Ileus Obstruktif
Ileus Obstruktif
SISTEM DIGESTIVE
ILEUS OBSTRUKTIF
KELOMPOK 2:
JURUSAN KEPERAWATAN
2015
0
KATA PENGANTAR
Ucapan terima kasih juga kami haturkan kepada Ns. Ika wulansari M.Kep
SP. Kep, Mat yang telah membimbing kami pada pembuatan makalah ini. Semoga
makalah ini bisa diterima dengan baik. Serta permohonan maaf atas
ketidaksempurnaan dalam pembuatan makalah ini , karena seperti kata pepatah ‘tak
ada gading yang tak retak’ begitupun dengan makalah ini. Terima kasih.
PENYUSUN
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG................................................................................. 3
2. TUJUAN .................................................................................................... 5
BAB II KONSEP MEDIS
1. DEFINISI ................................................................................................... 6
2. ETIOLOGI ................................................................................................. 6
3. PROGNOSIS .............................................................................................. 7
4. MANIFESTASI KLINIS ........................................................................... 7
5. KLASIFIKASI ........................................................................................... 8
6. PATOFISIOLOGI .................................................................................... 9
7. KOMPLIKASI ......................................................................................... 11
8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ............................................................ 12
9. PENATALAKSANAAN ......................................................................... 15
1. PENGKAJIAN ......................................................................................... 17
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN ............................................................. 20
3. WOC ........................................................................................................ 22
4. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN ............................................. 24
BAB IV PENUTUP
1. KESIMPULAN ........................................................................................ 47
2. SARAN .................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Tujuan
4
BAB II
KONSEP MEDIS
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
5
2. Non hernia inkarserata, antara lain :
a. Adhesi atau perlekatan usus
Adhesi bisa disebabkan oleh riwayat operasi intraabdominal
sebelumnya atau proses inflamasi intraabdominal. Dapat berupa
perlengketanmungkin dalam bentuk tunggal maupun multiple, bisa
setempat atau luas. Umunya berasal dari rangsangan peritoneum akibat
peritonitis setempat atau umum.Ileus karena adhesi biasanya tidak
disertai strangulasi. Obstruksi yang disebabkan oleh adhesi berkembang
sekitar 5% dari pasien yang mengalami operasi abdomen dalam
hidupnya. Perlengketan kongenital juga dapat menimbulkan ileus
obstruktif di dalam masa anak-anak (Indrayani, 2013).
b. Invaginasi (intususepsi)
Disebut juga intususepsi, sering ditemukan pada anak dan agak
jarang pada orang muda dan dewasa. Invaginasi pada anak sering
bersifat idiopatikkarena tidak diketahui penyebabnya. Invaginasi
umumnya berupa intususepsi ileosekal yang masuk naik kekolon
ascendens dan mungkin terus sampai keluar dari rektum. Hal ini dapat
mengakibatkan nekrosis iskemik pada bagian usus yang masuk
dengankomplikasi perforasi dan peritonitis. Diagnosis invaginasi dapat
diduga atas pemeriksaan fisik, dandipastikan dengan pemeriksaan
Rontgen dengan pemberian enema barium (Indrayani,2013).
c . Askariasis
Cacing askaris hidup di usus halus bagian yeyunum, biasanya
jumlahnya puluhan hingga ratusan ekor. Obstruksi bisa terjadi di mana-
mana di usus halus, tetapi biasanya di ileum terminal yang merupakan
tempat lumen paling sempit. Obstruksi umumnya disebabkan oleh suatu
gumpalan padat terdiri atas sisa makanan dan puluhan ekor cacing yang
mati atau hampir mati akibat pemberian obat cacing. Segmen usus yang
penuh dengan cacing berisiko tinggi untuk mengalami volvulus,
strangulasi, dan perforasi (Indrayani,2013).
6
d. Volvulus
Merupakan suatu keadaan di mana terjadi pemuntiran usus yang
abnormal dari segmen usus sepanjang aksis usus sendiri, maupun
pemuntiran terhadap aksis sehingga pasase (gangguan perjalanan
makanan) terganggu. Pada usus halus agak jarang ditemukan kasusnya.
