Tentir SK 2 Ikgk 4
Tentir SK 2 Ikgk 4
4. Non-Hodgkin’s Lymphoma
Terjadi di kelenjar getah bening à menyerang sinus
3. Multiple Myeloma maksila , posterior mandibular, region maksila.
• Lokasi : Lebih sering terjadi di rahang bawah Struktur internalnya radiolucent
daripada rahang atas. 5. Burkitt’s Lymphoma
• Batas dan Bentuk : Terletak pada suatu rahang atau bisa keduanya dan
o Well-defined tapi tdk corticated dan tidak mengenai bagian posterior dari rahang. Gambaran
ada tanda reaksi tulang radiografnya berupa lesi awal radiolucent, tidak jelas,
o Lesi terlihat seperti menekan atau punched multiple, tidak adanya bentuk yang spesifik, sangat
out) cepat membesar berbentuk berupa balon
o Area destruksi yang tidak dirawat atau
agresif akan terlihat multilocularity
• Struktur internal : Struktur internal tidak terlihat
secara radiograf.
• Efek pada jaringan sekitar :
o Jika terjadi kehilangan mineral tulang à
gigi terlihat terlalu opaque
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
INFEKSI NON SPESIFIK OROMAKSILOFASIAL
v Definisi
• Infeksi yang disebabkan oleh berbagai bakteri dan
tidak ada gejala spesifik
• Infeksi non spesifik yang terjadi pada rongga mulut à
infeksi odontogenik
v Infeksi Odontogenik Kompleks
o Infeksi berjalan ke arah tulang yang paling tipis dan
menyebabkan infeksi jaringan sekitarnya.
o Berdasarkan hubungan perlekatan otot di bony cortical
plate bagian mana infeksi berpenetrasi, abses dapat
dibedakan menjadi :
§ Abses vestibular : infeksi menembus tulang
kortikal plate fasial à abses vestibular
6. Leukemia § Abses deep fascial space
Lokasinya sering terlokalisir di area periapikal gigi.
• ruang fasial : ruang kompartemen yg
Gambaran radiografnya berupa radiolucent tidak
berisi jaringan ikat longgar yg bisa
merata
terinflamasi oleh mikroorganisme
• fungsi jaringan ikat longgar di dalam
ruang fasial :
o sbg bantalan otot, pembuluh
darah, saraf, kelenjar dan
struktur lain disekelilingnya
o memungkinkan pergerakan
relative antara struktur-struktur
tsb.
• Selama infeksi à jaringan ini memiliki
potensi untuk edema akibat eksudasi
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
fluid jaringan dan mengeras bersamaan o Infeksi dapar meluas ke deeper fascial spaces leher
PMN leukosit, limfosit, dan makrofag :
bermigrasi dari ruang vascular à o Ruang lateral pharyngeal
ruang interstitial yang terinfeksi. o Retropharyngeal
• Sel darah putih dan jaringan ikat à o Carotid
nekrosis à abses à drainase o Pretrachea
o Berdasarkan hubungan anatara tulang alveolar &
letak perlekatan otot, infeksi odontogenik
menyebabkan infeksi ruang : vestibular, bukal,
subkutan
o Infeksi yg melewati prosesus alveolar pd rongga
mulut yg dalam à menginvasi ruang vestibular
o Infeksi jaringan lunak di bagian superfisial (lebih
dekat ke kulit) dari otot à menginvasi ruang bukal
dan subkutan
o Infeksi yg berasal dari gigi maksila biasanya
menyebar ke :
o Ruang infraorbital
o Palatal
o Orbital
o Infratemporal o Untuk menentukan keparahan : menentukan lokasi
o Sinus maksila anatomi
o Infeksi yg berasal dari gigi mandibular biasanya o Klasifikasi deep fascial spaces berdasarkan tingkat
menyebar ke : keparahan :
o Ruang submandibular o Low severity : tidak mengganggu jalur
o Sublingual nafas dan struktur vital lainnya
o Submental
o Mastikasi
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
o Moderate severity : menghalangi akses o Lokasi : abses terbatas pada area fasial di
jalur nafas à menyebabkan trismus atau bawah kulit dengan karakteristik
elevasi lidah pembengkakan dan fluktuasi.
o High severity : infeksi secara langsung
menekan/mendeviasikan jalur nafas atau
merusak organ vital (otak, jantung, paru)
c. Infratemporal Abscess
o Lokasi : abses berkembang perluasan ke
superior dari spasia pterygomandibular.
§ Secara lateral, spasia dibatasi oleh
ramus mandibular dan otot temporalis.
o Etiologi : berasal dari infeksi saluran akar gigi
§ Secara medial, dibatasi oleh otot
posterior maksila dan mandibular.
pterygoid medial dan lateral, dan
o Tampilan klinis :
terhubung dengan fossa temporal.
§ trismus dan nyeri saat membuka mulut
§ Struktur anatomi penting yang
dengan deviasi lateral ke arah sisi yang
ditemukan pd spasia ini : saraf
terkena,
mandibular, saraf mylohyoid, saraf
§ edema pada region anterior telinga
lingual, saraf bukal, saraf chorda
yang meluas di atas arkus zygomatikus
tympani, arteri maksilaris, plexus
dan kelopak mata
pterygoid venous
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
d. Temporal Abscess § obliterasi kedalaman mucolabial fold
o Lokasi : kelanjutan dari spasia infratemporal. yang meluas.
Spasia temporal dibagi menjadi 2 : spasia o Penatalaksanaan dari abses à insisi pada
temporal superfisial dan deep. mucolabial fold yang parallel dengan prosesus
o Etiologi : berasal dari penyebaran infeksi dari alveolaris untuk drainase
spasia infratemporal. Infeksi jarang terjadi dan
biasanya hanya pada infeksi severe. f. Maxillary or other paranasal sinuses
o Tampilan klinis : o Infeksi sinus maksilaris : kemungkinan
§ edema yang nyeri pada fascia menyebar melalui sinus ethmoid atau dasar
temporal, orbita à menyebabkan infeksi periorbital atau
§ trismus yang melibatkan otot orbital
temporalis dan pterygoid medial, o Infeksi periorbital : jarang terjadi, tandanya
§ nyeri saat edema dipalpasi. kemerahan dan pembengkakan pada kelopak
mata dan adanya keterlibatan komponen saraf
e. Abscess of Base of Upper Lip dan vascular orbita
o Lokasi : berkembang pada jaringan ikat
longga dasar bibir atas di region anterior g. Cavernous Sinus Thrombosis
maksila, di bawah aperture nasal o Saat infeksi odontogenik maksila menyebar ke
dalam vena pd infraoribtal space atau vena
inferior ophthalmic melalui sinus à infeksi ini
akan melalui fissure orbital superior à meluas
ke dalam cavernous sinus
o Inflamasi intravascular à disebabkan oleh
invasi bakteri yang merangsang
o Etiologi : disebabkan oleh infeksi saluran akar penggumpalan à terjadi infeksi ini
gigi anterior maksila
o Tampilan klinis :
§ pembengkakan dan protusi bibir atas
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
o Jika infeksi melewati aspek medial mandibular
thd garis mylohyoid à infeksi submandibular
o Etiologi : gigi M3 (infeksi submandibular),
M2 (infeksi sublingual/submandibular)
b. Sublingual Abscess
o Lokasi : di antara mukosa oral dasar mulut dan
otot mylohyoid. Batas posteriornya terbuka à
bebas berhubungan dengan submandibular
space dan secondary space mandibular.
