Anda di halaman 1dari 38

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Klien
Inisial Klieen : Tn.w
Umur : 41 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Status Pernikahan : Belum Menikah
Alamat :Ds. Kalisalak kec. Salanan

Magelang
No. RM : 1-40-74
Tanggal Masuk : 17 Desember 2015
Tanggal Pengkajian : 02 September 2014
Informan : Klien, Perawat, Keluarga, dan

status klien
Diagnosa Medis : F.20.0 ( Paranoid )

3.1.2 Identitas Penanggung Jawab


Nama :Ny. A
Umur : 52 tahun
Alamat : Ds. Kalisalak kec. Salanan

Magelang
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan klien : Ibu kandung
3.1.3 Alasan Masuk

Klien masuk ke RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang pada tanggal

17-11-2015 Alasan klien masuk RSJ Karena seharian klien tidak

bisa tidur , mudah marah dan tersinggung riwayat merusak , bicara

75
sendiri , sering menyenderi , tertawa sendiri . dan makannya tidak

mau . mendengar suara-suara dan tanpa sadar klien memecahkan

kaca dan mencederai dirinya sendiri , klien jarang bersosialisasi ,

kesulitan dalam bergaul.

Dibuktikan dengan pernyataan klien :

“saya mendengar suara-suara . suara itu seperi ada yang


mengkroyok .”
“ saya kalau sedang mendengar suara-sura berteriak dan kadang
diam saja “
“ suara itu muncul kadang siang dan malam hari “

3.1.4 Faktor Predisposisi

3.1.4.1 klien mengalami gangguan jiwa pada usia 34 tahun, klien

sudah pernah di rawat di RSJ Prof.Dr Soerojo magelang 4

kali klien masuk RSJ terakhir 6 bulan yang lalu klien

mengatakan penyebab dirinya di bawa ke RSJ karena

mendengar suara-suara . suara itu seperti ada yang

mengkroyok dirinya . klien merasa seperti orang yang

kesurupan , klien kadang teriak dan diam kalau sura itu

muncul .

3.1.4.2 Pengobatan sebelumnya dikatakan kurang berhasil karena

klien masih menunjukan gejala positif skizofrenia

(halusinasi), klien kembali kambuh karena putus obat

selama 1 minggu, dikarenakan kurangnya pengawasan

keluarga dalam mengontrol klien minum obat.

76
3.1.4.3 Klien tidak pernah menjadi pelaku kekerasan maupun

korban aniayah fisik / kekerasan dan klien tidak pernah

menjadi saksi aniayah fisik .

3.1.4.4 Klien tidak pernah menjadi pelaku, korban maupun saksi

aniayah seksual.

3.1.4.5 Klien tidak pernah menjadi pelaku, korban maupun saksi

kekerasan dalam keluarga

3.1.4.6 Klien tidak pernah mengalami penolakan lingkungan.

Klien tidak pernah terlibat dalam interaksi dengan

temannya. Klien tidak mengalami penolakan yang

datangnya dari keluarga, klien pernah ganti bekerja 2 kali .

3.1.4.7 Riwayat keluarga tidak ada yang pernah mengalami

gangguan jiwa seperti yang dialami klien.

3.1.5 Faktor Presipitasi

Klien kembali dibawa ke RSJ. Dr. Soerojo Magelang karena 1

minggu klien tidak mau minum obat (obat masih/ putus obat),

sehingga kambuh dan perilaku sulit diarahkan.

3.1.6 Pemeriksaan Fisik


Kesadaran klien secara umum adalah baik, karena klien mampu

berorientasi waktu, tempat, orang, lingkungan secara baik.


3.1.6.1 Tanda-tanda Vital :
TD : 120/80 mmHg
N : 85x/menit
R : 20x/menit
S : 36˚C
3.1.6.2 BB 38 kg
3.1.6.3 TB 156 cm

77
3.1.6.4 Keluhan fisik yang menyertai : klien tidak ada keluhan

fisik dank lien hanya mengeluh sering pusing saja kalau

sedang pusing klien langsung tidur untuk mengurangi

pusingnya .

3.1.7 Psikososial
3.1.7.1 Genogram
Bagan 3.1 Genogram

Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
: Meninggal
: Klien
: Tinggal satu rumah
Klien adalah anak pertama dari 4 bersaudara , klien tinggal dengan

kedua orangtuanya dan adiknya , Adiknya yang perempuan sudah

menikah semua dan yang laki-laki belum menikah adiknya sudah

bekerja semua dalam berkomunikasi dengan keluarganya tidak

mempunyai masalah klien dalam pengambilan keputusan di

diskusikan dengan keluarganya .


3.1.7.2 Konsep Diri
a. Citra Tubuh

78
Klien tidak mengalami gangguan citra tubuh, klien

bersyukur atas seluruh organ tubuh yang

dianugerahkan Allah kepada klien. Klien memiliki ciri

khas seperti klien memiliki kulit kuning langsat,

Rambut hitam pendek dan lurus,, klien memiliki mata

yang indah, klien sebagai laki-laki sangat bersyukur

dengan kondisinya, dibuktikan dengan pernyataan klien

:
“ Saya bersyukur atas segala pemberian Allah”
“ Saya suka semua anggota tubuh saya”

b. Identitas
Klien adalah seorang anak pertama dari 4 bersaudara

klien adalah seorang lai-laki berusia 41 tahun. Klien

adalah lulusan SD dank lien adalah seorang petani

klien sering ke sawah untuk berccocok tanam .