Kebanyakan volvulus didapat di bagian ileum dan mudah mengalami
strangulasi (Indrayani,2013).
e . Tumor
Tumor usus halus agak jarang menyebabkan obstruksi Usus, kecuali
jika ia menimbulkan invaginasi . Hal ini terutama disebabkan oleh
kumpulan metastasis (penyebaran kanker) di peritoneum atau di
mesenterium yang menekan usus (Indrayani,2013).
f. Batu empedu yang masuk ke ileus.
Inflamasi yang berat dari kantong empedu menyebabkan fistul
(koneksi abnormal antara pembuluh darah, usus, organ, atau struktur
lainnya) dari saluran empedu keduodenum atau usus halus yang
menyebabkan batu empedu masuk ke raktus gastrointestinal. Batu
empedu yang besar dapat terjepit di usus halus, umumnya pada bagian
ileum terminal atau katup ileocaecal yang menyebabkan obstruksi.
Penyebab obstruksi kolon yang paling sering ialah karsinoma (anker
yang dimulai di kulit atau jaringan yang melapisi atau menutupi organ-
organ tubuh) , terutama pada daerah rektosigmoid dan kolon kiri distal
(Indrayani,2013).
2.3 Prognosis
7
kolon mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan obstruksi usus halus
(Indrayani,2013).
8
2.5 Klasifikasi
Menurut etiologinya
Menurut etiologinya, maka ileus obstruktif dibagi menjadi 3:
a) Lesi ekstrinsik (ekstraluminal) yaitu yang disebabkan oleh adhesi
(postoperative), hernia (inguinal, femoral, umbilical), neoplasma (karsinoma),
dan abses intraabdominal.
b) Lesi intrinsik yaitu di dalam dinding usus, biasanya terjadi karena kelainan
kongenital (malrotasi), inflamasi (Chron’s disease, diverticulitis), neoplasma,
traumatik, dan intususepsi.
c) Obstruksi menutup (intaluminal) yaitu penyebabnya dapat berada di dalam usus,
misalnya benda asing, batu empedu (Pasaribu, 2012).
9
Menurut stadiumnya
ileus obstruktif dapat dibedakan menjadi 3 berdasarkan stadiumnya, antaralain
:
a) Obstruksi sebagian (partial obstruction) : obstruksi terjadi sebagian
sehingga makanan masih bisa sedikit lewat, dapat flatus dan defekasi
sedikit.
b) Obstruksi sederhana (simple obstruction) : obstruksi / sumbatan yang tidak
disertai terjepitnya pembuluh darah (tidak disertai gangguan aliran darah).
c) Obstruksi strangulasi (strangulated obstruction) : obstruksi disertai dengan
terjepitnya pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir
dengan nekrosis atau gangren (Indrayani, 2013).
10
Hernia inkarserata, adhesi, intususepsi, askariasis, volvulus, tumor, batu empedu
ILEUS OBSTRUKTIF
2.6 Patofisiologi
Akumulasi gas dan cairan intra lumen disebelah paroksimal dari letak obstruktif
Distensi abdomen Gelombang peristaltic berbalik arah, isi Kerja usus melemah Klien rawat
usus terdorong ke lambung kemudian inap
mulut
Gangguan
Poliferasi Tekanan Reaksi
peristaltic usus
bakteri cepat intralumen ↑ Asam hospitalisasi
lambung ↑
Kimus sulit
pelepasan bakteri Tekanan vena cemas
dicerna usus
dan toksin dari & arteri ↓ Mual muntah mual
usus yang infark ansietas
Kehilangan cairan Sulit BAB
Iskemia menuju ruang dehidrasi
bakteri melepas
dinding usus peritonium
endotoksin, konstipasi
Intake cairan ↓
melepaskan Metabolism Pelepasan bakteri
zat pirogen anaerob & toksin dr usus yg Cairan intrasel ↓
nekrotik ke dlm
Merangsang peritonium
Impuls Resiko syok
pengeluaran (hipovolemia)
hipotalamus
mediator kimia Resiko infeksi
bagian
termoregulator
melalui ductus Merangsang reseptor Merangsang susunan Saraf simpatis terangsang
thoracicus utk mengaktivasi RAS REM ↓ Pasien terjaga
nyeri saraf otonom,
mengaktivasi mengaktifkan kerja organ
Suhu tubuh ↑ norepinephrine tubuh Gangguan
Nyeri
11 pola tidur
akut
hipertermi
2.7 Komplikasi
12
4. Enema kontras tunggal (pemeriksaan radiografi menggunakan suspensi
barium sulfat sebagai media kontras pada usus besar) : untuk melihat tempat
dan penyebab.
