PAJAK
Dewi Prastiwi
ABSTRACT
This study aims to explore the alternative strategies for KPP Pratama
Sidoarjo Utara after the implementation of tax amnesty program, in order to
support the success of the program. This study formulated the alternative strategy
by using of Strength, Waekness, Opportunity and Threat (SWOT) Analysis and
Internal External (IE) Matrix. This study finds that the position of KPP Pratama
Sidoarjo Utara (KPP) is in growth and build (in the cell 2) of Internal External
(IE) Matrix. Therefore, this study recommends that the KPP should use
technology for tax dissemination to attracts taxpayers, encourage the
maximization of technology utilize for taxpayers, evaluate the tax amnesty
program comprehensively, encourage law enforcement after tax amnesty program
intensively, expand tax base in range area of the KPP, arrange cooperation with
foreign parties, government agencies and banks related to taxpayers data. The
study implies that the KPP can increase tax revenue through intensive strategy by
market penetration (tax intensification), market development (tax extensification)
and product development (restructuring and tax reform).
Keyword:, Strategy, Tax, Tax Amnesty, Tax Revenue
PENDAHULUAN
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang saat ini
sangat digalakkan perolehannya oleh pemerintah, Saat ini penerimaan negara dari
sektor pajak memiliki peranan yang sangat penting dengan persentasi sekitar 70%
penerimaan disokong oleh pajak. Pada Tabel 1 akan digambarkan sumber
pendapatan negara dalam APBN Tahun 2016 yang ditetapkan sebesar Rp 1.822,5
triliun atau Rp 25,6 triliun lebih rendah dari yang diusulkan dalam RAPBN Tahun
tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan tax ratio. Tax ratio adalah
Seringkali tax ratio menjadi tolok ukur pengukuran kepatuhan wajib pajak dalam
meskipun jumlahnya tidak signifikan. Tabel 2 akan memaparkan tax ratio negara
Tahun 2012-2016.
Tabel 2. Tax Ratio Tahun 2012-2016
Tahun Persentase
2012 11,9%
2013 11,9%
2014 12,4%
2015 12,7%
2016 13,11%
Sumber: Mading Kanwil DJP Jatim II (2016), data olahan
sektor pajak, juga meningkatkan tax ratio negara. Upaya-upaya pemerintah dalam
maupun ekstensifikasi.
program yang mana program tersebut bersifat mengampuni wajib pajak yang
selama ini tidak patuh dengan tidak melaporkan hartanya secara benar di SPT.
membutuhkan dana yang besar guna pembangunan negara dan juga untuk
diadakan oleh pemerintah yakni pada tahun 1964 dan 1984, akan tetapi program
tax amnesty tersebut tidak dapat dikatakan berhasil. Menurut Huda & Hernoko
(2017) program tax amnesty pada tahun 1964 tidak berhasil karena adanya
peristiwa G30S PKI, selain itu tidak adanya respon dari masyarakat khususnya
pada saat itu masih sangat minim. Sedangkan pada tahun 1984 tidak efektifnya
program tax amnesty karena WP tidak memberikan respon yang baik dan juga
tidak adanya kejelasan hukum atau reformasi pajak setelah adanya program
tersebut, selain itu juga minimnya akses dan transparansi data WP menjadikan
tersebut tanggal 1 Juli 2016, penerimaan tax amnesty yang diperoleh hingga 30
September 2016 atau periode I dari tax amnesty mengalami pencapaian yang luar
biasa. Dilansir dari harian tempo, bahwa pencapaian penerimaan tax amnesty
Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia. Hal ini dibuktikan dengan adanya
uang tebusan yang masuk sudah mencapai 50% dari target yang ditentukan yakni
Pada gambar 1 di bawah ini, dapat dilihat bahwa Indonesia mendapat uang
tebusan yang paling tinggi yakni Rp 81,1 T mengalahkan Italia yang juga pernah
mengadakan program tax amnesty pada tahun 2009 yang hanya mendapat uang
tebusan sebesar Rp 59 T.