Dibuktikan dengan pernyataan klien :


“ Saya bersyukur menjadi seorang laki-laki ”.
“ saya adalah seorang anak pertama “

c. Peran
Klien sebagai anak pertama dapat menjalankan

perannya sebagai seorang anak , seperti membantu

ibunya membersihkan rumah, menyapu dan

sebagainya, namun setelah klien dirawat di rumah

sakit, klien tidak dapat menjalankan perannya sebagai

79
seorang anak. Peran klien dalam kelompok atau

masyarakat sebelum masuk RSJ adalah sebagai warga,

klien tidak mampu berinteraksi secara baik

dilingkungan sekitarnya karena klien mengalami

kesulitan untuk bergaul , setelah klien masuk RSJ klien

tidak mampu berinteraksi dengan lingkungan dirumah,

namun klien terlibat dalam berbagai kegiatan di RSJ

tentunya dengan motivasi dari perawat. Dibuktikan

dengan pernyataan klien :


“ saya sebagai seorang anak, saya membantu ibu
dirumah”
“ dirumah saya membersihkan rumah, menyapu dan
mengepel”

d. Ideal Diri
Klien tidak mengalami gangguan ideal diri, klien

berharap bisa cepat sembuh dan klien berharap agar

bisa cepat bertemu dengan keluarganya .dibuktikan

dengan pernyataan klien :


“ Saya ingin cepat sembuh dan bertemu keluarga saya
”.

e. Harga Diri
Klien tidak mempunyai masalah dengan oranglain .

klien sangat dihargai oleh keluarganya . dan lingkungan

sekitar . tetapi klien kesulitan dalam bergaul .


dibuktikan dengan pernyataan klien :
“ saya tidak mempunyai masalah dengan oranglain .”
“ saya kadang suka kesulitan dalam bersosialisasi

karena saya sudah lama tidak pulanh kerumah ”

3.1.7.3 Hubungan Sosial

80
a. Dirumah orang terdekat dengan klien adalah

ibunya,
klien menceritakan semua masalahnya kepada

ibunya. Dirumah sakit klien jarang bersosialaisasi

dengan temannnya berkomunikasi jika diajak

mengobrol dengan temannya saja .


Dirumah klien tidak pernah terlibat dalam aktivitas

kelompok, dirumah sakit klien terlibat dalam

aktivitas kelompok seperti TAK.


b. Klien mengatakan bahwa hambatan dalam

keterlibatannya dalam berhubungan dengan orang

lain saat dirumah adalah rasa malas. Saat di RSJ

klien mampu berinteraksi sosial dengan teman-

temannya dengan motivasi dari perawat. Dibuktikan

dengan pernyataan klien :


“ Saya paling dekat dengan ibu saya”
“ saya dekat dengan teman saya selama di rs “
3.1.7.4 Spiritual
a. Klien menganggap gangguan jiwa yang dialaminya

adalah sebuah cobaan , klien tidak menghubungkan

penyakitnya dengan agama maupun budaya , klien

tidak menyesali bahwa dirinya mempunyai

gangguan jiwa Dibuktikan dengan pernyataan klien

:“ gangguan jiwa saya ini merupakan cobaan dan

saya tidak menyesalinya ”

b. Dirumah klien jarang menjalankan sholat 5 waktu,

klien tidak pernah terlibat dalam kegiatan

81
keagamaan seperti pengajian, klien hanya

mendengarkan pengajian dari rumah saja. Saat di

RSJ klien tidak pernah terlihat melaksanakan sholat

5 waktu, klien mengikuti kegiatan pengajian yang

diprogramkan RSJ.
3.1.8 Status Mental
3.1.8.1 Penampilan
Penampilan klien rapi dan bersih, pakaian yng dikenakan

klien sesuai dengan seragam yang disediakan pihak rumah

sakit, kancing baju sesuai , rambut bersih dan rapih, kuku

bersih dan rapih.


3.1.8.2 Pembicaraan
Bicara klien normal dan klien menggunakan bahasa

Indonesia , dan pembicaraan klien cepat dan sedikit keras

dan pembicaraan klien koheren tidak mudah berpindah-

pindah dan focus pada pertanyaan yang di ajukan oleh

perawat maupun temannya .


Aktivitas Motorik
Aktivatas motorik klien lebih banyak diam, klien lebih

banyak melamun. Klien mandiri dalam melakukan aktivitas

sehari-hari namun dengan motivasi.

3.1.8.3 Alam Perasaan


Klien merasa senang di RSJ karena banyak temannya ,

sesuai pernyataan klien :


“ Saya merasa senang di RSJ karena saya banyak

temannya ”
3.1.8.4 Afek
Afek klien sesuai karena klien mampu menunjukan

perubahan ekspresi wajah saat diberikan stimulus yang

82
berbeda, klien terlihat sedih saat mengingat ibunya, dan

menunjukan raut senang ketika menceritakan hal yang

lucu.
3.1.8.5 Interaksi Selama Wawancara
Selama interaksi klien kooperatif, kontak mata dan

konsentrasi mudah beralih, klien dapat menjawab

pernyataan dengan baik .


Persepsi Halusinasi
Saya sering mendengar suara-suara suara itu seperti ada

yang mengkroyok klien merasa seperti orang yang

kesurupan dan jika suara itu datang klien kadang berteriak

dan hanya diam saja . suara itu datang tidak menentu

kadang pada malam dan siang hari .