5. CT Scan pada usus halus : mencari tempat dan penyebab, sigmoidoskopi
untuk menunjukkan tempat obstruksi (Pasaribu, 2012).
2.9 Penatalaksanaan
13
memberikankalori yang cukup.Perlu diingat bahwa pasca bedah usus pasien
masih dalamkeadaan paralitik(Nurarif& Kusuma, 2015).
14
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
I. Pengkajian
a. Biodata klien yang penting meliputi nama, umur, jenis kelamin,
agama, suku dan gaya hidup.
b. Riwayat kesehatan
Keluhan utama .
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat
dikaji. Pada umumnya akan ditemukan klien merasakan nyeri pada
abdomennya biasanya terus menerus, demam, nyeri tekan lepas,
abdomen tegang dan kaku.
Riwayat kesehatan sekarang
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari
pertolongan, dikaji dengan menggunakan pendekatan PQRST :
P : Apa yang menyebabkan timbulnya keluhan.
Q :Bagaiman keluhan dirasakan oleh klien, apakah hilang, timbul
atau terus- menerus (menetap).
R : Di daerah mana gejala dirasakan
S : Seberapa keparahan yang dirasakan klien dengan memakai skala
numeric 1 s/d 10.
T :Kapan keluhan timbul, sekaligus factor yang memperberat dan
memperingan keluhan.
Riwayat kesehatan masa lalu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama,
riwayat ketergantungan terhadap makanan/minuman, zat dan obat-
obatan.
15
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama
dengan klien.
II. Pemeriksaan
a. Aktivitas/istirahat
Gejala :Kelelahan dan ngantuk.
Tanda :Kesulitan ambulasi
b. Sirkulasi
Gejala :Takikardia, pucat, hipotensi ( tandasyok)
c. Eliminasi
Gejala :Distensi abdomen, ketidakmampuan defekasidan Flatus
Tanda :Perubahan warna urine dan feces
d. Makanan/cairan
Gejala :anoreksia,mual/muntah dan haus terus menerus.
Tanda :muntah berwarna hitam dan fekal. Membran mukosa pecah -
pecah.Kulit buruk.
e. Nyeri/Kenyamanan
Gejala :Nyeri abdomen terasa seperti gelombang dan bersifat kolik.
Tanda :Distensi abdomen dan nyeri tekan
f. Pernapasan
Gejala : Peningkatan frekuensi pernafasan,
Tanda : Napas pendek dan dangkal
16
5. Ansietas (00146, domain 9 koping atau toleransi terhadap stress, kelas 2
respon koping)
6. Hipertermi (00007, domain 11 keamanan atau perlindungan, kelas 5 proses
defensive)
7. Ganguan pola tidur (00095, domain 4 aktivitas/istirahat, kelas 1
tidur/istirahat)
17
3.3 Web of caution (WOC)
18
19
20
21
3.4 Rencana keperawatan
22
- Peningkatan produksi - Pasien tidak mengalami Beritahu pasien seberapa - Mencergah dan
saliva mual muntah. lama kemungkinan mual meredakan muntah
- Melaporkan “mual” - Melaporkan terbebas dari akan terjadi
atau “eneg” mual Ajarkan pasien menelan HE
- Rasa asam di dalam - Mengidentifikasi dan untuk secara sadar atau - Menginformasikan
mulut melakukan tindakan yang nafas dalam penyebab-penyebab
dapat menurunkan mual yang dapat menimbulkan
Kolaborasi
Faktor yang berhubungan: mual
Berikan obat antiemetic
- Iritasi lambung (mis. - Agar klien dapat
sesuai anjuran
Akibat agen menangani mual saat
Manajemen cairan: berikan
farmakologis (seperti mual itu dirasakan.
terapi IV, sesuai anjuran
aspirin, obat anti - Untuk mengurangi stress
inflamasi nonsteroid, dan mengalihkan
steroid, antibiotic), perhatian dari mual,
alcohol, zat besi, dan sehingga dapat
darah. membantu pasien untuk
- Distensi lambung makan dan minum.
