Anda di halaman 1dari 12

AIR LIMBAH SERTA MASALAH YANG DAPAT DITIMBULKAN.

A. AIR LIMBAH
1. Pengertian Air Limbah
Pengertian air limbah adalah air yang bercampur zat-zat padat (Dissolved dan
Suspended) yang berasal dari pembuangan kegiatan rumah tangga, pertanian,
perdagangan dan industri.
2. Sumber air limbah
Sumber air limbah tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah aliran rata-
rata. Air limbah yang berasal dari perumahan, perdagangan,perkantoran dan fasilitas
rekreasi biasanya diperhitungkan berdasarkan kepadatan jumlah penduduk dan rata-rata
perorangan yang membuang air limbah. Berikut tabel sumber air limbah dibawah ini :
No Sumber Unit Volume Aliran Lt/Hari
Bentangan Rata-Rata
1. Apartemen Orang 200-300 260
2. Hotel Penghuni Tetap Orang 150-220 190
3. Tempat Tinggal Keluarga Orang
A. Rumah Pada Orang 190-350 280
Umumnya
Rumah Yang Lebih Orang 250-400 310
Baik
Rumah Mewah Orang 300-550 380
Rumah Agak Modern Orang 100-250 200
Rumah Pondok Orang 100-240 190
4. Rumah Gandengan Orang 120-200 150
3. Komposisi air limbah.
Komposisi air limbah sebagian besar terdiri dari air (99,9%) dan sisanya terdiri dari
partikel-partikel padat terlarut(dissolved solids) dan tidak terlarut (suspended solids)
sebesar 0,1%. Partikel-partikel padat terdiri dari zat organik ( 70%) dan zat anorganik
(30%). Zat-zat organik terdiri dari protein (65%), karbohidrat (25% ) dan lemak (10%).
Zat-zat organik tersebut sebagian besar sudah terurai (degradable) yang merupakan
sumber makanan dan media yang baik bagi bakteri dan mikroorganismeyang lain.
Sedangkan zat-zat inorganik terdiri dari grit, salt dan metal (logam berat) yang
merupakan bahan pencemar yang penting. Solids (dissolved dan suspanded) sangat
cocok untuk menempel dan bersembunyinya mikroorganisme baik yang saprophit
maupun pathogen
4. Kharakterristik Air Limbah
1) Karakteristik fisik.(physical characteristik)
Karakteristik fisik yang sangat penting dari air limbah adalah kandungan total solid
yang tersusun dari zat terapung, zat dalam suspensi zat colloidal, dan zat dalam
sulotion. Karakteristik yang lain termasuk Oder, temperatur dan warna.
2) Total solids
Total solids dalam air limbah adalah semua zat yang tetap tinggal sebagai residu
pada pemanasan 103o – 1050C dalam laboratorium. Total solid tersebut dapat
diklasifikasikan apakah sebagai suspended solid atau filterable solids yang dapat
menembus kertas filter yang mempunyai diameter minimum 1 mikron. Suspended
solids meliputi zat padat yang dapat mengendap selama 60 menit pada imhaff cone.
Zat colloidal tidak dapat dihilangkan melalui pengendapan. Umumnya secara
oksidasi biologis atau coagulasi, diikuti dengan sedimentasi diperlukan untuk
menghilangkan partikel-partikel tersebut dari suspensi.
3) Turbidity adalah menunjukkan adanya zat-zat colloidal yang menyebar atau
menyerap cahaya matahari dan menghalanginya.
5. Prinsip-prinsip Dasar Pengelolahan Air Limbah
Tujuan utama pengelolahan air limbah adalah untuk mengurangi BOD, partikel
tercampur, serta membunuh organisme patogen. Selain itu, diperlukan juga tambahan
pengolahan untuk menghilangkan bahan nutrisi, komponen beracun, serta bahan yang
tidak dapat di degradasikan agar konsentrasi yang ada menjadi rendah. Untuk itu
diperlukan pengolahan secara Kimia, Fisika dan Biologi. Dari ketiga tersebut
mempunyai tujuan dan kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut :
1) Pengolahan Primer (Primary Treatment)
Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses
pengolahan secara fisika.