. Dibuktikan dengan pernyataan klien :
“ Saya sering mendengar suara-suara”
“ Suara nya seperti ada yang mengkroyok saya ”
“ Suara itu datang tak menentu”
“ jika suara itu datang klien kadang berteriak dan hanya
diam saja “

3.1.8.6 Proses Pikir


Klien tidak memiliki ganggaun proses pikir, saat dikaji

klien mampu menjelaskan secara detail dan berurutan, tidak

di temukan hambatan belajar , menggunakan bahasa

Indonesia aktif . dank lien bersedia menerima informasi .”

3.1.8.7 Isi Pikir


Isi pikir klien tidak terobsesi terhadap isi halusinasinya,

klien berusaha menghiraukannya halusinasi yang

muncul, Klien mampu berfikir secara realistis, tidak ada

waham.

83
3.1.8.10 Tingkat Kesadaran
Klien tidak mengalami gangguan orientasi waktu
3.1.8.11 Memori
a. Gangguan daya ingat jangka panjang
Klien tidak memiliki gangguan daya ingat jangka

panjang, dibuktikan dengan klien dapat mengingat

kejadian 1 bulan yang lalu.


“Satu bulan yang lalu saya ada dirumah”.

b. Gangguan daya ingat jangka pendek


Klien tidak memiliki gangguan daya ingat jangka

pendek dibuktikan dengan klien dapat mengingat

kejadian 1 minggu yang lalu.


“ Minggu kemarin ada pengajian di masjid RSJ”
c. Gangguan daya ingat saat ini
Klien tidak memiliki ganggaun daya saat ini, klien

mampu menjawab secara rinci menu sarapan pagi.

Dibuktikan dengan pernyataan klien :


“ Tadi pagi saya sarapan nasi dan sayur dan lauk
telur”

3.1.8.12 Tingkat konsentrasi dan Berhitung


Tingkat konsentrasi klien mudah beralih, klien memiliki

kemampuan berhitung yang baik. Dibuktikan dengan klien

mampu menjawab pengurangan 5 dari angka 100 secara

berurutan, dibuktikan dengan pernyatakan klien :


“ 100 dikurangi 5 hasilnya 95, 95 dikurangi 5 hasilnya
90, 90 dikurangi 5 hasilnya 85, 85 dikurangi 5 hasilnya
80, 80 dikurangi 5 hasilnya 75”

3.1.8.13 Kemampuan Penilaian


Klien tidak memiliki gangguan dalam penilaian, klien

mampu mengambil keputusan atau penilaian secara

mandiri. Ketika perawat bertanya apa dulu yang harus

84
dilakukan sebelum makan, mencuci tangan dahulu atau

makan dahulu baru cuci tangan, klien memilih cuci tangan

dahulu baru makan.


3.1.8.14 Daya Tilik Diri
Klien tidak mengalami gangguan daya tilik diri. Klien

mengatakan bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa dan

harus dibawah ke rumah sakit jiwa agar sembuh,

dibuktikan dengan pernyataan klien :


“ saya gangguan jiwa dan saya harus dirumah sakit jiwa
agar saya sembuh dan kembali kerumah”.

3.1.9 Kebutuhan Persiapan Pulang


3.1.9.1 Makan
Klien termasuk kategori mandiri, klien makan 3 x sehari, 1

porsi, klien makan sesuai menu yang disediakan oleh

rumah sakit. Klien menggunakan sendok dan tangan, klien

mampu berdoa sebelum dan sesudah makan, klien tampak

tenang saat makan, klien juga mampu menyiapkan dan

membereskan alat makan secara mandiri.


3.1.9.2 BAB / BAK
Klien termasuk kategori mandiri, klien BAK dan

BABsecara mandiri di kamar mandi, kemudian dibersihkan

setelahnya, serta klien dapat mengenakan dan merapihkan

pakaiannya setelah BAK dan BAB.

3.1.9.3 Berpakaian dan Berhias


Klien termasuk kategori mandiri Klien dapat merawat

dirinya, memakai baju sendiri, baju rapih, kancing sesuai,

85
kerudung sesuai dan rapih dan rambut rapih, disisir setiap

selesai mandi, dan waktu-waktu tertentu.


3.1.9.4 Mandi
Klien termasuk kategori mandiri,klien mandi 2 x sehari

secara mandiri, klien mampu mempersiapkan peralatan

mandi seperti handuk, sabun, sampo, sikat dan pasta gigi,

klien menutup pintu kamar mandi saat mandi, klien

menggunakan handuk untuk mengeringkan badan,

setelahnya klien memakai baju secara rapih, keluar dari

kamar mandi dan setelahnya menjemur handuk yang telah

digunakan secara mandiri.


3.1.9.5 Istirahat dan tidur
Klien termasuk kategori mandiri dalam istirahat dan tidur.

adapun jadwal tidur klien sebagai berikut :


Tidur siang : pukul 13.00 s/d 15.00
Tidur malam : pukul 20.00 s/d 05.00
Aktivitas sebelum dan sesudah istirahat : klien merapihkan

bed tempat tidur dan setelahnya berdoa sebelum tidur dan

saat bangun tidur, setelahnya klien merapihkan kembali bed

tempat tidur secara mandiri.


3.1.9.6 Penggunaan Obat
Klien dalam penggunaan obat masih bantuan minimal dari

perawat, setiap minum obat perawat menyiapkan dan

memotivasi klien untuk minum obat. Klien tidak

mengetahui obat apa yang diminum.