Hal senada juga dialami oleh KPP Pratama Sidoarjo Utara. Penerimaan
uang tebusan tax amnesty di KPP Pratama Sidoarjo Utara tengah mencapai
target, bahkan telah melebihi target yang diberikan oleh Kantor Wilayah DJP
Jatim II. Pada Tabel 3 di bawah ini akan dipaparkan tantang realisasi
Untuk ukuran KPP Pratama, jumlah tersebut tergolong sukses dalam hal
penerimaan pajak. hal tersebut rupanya didukung oleh karakteristik wilayah yang
strategis dan strategi yang dilakukan oleh KPP Pratama Sidoarjo Utara.
Maret 2017 program tax amnesty resmi berakhir, menurut Praditya &
Ariyanti (2017) total SPH yang dilaporkan mencapai Rp 4.855 T, yang terdiri dari
Rp 3.676 T deklarasi harta dalam negeri; Rp 1.031 T dari deklarasi harta luar
negeri; dan Rp 147 T berasal dari repatriasi, sedangkan untuk uang tebusan yang
program tax amnesty di Indonesia sudah terbilang baik meskipun tidak optimal
sehingga tidak dapat mencapai target. Tentunya pasca program tax amnesty ini
pemerintah perlu melakukan strategi yang lebih baik lagi, sehingga WP yang telah
adalah “Alternatif Strategi Apa yang Sebaiknya Dilakukan oleh KPP Pratama
banyak pada tataran strategis atau bersifat garis besar yang dibuat oleh pemegang
pelayanan publik, yaitu segala sesuatu yang bisa dilakukan oleh negara untuk
Teori Asuransi
suatu warga negara layaknya sebuah asuransi, oleh karenanya jika warga negara
diharuskan membayar pajak. Amnesti pajak dalam hubungannya dengan teori ini
adalah berupa jaminan untuk Wajib Pajak yang mana Wajib Pajak tidak akan
dikenai sanksi dan denda terkait pengungkapan harta yang selama ini tidak
Teori Kepentingan
harta dapat menambah penerimaan negara sehingga fasilitas yang didapatkan oleh
Suandy (2011: 26) menjelaskan apa yang dimaksud dengan teori bakti atau
teori kewajiban mutlak adalah negara dapat memungut pajak kepada warga negara
membayar pajak. Mengungkapkan harta yang selama ini tidak dilaporkan dan
membayarkan uang tebusan kepada negara merupakan salah satu wujud dari teori
bakti tersebut.
WP akan dikenai dan membayar uang tebusan sesuai dengan tarif yang
berlaku. Wajib Pajak juga lebih leluasa karena sistem yang diberlakukan adalah
self assessment, yakni WP menghitung sendiri berapa besaran nilai harta yang
diungkap.
Strategi
yang diungkapkan oleh Amirullah dan Cantika (2002: 4), strategi merupakan
untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan itu dapat dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Untuk merumuskan suatu strategi dapat
SWOT.
Pajak
Cara Perpajakan Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 1, pajak adalah kontribusi
wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
kemakmuran rakyat.
Fungsi pajak
Menurut Rochmah & Riduwan (2014) terdapat empat fungsi pajak, yakni:
(1) Fungsi Budgetair; (2) Fungsi Regulerend; (3) Fungsi Distribusi; (4) Fungsi
Demokrasi.
Tax Amnesty
Tahun 2016 adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai
cara mengungkap harta dan membayar uang tebusan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang.
infrastruktur, sarana dan prasarana, pendidikan dan banyak yang lainnya, yang
besar. Selain itu, banyaknya penggelapan pajak atau tax evasion yang membuat
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
studi kasus. Dalam bukunya Yin (2015: 1-13) menjelaskan bahwa studi kasus
adalah metode penelitian yang berkaitan dengan pertanyaan how dan why dan
Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah KPP Pratama Sidoarjo Utara. Pemilihan
objek didasarkan pada realisasi uang tebusan amnesti pajak terbanyak di antara
Unit analisis data dari penelitian ini adalah KPP Pratama sebagai
Informan Penelitian
tentang suatu situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2014: 132). Informan
ini dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Informan pada
penelitian ini adalah pegawai pajak yang termasuk dalam tim satuan tugas
kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain. Data yang digunakan adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari hasil diskusi dengan informan penelitian
terkait program tax amnesty, sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen-
dokumen, bukti-bukti, catatan ataupun arsip yang diperoleh dengan cara studi
dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
adalah sebagai berikut: (1) Wawancara yang berupa diskusi; (2) Dokumentasi; (3)
Studi kepustakaan.