(mis. Akibat Selain itu untuk mekenan
pengosongan reflex muntah
23
lambung yang Kolaborasi
lambat; obstruksi - Untuk mengurangi mual
pylorus usus; distensi dan memungkinkan
genitourinarius dan pasien untuk makan
biliaris; stasis usus - Untuk memenuhi cairan
bagian atas; kompresi yang hilang akibat mual
eksternal pada dan muntah
lambung, hati limpa
atau organ lain;
pembesaran yang
memperlambat fungsi
lambung; kelebihan
asupan makanan)
- Agen farmakologis
(mis. Analgesic, anti
virus untuk HIV,
aspirin, opioid) dan
agen kemoterapeutik
- Toksin
24
2. Konstipasi (00011) NOC : NIC : Observasi
domain: 3 eliminasi dan Defekasi Observasi - untuk mengetahui tanda
pertukaran Kriteria Hasil : Monitor tanda dan gejala dan gejala sulit BAB
kelas: 2 fungsi Setelah dilakukan tindakan konstipasi - sebagai acuan rencana
gastrointestinal keperawatan selama …x24 Kaji dan dokumentasikan: penanganan yang efektif
jam, masalah konstipasi (warna dan konsisensi feses - melihat apakah
Definisi : Penurunan pasien teratasi dengan pertama pascaoperasi; konstipasi dapat
frekuensi normal defekasi Konstipasi menurun frekuensi, warna dan menyebabkan
yang disertai pengeluaran dibuktikan oleh indikator konsistensi feses; keluarnya komplikasi peritonitis
feses yang sulit atau tidak defekasi sebagai berikut: flatus; adanya impaksi; ada - melihat faktor yang
lampias atau pengeluaran - Tidak mengalami atau tidak ada bisisng usus berkontribusi pada
feses yang sangat keras dan gangguan pola eliminasi dan distensi abdomen pada konstipasi
kering (dalam rentang yang keempat kuadran abdomen Mandiri
diharapkan) Pantau tanda dan gejala - membentuk dan
Batasan Karakteristik : - Tidak ada gangguan feses ruptur usus atau peritonitis mempertahankan pola
Nyeri abdomen lunak dan membentuk eliminasi defekasi yang
teratur
25
Nyeri tekan pada - Tidak mengalami Identifikasi faktor - mencegah dan mengatasi
abdomen dengan atau gangguan mengeluarkan (misalnya pengobatan, tirah konstipasi
tanpa resistensi otot feses tanpa bantuan baring, dan diet) yang dapat HE
yang dapat dipalpasi. - Tidak ada darah dalam menyebabkan atau - untuk memfasilitasi
Anoreksia feses berkontribusi terhadap pengeluaran feses tanpa
Perasaan penu atau - Tidak nyeri saat defekasi konstipasi nyeri
tekanan pada rektum - agar pasien dapat
26
sebab jelas,dan Ajarkan kepada pasien - meningkatkan makanan
peningkatan suhu tentang efek diet (misalnya, yang berserat agar
tubuh. cairan dan serat) pada mempermudah dalam
Darah merah segar eliminasi BAB
menyertai Tekankan pentingnya - untuk mengetahui
pengeluaran feses menghindari mengejan tercapainya intervensi
Perubahan pada suara selama defekasi yang diberikan dengan
abdomen Kolaborasi mendengar apakah
(borborigmi) Konsultasi dengan ahli bising usus normal atau
Perubahan pada pola gizi untuk meningkatkan tidak
defekasi serat dan ciran dalam diet
Penurunan frekuensi Konsultasi dengan dokter
Penurunan volume tentang penurunan atau
feses peningkatan frekuensi
Distensi abdomen bising usus
Feses yang
kering,keras,dan
padat
27
Bising usus hipoaktif
atau hiperaktif
Pengeluaran feses
cair
Massa abdomen
dapat dipalpasi
Massa rectal dapat
dipalpasi
Bunyi pekak pada
perkusi abdomen
Adanya feses seperti
pasta direktum
Flatus berat
Mengejan saat
defekasi
Tidak mampu
mengeluarkan feses
Muntah.