3.1.9.7 Pemeliharaan Kesehatan
Klien masih bingung untuk perawatan selanjutnya, dimana

klien harus control dan mendapakan obat setelah kembali

kerumah.

86
3.1.9.8 Aktivitas didalam Rumah
Klien termasuk kategori mandiri , Klien membantu ibunya

dalam menyelesaikan tugas rumah seperti menyapu,

mencuci dan memasak.


3.1.9.9 Aktivitas diluar Rumah
Klien termasuk kategori mandiri , Klien tidak pernah

terlibat dalam aktivitas diluar rumah, klien hanya berdiam

diri dirumah, terkadang main ketetangga yang memiliki

anak kecil.
3.1.10 Mekanisme Koping
3.1.10.1 Maladaptif :
Mekanisme koping klien maladaftif, Karena klien

lebih memilih menyendiri kalau ada masalah

3.1.10.2 Adaptif
Klien bercerita kepada ibunya saat ada masalah saat

ada di rumah.
3.1.11 Masalah Psikososial Dan Lingkungan
Dalam keluarga klien tidak memiliki masalah dengan siapapun,

klien kurang bersosialisasi dengan lingkungan, sesekali klien

menyiapkan makanan untuk warga yang sedang kerja bakti

dilingkungan tempat tinggalnya. Klien lebih senang menyendiri

dirumah dan mendengarkan musik dan membaca buku.


3.1.12 Kurang Pengetahuan Tentang
Klien kurang pengetahuan tentang pentingnya minum obat, dan

jenis obat yang dikomsumsinya. Klien kurang pengetahuan tentang

mekanisme koping baik yang bersifat adaptif maupun maladaptive,

klien jugan kurang pengetahuan tentang perawat lanjutan yang

dapat dilakukan keluarga setelah klien pulang dari RSJ. Dibuktikan

dengan pernyataan klien :

87
“ saya tidak tahu pentingnya minum obat”
“ saya tidak tahu obat apa yang saya minum”
“ saya bingung nanti setelah pulang bagaimana perawatannya”
“ mekanisme koping itu apa ?”

3.1.13 Aspek Medik

Diagnosa Medik F.20.3 (Skizofrenia Tak Terinci)


Terapi Medik
3.1.13.1 Resperidon 2 mg 2x1
3.1.13.2 Arkin 2 mg 2x1
3.1.13.3 Sandepril 50 mg 2x1
3.1.14 Analisa Data

Tabel 3.1 Analisa Data

No Data Masalah Tgl Paraf


Keperawatan
1 DS : Gangguan 02-09-
 “ Saya sering mendengar sensori 2014
suara-suara” persepsi :
 “ Suara nya menyuruh saya Halusinasi
jangan malas”
 “ Suara itu datang tak
menentu”
 “ Biasanya suara tersebut
datang saat saya sedang
melamun”
 “ Saya hanya berdiam diri,
tak menghiraukan suara
tersebut”

DO :
 Klien tampak berbicara
sendiri,
 Klien tampak tertawa-tertawa
sendiri
 Aktivatas motoric klien lebih
banyak diam,
 klien lebih banyak melamun
 kontak mata dan konsentrasi
mudah beralih
 terlihat bingung
 pembicaraan bloking
 mulut komat-kamit tersenyum
sendiri

88
2 DS : Gangguan 02-09-
 “ Saya minder” konsep diri : 14
 “ Saya tidak bekerja” HDR
 “ Saya pengangguran”
 “ Saya dijauhi dilingkungan
masyarakat karena saya gila”
 “ Saya tidak percaya diri”
 “ Saya tidak bekerja
DO :
 Klien sering terlihat
menunduk Pembicaraan
mengkritik diri sendiri
 Klien tampak menghindar/
menjauh
 Aktivitas motorik klien
banyak diam

3 DS : Resiko
 “ ketika marah saya diam” perilaku
 “dirumah saya marah-marah kekerasan

 “ saya membanting barang-
barang”

DO :
 Klien menunjukan raut curiga
saat interaksi
 Klien tampak diam saat kesal

3.1.15 Pohon Masalah


Bagan 3.2 Pohon masalah

Resiko perilaku kekerasan

Gangguan sensori persepsi : Halusinasi Pendengaran

Gangguan konsep diri : HDR


3.2 Diagnosa Keperawatan
3.2.1 Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
3.2.2 Gangguan konsep diri : HDR
3.2.3 Resiko perilaku kekerasan.

89
3.3 Rencana Tindakan Keperawatan
Tabel 3.2 Rencana Tindakan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi
pendengaran

Nama : Nn. R Dx Keperawatan : Halusinasi


No. Medrek : 66821 Ruangan : Endang Pergiwa
No Dx Perencanaan
Tgl Dx keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Gangguan TUM : 1. Klien menunjukan tanda-tanda 1. Bina hubungan saling percaya
persepsi Klien dapat percaya pada perawat : dengan menggunakan prinsip
sensori : mengontrol  Ekspresi wajah bersahabat komunikasi terapeutik
Halusinasi halusinasi yang  Menunjukan rasa senang  Sapa klien dengan ramah
dengar dialaminya  Ada kontak mata baik verbal maupun
TUK 1 :  Mau berjabat tangan nonverbal
Klien dapat  Mau menyebutkan nama  Perkenalkan nama, nama
membina  Mau menjawab salam panggilan dan tujuan
hubungan saling  Mau duduk berdampingan dengan perawat berkenalan
percaya perawat  Tanyakan nama lengkap dan
 Bersedia mengungkapkan nama panggilan yang
masalah yang dihadapi. disukai klien
 Buat kontrak yang jelas
 Tunjukan sikap jujur dan
menempati janji setiap kali
interaksi
 Tunjukan sikap empati dan
menerima apa adanya
 Berikan perhatian kepada
klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
 Tanyakan perasaan klien
dan masalah yang dihadapi