3. Infeksi yang berasal dari gigi mandibular
o Infeksi yang berasal dari gigi mandibular à menjalar
ke deep fascial space.
o Infeksi yang lebih parah à menjalar ke dalam deep
fascial space di leher à meluas ke bagian
mediastinum à membahayakan jantung, paru, dan
pembuluh darah
a. Perimandibular Space
o Terdiri dari submandibular, sublingial, dan
submental space
o Ruang submandibular & sublingual secara
primer à terlibat infeksi dari gigi M
mandibular dan juga P o Etiologi : umumnya disebabkan oleh infeksi
o Jika infeksi menyebar melewati aspek medial gigi anterior, P, M1 mandibula yang ujung
mandibular di atas garis mylohyoid à infeksi apikalnya ditemukan di atas attachment dari
sublingual otot mylohyoid. Dapat juga berupa infeksi
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
yang menyebar dari spasia submandibular,
submental, dan lateral pharyngeal
o Tampilan klinis :
§ abses disertai pembengkakan mukosa
dasar mulut à menyebabkan elevasi
lidah ke palatal&lateral.
§ Sulkus lingual mandibular obliterasi
dengan sedikit kebiruan.
§ Pasien sulit berbicara à karena edema
dan pergerakan lidah yang sakit. o Etiologi : kemungkinan berasala dari M2/M3
mandibula yang ujung apikalnya di bawah
c. Submandibular Abscess attachment otot mylohyoid. Bisa juga
o Lokasi : berada di antara otot mylohyoid dan disebabkan oleh penyebaran infeksi dari spasia
kulit luar serta superficial fascia. Batas sublingual dan submental.
posterior submandibular berhubungan dgn o Tampilan klinis :
secondary space rahang. spasia ini § pembengkakan moderate di region
mengandung kelenjar saliva dan nodus limfa submandibular yang dimulai pd batas
submandibular inferior mandibular à meluas ke
medial menuju otot digastrikus à ke
posterior menuju tulang hyoid à
menyebabkan edema yang keras dan
kemerahan pd kulit.
§ Angulus mandibular obliterasi dan
nyeri saat palpasi, trismus yang
moderate à berkaitan dengan otot
pterygoid media
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
d. Mental Abscess
o Lokasi : akumulasi pus pada region anterior
mandibular yang dekat dengan tulang,
spesifiknya di bawah otot mentalis, dengan
penyebaran infeksi ke arah symphysis menti.
Keterangan :
1 : abses parapharyngeal
2 : abses submandibular
4 : abses retropharyngeal
5 : abses pterygomandibula
o Etiologi : infeksi berasal dari infeksi o Etiologi : berasal dari gigi yang terinfeksi dan
odontogenik spasia lateral pharyngeal dan biasanya gabungan dari beberapa infeksi
submandibular yang menyebar o Tampilan klinis :
o Tampilan klinis : edema retromandibular § edema, sakit kepala, kemerahan.
yang menyebar ke telinga dan temporal § Edema dengan batas diffuse dan bisa
disertai kemerahan pd kulit dan fluktuasi ditemukan di berbagai area fasial dan
subkutan terbatas bergantung pada area yang
terinfeksi.
C. Infeksi Fascia Lainnya § Tahap awal, cellulitis terasa lunak saat
a. Cellulitis palpasi tanpa adanya pus, ketika
o Lokasi : kondisi akut infiltrasi inflamasi jaringan semakin parah à supurasi
lunak longgar yang berinfiltrasi di bawah kulit o Terapi : pemberian obat antibiotic dosis tinggi
b. Ludwig Angina
o Lokasi : infeksi selular akut bilateral involvement
dari spasia submandibular, sublingual, submental
o Etiologi : Infeksi periodontal dan periapikal dari
gigi mandibular yang ujung apikalnya di bawah
otot mylohyoid
o Tampilan klinis : sulit mengunyah, berbicara,
bernafas, drooling saliva, suhu meningkat.
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
o Pada involvement spasia submandibular
dan sublingual : nyeri parah, tanpa
fluktuasi karena pus terbatas di dalam
jaringan.
o Pada spasia sublingual : edema à nyeri di
dasar mulut dan lidah. 2/1 tengah lidah
elevasi ke arah palatum, bagian anterior
keluar. Bisa menyebabkan obstruksi jalur
nafas à kematian
o Infeksi ini harus dirawat segera dengan
insisi dan prosedur drainase serta terapi
antibiotic à perhatian khusus jaga jalur
nafas
• Submucosal Abscess
o Lokasi : terletak tepat di bawah mukosa vestibulum
labial/bukal pada maksila/mandibular. Bisa juga
terletak di lingual/palatal
o Etiologi : berasal dari bakteri gigi maksila dan o Etiologi : factor yang bertanggung jawab terhadap
mandibular yang terinfeksi abses intraalveolar juga menyebabkan abses ini
o Tampilan klinis : gejala berupa nyeri berdenyut o Tampilan klinis : pembengkakan pada mukosa
parah, mobilitas gigi (pasien merasa giginya dengan fluktuasi yang jelas, sensitive thd palpasi,
elongasi) mucobuccalfold mengalami obliterasi. Pada abses
palatal terlihat pembengkakan yang mengelilingi gigi.
• Subperiosteal Abscess Mukosa kemerahan dengan palpasi dan fluktuasi
o Lokasi : akumulasi pus semi fluktuan terbatas di positif.