(1) Penyaringa (Screening)
Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring
menggunakan jeruji saring. Metode ini disebut penyaringan. Metode
penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan
bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah.
(2) Pengolahan Awal (Pretreatment)
Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau
bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain
yang berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit
chamber dan cara kerjanya adalah dengan memperlambat aliran limbah
sehingga partikel- partikel pasir jatuh ke dasar tangki sementara air limbah
terus dialirkan untuk proses selanjutnya.
(3) Pengendapan
Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan yang paling
banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Di tangki
pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel – partikel padat yang
tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Enadapn
partikel tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari
air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut.
(4) Pengapungan (Floation)
Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau
lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat
menghasilkan gelembung-gelembung udara berukuran kecil (±30-120 mikron).
Gelembung udara tersebut akan membawa partikel-partikel minyak dan lemak
ke permukaan air limbah sehingga kemudian dapat disingkirkan. Bila limbah
cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan melalui proses
pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami proses pengolahan
primer tersebut dapat langsung dibuang kelingkungan (perairan). Namun, bila
limbah tersebut juga mengandung polutan yang lain yang sulit dihilangkan
melalui proses tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau senyawa
organik dan anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan ke
proses pengolahan selanjutnya.
2) Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu
dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi bahan
organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob. Terdapat
tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu sebagai
berikut :
(1) Metode Trickling Filter
Pada metode ini bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan
organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa
serpihan batu atau plastik dengan ketebalan ±1–3m. Limbah cair kemudian
disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media
tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang terkandung dalam
limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar
lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan kemudian
disalurkan ke tangki pengendapan. Dalam tangki pengendapan, limbah kembali
mengalami proses pengendapan untuk memisahkan partikel padat tersuspensi
dan mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami
proses pengolahan limbah lebih lanjut sedangkan air limbah akan dibuang ke
lingkungan atau disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika masih
diperlukan
(2) Metode Activated Sludge
Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke
sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya
akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung didalam tangki selama
beberapa jam dibantu dengan pemberian gelembung udara aerasi (pemberian
oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah.
Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses
pengendapan, sementara lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali
ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling filter, limbah yang telah melalui
proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih
diperlukan.
(3) Metode Treatment ponds/ Lagoons
Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode
yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini,
limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh
dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen
tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aerob untuk proses
penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini, terkadang
kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga akan
mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk
endapan didasar kolam, air limbah dapat disalurkan untuk dibuang ke
lingkungan atau diolah lebih lanjut.
3) Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)
Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih
terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau
masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan
dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair/air limbah. Umunya zat yang
tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun
sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam-
garaman. Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced
treatment ). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika.
Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan
pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan
dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.
Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah.
Hal ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan
tersier cenderung tinggi sehingga tidak ekonomis.
4) Desinfeksi (Desinfection)
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi
mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme desinfeksi dapat
secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau dengan
perlakuan fisik. Dalam menentukan senyawa untuk membunuh mikroorganisme,
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu : Daya racun zat waktu kontak
yang diperlukan, Efektivitas zat, Kadar dosis yang digunakan tidak boleh bersifat
toksik terhadap manusia dan hewan, Tahan terhadap air dan biayanya murah.
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin
(klorinasi), penyinaran dengan ultraviolet (UV) atau dengan ozon (Oз). Proses
desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah
selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah
dibuang ke lingkungan.
5) Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)
Setiap tahap pengolahan limbah cair baik primer, sekunder, maupun tersier, akan
menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat
dibuang secara langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut.
Endapan lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara
diurai/dicerna secara aerob (anaerob digestion) kemudian disalurkan ke beberapa
alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill) atau dijadikan
pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).