94
klien
 Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan
klien

TUK 2 : Klien 2. Klien mampu menyebutkan : 2.1 Adakan kontak sering dan singkat secara
dapat mengenal  Isi bertahap
halusinasinya  Waktu 2.2 Observasi tingkah laku klien terkait
 Frekuensi dengan halusinasinya
 Situasi dan kondisi yang (dengar/lihat/pengidu/raba/kecap)* jika
menyebabkan halusinasi menemukan klien yang sedang
halusinasi :
 Tanyakan apakah klien
mengalami sesuatu
(dengar/lihat/pengidu/raba/kecap
) dialaminya.
 Katakan bahwa perawat percaya
klien mengalami hal tersebut,
namun perawat sendiri tidak
mengalaminya ( dengan nada
bersahabat tanpa menuduh atau
menghakimi).
 Katakan bahwa ada klien lain
yang mengalami hal yang sama.
 Katakan bahwa perawat akan
membantu klien .
Jika klien tidak sedang berhalusinasi
klarifikasi tentang adanya pengalaman
halusinasi , diskusikan dengan klien :
 Isi, waktu dan frekuensi
terjadinya halusinasi (pagi, siang,
sore, malam atau sering dan
kadang-kadang)
 Situasi dan kondisi yang
menimbulkan atau tidak

95
menimbulkan halusinasi.

2.3 Klien mampu menyatakan perasaan 2.3 Diskusikan dengan klien apa yang
dan responnya saat mengalami dirasakan jika terjadi halusinasi dan
halusinasi: beri kesempatan untuk
 Marah mengungkapkan perasaannya.
 Takut 2.4 Diskusikan dengan klien apa yang
 Sedih dilakukan untuk mengatasi perasaan
 Senang tersebut
 Cemas 2.5 Diskusikan tentang dampak yang
 Jengkel akan dialaminya bila klien
menikmati halusinasinya.

TUK 3 : 3.1 Klien mampu menyebutkan 1.1 Identifikasi bersama klien cara atau
Klien dapat tindakan yang biasanya dilakukan tindakan yang dialkukan jika terjadi
mengontrol untuk mengendalikan halusinasi. halusinasi (tidur, marah, menyibukan
halusinasinya 3.2 Klien mampu menyebutkan cara diri dll)
baru mengontrol halusinasi 1.2 Diskusikan cara yang digunakan
3.3 Klien mampu dapat memilih dan klien :
memperagakan cara mengatasi  Jika cara yang digunakan adaptif
halusinasi beri pujian
(dengar/lihat/pengidu/raba/kecap)  Jika cara yang digunakan
3.4 Klien mampu melaksanakan cara maladaptive diskusikan kerugian
yang telah dipilih untuk cara tersebut.
mengendalikan halusinasinya. 1.3 Diskusikan cara baru untuk memutus/
3.5 Klien mampu mengikuti terapi mengontrol timbulnya halusinasi.
aktivitas kelompok.  Katakana pada diri sendiri ini
tidak nyata ( “saya tidak mau
dengar /lihat/pengidu/raba/kecap
pada saat halusinasi terjadi).
 Menemui orang lain
(perawat/teman/anggota
keluarga) untuk menceritakan
tentang halusinasinya.
 Membuat dan melaksanakan

96
jadwal kegiatan sehari –hari
yang telah disusun
 Meminta
keluarga/teman/perawat
menyapa jika sedang
berhalusinasi.
3.4 Bantu klien memilih cra yang sudah
dianjurkan dan latih untuk
mencobanya.
3.5 Beri kesempatan untuk melakukan
cara yang dipilih dan dilatih.
3.6 Pantau pelaksanaan yang telah dipilih
dan dilatih, jika berhasil beri pujian
3.7 Anjurkan klien mengiikuti terapi
aktivitas kelompok, orientasi realita,
stimulasi persepsi.

TUK 4 : 4.1 Keluarga menyatakan setuju 4.1 Buat kontrak dengan keluarga untuk
Klien dapat untuk mengikuti pertemuan pertemuan (waktu, tempat dan topic)
dukungan dari dengan perawat 4.2 Diskusikan dengan keluarga (pada
keluarga dalam 4.2 Keluarga mampu menyebutkan saat pertemuan keluarga/ kunjungan
mengontrol pengertian, tanda dan gejala, rumah)
halusinasinya. proses terjadinya halusinasi dan  Pengertian halusinasi
tindakan untuk mengendalikan  Tanda dan gejala halusinasi
halusinasi  Proses terjadinya halusinasi
 Cara yang dapat dilakukan klien
dan keluarga untuk memutus
halusinasi
 Obat-obatan halusinasi
 Cara merawat anggota keluarga
yang mengalami halusinasi
dirumah ( beri kegiatan, jangan
biarkan sendiri, makan bersama,
berpergian bersama, memantau
obat-obatan dan cara

97
pemberiannya untuk mengatasi
halusinasi)
 Beri informasi waktu control
kerumah sakit dan bagaimana
cara mencari bantuan jika
halusinasi tidak dapat diatasi
dirumah.