antara tulang dan periosteum pada region bukal,
palatal atau lingual
OSTEOMYELITIS
o Etiologi : berasal dari abses intraalveolar yang • Inflamasi yang terjadi pada sumsum tulang
menyebar saat pus menembus tulang dan menetap • Awal à adanya infeksi pada medulla cavity yang melibatkan
di bawah periosteum tulang spongiosa à meluas dan menyebar ke tulang kortikal
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
dan periosteum Perbedaan Abses dan Selulitis
• Invasi bakteri yang melibatkan tulang spongiosa à
menyebabkan inflamasi pada jaringan lunak dan edema di KARAKTERIS
ABSES SELULITIS
dalam sumsum tulang TIK
• Lebih sering terjadi di mandibular
Durasi Kronis Akut
o Karena suplai darah ke maksila lebih banyak dari
pembuluh darah arteri à terbentuknya jaringan
kompleks dari pembuluh darah Sakit Berat dan merata
Terlokalisasi
o Mandibular cenderung mendapat suplai darah utama
dari aerteri alveolaris inferior Lokasi Berbatas Jelas Difus
o Kepadatan tulang kortikal membentuk mandibular
membatasi penetrasi dari pembuluh darah periosteal Palpasi Indurasi jelas
o Tulang spongiosa pd mandibular lebih sering Fluktuasi
mengalami iskemi
Sifat Terlokalisir Difus
o Bakteri berfolirasi karena pertahanan darah normal
tidak dapat mencapai jaringan dan mengakibatkan Kehadiran Pus Ada Tidak ada
jaringan terinfeksi
• Osteomyelitis di mandibular à bisa disebabkan karena Tingkat
Tidak darurat Lebih berbahaya
fraktur Keparahan
o Terjadi karena pertahanan tubuh mengalami
penurunan signifikan à akibat penyakit Diabetes, Anaerob
malnutrisi, penyakit myeloproliferasi (leukemia, Bakteri (Staphylococcus Aerob (Streptococcus)
sickle cell anemia, penderita kanker yang menjalani )
kemoterapi
Ukuran Kecil Besar
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
PENATALAKSANAAN ABSES o Tanyakan perawatan yang pernah dijalani
Prinsip Penatalaksanaan Abses : sebelumnya à konsumsi antibiotic dan tidak
1. Menentukan Tingkat Keparahan Infeksi dilanjutkan à menyebabkan infeksi menjadi
• Kebanyakan infeksi odontogenik bersifat ringan à hanya parah
membutuhkan terapi bedah minor o Riwayat medis lengkap pasien didapat à
• Pasien datang untuk perawatan à tahap awal : menilai interview atau mengisi kuisioner dan follow-up
tingkah keparahan infeksi • Pemeriksaan Fisik
• Dilakukan berdasarkan riwayat lengkap infeksi yang o Tanda vital pasien
diderita dan pemeriksaan fisik § Pasien dengan tanda vital normal dan
• Riwayat Lengkap peningkatan temperature sedikit à infeksi
o Untuk menemukan keluhan pasien à keluhan ringan dan dapat segera dirawat.
harus dijelaskan oleh pasien sendiri § Pasien dengan tanda vital abnormal dan
o Mengetahui sudah berapa lama infeksi terjadi à peningkatan temperatir, denyut nadi, laju
waktu onset infeksi nafas à infeksi serius dan perlu perawatan
§ Sudah berapa lama pasien mengalami intensif dan evaluasi sp BM
gejala pertama nyeri, bengkak, atau § Tanda vital sudah diperiksa à periksa
drainase penampilan pasien secara umum.
§ Apakah gejala infeksi konstan atau § Pasien dengan infeksi yang lebih dari
bertambah parah dr gejala awal minor dan local gejalanya à kelelahan,
§ Tentukan tingkat kecepatan proses infeksi demam, malaise à toxic appearance
à apakah infeksi berkembang cepat • Temperature
beberapa jam/beberapa hari/minggu o untuk mengetahui pasien
o Mengetahui gejala pasien à dolor, tumor, calor, memiliki keterlibatan
rubor, function laesa sistemik dengan suhu
o Tanyakan perasaan pasien à merasa lelah, meningkat. infeksi parah
demam, lemah, sakit à malaise biasanya indikasi suhu tubuh >38,3 C
reaksi umum infeksi sedang-parah • tekanan darah
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
o hanya pd pasien dengan • Trismus à membuka mulut
nyeri yang signifikan & <20mm
kecemasan à tekanan • Dysphagia 78%
darah sistolik meningkat. • Dyspnea 14%
o Syok septik parah à § Area pembengkakan harus dipalpasi à
hipotensi periksa konsistensi, suhu, dan fluktuasi
• denyut nadi (perasaan balon berisi cairan à tanda
o naik seiring suhu tubuh akumulasi pus pada pusat inflamasi)
naik.
o >100denyut/menit à o Pemeriksaan Intraoral & Ekstraoral
pasien infeksi parah à § Cari penyebab khusus infeksi à karies
harus dirawat lebih cepat parah, abses periodontal, penyakit
• laju nafas periodontal parah, kombinasi karies dan
o pastikan pernafasan atas penyakit periodontal, frakttur gigi atau
bebas dan pasien dapat seluruh rahang terinfeksi
bernafas tanpa hambatan § Lihat dan rasakan :
o normal : 14-16 nafas/menit o area pembengkakan gingiva dan
o infeksi ringan-sedang : fluktuasi
peningkatan respirasi >18 o pembengkakan vestibular
nafas/menit terlokalisasi
o drainase sinus tract
o Periksa kepala,leher pasien à tanda cardinal
infeksi o Pemeriksaan Radiograf
§ minta pasien untuk membuka mulut § Radiograf periapikal
maksimal, menelan, mengambil nafas à § Ekstraoral : panoramic à kesulitan
memeriksa trismus, dysphagia, dyspnea. membuka mulut
§ Pasien membutuhkan rawat inap :
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
o Setelah pemeriksaan fisik à drg dapat § perawatan à menghilangkan
menentukan fase infeksi yang terjadi penyebab, insisi, drainase,
o Fase inokulasi : antibiotic
§ Sangat lembut
§ Pembengkakan edema 2. Evaluasi Keadaan Mekanisme Pertahanan Tubuh Pasien
§ Paling mudah dirawat Untuk mengetahui kemampuan pasien melawan infeksi
§ Dapat disembuhkan à • Kondisi medis yang kompromis pada pertahanan host
menghilangkan penyebab o Batas kondisi medis yg dapat menghasilkan
odontogenik dengan atau tanpa penurunan pertahanan host sangat penting
antibiotik o Kompromi membuat lebih banyak bakteri masuk
o Fase Cellulitis ke jaringan atau lebih aktif atau mencegah
§ Fase akut pertahanan humoral atau selular bekerja maksimal
§ Pembengkakan tidak jelas batasnya o Penyakit metabolic tidak terkontrol à
§ Konsistensi keras à palpasi menyebabkan penurunan fungsi leukosit,
§ Tidak terdapat pus penurunan kemotaksis, fagositosis, pembunuhan
§ Perawatan à menghilangkan bakteri.