28
Faktor yang Berhubungan
:
Fungsional
Kelemahan otot
abdomen
Kebiasan defekasi
yang tidak teratur
Perubahan
lingkungan saat ini
Psikologis
Depresi
Stress emosi
Konfusi mental
Farmakologi
Antasida yang
mengandung
aluminium
Kalsium karbonat
Mekanis
29
Ketidakseimbangan
elektrolit
Obesitas
Hemoroid
Fisiologis
Dehidrasi
Pola makan yang buruk.
3. Resiko syok (hipovolemik) NOC NIC Observasi
(00205) - pencegahan syok Observasi: - melihat jumlah cairan
Domain: 11 - manajemen syok - monitor input dan output yang masuk dan keluar
keamanan/perlindungan - monitor tanda awal syok dari dalam tubuh
Kelas: 2 cedera fisik Criteria hasil: - monitor status cairan - untuk mengetahui tanda-
Setelah dilakukan tindakan Mandiri: tanda syok yang terjadi
Definisi: rentan mengalami keperawatan selama … x24 - tempatkan pasien pada pada klien
ketidakcukupan aliran darah jam, masalah pasien teratasi posisi supinasi, kaki elevasi - mengetahui
ke jaringan tubuh, yang dapat dengan - berikan cairan intravena ketidakseimbangan
mengakibatkan disfungsi - nadi dalam batas yang dan oral dengan tepat cairan pada klien
seluler yang mengancam diharapkan HE: Mandiri
30
jiwa, yang dapat - irama pernafasan dalam - ajarkan keluarga dan pasien - untuk peningkatan
mengganggu kesehatan. batas yang diharapkan tentang tanda dan gejala preload dengan tepat
- serum-serum elektrolit datangnya syok - untuk mengganti cairan
Faktor resiko: dalam batas normal - ajarkan keluarga dan pasien yang hilang
- Hipovolemia tentang langkah untuk -
- Hipoksemia mengatasi gejala syok HE
- Hipoksia Kolaborasi: - - Menambah informasi
- Infeksi pada klien dan keluarga
- sepsis mengenai syok
- Agar klien dan keluarga
dapat mengatasi syok
secara mandiri
Kolaborasi : -
4. Nyeri akut (00132) Domain NOC : NIC : Observasi
12 : Kenyamanan Kelas 1 : Pengendalian nyeri Observasi - Untuk mengetahui
Kenyamanan Fisik) Tingkat nyeri Lakukan pengkajian nyeri nyeri secara
secara komprehensif keseluruhan meliputi
Definisi : Pengalaman Kriteria Hasil : termasuk lokasi, lokasi nyeri,
sensori dan emosi yang tidak karakteristik, durasi, karakteristik nyer,
31
menyenangkan akibat adanya Setelah dilakukan tindakan frekuensi, kualitas dan durasi nyeri,
kerusakan jaringan yang keperawatan selama … x24 faktor presipitasi frekuensi nyeri,
actual atau potensial, atau jam, masalah nyeri akut Observasi reaksi nonverbal kualitas dan faktor
digambarkan dengan istilah pasien teratasi dengan dari ketidaknyamanan presipitasi nyeri yang
seperti (International Evaluasi pengalaman nyeri dirasakan
Association forbthe study of Memperlihatkan masa lampau - Untuk mengetahui