TUK 5 : 1.1 Klien mampu menyebutkan : 5.1 Diskusikan dengan klien tentang
Klien dapat  Manfaat minum obat manfaat dan kerugian tidak minum
memanfaatkan  Kerugian tidak minum obat obat, nama, warna, dosis, cara, efek
obat dengan  Nama, dosis, efek terapi terapi dan efek samping penggunaan
baik dan efek samping obat obat
1.2 Klien mampu 5.2 Pantau klien saat penggunaan obat
mendemonstrasikan 5.3 Beri pujian jika klien menggunakan
penggunaan obat dengan baik obat dengan benar
1.3 Klien mampu menyebutkan 5.4 Diskusikan akibat berhenti minum
akibat berhenti minum obat obat tanpa konsultasi dengan dokter
tanpa konsultasi dokter. 5.5 Anjurkan klien untuk konsultasi
kepada dokter/perawat jika terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan.

Tabel 3.3 Rencana Tindakan Keperawatan Untuk Diagnosa Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah

Nama : Nn. R Dx Keperawatan : Halusinasi


No. Medrek : 66821 Ruangan : Endang Pergiwa
Tgl No Diagnosa Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
keperawatan
Gangguan TUM : klien memiliki 1. bina hubungan saling percaya

98
Konsep konsep diri yang positif 1. klien menunujukan ekspresi dengan menggunakan prinsip
Diri:Harga wajah bersahabat, menunujukan komunikasi terapeutik :
Diri Rendah TUK : rasa senang, ada kontak mata, - sapa klien dengan ramah
1. klien dapat mau berjabat tangan, mau baik verbal maupun non
membina hubungan menyebutkan nama, mau verbal
saling percaya menjawab salam klien mau - perkenlakna diri dengan
dengan perawat duduk berdampingan dengan sopan
perawat, mau mengatarakan - tanyakan nama lengkap
maslah yang di hadapi dan nama pangilan yang
disukai klien
- jelaskan tujuan
pertemuan
- tunjukan sikap empati
dan menerima klien apa
adanya
- beri perhatian dan
perhatikan kebutuhan
dasar klien

2. klien dapat 2. klien menyebutkan : 2.1 diskusikan klien tentang:


mengidentifikasika - aspek positif dan kemampuan - aspek positif yang
n aspek positif dan yang dimiliki klien dimiliki klien, keluarga,
kemampuan yang - aspek positif keluarga lingkungan
dimiliki. - aspek positif lingkungan - kemampuan yang
klien dimiliki klien

2.2 bersama klien buat daftar


tentang :
- aspek positif klien,
keluarga, lingkungan
- kemampuan yang
dimiliki klien
2.3 beri pujian yang realistis,
hindarkan memberi penilaian
negatif.

99
2.4 diskusikan tentang
kemampuan klien yang dapat
dilaksanakan

2.5 diskusikan kemampuan yang


dapat dilanjutkan
pelaksanaannya

3. klien dapat menilai 3. klien mampu menyebutkan 3.1 tanyakan pada klien tentang:
kemampuan yang kemampuan yang dapat - manfaat hubungan social
dimiliki untuk dilaksanakan - kerugian menarik diri
dilaksanakan
3.2 diskusikan bersama klien
tentang manfaat hubungan
sosial dan menarik diri pujian
terhadap kemampuan klien
mengungkapkan perasaannya.

4. klien dapat 4. klien mampu membuat rencana 4.1 rencanakan bersama klien
merencanakan kegiataan harian aktivitas yang dapat dilakukan
kegiatan sesuai setiap hari sesuai kemampuan
dengan klien:
kemampuan yang - kegiatan mandiri
dimiliki - kegiatan dengan bantuan
4.2 tingkatkan kegiatan sesuai
kondisi klien

4.3 beri contoh cara pelaksanaan


kegiatan yang dapat klien
lakukan

5. klien dapat 5. Klien dapat melakukan kegiatan 5.1 anjurkan klien untuk
melakukan sesuai jadwal yang dibuat melaksanakan kegiatan yang

100
kegiatan sesuai telah direncanakan
rencana yang
dibuat 5.2 pantau kegiatan yang
dilaksanakan klien

5.3 beri pujian atas usaha yang


dilakukan klien

5.4 diskusikan kemungkinan


pelaksanaan kegaiatan setelah
pulang.

6. klien dapat 6. klien mampu memanfaatkan 6.1 beri pendidikan kesehatan


memanfaatkan sistem pendukung yang ada pada keluarga tentang cara
sistem pendukung dikeluarga merawat klien dengan harga
yang ada diri rendah

6.2 bantu keluarga memberikan


dukungan selama klien di
rawa

6.3 bantu keluarga menyiapkan


lingkungan di rumah.

Tabel 3.4 Rencana Tindakan Keperawatan Untuk Diagnosa Resiko Perilaku Kekerasan

Nama : Nn. R Dx Keperawatan : F. 20.3


No. Medrek : 66821 Ruangan : Endang Pergiwa
No. Dx. Perencanaan
Tgl
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