B. Sistem Pengolahan Air Limbah
Maksud dan Tujuan pengolahan air limbah adalah untuk menghilangkan unsur-unsur
pencemar dari air limbah dan untuk mendapatkan effluent dari pengolahan yang mempunyai
kualitas yang dapat diterima oleh badan (air) penerima tanpa ada gangguan-gangguan fisik,
kimiawi maupun biologi. Adapun tingkat kuantitas air limbah tergantung besarnya kadar
parameter kuantitas air limbah yang terkandung didalamnya. Untuk jenis air limbah
Domestik , parameter kualitas air limbah yang penting dan sering digunakan adalah B.O.D 5
, susponded solids (SS), Nitrogen (Amoniak) dan Bactericolli. Untuk mendapatkan kualitas
effluen air limbah tertentu diperlukan efficiency pengolahannya, disyaratkan standart
Effluent dan standad stream.
C. Cara Pengolahan Dan Jenis Bangunannya
1. Pengolahan pendahuluan (Premilinary Treatment) meliputi :
1) Screeng bangunannya : Barscreen Communitor.
2) Penyingkiran Kricak bangunannya : Grit Chamber.
3) Penyingkiran benda terapung bangunannya : Tangki dan Flotasi.
2. Sedimentasi
1) Cara sedimentasi menggunakan cara fisik dan kimiawi.
2) Bangunnannya meliputi : Bak sedimetasi
3) Imhoff untuk sedimetasi + digesi
4) Pengolahan pendahuluan + sedimentasi disebut pengolahan pertama ( Primary
treatment)
3. Pengolahan biologi/pengolaha kedua ( Secondary treatmen )
pengolahan dengan menggunakan metode ini yaitu dengan cara : Saringan pasir berkala
(Intermitten sand filters), Contact bad, Trickling filters/ percolating filter, Activated
sludge dan modifikasinya, Stabilization pons dan modifikasinya, Oxidation ditches dan
modifikasinya dan Desinfection.
4. Pengolahan ketiga ( Tretiary treatment )
Untuk merehabilitasi/reklamasi air limbah bangunan-bangunannya harus lagoon, danau
dan sebagainya.
D. Unit Operasi Dan Proses
Proses pengolahan air limbah pada umumnya terdiri dari :
1. Pengolahan pertama.
1) Penyaringan
Benda-benda kasar (sampah) disaring melalui trali besi.
2) Pembuangan pasir atau kricak ( Grit removal ).
Benda endapan kasar (kricak = grit ) harus dibuang, diendapkan pada bangunan
kolam kricak (grit chamber ).
2. Pengolahan kedua (biologis)
Pada prinsipnya pengolahan air limbah buatan dengan cara biologis adalah sama dalam
kenyataannya kapasitas penjernihan sendiri oleh alam pada suatu saluran atau sungai.
Pengolahan tersebut berlangsung dengan cara penghancuran (pembakaran) zat-zat
organik pencemar, oleh mikro organisme dengan bantuan oksigen terlarut dalam air.
Pada proses penjernihan sendiri (oleh alam ) faktor oksigen biasanya , karena biasanya
oksigen melarut dalam air perlahan dan dalam jumlah yang kecil (daerah tropis + 10
mg 02 / lt ). Didalam sistem pengolahan air limbah dengan cara biologis telah dicoba
dengan bantuan sejumlah besar bakteria untuk mengoksidasi zat-zat organik yang
terlarut dan melayang.
Pengolahan buatan dengan cara biologis adalah suatu pengolahan proses dimana dapat
mengikutkan dan mempertinggi kualitas/ mutu dari penjernih sendiri (cara alamiah).
Peningkatan ini dimaksudkan oleh karena dapat dicapai kuantitas pengolahan air limbah
dan bakteri yang lebih banyak dengan menambahkan oksigen dari luar secukupnya
(menurut kebutuhan). Apabila terdapat oksigen yang cukup, bakteri akan tumbuh
sampai nilai yang dibutuhkan dan proses pengolahan air limbah akan berlangsung
secara lancar. Pada saat sekarang instalasi pengolahan air limbah dengan menggunakan
metoda lumpur aktif sudah biasa dipakai. Ada bermacam-macam tipe dari sistem
pengolahan air limbah secara biologis. Pemilihan dari tipe tersebut tergantung kapada
faktor-faktor sebagai berikut : Biaya pembangunan ( konstruksi ), Biaya operasi dan
pemeliharaan, Kualitas effluent, Kebutuhan akan tanah, Kebutuhan akan tenaga
terdidik, Aspek kesehatan dan lingkungan dan Renispasi.