pain) ; awitan yang tiba-tiba pengendalian nyeri yang reaksi nonverbal dari
atau perlahan dengan dibuktikan oleh indikator Mandiri ketidaknyamanan
intensitas ringan sampai berat sebagai berikut: Ajarkan tentang teknik non yang dirasakan klien
dengan akhir yang dapat - Sering mengalami farmakologi (distraksi, - Untuk mengetahui
diantisipasi atau dapat awitan nyeri tehnik relaksasi, imajinasi pengalaman nyeri
diantisipasi atau dapat - Sering menggunakan terbimbing, dll) klien dimasa lampau
diramalkan dan durasinya tindakan pencegahan
kurang dari 6 bulan. - Sering melaporkan nyeri HE Mandiri
dapat dikendalikan Informasikan kepada pasien - Untuk mengurangi
Batasan Karakteristik : Menunjukkan tingkat nyeri tenang prosedur yang dapat nyeri yang dirasakan
Mengucapkan secara yang dibuktikan dengan meningkatkan nyeri dan
verbal atau indikator sebagai berikut: HE
32
melaporkan nyeri - Tidak ada ekspresi nyeri tawarkan strategi koping - Agar klien dapat
dengan isyarat pada wajah yang disarankan mencegah
Posisi untuk - Tidak ada gelisah atau Intstruksikan pasien untuk meningkatnya nyeri
mengindari nyeri ketegangan otot menginformasikan kepada dengan
Perubahan tonus otot - Tidak ada durasi episode perawat jika peredaan nyeri menggunakan
(dengan rentang dari nyeri tida dapat dicapai strategi koping
lemas tidak - Tidak merintih dan - Untuk mengetahui
bertenaga rentang menangis Kolaborasi tercapainya terapi
dari lemas tidak - Tidak gelisah Tentukan pilihan analgesik tindakan
bertenaga sampai tergantung tipe dan keperawatan
kaku) beratnya nyeri
Respon autonomic Tentukan analgesik pilihan, Kolaborasi
(misalnya,diaphoresi rute pemberian, dan dosis - Agar analgesik (obat
s,perubahan tekanan optimal penahan sakit) dapat
dara,pernapasan atau Berikan analgesik tepat diberikan sesuai tipe
nadi ; dilatasi pupil). waktu terutama saat nyeri dan beratnya nyeri
makan teratasi.
33
Perilaku distraksi - Agar analgesik (obat
(misalnya,mondar- penahan sakit) dapat
mandir,mencari diberikan sesuai rute
orang dan/atau pemberian dan dosis
aktivitas sehingga nyeri dapat
lain,aktivitas teratasi.
berulang). - Agar analgesik (obat
Perilaku ekspresif penahan sakit) dapat
(misalnya diberikan sesuai rute
gelisah,merintih,men pemberian dan dosis
angis, kewaspadaan sehingga nyeri dapat
berlebian,peka teratasi.
terhadap - Agar analgesik (obat
rangsang,dan penahan sakit) dapat
menghela napas diberikan saat nyeri
panjang). hebat sehingga nyeri
Wajah topeng (nyeri) dapat berkurang
34
Bukti nyeri yang
dapat diamati
Gangguan tidur
(mata terlihat
kuyu,gerakan tidak
teratur atau tidk
menentu,dan
menyeringai).