101
1. Resiko TUM : Klien dapat 1. Klien menunjukan tanda-tanda percaya 1. Bina hubungan
Perilaku mengontrol kepada perawat: Saling percaya dengan :
Kekerasan perilaku kekerasan - Wajah cerah, tersenyum - Beri salam setiap berinteraksi
TUK : - Mau berkenalan - Perkenalkan nama, nama
1. Klien dapat - Ada kontak mata panggilan perawat dan tujuan
membina - Bersedia menceritakan perasaan perawat berinteraksi
hubungan - Tanyakan dan panggil nama
saling kesukaan klien
percaya - Tunjukan sikap empati, jujur
dan menempati janji setiap kali
berinteraksi
- Tanyakan perasaan klien dan
masalah yang dihadapi klien
- Buat kontrak interaksi yang
jelas
- Dengarkan dengan penuh
perhatian ungkapan perasaan
2. Klien dapat 2. Klien mampu menceritakan penyebab klien
mengidentifikas perilaku kekerasan yang dilakukannya :
i penyebab - Menceritakan penyebab perasaan 2. Bantu klien mengungkapkan
perilaku jengkel/kesal baik dari diri sendiri perasaan marahnya :
kekerasan yang maupun lingkungannya - Motivasi klien untuk
dilakukannya menceritakan penyebab rasa
kesal atau jengkel
- Dengarkan tanpa menyela
3. Klien dapat 3. Klien mampu menceritakan tanda-tanda atau memberi penilaian setiap
mengidentifikas saa terjadi perilaku kekerasan ungkapan perasaan klien
i tanda-tanda - Tanda fidik : mata merah, tangan 3. Bantu klien mengungkapkan
perilaku mengepal, ekspresi tegang, dll tanda-tanda perilaku kekerasan
kekerasan - Tanda emosional : perasaan marah, dialaminya :
jengkel bicara kasar - Motivasi klien menceritaan
- Tanda emosional : bermusuhan yang kondisi fisik (tanda-tanda fisik)
dialami saat terjadi perilaku kekerasan saat perilaku kekerasan terjadi
- Motivasi klien menceritakan
kondisi emosinya (tanda-tanda

102
emosional) saat terjadi perilaku
kekerasan
- Motivasi klien menceritakan
kondisi hubungan dengan orang
lain (tanda-tanda sosial) saat
4. Klien dapat 4. Klien mampu menjelaskan terjadi perilaku kekerasan
mengidentifikas - Jenis-jenis ekspresi kemarahan yang
i jenis perilaku selama ini telah dilakukannya 4. Diskusikan dengan klien
kekerasan yang - Perasaannya saat melakukan kekerasan perilaku kekerasan yang
pernah - Evektivitas cara yang dipakai dalam ilakukannya selama ini :
dilakukannya menyelesaikan masalah - Motvasi klien menceritakan
jenis-jenis tindak kekerasan
yang selama ini pernah
dilakukannya
- Motivasi klien menceritakan
perasaan klien setelah tindak
kekerasan tersebut terjadi
- Diskusikan apakah dengan
5. Klien dapat 5. Klien mampu menjelaskan akibat tindak tindak kekerasan yang
mengidentifikasi kekerasan yang dilakukannya dilakukannya masalah yang
akibat perilaku - Diri sendiri : luka, dijauhi teman, dll dialami teratasi
kekerasan - Orang lain / keluarga : luka, tersingung,
ketakutan, dll 5. Diskusikan dengan klien
- Lingkungan : barang atau benda rusak, akibat cara negatif (kerugian) cara
dll yang dilakukan pada :
- Diri sendiri
- Orang lain/keluarga
6. Klien dapat 6. Klien mampu menjelaskan cara-cara sehat - Lingkungan
mengidentifikasi mengungkapkan marah
cara konstruktif
dalam
mengungkapkan 6. Diskusikan dengan klien :
kemarahan - Apakah klien mau mempelajari
cara baru mengungkapkan
marah yang sehat

103
- Jelaskan berbagai alternative
pilihan untuk mengungkapkan
marah selain perilaku
kekerasan yang diketahui klien
- Jelaskan cara-cara sehat untuk
mengungkapkan marah :
 Cara fisik nafas
Dalam, pukul bantal atau
kasur, olah raga
 Verbal : mengungkapkan
bahwa dirinya sedang kesal
kepada orang lain
 Sosial : latihan asertif
7. Klien dapat 7. Klien mampu memperagakan cara dengan orang lain
mendemonstras mengontrol perilaku kekerasan  Spiritual : sembahyang / doa,
ian cara - Fisik : tarik nafas dalam, memukul zikir, meditasi, dsb
mengontrol bantal / kasur
perilaku - Verbal : mengungkapkan perasaan kesal 7.1. Diskusikan cara yang mungkin
kekerasan / jengkel pada orang lain tanpa dipilih dan anjurkan klien
menyakiti memilih cara yang mungkin
- Spiritual : zikir, doa, meditasi sesuai untuk mengungkapkan
agamanya kemaraan
7.2. Latih klien memperagakan cara
yang dipilih :
- Peragakan cara melaksanakan
cara yang dipilih
- Jelaskan manfaat cara tersebut
- Anjurkan klien menirukan
peragaan yang sudah dilakukan
- Beri penguatan pada klien,
perbaiki cara yang masih belum
8. Klien mendapat 8. Keluarga mampu: sempurna
dukungan - Menjelaskan cara merawat klien dengan 7.3. Anjurkan klien menggunakan
keluarga untuk perilaku kekrasan cara yang sudah dilatih saat
menontrl - Mengungkapkan rasa puas dalam marah / jengkel

