Anda di halaman 1dari 17

LBM 2

“rasa sebah di perut”


STEP 1
1. Sebah: rasa tidak enak di perut.
2. Mual: rasa tidak enak dibelakang tenggorokan dan epigastrium.
3. Muntah: suatu refleks yang menyebabkan dorongan ekplusi isi
lambung atau usus atau keduanya, pusat muntah di postrema
medula oblongata didasar ventrikel ke-4.

STEP 2
1. Struktur anatomi, histologi, fisiologi gaster & esofagus ?
2. Bagaimana patofisiologi nyeri ulu hati,mual, muntah, sebah,
sendawa ?
3. Bagaimana hubungan antara keluhan pasien dengan
mengonsumsi obat rematik selama 10 tahun ?
4. Apa interpretasi dari px fisik ?
5. Apa diagnosis (px fisik, penunjang, patogenesis) dan DD
skenario dan manifestasi klinis?
6. Apa saja etiologi dari diagnosis ?
7. Bagaimana penatalaksanaan penyakit tersebut ?
8. Apa saja komplikasi dari diagnosis ?
STEP 3
1. Struktur anatomi, histologi, fisiologi gaster & esofagus.
Mekanisme apa aja (defensiv dan agresif)?
Anatomi klinis Richard S.Snell edisi 9
Human Physiology—An Integrated Approach Silverthon edisi 6

2. Bagaimana patofisiologi nyeri ulu hati,mual, muntah, sebah,


sendawa ?
Pirosis (nyeri ulu hati) adalah gejala lain penyakit esophagus yang sering terjadi. Pirosis
ditandai oleh sensasi panas, terbakar yang biasanya sanagat terasa di epigastrium atas atau
di belakang prosesus xifoideus dan menyebar ke atas. Nyeri ulu hati dapat disebabkan oleh
refluks asam lambung atau secret empedu ke dalam esophagus bagian bawah, ke duanya
mengiritasi mukosa. Refluks yang menetap disebabkan oleh inkompetensi sfingter
esophagus bagian bawah dan dapat terjadi dengan atau tanpa hernia hiatus atau esofagitis.
Nyeri ulu hati merupakan keluhan lazim selama kehamilan. Fluktuasi hormonal, stress mekanis,
dan efek makanan serta obat-obat tertentu dapat menurunkan tekanan sfingter esophagus bagian
bawah. Kalau tekanan sfingter ini menurun dan tekanan intraabdomen atau intragastrik meninggi,
sfingter esophagus bagian bawah yang dalam keadaan normal berkontraksi akan melakuakn
relaksasi yang tidak tepat sehingga terjadi refluks asam lambung dan secret empedu ke dalam
esophagus bagian bawah. Disini, cairan refluks ini mengiritasi mukosa esophagus dan menimbulkan
inflamasi sehingga timbul gejala nyeri ulu hati (heartburn) atau pirosis. Inflamasi yang persisten
dapat membuat tekanan sfingter esophagus bagian bawah smeakin turun dan bahkan memicu
siklus refluks serta pirosis yang rekuren. Peningkatan asam lambung akan merangsang syaraf
kolinergik dan syaraf simpatik. Perangsangan terhadap syaraf kolinergik akan berakibat
terjadinya peningkatan motilitas(pergerakan) sehingga menimbulkan rasa nyeri, sedangkan
rangsangan terhadap syaraf simpatik dapat mengakibatkan reflek spasme esophageal sehingga
timbul regurgitasi asam Hcl yang menjadi pencetus timbulnya rasa nyeri berupa rasa panas
seperti terbakar.

Buku Ajar Patofisologi – Kowalak, Welsh, Mayer


Patofisiologi Sylvia

Human Physiology—An Integrated Approach Silverthon edisi 6


3. Bagaimana hubungan antara keluhan pasien dengan
mengonsumsi obat rematik selama 10 tahun ?
Harrison’s principle of interna medicine edisi 18

4. Apa diagnosis (px fisik, penunjang, patogenesis) dan DD (khas


namnesis, px fisik, patogenesis, proses penyembuhan, etiologi,
faktor presdiposisi)skenario dan manifestasi klinis?
 DD: gastritis, gastroesofagela refluks disease, ulkus
pepticum, karsinoma, dispepsi tukak dan non tukak

GERD
5. Apa saja etiologi dari diagnosis ?
IPD jilid 5 edisi 3 FKUI
6. Bagaimana penatalaksanaan penyakit tersebut ?
Harrison’s principle of interna medicine edisi 18
GERD
Drug choices
- Penghambat PPI (omeprazole, lanzoprazole, pantoprazole,
rabeprazol) : mempengaruhi H K ATPase
IPD Jilid 1 edisi 5 FKUI
7. Apa saja komplikasi dari diagnosis ?
Gastrointestinal Bleeding

GI bleeding is the most common complication observed in PUD. It occurs in ~15% of


patients and more often in individuals >60 years of age. The mortality rate is as high as 5–
10%. The higher incidence in the elderly is likely due to the increased use of NSAIDs in this
group. Up to 20% of patients with ulcer-related hemorrhage bleed without any preceding
warning signs or symptoms.

Perforation

The second most common ulcer-related complication is perforation, being reported in as


many as 6–7% of PUD patients. As in the case of bleeding, the incidence of perforation in the
elderly appears to be increasing secondary to increased use of NSAIDs. Penetration is a form
of perforation in which the ulcer bed tunnels into an adjacent organ. DUs tend to penetrate
posteriorly into the pancreas, leading to pancreatitis, whereas GUs tend to penetrate into the
left hepatic lobe. Gastrocolic fistulas associated with GUs have also been described.

Gastric Outlet Obstruction

Gastric outlet obstruction is the least common ulcer-related complication, occurring in 1–2%
of patients. A patient may have relative obstruction secondary to ulcer-related inflammation
and edema in the peripyloric region. This process often resolves with ulcer healing. A fixed,
mechanical obstruction secondary to scar formation in the peripyloric areas is also possible.
The latter requires endoscopic (balloon dilation) or surgical intervention. Signs and
symptoms relative to mechanical obstruction may develop insidiously. New onset of early
satiety, nausea, vomiting, increase of postprandial abdominal pain, and weight loss should
make gastric outlet obstruction a possible diagnosis.

Harrison’s principle of interna medicine edisi 18

STEP 4
Obat rematik

Mual, muntah,
Ulu hati
sebah

Mual, muntah,
sebah

Anda mungkin juga menyukai