gas akan mengelusi solut dari ujung kolom lalu
kisaran 50oC- 350oC) bertujuan untuk menjamin bahwa solut akan menguap dan
tambat (waktu retensi) yang khas pada kondisi yang tepat. Waktu tambat ialah
waktu yang menunjukkan beberapa lama suatu senyawa tertahan dalam kolom
yang diukur mulai saat penyuntikan sampel sampai saat elusi terjadi (dihasilkan
puncak) (Gritter, dkk., 1991). Bagian utama dari kromatografi gas adalah gas
inert (tidak bereaksi dengan sampel, pelarut sampel, material dalam kolom), murni
dan mudah diperoleh. Gas pembawa yang paling sering dipakai adalah helium
(He), argon (Ar), nitrogen (N2), hidrogen (H2) dan karbondioksida (CO2).
Keuntungannya adalah karena semua gas ini tidak reaktif dan dapat dibeli dalam
keadaan murni dan kering yang dikemas dalam tangki bertekanan tinggi.
Pemiliihan gas pembawa tergantung pada detektor yang dipakai (Agusta, 2000).
dalam ruang suntik melalui gerbang suntik (injection port), biasanya berupa
lubang yang ditutupi dengan septum atau pemisah karet (rubber septum). Ruang
15
2.5.1.3 Kolom
dalamnya terdapat fase diam (Gandjar dan Rohman, 2008). Kolom dapat terbuat
dari tembaga, baja tahan karat, aluminium atau gelas. Kolom dapat berbentuk
Ada dua macam kolom, yaitu kolom kemas dan kolom kapiler (Agusta, 2000;
Kolom kemas terdiri dari fase cair (sekurang- kurangnya pada suhu
yang terdapat dalam tabung yang relatif besar (diameter dalam 1-3 mm). Jenis
kolom ini terbuat dari gelas atau logam yang tahan karat atau dari tembaga dan
partikel fase diam ini. Semakin kecil diameter partikel fase diam, maka
efisiensinya akan meningkat. Ukuran partikel fase diam biasanya berkisar antara
Kolom kapiler berbeda dengan kolom kemas, dalam hal adanya rongga
pada bagian dalam kolom yang menyerupai pipa (tube) dengan ukuran 0,02-0,2
mm. Kolom kapiler kini lebih banyak digunakan untuk menganalisis komponen
minyak atsiri. Hal ini disebabkan oleh kelebihan kolom tersebut yang memberikan
hasil analisis dengan daya pisah yang tinggi dan sekaligus memiliki sensitivitas yang
tinggi. Keuntungan kolom kapiler adalah jumlah sampel yang dibutuhkan sedikit dan
16
dan polar. Berdasarkan minyak atsiri yang non polar sampai sedikit polar, maka untuk
keperluan analisis sebaiknya digunakan kolom fase diam yang bersifat non polar,
misalnya SE-52 dan SE-54. Jika dalam analisis minyak atsiri digunakan kolom yang
lebih polar, sejumlah puncak yang dihasilkan menjadi lebar (tidak tajam) dan
sebagian puncak tersebut juga membentuk ekor. Begitu juga dengan garis dasarnya
tidak rata dan terlihat bergelombang. Bahkan kemungkinan besar komponen yang
2.5.1.5 Suhu
a. Suhu injektor
Suhu pada injektor harus cukup panas untuk menguapkam cuplikan sedemikian
cepat, tetapi sebaliknya suhu harus cukup rendah untuk mencegah peruraian
b. Suhu kolom
kelarutan senyawa dalam cairan tertentu dan tekanan uapnya atau keatsiriannya
(titik didih senyawa). Oleh karena tekanan uap berbanding langsung dengan
suhu, maka suhu merupakan faktor yang utama pada kromatografi gas
(Gandjar dan Rohman, 2008). Pemisahan dapat dilakukan pada suhu tetap
(isotermal) atau pada suhu yang berubah secara terkendali (suhu diprogram,
analisis rutin atau jika kita mengetahui agak banyak mengenai sifat sampel
17
komponen utama sampel. Pada GC suhu diprogram, suhu dinaikkan mulai dari
suhu tertentu sampai suhu tertentu lainnya dengan laju yang diketahui dan
c. Suhu detektor
dan juga untuk mencegah pengembunan air atau hasil samping yang terbentuk
2.5.1.6 Detektor
keluar fase gerak (gas pembawa) yang membawa komponen hasil pemisahan.
sinyal elektronik. Sinyal elektronik detektor akan sangat berguna untuk analisa
diantara fase diam dan fase gerak (Gandjar dan Rohman, 2008).
digunakan untuk indikasi selektif dari fosfor dan sulfur. Nitrogen Phosphorous
nitrogen dan fosfor. Electron Capture Detector (ECD) yang digunakan untuk
sambungan langsung dari suatu spektrometer massa dengan suatu kolom dalam
18
molekul bermuatan atau fragmen- fragmen molekul baik dalam keadaan sangat
hampa atau segera sebelum sampel memasuki ruang sangat hampa (Watson,
berkas elektron dan menghasilkan ion bermuatan positif yang mempunyai energi
yang tinggi karena lepasnya elektron dari molekul yang dapat pecah menjadi ion
gambaran mengenai jenis dan jumlah fragmen molekul yang terbentuk dari suatu
yang terbentuk dari pemecahan suatu komponen kimia memiliki berat molekul
yang berbeda dan ditampilkan dalam bentuk diagram dua dimensi, m/z (m/e,
massa/muatan) pada sumbu X dan intensitas pada sumbu Y yang disebut dengan
setiap komponen kimia sangat spesifik sehingga dapat dijadikan sebagai patokan
spektrum massa komponen kimia yang diperoleh dari hasil analisis diidentifikasi
dengan cara dibandingkan dengan spektrum massa yang terdapat dalam suatu
pengion dan percepatan, tabung analisis, pengumpul ion dan penguat dan
metode ini lebih sensitif dan spesifik untuk identifikasi senyawa yang tidak
19
memberikan informasi mengenai bobot molekul dan rumus molekul. Puncak ion
diperiksa. Puncak paling kuat pada spektrum, disebut puncak dasar (base peak),
dinyatakan dengan nilai 100% dan kekuatan puncak lain, termasuk puncak ion
dkk., 1986).
20