Untuk masa sekarang ini pada prinsipnya ada 3 (tiga ) tipe sistem pengolahan limbah air
secara biologis yang dipandang/dianggap cukup baik diterapkan di Indonesia (daerah
tropis ).
Facultative stabilization atau oxidation ponds ( kolam stabilisasi fakultatif atau kolam
oksodasi).
1) Aerated lagoons (kolam aerasi )
2) Oxidation ditches (parit oksidasi )
E. Jamban
Ada berbagai macam-macam jamban diantaranya sebagai berikut :
1. Jamban Cemplung
2. Jamban Plengsengan
3. Jaman Leher Angsa/ Latrin
4. Jamban Kimia
5. Jamban Empang
6. Jamban Sungai
7. Jamban Laut.
Berikut persyarat-syarat pembuangan kotoran manusia :
1. Tidak boleh mengotori permukaan tanah
2. Tidak boleh mengotori air tanahnya sendiri
3. Harus diusahakan bebas dari bau atau pemandangan yang tidak menyedapkan dan
tidak dapat dicapai oleh lalat dan serangga lainnya
4. Mempunyai Jarak paling sedikit 11 meter dari sumur / sumber air
5. Bila daerahnya miring, jamban hendaknya diletakkan di daerah yang lebih rendah
dari sumur.
Pencemaran air dan air tanah oleh air limbah
1. Air limbah yang dibuang/dialirakan ke badan air akan mencemari badan air
tersebut. Bahan pencemar yang ada didalamnya akan mengalami penyebaran
(disporsi) dan pencemaran (dilution) dan bersifat reaktiv dengan adsorsi, reaksi
atau menghancurkan biologis. Karena peristiwa inilah maka penyebaran
pencemaran akan cepat terjadi dan badan air yang tercemar air limbah tersebut
akan menurunkan kualitasnya. Namun bila tidak ada sumber pencemaran baru
yang masuk kedalam badan air penampung, maka makin lama akan mengalami
purification didalam perjalanannya karena faktor-faktor pengenceran suhu
kecpatan aliran air, angin, kemampuan absorsi, kemampuan foto-sytesa dan
lain-lain.
Air limbah yang memcemar tanah, dalam perjalanannya akan mengalami
peristiwa fisik mekanik, kimia dan biologis. Peristiwa fisik mekanik yang
terjadi karena adanya distribusi lautan yang mengalir melalui pori-pori tanah
yang tidak seragam, sehingga terjadi efek penahanan oleh zat padat. Peristiwa
kimia terjadi penyebaran molekuler yang dihasilkan oleh potensi kimia.
Peristiwa biologis terjadi pada bahan pencemara organis yang diuraikan oleh
bakteri pembusuk.
2. Pengaruh Air Limbah terhadap ekosistem.
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Badan air merupakan
ekosisten yang terdiri dari ikan, tumbuhan air, dan plankton yang terapung dan
melayang dalam air sebagai komponen makhluk hidup, serta pasir, air, mineral
dan oksigen yang terlarut dalam air sebagai komponen tidak hidup. Apabila
industri membuang limbah kedalam badan air dengan kualitas yang rendah,
maka kadar oksigen akan menurun karena digunakan oleh bakteri untuk proses
penguraian. Berkurangnya oksigen akan menimbulkan gangguan pada ikan dan
berakibat menurunnya produksi ikan. Apabila Industri membuang air limbah
yang kaya akan nutrien Nitrogen /Phosphorus akan berakibat mengganggu
keseimbangan aquatic food chain.
Badan-badan air yang tercemar oleh air limbah yang kaya akan nutrien tersebut
mengakibatkan kualitas air menurun dan mempercepat pertumbuhan algae atau
tumbuhan air lainnya.