penyebab, insisi, drainase, § diabetes tidak terkontrol
antibiotik § penyakit stadium akhir renal + uremia
o Fase Abses § kecanduan alcohol parah + malnutrisi
§ Infeksi lebih matang o Mengintervensi mekanisme pertahanan host à
§ Nyeri terlokalisasi menurunkan fungsi sel darah putih dan sintesis
§ Pembengkakan lebih kecil antibodi
§ Batasnya jelas § Leukemia
§ adanya fluktuasi à palpasi § Limfoma
§ abses kronik à tumbuhnya lambat § Berbagai jenis kanker
dan tidak seserius selulitis
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
• Obat-obat yang kompromis pada pertahanan host o Malaise parah dan toxic appearance
o Pasien yang mengkonsumsi obat seperti o Pertahanan compromised host
cyclosporine, kortikosteroid, azathioprine à o Membutuhkan anastesi general
mengurangi fungsi limfosit T dan B dan produksi o Kegagalan perawatan pertama
immunoglobulin
o Pasien yang mengkonsumsi obat tsb à 4. Merawat Infeksi Melalu Bedah
kemungkinan mengalami infeksi parah • Prinsip utama pasien dengan infeksi odontogenik à
• Kesimpulan : melakukan drainase bedah dan menghilangkan sumber
o Pasien dengan infeksi harus dirawat lebih hati-hati infeksi
karena infeksi dapat menyebar lebih cepat • Tujuan utama bedah :
o Rujukan ke dokter BM untuk bedah awal dan o Eliminasi sumber infeksi à pulpa nekrotik, poket
agresif (menghilangkan sumber periodontal yang dalam
o Terapi antibiotic yang lebih intensif harus o Melakukan drainase pus yang terakumulasi dan
dipertimbangkan debri nekrotik
o Jika pasien dengan riwayar di atas pernah • Pasien infeksi odontogenik umum :
melakukan prosedur bedah à lakukan terapi o Adanya karies gigi dengan radiolusensi periapikal
antibiotic profilaksis à menurunkan risiko pasca dan vestibular kecil
operasi o Pilihan perawatan :
§ Perawatan endo/ekstraksi dengan atau
3. Menentukan Apakah Pasien Dapat dirawat Oleh GP atau tanpa insisi dan drainase
Sp.BM § Gigi tidak diekstraksi : harus dibuka &
• Kriteria pasien dirujuk ke dokter BM : pulpa diambil à sumber infeksi
o Kesulitan bernafas terleliminasi à drainase melalui foramen
o Kesulitan menelan apical gigi & PSA
o Dehidrasi § Gigi tidak bisa dipertahankan àekstraksi
o Trismus sedang-parah § Prosedur insisi dan drainase :
o Pembengkakan hingga melewati prosesus alveolar • Dibutuhkan untuk infeksi yang
o Suhu meningkat sudah melewati region periapikal
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
• Insisi abses/selulitis à permukaan mukosa
pembuangan pus terakumulasi dan didisinfeksi dengan cairan
bakteri dari ajringan di bawahnya (povidone iodine) à keringkan
• Evakuasi kavitas abses à kasa steril
mengurangi bakteri dan debri 4) Mengambil sample kultur
nekrotik secara drastic specimen
§ Teknik insisi dan drainase abses • jarum 18 gauge untuk
vestibular atau cellulitis à pengambilan specimen
straightforward à masukkan ke dalam
• Area yang dipilih untuk insisi abses atau selulitis à
intraoral : langsung pd inflamasi aspirasi 1-2mL pus
dan pembengkakan maksimum cairan jaringan
• Hindari insisi melewati frenum • specimen à berupa
atau jalur saraf mental di area P cairan jaringan dan
mandibular darah
• Insisi dan drainase ekstraoral : • specimen diinokulasi
kriteria yang lebih kompleks harus pd kultur aerob dan
dipenuhi anaerob
• Tahapan Insisi & Drainase :
1) Menentukan lokasi insisi 5) Insisi
2) Memberikan anestesi local • insisi dilakukan dengan
anastesi blok regional (diinjeksi scalpel blade no.11
jauh dari area insisi) , melalui mukosa dan
alternatifnya anastesi local submucosa ke kavitas
infiltrasi di dan sekitar area abses
yang akan diinsisi • insisi dilakukan pendek
3) Desinfeksi : <1cm
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
• insisi selesai à
masukkan beak
hemostat ke dalam
rongga abses untuk
membuka selutuh
bagian rongga abses
• gunakan suction untuk
mengambil pus dan
cairan jaringan yang
keluar agar mencegah
masuk ke mulut pasien
6) Meletakkan drain intraoral
5. Mendukung Pasien secara Medis
• drain yg digunakan ¼
• Resistensi sistemik pasien pada infeksi à penentu dalam
inch steril penrose drain
keberhasilan
• masukkan drain dengan
• Resistensi sistemik host harus dipertimbangkan dalam 3
hemostat
area :
• pastikan panjang dari o Immune system compromised
drain mencukupi § Harus dirawat spesialis
hingga mencapai dasar § Dibutuhan rawat inap dan konsultasi medis
rongga abses § Perawatan untuk meningkatkan respon
7) Menjahit drain imun, membunuh bakteri dengan antibiotic
• drain dijahit, bakterisidal dan memaksimalkan
dipertahankan hingga 5 manajemen bedah infeksi
hari o Penyakit sistemik
• pengangkatan drain à § Harus dirawat tim spesialis
menggunting jahitan § Dapat mengurangi kemampuan pasien
dan mengangkat drain melawan infeksi dan dalam menjalani
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
perawatan
§ DM : control gula darah secara langsung
berhubungan dengan resistensi infeksi
§ Penyakit kardiovaskular : mengurangi
kemampuan host merespon stress dari
infeksi dan operasi
§ Obat2an : mempengaruhi perawatan
infeksi odontogenik
• Terapi antikoagulan dengan
warfarin : membutuhkan antagonis
antikoagulan sebelum bedah à
agar bedah aman dilakukan
o Physiologic reserves 6. Memilih dan Meresepkan Antibiotik yang Sesuai
§ Pasien tanpa kompromis medis bisa
• Antibiotic penting terutama untuk pasien dengan infeksi
mengalami physiologic reserves
yang telah menyebar dari prosesus alveolar dan pasien
§ Anak à sering mengalami dehidrasi dan
dengan mekanisme pertahanan tubuh lemah
demam tinggi
• Hal yang harus dipertimbangkan :
§ Pasien lansia à memiliki penurunan
o Menentukan kebutuhan administrasi antibiotic
kemampuan melawan demam dan mudah
o Terapi empiris rutin
dehidrasi
o Menggunakan antibiotic spectrum sempit
• Pasca perawatan à pasien dianjurkan banyak minum
o Menggunakan antibiotic dengan insidensi
untuk membantu untuk membuang urin secara teratur dan
keracunan dan efek samping terendah
memakan suplemen nutrisi tinggi kalori
o Menggunakan antibiotic bakterisidal jika
• Pasien diberi resep analgesic yang adekuat à memungkinkan
menghindari nyeri o Memperhatikan biaya antibiotic
• Antibiotic pilihan untuk infeksi odontogenik : penisilin
o Efektif, bakterisidal, spectrum sempit termasuk
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
streptococci dan anaerob oral yang o Penyebab lainnya : mekanisme pertahanan tubuh
bertanggungjawab pada infeksi odontogenik, yang kurang à riwayat medis pasien harus
toksisitas rendah dan tidak mahal diperiksa dengan pertanyaan lebih menjurus
• Amoxicillin dan clauvanate à penisilin spectrum luas dan o Adanya benda asing : radiograf periapikal untuk
digunakan untuk infeksi kompleks memastikan tidak ada benda asing
• Moxifloxacin : dibatasi penggunaannya hanya oleh o Antibiotic : pasien tidak patuh pada perintah yang
spesialis untuk infeksi parah karena membatasi resistensi seharusnya à pertimbangkan kemungkinan
dan toksisitas dan interaksinya dengan obat lain superinfeksi
8. Evaluasi Pasien
• Pasien diminta kembali 2 hari setelah terapi à biasanya
kondisi pasien sudah membaik
• Terapi sukses à pembengkakan dan nyeri menurun
secara drastis
• Dokter gigi haru memeriksa area insisi dan drainase untuk KELAINAN DARAH
menentukan apakah drain harus diangkat v Kelainan Sel Darah Merah
• Parameter lain : temperature, trismus, pembengkakan, dan a) Anemia
perasaan subjektif pasien • Berkurangnya kapasitas darah dalam mengangkut
• Respon kurang baik à periksa kegagalan oksigen untuk disalurkan ke suluruh tubuh
o Penyebab utama : bedah yang inadekuat • Biasanya berhubungan dengan jumlah sel darah
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
merah (eritrosit) dalam sirkulasi atau adanya
abnormalitas kandungan Hb dalam sel darah
merah
• Anemia à gejala kompleks yang disebabkan oleh
3 hal :
o Produksi sel darah merah menurun
o Kehilangan darah
o Peningkatan kecepatan destruksi eritrosit
dalam sirkulasi
• Etiologi :
o Genetic à menghasilkan jumlah sel darah
merah yang abnormal à
§ Hemolysis
§ Gangguan nutrisi à SDM yang
dihasilkan sedikit
§ Gangguan imun à SDM diserang
§ Gangguan pendarahan à
kehilangan darah
§ Penyakit kronis
§ Penyakit sumsum tulang
• Jenis-jenis Anemia
o Iron deficiency anemia
§ Disebabkan kehilangan darah yang
berlebihan
§ Kurangnya zat besi yang masuk
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
§ Kurangnya absorpsi zat besi • Mukositis eritematosa
§ Bertambahnya kebutuhan zat besi • Sensasi terbakar
§ Hal ini terjadi karena kerusakan § Gejala klinis :
imunitas seluler, • Terjadinya atrofi pada lidah
§ defisiensi aktivitas PMN sebagai • Lidah yang kemerahan
respon antibody dan abnormalitas • Penurunan ketebalan epitel
epithelial. rata2 pada mukosa bukal
§ Pertimbangan kesehatan oral:
o harus melakukan konsultasi
dengan dokter spesialis
sebelum perawatan bedah.