35
Definisi: perasaan tidak - Koping - Gali bersama pasien Anxiety Rating
nyaman atau kekhawatiran tentang tehnik yang Scale)
yang sangat disertai respons Criteria hasil: berhasil dan tidak berhasil - Agar perawat dapat
autonom (sumber sering kali Setelah dilakukan tindakan menurunkan ansietas melanjutkan
tidak spesifik atau tidak keperawatan selama … x24 tindakan
diketahui oleh individu), jam, masalah nyeri akut Mandiri: keperawatan
perasaan takut yang pasien teratasi dengan - Bimbingan antisipasi selanjutnya
disebabkan oleh antisipasi - Ansietas berkurang - Penurunan ansietas
terhadap bahaya - Menunjukkan pengendalian - Tehnik menenangkan diri
diri terhadap ansietas - Peningkatan koping Mandiri
- Dukungan emosi - Agar klien dapat
Batasan karakteristik: mempersiapkan diri
- Gelisah HE: sebelum terjadi
- resah - Informasikan tentang gejala sesuatu
- Peningkatan ketegangan ansietas - Untuk mengurangi
- Kesedihan yang - Ajarkan anggota keluarga ansietas klien
mendalam bagaimana membedakan - Untuk menenangkan
- Nyeri mendalam antara serangan panic dan diri terdahap ansietas
gejala penyakit fisik
36
Faktor yang berhubungan: - Untuk mengurangi
- Stress Kolaborasi: rasa ansietas pada
- Kebutuhan yang tidak - Berikan obat untuk klien
terpenuhi menurunkan ansietas jika - Untuk mendukung
- Terpajan toksin perlu. klien mengurangi
- Beri dorongan kepada ansietas yang
pasien untuk dirasakan
mengungkapkan secara
verbal pikiran dan perasaan HE
- Agar klien /
keluarga klien dapat
mengetahui gejala
nyeri
- Agar keluarga klien
dapat membedakan
serangan panik dan
gejala penyakit fisik
Kolaborasi
37
- untuk mengurangi
ansietas yang
dirasakan klien
- agar perawat dapat
mengetahui
tercapainya tindakan
keperawatan yang
dilakukan agar dapat
melakukan tindakan
keperawatan
selanjutnya
6. Hipertermi (00007) NOC NIC Observasi
Domain: 11 keamanan atau - Termoregulasi Observasi: - untuk mengetahui
perlindungan - Tanda-tanda vital - Pantau hidrasi pengeluaran cairan
Kelas: 5 proses defensive - Pantau tekanan darah, saat terjadi
Kriteria Hasil: denyut nadi, dan frekuensi hipertermi
Definisi: peningkatan suhu Setelah dilakukan tindakan pernafasan - untuk mengetahui
tubuh diatas rentang normal keperawatan selama … x24 ketidaknormalan
Mandiri: tekanan darah,
38
Batasan karakteristik: jam, masalah nyeri akut - Terapi demam : Kompres denyut nadi dan
- Suhu tubuh meningkat pasien teratasi dengan dengan air hangat frekuensi pernapasan
diatas rentang normal - Regulasi suhu saat terjadi
- Teraba hangat - Suhu tetap normal - Gunakan mandi air hangat hipertermi
- Keseimbangan cairan tetap
Faktor yang berhubungan: stabil HE: Mandiri
- Dehidrasi - Komplikasi seperti kejang - Ajarkan pasien atau - untuk mengurangi
- Penyakit atau trauma dapat dihindari keluarga dalam mengukur hipertermi klien
- Peningkatan laju suhu untuk mencegah dan - agar klien dapat
metabolisme mengenali secara dini mempertahankan
hipertermia suhu klien pada batas
- Ajarkan indikasi keletihan normal
akibat panas dan tindak - untuk mengurangi
kedaruratan yang gangguan suhu tubuh
diperlukan klien
HE
Kolaborasi: - agar klien dapat
- Berikan obat antipiretik jika mencegah dan
perlu mengenali
39
hipertermia secara
komprehensif
- agar tidak terjadi
keletihan akibat
panas dan tindakan
kedaruratan saat
terjadi hipertermia
Kolaborasi
- untuk mengurangi
suhu tubuh klien
7. Ganguan pola tidur (00095) NOC NIC Observasi:
Domain: 4 aktivitas/istirahat - reduksi ansietas Observasi: - Untuk mengoptimalkan
Kelas: 1 tidur/istirahat - tingkat kenyamanan - monitor waktu makan dan kebutuhan tidur pasien
- tingkat nyeri minum dengan waktu tidur sesuai kebetuhan
Definisi: gangguan kualitas - istirahat: tingkat dan pola - monitor atau catat - Untuk mengetahui berapa
dan kuantitas waktu tidur - tidur: tingkat dan pola kebutuhan tidur pasien lama kebutuhan tidur pasien
akibat faktor eksternal setiap hari dan jam setiap harinya
criteria hasil: Mandiri:
40
Batasan karakteristik: Setelah dilakukan tindakan - determinasi efek-efek Mandiri:
- Perubahan pola tidur keperawatan selama … x24 medikasi terhadap pola - Untuk mencegah
normal jam, masalah nyeri akut tidur terjadinya gangguan pola
- Ketidak puasan tidur pasien teratasi dengan - fasilitasi untuk tidur karena efek
- menyatakan tidak merasa - jumlah jam tidur dalam mempertahankan aktivitas medikasi.
cukup istirahat batas normal 6 sampai 8 sebelum tidur - Untuk merangsang
jam perhari HE: timbulnya keletihan
faktor yang berhubungan: - pola tidur, kualitas dalam - Jelaskan pentingnya tidur sehingga pasien lebih
- gangguan batas normal yang adekuat mudah dalam istirahat.
