Anda di halaman 1dari 2

Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam Garuda Pancasila sebagai Lambang

Negara Republik Indonesia. Lambang negara Indonesia adalah Garuda


Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika

semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap


satu” ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda.
Secara mendalam Bhineka Tunggal Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat
banyak suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu
kesatuan yang sebangsa dan setanah air. Dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan,
mata uang, bahasa dan lain-lain yang sama.

Makna Bhineka Tunggal Ika dalam Persatuan Indonesia sebagaimana dijelaskan


dimuka
bahwa walaupun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang
memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang beraneka ragam namun
keseluruhannya merupakan suatu persatuan

Makna Bhineka Tunggal Ika yaitu meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas
beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang bermacam-
macam serta beraneka ragam kepulauan wilayah negara Indonesia namun keseluruhannya
itu merupakan suatu persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia. Keanekaragaman
tersebut bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru keanekaragaman
itu bersatu dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru memperkaya sifat dan makna
persatuan bangsa dan negara Indonesia.

prinsip-prinsip yang terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika. Prinsip-prinsip


tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dalam rangka membentuk kesatuan dari keanekaragaman tidak terjadi
pembentukan konsep baru dari keanekaragaman konsep-konsep yang terdapat pada
unsur-unsur atau komponen bangsa.
2. Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat sektarian dan eksklusif;
3. Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat formalistis yang hanya menunjukkan perilaku
semu.
4. Bhinneka Tunggal Ika bersifat konvergen tidak divergen
5. Prinsip atau asas pluralistik dan multikultural Bhinneka Tunggal Ika mendukung
nilai inklusif, tidak bersifat eksklusif, Terbuka, Ko-eksistensi damai dan
kebersamaan, Kesetaraan, Tidak merasa yang paling benar, Toleransi, Musyawarah
disertai dengan penghargaan terhadap pihak lain yang berbeda.

sektarianisme adalah bigotri, diskriminasi atau kebencian yang muncul akibat perbedaan di
antara suatu kelompok, seperti perbedaan denominasi agama atau fraksi politik.
Prinsip Bhinneka Tunggal Ika
1. Common Denominator

Di Indonesia, berbagai macam keaneka ragaman yang ada tidaklah membuat bangsa ini menjadi
pecah. Terdapat 5 agama yang ada di Indonesia, dan hal tersebut tidak membuat agama-agama
tersebut untuk saling mencela. Maka sesuai dengan prinsip pertama dari Bhinneka Tunggal Ika,
maka perbedaan-perbedaan di dalam agama tersebut haruslah dicari common denominatornya, atau
dengan kata lain kita haruslah mencari sebuah persamaan dalam perbedaan itu, sehingga semua
rakyat yang hidup di Indonesia dapat hidup di dalam keanekaragaman dan kedamaian dengan
adanya kesamaan di dalam perbedaan tersebut.

Begitu juga halnya dengan dengan aspek lain yang mempunyai perbedaan di Indonesia, seperti adat
dan kebudayaan yang terdapat di setiap daerah. Semua macam adat dan budaya itu tetap diakui
konsistensinya sebagai adat dan budaya yang sah di Indonesia, tapi segala macam perbedaan
tersebut tetap bersatu di dalam bingkai Negara kesatuan republik Indonesia.

2. Tidak Bersifat Sektarian dan Enklusif

Makna yang terkandung di dalam prinsip ini yakni semua rakyat Indonesia dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara tidak dibenarkan menganggap bahwa dirinya atau kelompoknya adalah
yang paling benar, paling hebat, atau paling diakui oleh yang lain. Pandangan-pandangan sectarian
dan enklusif haruslah dihilangkan pada segenap tumpah darah Indonesia, karena ketika sifat
sectarian dan enklusif sudah terbentuk, maka akan banyak suatu konflik yang terjadi dikarenakan
kecemburuan, kecurigaan, sikap yang berlebihan, dan kurang memperhitungkan keberadaan
kelompok atau pribadi lain.

Bhinneka Tunggal Ika sifatnya inklusif, dengan kata lain segala kelompok yang ada haruslah saling
memupuk rasa persaudaraan, kelompok mayoritas tidak memperlakukan sebuah kelompok minoritas
ke dalam posisi terbawah, tetapi haruslah hidup berdampingan satu sama lain. Kelompok mayoritas
juga tidak harus memaksakan kehendaknya kepada kelompok lain.

3. Tidak Bersifat Formalistis

Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat formalistis, yang hanya menunjukkan sebuah perilaku semu dan
kaku. Tetapi, Bhinneka Tunggal Ika sifatnya universal dan menyeluruh. Hal ini dliandasi oleh adanya
rasa cinta mencintai, rasa hormat menghormati, saling percaya mempercayai, dan saling rukun antar
sesame. Karena dengan cara inilah, keanekaragaman bisa disatukan dalam bingkai ke-Indonesiaan.

4. Bersifat Konvergen

Bhinneka Tunggal Ika sifatnya konvergen dan tidak divergen. Segala macam keaneka ragaman yang
ada bila terjadi masalah, bukan untuk dibesar-besarkan, tetapi haruslah dicari satu titik temu yang
bisa membuat segala macam kepentingan menjadi satu. Hal ini bisa dicapai bila terdapatnya sikap
toleran, saling percaya, rukun, non sectarian, dan inklusif.

Anda mungkin juga menyukai