o Ketika hemoglobin kurang
dari 8 g/dL, anestesi umum
harus dihindari dan potensi
perdarahan klinis dan
kegagalan penyembuhan
luka harus diperhatikan. o Folate deficieny anemia
o Hindari penggunaan § Vit B12 dan asam folate
narkotika dan perhatikan dibutuhkan untuk pembentukan
anemia yang dapat SDM dan pertumbuhannya di
meningkatkan risiko iskemi dalam sumsum tulang à
jantung. kehilangan vitamin
§ Manifestasi oral : § Factor risiko :
• Angular cheilitis • Asupan nutrisi yang buruk
• Glossitis • Usia lanjut
• Mukosa oral yang pucat • Pengkonsumsi alcohol
• Oral candidiasis • Punya riwayat
malabsorpsion
• Stomatitis apthous rekuren
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
• Kehamilan retikulosit (sel darah merah
yang belum matang).
o Hemolytic anemia § Manifestasi oral:
§ Penyakit ini mengakibatkan o mukosa oral yang pucat
anemia jika sumsum tulang tidak o paresthesia (sensasi seperti
dapat membuat sel darah merah tingling) pada mukosa
dengan cukup. o pada keadaan kronis dapat
§ Destruksi sel darah merah yang terjadi hyperplastic marrow
dipercepat dapat diakibatkan oleh spaces pada maksila,
satu dari tiga mekanisme dasar: mandibula dan tulang
o defek molekul fasial.
(hemoglobinopathy or
enzymopathy) di dalam sel o Sickle Cell
darah merah, § Karena adanya mutasi gen
o abnormalitas struktur dan hemoglobin yang terjadi karena
fungsi membrane penggantian asam amino glutamate
o faktor lingkungan sehingga valine dikode pada posisi
o trauma mekais atau keenam di rantai hemoglobin beta.
autoantibody. § Mengakibatkan distorsi bentuk
§ Didiagnosis dengan cara tes pada eritrosit sehingga berbentuk
laboratorium jika pasien seperti bulan sabit dan mengurangi
menunjukkan gejala anemia. jangka waktu hidup dari 120 hari
§ Tes laboratorium harus disertai menjadi 14 hari.
dengan toxin exposure history dan § Cara mendiagnosis: tes
sejarah keluarga. kelarutan HbS untuk memeriksa
o Untuk mengetahui ada atau adanya hemoglobinopati.
tidaknya hemolisis dapat § Untuk menentukan diagnosis
digunakan penghitungan spesifik dapat dilakukan
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
elektroforesis menggunakan asetat referensi
selulosa atau agar asam sitrat.
o Relative erythrocytosis
§ Manifestasi oral: § terjadi pada saat dehidrasi, penggunaan
§ Radiografik diuretic, diare,
atau terbakar dimana
• terdapat pola terjadi hemoconcentration (sel darah
trabekula seperti merah pada rentang referensi normal
tangga, sedangkan plasma darah di bawah
• hipomineralisasi rentang referensi)
enamel, o Absolute erythrocytoses
• kanal yang § primary erythrocytosis
terkalsifikasi, § jika terjadi primer familial dan
• peningkatan kongenital polisitemia karena
overbite dan mutasi reseptor gen erithropietin
overjet. (Epo) dan mieloproliferatif
§ Klinis disorder polisitemia vera
• terjadi oral mukosa § secondary erythrocytoses
yang pucat dan § jika dipengaruhi faktor hormonal
erupsi gigi yang ekstrinsik, hipoksia akibat
terlambat.
merokok dan penyakit paru kronis
o Idiopathic erythrocytosis
b) Erythrocytoses § peningkatan sel darah merah tanpa ada
• merupakan peningkatan sel darah merah yang ditandai penyebab
yang jelas
dengan adanya peningkatan hematocrit (HCT).
• Terbagi atas: c) Polycythemia Vera (PV)
o Apparent erythrocytosis • penyakit myeloproliferative kronis
§ peningkatan HCT dalam vena tetapi sel • terjadi proliferasi predominan se erythroid dan
darah merah turun dalam rentang disfungsi sumsum tulang primer yang mengakibatkan
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
hemorrhage (pendarahan), thrombosis dan • Pertimbangan perawatan dental:
peningkatan massa sel darah merah. o kontrol perdarahan setelah bedah dimana
• Penyebab terjadinya PV masih belum diketahui. perdarahan berhubungan dengan jumlah hitung
• merupakan penyakit yang jarang ditemui dengan platelet yang tinggi,
minimum insiden 2,6 dari 100.000.
o penyakit von Willebrand,
• Cara mendiagnosis à menggunakan criteria o dosis tinggi terapi obat antiplatelet.
Polycythemia Vera Study Group yang meliputi
peningkatan massa sel darah merah, kelarutan oksigen d) Plummer-Vinson syndrome
normal, dan splenomegaly yang dapat dipalpasi. • Disebut juga Paterson-Kelly syndrome atau
• Manifestasi klinis sideropenic dysphagia.
o PV biasanya asimptomatis. • Memiliki sindrom klasik berupa disfagia, anemia
o Jika simptomatis : defisiensi zat besi, dan ada lapisan tipis esofagus.