F. Tinja
1. Pengertian tinja (Excreta)
Tinja (excreta) adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia. Tinja
mempunyai komposisi sebagai berikut :
NO ZT YANG DIKANDUNG PERSENTASE (%)
1. MENGANDUNG AIR 66-80
2. BAHAN-BAHAN ORGANIS 88-97
3. NITROGEN 5-7
4. PHOSPHOMAN (SEBAGAI P2 O5) 3-5.4
5. POTASIUM (SEBAGAI K2O) 1-2.5
6. CARBON 40-55
7. CALSIUM (SEBAGAI CAO) 4-50
8. C/N 5-10

2. Pengaruh Tinja Terhadap Kesehatan dan Lingkungan.


Tinja dapat menjadi sumber infeksi penyakit bagi manusia.
G. Pengolaan Air Limbah Dan Pembuangan Tinja
Dalam perencanan ini, estimasi mengenai total aliran air limbah dibagi 3 hal :
1. Air limbah domestik : max aliran air buangan domestik untuk daerah yang dilayani pada
waktu periode tertentu.
2. Infiltrasi air permukaan ( hujan) dan air tanah( pada daerah pelayanan dan sepanjang
pipa).
3. Air limbah industri dan komersil : tambahan aliran max.dari daerah2 industri dan
komersil.
Sitem Pengumpulan air limbah yang perlu diperhatikan ada 2 macam yaitu air hujan dan
air kotor.
1. Sitem tercampur
Yaitu sistem air kotor dan air hujan disalurkan melalui satu saluran yang
sama.saluran ini harus tertutup. Keuntungannya : Hanya diperlukan satu sistem
penyaluran air sehingga dalam pemilihannya lebih ekonomis, Terjadi pengenceran
air limbah oleh air hujan sehingga konsentrasi air limbah menurun.
2. Sitem terpisah
3. Yaitu antara air limbah dan air hujan masing-masing salurannya terpisah
Unit Operasi dan Proses Proses pengolahan air limbah pada umumnya terdiri dari
Pengolahan pertama (Fisik) dan Pengolahan kedua ( Biologis)
H. Elemen-elemen sistem pembuangan
1. Deposition.
Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya pada pembuangan tinja
merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang perlu mendapatkan
prioritas. Penyediaan sarana pembuangan tinja masyarakat terutama dalam
pelaksanaannya tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat
yang biasanya sangat erat kaitannya dengan prilaku, tingkat ekonomi,
kebudayaan dan pendidikan. Pembuangan tinja perlu mendapat perhatian khusus
karena merupakan satu bahan buangan yang banyak mendatangkan masalah
dalam bidang kesehatan dan sebagai media bibit penyakit, seperti diare, typhus,
muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal. Selain itu dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk serta estetika. Kotoran
manusia dapat dibuat sebagai biogas :
1) Pengertian Biogas:
Biogas adalah campuran gas yang dihasilkan oleh bakteri penghasil metan
(metanogenik) yang terjadi pada material-material yang dapat terurai secara
alami dalam kondisi anaerobik. Sumber biogas yang paling banyak ditemui
adalah yang dibuat dari kotoran sapi. Untuk dapat menghasilkan biogas,
diperlukan minimal kotoran dari 4 ekor sapi.
Sumber biogas yang paling banyak ditemui adalah yang dibuat dari kotoran sapi.
Untuk dapat menghasilkan biogas, diperlukan minimal kotoran dari 4 ekor sapi.
Biogas juga dapat dibuat dari kotoran manusia (biogas komunal). Perbandingan 1
ekor kotoran sapi menghasilkan biogas setara dengan 25 orang kotoran manusia,
sehingga minimal biogas dapat dihasilkan dari kotoran manusia adalah 25 x 4 atau
sama dengan 100 orang kotoran manusia. Biogas juga dapat dibuat dari kotoran
manusia (biogas komunal). Perbandingan 1 ekor kotoran sapi menghasilkan biogas
setara dengan 25 orang kotoran manusia, sehingga minimal biogas dapat dihasilkan
dari kotoran manusia adalah 25 x 4 atau sama dengan 100 orang kotoran manusia.
Pada umumnya biogas terdiri atas : - Gas metana (CH4) : 50 sampai 70 persen. Gas
karbon dioksida (CO2) : 30 - 40 persen.Hidrogen (H2) : 5 -10 persen, Gas-gas
lainnya dalam jumlah yang sedikit

2) Karakteristik Gas Metana (CH4)


(1) Biogas kira-kira memiliki berat 20 persen lebih ringan dibandingkan udara
dan memiliki suhu pembakaran antara 650 sampai 750oC.
