Anda di halaman 1dari 5

Tugas Individu Filsafat

CYNTIA NUR MALIKFA N.


021211131061

Logika

Logika berasal dari kata Yunani kuno (logos) yang berarti hasil pertimbangan
akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah
satu cabang filsafat membahas tentang penyimpulan penalaran.

Pengertian logika adalah proses untuk menarik sebuah kesimpulan dari suatu masalah.
Mengolah premis-premis yang dikombinasikan dengan data-data untuk memperoleh
kesimpulan yang sahih. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni
hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan (premis). Logika
dapat menghindarkan kita dari kesalahan penyimpulan.

Cara penarikan kesimpulan dikenal dengan dua cara yaitu :

1. Logika Induktif.

Cara penarikan kesimpulan pada suatu proses berpikir dari suatu hal yang bersifat khusu ke
umum. Sifatnya :

 Mengarah ke aposteriori (kebenarannya didapat dari pengalaman)


 Empiris,bisa tergantung ruang dan waktu. Secara empirisme, ilmu memisahkan antara
semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris,
semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sementara. Penalaran induktif ini
berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah
yang berlaku umum.
 Hanya probabilitas

Contohnya : Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Babi berdaun
telinga berkembang biak dengan melahirkan. Ikan paus berdaun telinga berkembang biak
dengan melahirkan.

Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
2. Logika Deduktif.
Cara penarikan kesimpulan pada suatu proses berpikir dari suatu hal yang bersifat umum ke
khusus. Sifatnya :

 Mengarah ke apriori (kebenarannya lepas dari pengalaman)


 Rasionalis (berdasarkan asumsi/teori yang diyakini kebenarannya)

Penarikan kesimpulan secara deduktif memakai pola berpikir yang disebut silogisme.
Silogisme adalah argumentasi yang terdiri dari tiga penyataan. Dalam silogisme itu, dari dua
penyataan yang sudah diketahui (premis mayor dan premis minor), kita turunkan pernyataan
yang ketiga (kesimpulan).

Contohnya : Semua manusia akan mati Premis mayor

Amin adalah manusia Premis minor

Jadi, Amin akan mati Konklusi/kesimpulan

Penarikan kesimpulan (konklusi) yang benar,mencangkup pada beberapa teori pokok


kebenaran. Konklusi yang salah menyebabkan sesat pikir akibat dari logika yang salah.

 Kebenaran Koheren (saling berhubungan).

Suatu proposisi itu benar bila mempunyai hubungan dengan ide-ide dari proposisi
yang telah ada atau benar., atau proposisi itu mempunyai hubungan dengan proposisi
yang terdahulu yang benar. Pembuktian teori kebenaran koherensi dapt melalui fakta
sejarah apabila merupakan proposisi sejarah atau memakai logika apabila merupakan
pernyataan yang bersifat logis.

 Kebenaran Korespondensi (saling berkesusaian).

Berpandangan bahwa suatu proposisi bernilai benar apabila saling berkesasuaian


dengan dunia kenyataan. Kebenaran demikian dapat dibuktikan secara langsung pada
dunia kenyataan.
 Kebenaran Pragmatis

Kebenaran suatu pernyataan diukur denga kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat
fungsional dalam kehidupan praktis. Artinya, suatu pernyataan adalah benar jika pernyataan
itu atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan
manusia.
Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis di sini berarti logika dapat
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Logika digunakan untuk mencari pembuktian.
Adapun kegunaan logika dalam kehidupan kita adalah sebagai berikut :

1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis,
lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan
mandiri.
4. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-
asas sistematis
5. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpkir,
kekeliruan, serta kesesatan.
6. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
7. Terhindar dari klenik , gugon-tuhon ( bahasa Jawa )
8. Apabila sudah mampu berpikir rasional,kritis ,lurus,metodis dan analitis sebagaimana
tersebut pada butir pertama maka akan meningkatkan citra diri seseorang.
Dalam sebuah proporsisi sumber dari pernyataan di bagi menjadi dua. Dua jenis
pernyataan itu adalah apriori dan aposteriori. Keduanya berasal dari bahasa latin.
Apriori artinya dari sebelum sedangkan aposteiori berarti dari sesudah. Keduanya
dibedakan berdasarkan dari mana sumber pengetahuan itu.

Apriori menyatakan bahwa sumber pengetahuan itu berasal dari sebelum pengalaman.
Rasanya aneh bahwa ada pengetahuan yang di dapat dari sebelum sebuah
pengalaman. Namun pengetahuan itu ada. Misalnya saja pengetahuan matematis.
Pengetahuan seperti 1+1 =2 tidak kita alami terlebih dahulu, atau tidak butuh
pengalaman dahulu. Memang seseorang meragukan karena pengalaman ini mungkin
saja berasal dari pengalaman. Memang 1+1 bisa didapat dari pengalaman menambah
yang dialami. Tetapi coba jika hasilnya lebih besar. Misal 10000 X 2 =20000. Sebagian
besar dari kita pastinya belum pernah menghitung hal itu secara empiris. Namun
demikian kita memiliki suatu perhitungan yang tepat mengenai masalah ini.

Pengetahuan lain yang bersifat apriori adalah pengetahuan logika bahasa. Misalnya
lingkaran itu tidak memiliki sudut. Kita tidak perlu mengadakan penelitian untuk melihat
apakah semua lingkaran itu tidak memiliki sudut. Kita cukup memikirkannya saja.
Contoh lain adalah segitiga memiliki tiga sudut. Tidak perlu meneliti lebih lanjut apabila
benda disebut sebagai segitiga maka otak kita langsung mengatakan bahwa itu memiliki
tiga sudut. Jikalau tidak tiga sudut maka otak kita akan protes dan ragu apakah itu
benar-benar bisa disebut segitiga. Contoh lain adalah semua lajang tidak memiliki istri.
Kita mengetahui hal ini secara logis. Apabila dia lajang dan memiliki istri maka pada
kenyataannya dia tidak lajang.

Pengetahuan aposteriori adalah pengetahuan yang didapat setelah pengalaman.


Sebagai contohnya adalah anjing budi hitam. Pengetahuan macam ini didapat dari
pengelaman. Karena itu pengetahuan ini dikatakan aposteriori. Contoh lain adalah
pengetahuan mengenai sekarang di luar hujan. Kupu-kupu memiliki dua sayap. Langit
berwarna biru. Dan lain sebagainya yang didapatkan setelah pengalaman.

Anda mungkin juga menyukai