§ Pruritis • Sindrom ini dapat terjadi karena kekurangan zat besi,
§ Vertigo malnutrisi, faktor genetic atau proses autoimun.
§ sakit maag • Gejalanya seperti gejala anemia (lemah, pucat, capek,
§ sakit kepala jantung berdetak lebih kencang).
§ parethesias (kesemutan) • Manifestasi Oral
§ kecapekan o Glossitis
§ lemah o Angular cheilitis
§ gangguan penglihatan o Koilonychia.
§ tinnitus
§ gusi berdarah.
e) Thalassemia
• Manifestasi oral: • Merupakan kelainan genetik sintesis hemoglobin
o erythema mukosa dimana terjadi gangguan pada rantai produksi
o glositis hemoglobin alfa atau beta.
o erythematous • Cara mendiagnosis: dengan menggunakan tes darah.
o edematous gingival • Pasien memiliki:
o perdarahan gingival spontan.
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
o sel darah merah yang lebih sedikit,
o Hb yang lebih rendah
o defek pada rantai hemoglobin alfa atau beta.
• Manifestasi oral:
o Radiografis :
§ dapat terlihat akar yang pendek dan
berbentuk tajam,
§ taurodontisme,
§ perluasan ruang sumsum tulang
§ sinus maksilaris kecil
§ kehilangan kanal alveolar inferior v Kelainan Sel Darah Putih
§ korteks tipis dari mandibula. o Leukositosis
• Umumnya deformitas kraniofasial berupa rahang § Jumlah normal SDP yang bersirkulasi di
kelas II dengan mandibula pendek dan penurunan darah bervariasi antara 4400 - 11000/µL pada
tinggi wajah posterior, peningkatan proporsi wajah dewasa.
§ Hitung diferensial normal terdiri atas neutrofil
anterior.
50-60%, eusinofil 1-3%, basofil <1%, limfosit
• Maksila cenderung sempit dan dan lebar insisif lebih 20-34%, dan monosit 3-7%.
kecil.
§ Leukositosis didefinisikan peningkatan
• Thalasemia tidak berhubungan dengan peningkatan jumlah SDP hingga melebihi 11000/µL
gingivitis atau periodontitis tetapi berhubungan § Leukositosis FisiologisàPenyebab
leukositosis beragam, mulai dari olahraga,
dengan peningkatan karies.
kehamilan, dan stres emosional dapat
• Sangat perlu diperhatikan tingkat Hb sebelum menyebabkan peningkatan jumlah SDP
melakukan perawatan. § Tuberkulosis, sifilis, dan infeksi virus
menghasilkan leukositosis yang
dikarakterisasi dengan bertambahnya jumlah
limfosit.
§ Infeksi protozoa seringkali menghasilkan tipe
leukositosis yang meningkatkan jumlah
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
monosit. o Antibiotic cover dan transfusi apabila
dibutuhkan jika tindakan bedah
o Leukopenia memang harus dilakukan
§ Merupakan defisiensi sel darah putih
(berkurangnya jumlah SDP hingga di 1. Kelainan Leukosit Kuantitatif
§ bawah 4400/µL) dengan beberapa a) Granulositosis
kemungkinan penyebab seperti leukemia,
• Terdapat 3 tipe granulosit berdasarkan pewarnaan
aplastic anemia, obat, auto-imun, dan infeksi
HIV. Wright : neutrofil, eosinofil, dan basofil.
§ Leukopenia dapat muncul pada fase awal • Sel darah putih lainnya yang tidak bergranul
leukemia dan limfoma sebagai bentuk dari dikategorikan sebagai agranulosit berupa limfosit
pergantian sumsum tulang melalui proliferasi dan monosit.
berlebihan SDP. • adalah kondisi jumlah granulosit yang melebihi
§ Leukopenia juga muncul saat terjadi
normal, dengan salah satu yang paling umum
agranulositosis (berkurangnya granulosit)
yang merupakan akibat toksik dari obat dan adalah berlebihnya neutrofil dalam darah atau
bahan kimiawi. Leukopenia adalah komplikasi kondisi neutrofilia.
umum dari kemoterapi. • Penyebabnya :
• Beberapa obat yang dapat menyebabkan o infeksi akut akibat kokus, basil, fungi,
leucopenia, antara lain spirochetes, virus, ricketsia, dan parasit.
o Analgesic à phenylbutazone
• Manifestasi klinis : infeksi maupun noninfeksi
o Obat antribakterial à chloramphenicol
seperti luka terbakar, infar miokard, demam
atau cotrimoxazol
o Phenothiazine obat antipsychotic reumatid, dan reaksi hipersensitivitas.
o Obat antithyroid seperti thiouracil
o Obat cytotoxic
b) Agranulositosis / Neutropenia / Granulositopenia
§ Dental management pada pasien yang o Kondisi penurunan kuantitas dari leukosit
mengalami leucopenia antara lain : dinamakan agranulositosis atau disebut juga
o Meningkatkan oral hygiene
neutropenia dan granulositopenia.
o Kontrol infeksi oral
o Gejala klinis : demam tiba- tiba, kekakuan,
o Menghindari ekstraksi
dan sakit tenggorokan.
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
o Pertimbangan dental : pemberian antibiotik lisosomal, kemotaksis dan aksi bakterisidal,
profilaksis serta pentingnya konsultasi dengan serta fungsi natural killer cell terhadap infeksi.
dokter spesialis.
• Manifestasi oral : destruksi periodontal serius
dengan inflamasi gingiva akut dan ulser.
c) Cyclic Neutropenia
• Termasuk dalam kelainan hematologis langka b) Limfositosis
dengan pengulangan demam, ulserasi pada rongga • Kelainan pada sel-sel limfosit, baik kronik
mulut, dan infeksi yang berhubungan dengan maupun malignant.
neutropenia.
• Manifestasi oral : berupa stomatitis dan gingivitis 3. Leukemia
dengan destruksi periodontium yang tidak biasa • Merupakan proliferasi sel hematopoietic yang
atau patosis oral yang parah tanpa penyebab yang abnormal dengan diferensiasi, regulasi, dan
jelas.
apoptosis yang tidak sesuai.
• Acute myelogenous leukemia (AML)
d) Chronic Neutropenia atau Kostmann’s syndrome o Leukimia myeloblastik akut jarang terjadi
pada anak anak dibandingkan dengan
• merupakan penurunan jumlah neutrofil secara
leukemia limfoblastik akut.
absolut dan berdampak pada daya tahan yang o Klinik yang utama ditunjukan adalah
rendah terhadap infeksi.
anemia, limfadenofati, splenomegaly,
• Manifestasi oral : berupa gingivitis rekuren, infeksi, deman, memar dan perdarahan.
periodontitis parah, kehilangan tulang alveolar
parah, serta ulserasi.
• Acute lymphocytic leukemia (ALL)
o Insiden leukemia pada anak anak tertingg
2. Kelainan Leukosit Kualitatif pada golongan umur 2-4 tahun namun
a) Chediak-Higashi Syndrome dapat menyerang golongan umur
manapun.