- kurang control tidur - perasaan segar sesudah - Instruksikan untuk monitor HE:
tidur atau istirahat tidur pasien - Agar pasien memahami
Kolaborasi: pentingnya kebutuhan
- Kolaborasi pemberian obat tidur.
tidur - Agar pola tidur pasien
- Diskusikan dengan pasien terjaga dan teratur.
dan keluarga tentang tehnik
tidur pasien Kolaborasi:
41
- Untuk membantu pasien
mencapai kebutuhan
tidurnya.
- Untuk membantu pasien
menemukan cara mudah
untuk tidur.
-
8. Resiko infeksi (00004) NOC NIC Observasi
Domain: 11 - Status imun Observasi: -Untuk mencegah terjadinya
keamanan/perlindungan - Keperahan infeksi - Pantau tanda dan gejala infeksi
Kelas: 1 infeksi criteria hasil: infeksi -Untuk mengetahui faktor
Definisi: beresiko terhadap Setelah dilakukan tindakan - Kaji faktor yang dapat yang dapat memicu
invasi organisme patogen keperawatan selama … x24 meningkatkan kerentanan terjadinya infeksi dan
jam, masalah nyeri akut terhadap infeksi mencegah terjadinya infeksi
Faktor resiko: pasien teratasi dengan - Pantau hasil laboratorium -Untuk mengetahui
- Penekanan sistem imun - Faktor resiko infeksi akan Mandiri: penyebab terjadinya infeksi
- Penngkatan pemajanan hilang - Perawatan sirkulasi: Mandiri :
lingkungan tehadap - Terbebas dari tanda dan insufisiensi arteri -Untuk mengembalikan
patogen gejala infeksi - Skrining kesehatan sirkulasi pembuluh darah
42
- Kerusakan jaringan - Mengindikasikan status - Pengendalian infeksi arteri dapat menutup dan
gastrointestinal, HE: membuka dengan normal.
pernafasan, genitourinari, - instruksikan untuk menjaga - Untuk mengetahui keadaan
dan imun dalam batas higiene personal untuk normal atau abnormal organ
normal. melindungi tubuh terhadap tubuh maupun fungsinya
infeksi -Untuk menyembuhkan
- bantu pasien/keluarga infeksi
untuk mengidentifikasi
faktor lingkungan gaya HE :
hidup atau praktek - untuk melindungi tubuh
kesehatan yang terhadap infeksi
meingkatkan resiko infeksi - Agar pasien dan keluarga
- pengendalian infeksi: mengetahui faktor-faktor
ajarkan pasien dengan yang dapat
keluarga mengenai tanda mempengaruhi resiko
dan gejala infeksi serta infeksi.
kapan harus melakukannya - Agar pasien mengetahui
kepenyedia layanan tanda dan gejala infeksi
kesehatan
43
Kolaborasi:
Kolaborasi: - Untuk mengurangi dan
- Berikan terapi antibiotik membunuh bakteri atau
bila diperlukan virus penyebab infeksi.
- Melakukan tindakan - Untuk mencegah
operasi apabila diperlukan terjadinya penyebaran
infeksi pada pasien.
44
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Obstruksi usus mekanis adalah Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan
tidak dapat diatasi oleh peristaltik. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada
hernia stragulata atau kronis akibat karsinoma yang melingkari. Misalnya
intususepsi, tumor polipoid dan neoplasma stenosis, obstruksi batu empedu,
striktura, perlengketan, hernia dan abses.
4.2 Saran
45
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34591/3/Chapter%20II.pd
f . diakses pada tanggal 7 November 2015
46