(2) Biogas tidak berbau dan berwarna yang apabila dibakar akan menghasilkan
nyala api biru cerah seperti gas LPG.
(3) Nilai kalor gas metana adalah 20 MJ/ m3 dengan efisiensi pembakaran 60
persen pada konvesional kompor biogas.
3) Bakteri Methanogen/Bakteri Penghasil Gas
Famili methanogen (bakteri metan) digolongkan menjadi 4 kelompok berdasarkan
perbedaan-perbedaan kondisi lingkungannya (sitologi) :
(1) Bakteri berbentuk batang.
(2) Tidak berspora (metanobakterium).
(3) Berspora (metanobacillus).
(4) Bakteri berbentuk lonjong:
Bakteri metanogenik berkembang lambat dan sensitif terhadap perubahan
mendadak pada kondisi-kondisi fisik dan kimiawi. Sebagai contoh, penurunan
2oC secara mendadak pada slurry mungkin secara signifikan berpengaruh pada
pertumbuhannya dan laju produksi gas
4) Syarat Limbah Yang dapat dipakai sebagai Biogas
(1) Rasio C/N
Hubungan antara jumlah Karbon dan Nitrogen yang terdapat pada bahan
organik dinyatakan dalam terminologi rasio( perbandingan kandungan) karbon/
nitrogen (C/N). Apabila rasio C/N sangat tinggi, Nitrogen akan dikonsumsi
sangat cepat oleh bakteri metan sampai batas persyaratan protein dan
kandungan karbon pada bahan. Sebagai akibatnya produksi metan akan
menjadi rendah. Sebaliknya, apabila rasio C/N sangat rendah, nitrogen akan
bebas dan berakumulasi dalam bentuk amoniak (NH4), NH4 akan
meningkatkan derajat pH bahan dalam digester. pH lebih tinggi dari 8,5 akan
mematikan/menurunkan populasi bakteri metan.
5) Faktor-faktor yang berpengaruhi pembentukan biogas.
(1) Nilai pH
Produksi biogas secara optimum dapat dicapai bila nilai pH dari campuran
input didalam digester (pencerna/tempat pembentukan biogas) berada pada
kisaran 6 dan 7. Pada tahap awal proses fermentasi, asam organik dalam
jumlah besar diproduksi oleh bakteri pembentuk asam, pH dalam
digester(pencerna/tempat pembentukan biogas) dapat mencapai dibawah 5.
Keadaan ini cenderung menghentikan proses pencernaan atau proses
fermentasi. Bakteri-bakteri metanogenik sangat peka terhadap pH dan tidak
bertahan hidup dibawah pH 6.6. Kemudian proses pencernaan berlangsung,
konsentrasi NH4 bertambah pencernaan nitrogen dapat meningkatkan nilai pH
diatas 8. Ketika produksi metana dalam kondisi stabil, kisaran nilai pH adalah
7,2 sampai 8,2.
(2) Suhu
Bakteri metanogen dalam keadaan tidak aktif pada kondisi suhu ekstrim tinggi
maupun rendah. Suhu optimum yaitu 35oC. Ketika suhu udara turun sampai
10oC produksi gas menjadi berhenti. Produksi gas sangat bagus yaitu pada
kisaran mesofilik, yaitu kisaran antara suhu 25oC dan 30oC. Pengaturan suhu
yang memadai pada digester membantu produksi gas khususnya di daerah
dingin. Terbentuknya Biogas pada Biogas dari kotoran sapi + 1 minggu,
sedangkan pada biogas dari kotoran manusia diperlukan + 6 bulan
6) Deposition
Deposition yaitu pengendapan, pada proses mikrosistem adalah proses Endapan
yang timbul setelah proses ini, kemudian diukur dengan alat ellipsometer.
7) Collection (inkaso)
Collection yaitu penanganan dengan manusia, proses pembuangan kotoran dapat
terjadi (bergantung pada individu dan kondisi) antara sekali setiap satu atau dua
hari hingga beberapa kali.

Anda mungkin juga menyukai