Keabsahan Data
Penelitian kualitatif sendiri, data atau temuan dapat dikatakan valid apabila
tidak ada perbedaan antara data yang dilaporkan peneliti dengan kejadian yang
Pahlawan No. 55 Sidoarjo ini mulai beroperasi pada tanggal 27 November 2007
tanggal 5 November tentang Penerapan Organisasi, Tata Kerja dan Saat Mulai
Timur I, Kantor Wilayah DJP Jawa Timur II, Kantor Wilayah DJP Jawa Timur III
dan Kantor Wilayah DJP Bali. Gedung kantor KPP Pratama Sidoarjo Utara
diresmikan oleh Menteri Keuangan saat itu Ibu Sri Mulyani pada tanggal 4
governance).
a. Persyaratan:
tunggakan pajak.
informasi pajak yanv tidak atau kurang dibayar atau yang tidak seharusnya
a) Bagi WP yang baru memperoleh NPWP pada tahun 2016 dan 2017,
wilayah NKRI.
wilayah NKRI.
b. Prosedur
1. Wajib Pajak datang ke KPP untuk mendapat informasi yang akan dibantu
2. Wajib Pajak membayar uang tebusan di bank persepsi atau tempat lain
fresh money yang berasal dari Wajib Pajak dalam waktu yang singkat. optimisme
dari KPP Pratama Sidoarjo Utara terkait dengan pencapaian uang tebusan tax
Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak Pasal 11 (5) yakni tentang fasilitas-
fasilitas bagi Wajib Pajak yang mengikuti tax amnesty yakni bebas bea balik nama
kelebihan tersebut menarik minat Wajib Pajak untuk mengikuti tax amnesty
dengan beragam motif seperti ingin save, tarif uang tebusan lebih murah
dibandingkan dengan tarif pajak biasa, supaya tidak kena sanksi dan denda, atau
hanya sekedar ikut-ikutan, yang mana membuat dampak pada KPP Pratama
Sidoarjo Utara berupa adanya penambahan penerimaan pajak yang secara tidak
Penerapan tax amnesty dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu persiapan,
Salah satu persiapan yang dibuat adalah tim amnesti pajak. Amnesti pajak
adalah program pemerintah yang sifatnya serentak di semua KPP dan juga
termasuk event atau acara yang besar, maka dibutuhkan tim yang memang
berbeda dengan jobdesk harian yang biasa dilakukan oleh pegawai KPP. Tim
dibentuk berdasarkan dengan tupoksi atau jobdesk sehari-hari dari pegawai pajak
sebelumnya.
pembentukan tim saja, namun juga faktor pendukung lain, seperti dana, fasilitas,
sarana dan prasarana, dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil diskusi dengan
informan, dana terkait program tax amnesty hanya mengandalkan dari kas kantor
atau anggaran tahunan kantor. Sedangkan untuk fasilitas, sarana dan prasarana,
KPP Pratama Sidoarjo Utara mengoptimalkan fasilitas yang sudah ada seperti
program tersebut berhasil atau tidak. Terutama untuk instansi sektor publik,
keberhasilan suatu program dirasa penting dan dapat dijadikan evaluasi di tahap
dan tergantung pada banyak aspek. Dari hasil diskusi dengan informan, sesuatu
dapat dikatakan berhasil apabila realisasi atau hasil yang diperoleh lebih besar
dari target.
Analisis SWOT
dari program tax amnesty yang dilaksanakan di KPP Sidoarjo Utara sebagai
berikut:
Kekuatan (Strength)
yang kuat berupa UU No. 11 Tahun 2016. Kekuatan lain yang ada di KPP
Pratama Sidoarjo Utara adalah wilayah kerjanya yang strategis, memiliki SDM
yang terampil dan cekatan, memberikan pelayanan yang terbaik kepada WP, dan
Kelemahan (Weakness)
Kelemahan yang terdapat pada program tax amnesty dan juga KPP
Pratama Sidoarjo Utara adalah jangka waktu program tax amnesty yang pendek,
kekurangan data, koordinasi antar instansi baik pemerintah maupun swasta masih
Peluang (Opportunity)
dan investor.