• Kelainan imunodefisiensi autosomal resesif o Etiologinya termasuk paparan ionisasi
langka, parsial okuloalbinisme, dengan radiasi dan benzene. Biasanya B-limfosit
defisiensi kepadatan platelet, neutropenia, dan neoplasma. Malignant limfoblastik
defek fungsi neutrofil dan abnormal inklusi berproliferasi dan infiltrasi viscera, kulit,
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
system saraf dan sumsum tulang
(menyebabkan granulositopenia, anemia • Chronic lymphocytic leukemia (CLL).
dan trombositopenia). o Tipe leukemia ini merupakan tipe yang
o Gambaran Klinis : paling umum terjadi, 10% riwayat
§ limfadenopati, splenomegaly, keluarga memiliki riwayat ini. Umumnya
infeksi, demam, memar, terjadi pada pria dan jarang terjadi di Asia.
perdarahan. Keterlibatan system o Gambaran Klinis :
saraf pusat jarang terjadi. § Kelainan ini biasanya
§ Secara klinis ALL sulit dibedakan asimptomatik. Dari 60% kasus,
dengan non-limfoblastik tidak sengaja terdeteksi pada
(myeloblastic) leukemia. pemeriksaan test darah dengan
alasan yang tidak berkaitan.
• Chronic myelogenous leukemia (CML) § Perjalanan penyakit ini secara diam
o Adalah neoplasma dari SDP myeloid diam dengan tampak klinis berupa
matang. Etiologi tidak diketahui, namun kelelahan, demam, turun berat
paparan radiasi meningkatkan risiko. badan, anoreksia, limfadenopati,
o Tanda dan Gejala CML: sekitar 90% perdarahan dan infeksi.
pasien CML didiagnosis saat fase kronis. § Kelenjar getah bening membesar
Sekitar setengah dari pasien asimtomatik, pada awal tahap dimana ginjal dan
dan didiagnosis dari hitung darah lengkap. hati membesar pada tahap
o Gejala yang umum adalah lemas, lelah, selanjutnya.
sakit pada abdominal (kuadran atas kiri), § Efek lainnya berupa anemia dan
rasa penuh pada abdominal, kehilangan trombositopenia.
berat badan, keringat di malam hari akibat • Nilai hitung granulosit meningkat di leukemia
anemia, pembesaran dan rasa sakit pada kronis tapi tidak menentu pada leukemia akut.
limpa (splenomegali), dan hematopoiesis
• Manifestasi klinis leukemia akut :
beralterasi. Hiperviskositas darah dapat
mengakibatkan stroke. limfadenopati, sakit laring, perdarahan gingiva,
o Temuan Laboratoris CML: peningkatan ulserasi oral, pembengkakan gingiva.
hitung SDP. Biasanya di atas 50000/µL • Masalah oral lebih umum pada pasien dengan
saat diagnosis, dan basofil serta eusonofil leukemia akut daripada kronis
terdeteksi.
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
• Manifestasi klinis leukemia kronis : perdarahan, penurunan berat badan.
cheilitis, infeksi herpes dan kandida, lesi
hemoragik dan mukositis.
4. Lymfoma
a) Hodgkin’s Lymphoma b) Non Hodgkin’s Lymphoma
• WHO mengklasifikasikan limfoid neoplasma • NHL merupakan sekelompok malignansi
menjadi dua subtipe : heterogen dari sistem limfoid.
o Klasik • Manifestasi oral : pembengkakan gingiva atau
o Nodular. jaringan mukosa.
• Pada HL jarang tampak massa ekstranodal di • Penampakan dapat terjadi pada ekstraksi gigi dan
bagian kepala dan leher. kemudian berkembang tumor dari situs ekstrasi
• Umumnya terjadi akibat pertumbuhan sel B yang yang tidak sembuh.
tidak terkontrol. Terjadi pada pasien usia antara
15 dan 35 tahun serta pasien di atas 55 tahun.
• Manifestasi klinis berupa pembesaran nodus
limfa yang tidak terasa sakit, pembesaran tonsil
secara unilateral, ulserasi, night sweats, serta
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
• Efek samping: sedasi, lesu, lupa, reaksi hipersensitivitas
Bisa juga disebut glukokortikoid atau steroid. Dihasilkan secara alami
• Bila diberikan dalam dosis besar: dapat menyebabkan oleh kelenjar adrenal. Memiliki efek antiinflamasi yang kuat.
kejang.
Mekanisme kerja
Kortikosteroid menstimulasi sintesis protein
spesifik di jaringan. Efeknya sangat luas, hampir di semua jaringan.
Mepivakain
Memiliki profil farmakologi sebanding dengan lidokain. Ia efektif 1. Efek fisiologik
Kortikosteroid meningkatkan enzim yang
dalam penggunaan topikal dan pada kadar 3% dalam larutan tidak berperan dalam metabolisme glukosa dan asam amino,
memerlukan vasokonstriktor.
meningkatkan lipolisis, menurunkan masukakan glukosa ke
sel lemak, dan redeposisi lemak tubuh. Ia juga menimbulkan
Prilokain
retensi natrium dan air.
Kurang poten dan efektivitasnya kurang dibanding lidokain. Seperti
mepivakain, bisa digunakan tanpa epinefrin.
2. Efek antiinflamasi
Kortikosteroid memiliki efek terhadap
semua gejala inflamasi. Ia menghambat respon antigenik
Artikain
makrofag dan leukosit, menghambat permeabilitas
Kombinasi artikain 4% dengan epinefrin (1:200.000 atau 1:100.000) pembuluh darah lewat pelepasan histamin, juga
sebanding atau bahkan lebih baik dibanding golongan amida lainnya. menghambat kerja kini. Ia juga menghambat asam
arakhidonat dan pembentukkan Pg.
Hanya boleh digunakan jika tidak ada tanda infeksi maupun f. Sering disalahgunakan sebagai obat penambah nafsu makan
kemungkinan infeksi berkembang, karena dapat menyebabkan
eksaserbasi karena penekanan kondisi sistem imun. Contoh Hemostasis dan obat-obat koagulan
kondisi tersebut seperti pada keadaan darurat (krisis adrenal,
Faktor Pembekuan Topikal
reaksi anafilaktik, dan reaksi alergi), pembengkakan pasca
tindakan berat, trauma hebat, periodontitis apikalis akut (setelah a. Topikal Trombin
Dapat dipakai pada pasien yang kekurangan
pengangkatan pulpa), inflamasi otot parah terkait TMJ dan
faktor koagulasi atau sedang menggunakan oral antikoagulan.
trismus.
Namun, penggunaannya harus berhati-hati.