Ancaman (Threat)
Dalam penerapan program tax amnesty adapun yang dapat dijadikan sebagai
ancaman yaitu tindakan WP untuk melakukan tax evasion, adanya inflasi, adanya
suaka pajak, politik yang tidak stabil, dan pertumbuhan ekonomi yang menurun.
membuat kuesioner terkait pembobotan dan juga peringkat yang diberikan kepada
informan yang tertuang dalam Matriks IFE (Internal Factors Evaluation) dan EFE
Kelemahan
1 Jangka waktu pendek 0.1 0.12 0.39 0.1 0.1775
2 Data kurang 0.1 0.28 0.56 0.1 0.26
3 Koordinasi antar instansi masih kurang 0.2 0.2 0.32 0.1 0.205
4 Strategi monoton 0.2 0.3 0.1 0.1 0.175
TOTAL 2.99
Sumber: diolah penulis
MATRIKS IE (Internal-Eksternal)
perbedaan. Mulai dari sel-sel strateginya, implikasi strategi yang dihasilkan dari
masing-masing sel, dan juga penggalian informasi. Matriks IE ini didasarkan pada
dua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal yang dapat diperoleh skor
bobotnya dari tabel sebelumnya. Terdapat Sembilan sel pada matriks IE ini, yang
mana ada tiga kuadran utama. Kuadran pertama yakni terdapat pada sel 1, 2, 4.
Digambarkan sebagai sel grow and build (bertumbuh dan berkembang). Kedua
terdapat pada sel 3,5,7 yaitu strategi hold and maintain (menjaga dan bertahan).
Dan terakhir terdapat pada sel 6, 8,dan 9. Strateginya adalah harvest or divest
Di bawah ini akan diketahui pada posisi atau sel manakah KPP Pratama
Sidoarjo Utara berada. Dapat dilihat pada matriks IE, bahwa posisi KPP Pratama
Sidoarjo Utara adalah pada sel 2 yakni grow and build. Strategi yang dapat
restrukturisasi perpajakan).
Gambar 2 Matriks IE
Sumber: diolah penulis
Matrik SWOT
Setelah mengetahui pada posisi mana KPP berada, maka peneliti membuat
didasarkan pada posisi KPP berada yakni posisi grow and build. Di bawah ini
SIMPULAN
atas, dan setelah dilakukan analisis menggunakan Matriks IFE dan EFE dapat
disimpulkan bahwa KPP Pratama Sidoarjo Utara berada pada posisi yang kuat
yakni dengan skor IFE 2,99 dan EFE 3,44. Dalam posisinya, KPP Pratama
Sidoarjo Utara menggunakan kekuatan yakni memiliki payung hukum yang kuat
untuk melaksanakan program tax amnesty dan SDM yang kompeten yang berasal
dari lulusan STAN dan hasil seleksi CPNS yang didiklat sesuai dengan jabatan,
Sedangkan hasil dari pemetaan matriks IE, KPP Pratama Sidoarjo Utara
berada pada sel 2 yakni posisi grow and build, dimana pada posisi ini terdiri dari
strategi intensif dan integrasi. Oleh karenanya usulan strategi yang diberikan oleh
dengan bahasa yang santai sehingga Wajib Pajak semakin tertarik dan sadar
terdaftar lebih intensif lagi agar WP terbiasa dengan teknologi (WO-2); dan
Melakukan modernisasi perpajakan agar WP tidak ada celah untuk tax evasion
KPP Pratama Sidoarjo Utara (SO-1); Mengadakan kerja sama dengan pihak
asing maupun pihak bank terkait data WP KPP Pratama Sidoarjo Utara (SO-
dengan instansi lain guna memperoleh data WP baru yang potensial (WO-1)
SARAN
berikut:
program yang dirasa termasuk event besar dari Ditjen Pajak. Dalam hal ini
matang lagi jika nantinya akan ada program sejenis, seperti persiapan dan
keseragaman pemahaman.
a. Jangka pendek
dan Penyuluhan guna melihat secara langsung potensi pajak yang ada.
b. Jangka menengah
mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
Huda, Mokhamad Khoirul, & Hernoko, Agus Yudha. 2017. "Tax Amnesties in
Indonesia and Other Countries : Opportunities and Challenges". Asian
Social Science, 13(7), 52–61.
Yin, Robert K. 2015. Studi Kasus: Desain & Metode. Depok: PT.
RAJAGRAFINDO PERSADA.