8. Infeksi luka
Merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada luka
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
• Tipe infeksi odontogenik à menyebabkan pembengkakan
pada ruang fasial dalam dari leher yang dapat menekan dan
menghambat jalur nafas
2. Kesulitan bernafas
• Pasien dengan pembengkakan parah pada jaringan lunak
pernafasan atas akibat infeksi
• Perlu dirujuk karena kemungkinan diperlukan pembedahan
segara untuk menjaga jalur nafas
3. Kesulitan dalam menelan
• Pasien dengan infeksi ruang fasial dalam yang progresif
• Indikasi adanya penyempitan orofaring dan berpotensi
obstruksi jalur nafas akut
• Dibawa ke rumah sakit à intervensi bedah atau intubasi
diperlukan untuk menjaga jalur nafas
• Perawatan definitive pada infeksi dapat dilakukan setelah
jalur nafas aman
4. Pasien dengan infeksi yang melibatkan ruang fasial ekstraoral
• Infeksi bukal atau submandibular
• Membutuhkan pembedahan ekstraoral insisi dan drainase
• Rawat inap
INDIKASI PASIEN RAWAT INAP 5. Suhu tubuh lebih dari 101 F à kebutuhan metabolic meningkat
1. Infeksi yang berkembang secara cepat dan terjadi peningkatan kehilangan cairan tubuh
• Infeksi dimulai dari 1 atau 2 hari sebelum pemeriksaan pada 6. Pasien yang mengalami dehidrasi tanda klinis mulut kering,
pasien dan bertambah buruk secara cepat dengan bibir pecah, dan mukosa kering membutuhkan infus cairan
pembengkakan yang meningkat, nyeri, gejala lainnya. 7. Pasien yang lebih baik dirawat di rumah sakit dengan
menggunakan anestesi umum
• Pasien dengan perawatan gigi pada area infeksi parah
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
• Pasien yang tidak kooperatif karena keterbelakangan mental c. Cedera berat pada maksilofasial
• Pasien anak yang tidak kooperatif
• Pasien yang menolak dilakukan perawatan secara sadar Perdarahan (Hemoragi)
8. pasien dengan infeksi yang melibatkan poenyakit sistemik
Pasien kembali datang dengan perdarahan yang tidak berhenti dari
socket ekstraksi merupakan masalah yang sering timbul. Perdarahan
KEGAWATDARURATAN MEDIS
ini merupakan kegawatdaruratan kecil, karena darah biasanya
Situasi darurat yang dapat terjadi pada perawatan gigi:
tercampur dengan saliva sehingga menjadi encer dan akan terlihat
1. Kehilangan kesadaran secara tiba-tiba
kehilangan banyak darah. Perdarahan bisa karena trauma pada
a. Pingsan
pembuluh darah ataupun masalah koagulasi darah. Pada pasien yang
b. Gagal sirkulasi akibat terapi kortikosteroid
sehat, bisa karena hemostasis yang buruk akibat kompresi yang
c. Syok anafilaktik
kurang atau penghilangan jaringan inflamasi dan hiperplastik yang
d. Myocardial infarction
tidak adekuat.
e. Serangan jantung
f. Stroke Selanjutnya, diberikan anestesi local dan mulut dibersihkan untuk
2. Sakit dada (acute chest pain) mengidentifikasi sumber perdarahan. Setiap tepi-tepi kasar dari soket
a. Angina harus dirapikan, margin ditekan (squeezed) dan jaringan lunak di
b. Myocardial infarction daerah margin dijahit. Sebelumnya, kita juga dapat menempatkan
3. Kesulitan bernafas agen hemostatic (surgicel atau fibrin gauze) pada socket sebelumnya,
a. Asma selanjutnya penjahitan.
b. Syok anafilaktik
c. Gagal ventrikel kiri Selidiki riwayat keluarga apakah memiliki kecendrungan perdarahan
4. Konvulsi atau penyebab kelainan darah lain. Pasien harus selalu dibawah
a. Epilepsi pengawasan untuk memastikan perdarahan nya sudah dapat
b. Penyebab kehilangan kesadaran, seperti pingsan dikontrol. Tetapi, darah yang terus mengalir dibawah jaringan yang
5. Lain-lain dijahit mengindikasikan adanya penyakit kelainan darah, atau adanya
a. Hemoragi à dapat diakibatkan oleh kelainan riwayat keluarga yang memiliki penyakit tersebut dan harus dirujuk
darah ke rumah sakit. Perdarahan yang berkepanjangan ini biasa nya
b. Reaksi dan interaksi obat merupakan tanda pertama dari hemofili.
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
Manajemen : o perdarahan menstruasi yang berat
o serta perdarahan spontan perlu diperiksa lebih lanjut
a. Bersihkan mulut dengan swabs dan lokasikan dimana
saat presurgical laboratory coagulation screening.
sumber perdarahan.
b. Berikan local anestesi yang mengandung adrenalin Penanganan pasien dengan Koagulopati:
(epinefrin), buang ragged tissue,
tekan tepi soket dan
jahit. o Tunda pembedahan hingga hematologis memberikan
c. Apabila perdarahan berlanjut setelah penjahitan atau pengarahan tentang manajemen pasien.
pasien jelas memiliki anemia,
pindahkan ke rumah sakit. o Mendapatkan tes dasar koagulasi yang diindikasikan
d. Sementara itu, batasi pendarahan sebanyak mungkin (progrombin time, partial thrombosplastin time, Ivy’s
dengan pressure pad diatas socket
dan support rahang bleeding time, hitung platelet) dan hepatitis.
pasien dengan perban yang kuat. o Perkirakan waktu agar jadwal pembedahan terhadap
e. Idealnya, tranexamic acid (500mg dalam 5ml, dengan pasien dilakukan segera setelah pengukuran
suntikan intravena secara perlahan)
dapat diberikan dan pengoreksi koagulatif (setelah transfusi platelet,
menjadi pilihan yang efektif pada hemofili ringan selagi mengganti faktor, atau pemberian asam
dipindahkan ke rumah sakit.
aminokaproik).
o Ketika pembedahan, augmentasi pembekuan dengan
PENGARUH KELAINAN DARAH THD TINDAKAN menggunakan topikal peningkat koagulasi, jahit, dan
KEDOKTERAN GIGI penekanan yang baik dengan kapas.
• Hereditary Coagulopatihes (koagulopati herediter)
o Awasi luka selama 2 jam untuk memastikan bahwa
Pada saat mendapati pasien dengan kelainan darah terbentuk bekuan darah yang baik.
Sebagai seorang dokter gigi yang harus dilakukan adalah o Instruksi kepada pasien untuk mencegah lepasnya
menanyakan seluruh pasien dahulu mengenai pembekuan bekuan darah dan apa yang dilakukan apabila
darah pada saat setelah luka ataupun bedah, seperti misalnya: perdarahan kembali berlangsung.
o Adanya riwayat epitaksis (mimisan)
o Hindari meresepkan obat anti-inflamasi nonsteroid
o mudah terluka
o Pada pasien dengan hepatitis perlu dilakukan
o hematuria
pencegahan saat pembedahan.
TENTIR
SK
2
IKGK
4
|
DESSY
&
NIA
• Therapeutic Anticoagulation (Antikoagulasi terapi)
Obat-obatan dengan efek anti koagulasi
biasanya dikonsumsi pada pasein dengan implan
trombogenik seperti katup jantung; dengan masalah
trombogenik kardiovaskular seperti atrial fibrillation
atau yang membutuhkan aliran darah ekstrakorporeal
seperti hemodialisis.
RUJUKAN
Elemen perujukan pasien dokter gigi :