104
perilaku merawat klien
kekerasan 8.1. Diskusikan pentingnya peran
serta keluarga sebagai
pendukung klien untuk
mengatasi perilaku kekerasan
8.2. Diskusikan potensi keluarga
untuk membantu klien
mengatasi perilaku kekerasan
8.3. Jelaskan pengertian, penyebab,
akibat, dan cara merawat klien
perilaku kekerasan yang dapat
dilaksanakan oleh keluarga
8.4. Peragakan cara merawat klien
(mengalami perilaku kekerasan)
8.5. Beri kesempatan keluarga untuk
memperagakan ulang
8.6. Beri pujian kepada keluarga
setelah peragaan
9. Klien 9.1. Klien mampu menjelaskan : 8.7. Tanyakan perasaan keluarga
menggunakan - Manfaat minum obat setelah mencoba cara yang
obat sesuai - Kerugian tidak minum obat dilatihkan
program yang - Nama obat
telah - Bentuk dan warna obat
ditetapkan - Dosis yang diberikan kepadanya 9.1. Jelaskan manfaat menggunakan
- Cara pemakaian obat secara teratur dan kerugia
- Efek yang dirasakan jika tidak menggunakan obat
9.2. Jelaskan kepada klien :
- Jenis obat (nama, warna, dan
bentuk obat)
- Dosis yang tepat untuk klien
- Waktu pemberian
- Cara pemakaian
- Efek yang akan dirasakan
klien
9.3. Anjurkan klien:

105
- Minta dan menggunakan obat
tepat waktu
- Lapor ke perawat / dokter jika
mengalami efek yang tidak
biasa
- Beri pujian terhadap
kedisiplinan klien
menggunakan obat

106
Tabel 3.5 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Gangguan Sensori
Persepsi : Halusinasi Pendengaran

No. Diagnosa Pasien Keluarga


Keperawatan
1 Gangguan SP 1 P : SP 1 K :
Sensori Persepsi : 1. Mengidentifikasi jenis 1. Mendiskusikan masalah
halusinasi pasien yang dirasakan keluarga
Halusinasi 2. Mengidentifikasi isi dalam merawat pasien
halusinasi pasien 2. Menjelaskan pengertian,
3. Mengidentifikasi waktu tanda dan gejala harga diri
halusinasi pasien rendah yang dialami pasien
4. Mengidentifikasi serta proses terjadinya
frekuensi halusinasi 3. Menjelaskan cara-cara
pasien merawat pasien halusinasi
5. Mengidentifikasi situasi
yang menimbulkan
halusinasi
6. Mengidentifikasi respon
pasien terhadap halusinasi
7. Melatih pasien cara
kontrol halusinasi dengan
menghardik
8. Membimbing pasien
menasukan dalam jadwal
kegiatan harian
SP 2 P : SP 2 K :
1. Memvalidasi masalah dan 1. Melatih keluarga
latihan sebelumnya mempraktekan cara
2. Melatih pasien cara merawat pasien dengan
kontrol halusinasi dengan halusinasi
berbincang denagn orang 2. Meltih keluarga melakukan
lain. cara merawat langsung
3. Membimbing pasien kepada pasien halusinasi
memasukan dalam jadwal
kegiatan harian
SP 3 P : SP 3 K :
1. Memvalidasi masalah dan 1. Membantu keluarga
latihan sebelumnya membuat jadwal aktivitas
2. Melatih pasien cara kontrol dirumah termasuk minum
halusinasi dengan kegiatan
obat(discharge planning)
(yang biasa dilakukan klien).
3. Membimbing pasien
2. Menjelaskan follow up
memasukan dalam jadwal pasien setelah pulang
kegiatan harian
SP 4 P :
1. Memvalidasi masalah dan
latihan sebelumnya
2. Melatih pasien cara kontrol
halusinasi dengan teratur
minum obat (prinsip 5 benar
minum obat)
3. Membimbing pasien
memasukan dalam jadwal
kegiatan harian
Tabel 3.6
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

107
No. Diagnosa Pasien Keluarga
Keperawatan
1 Gangguan Konsep SP 1 P : SP 1 K :
Diri: Harga Diri 1. Mengidentifikasi 1. Mendiskusikan masalah
Rendah kemampuan dan aspek yang dirasakan keluarga
positif yang di miliki pasien dalam merawat pasien
2. Membantu pasien menilai 2. Menjelaskan pengertian,
kemampuan pasien yang tanda dan gejala harga diri
masih dapat digunakan rendah yang dialami pasien
3. Membantu pasien memilih serta proses terjadinya
kegiatan yang akan dilatih 3. Menjelaskan cara-cara
sesuai dengan kemampuan merawat pasien harga diri
pasien rendah
4. Melatih pasien kegiatan
yang dipilih sesuai
kemampuan
5. Membimbing pasien
menasukan dalam jadwal
kegiatan harian

SP 2 P : SP 2 K :
1. Memvalidasi masalah dan 1. Melatih keluarga
latihan sebelumnya mempraktekan cara
2. Melatih kegiatan kedua merawat pasien dengan
(atau selanjutnya) yang harga diri rendah
dipilih sesuai kemampuan 2. Meltih keluarga melakukan
3. Membimbing pasien cara merawat langsung
memasukan dalam jadwal kepada pasien harga diri
kegiatan harian rendah

SP 3 K :
1. Membantu keluarga
membuat jadwal aktivitas
dirumah termasuk minum
obat(discharge planning)
2. Menjelaskan follow up
pasien setelah pulang

75

Tabel 3.7 Strategi Pelaksanaan untuk Diagnosa Perilaku Kekerasaan

No. Diagnosa Pasien Keluarga


108
Keperawatan
1 Resiko Periaku SP 1 P SP 1 K
Kekerasan 1. Mengidentifikasi 1. Mendiskusikan masalah
penyebab PK yang dirasakan keluarga
2. Mengidentifikasi tanda dalam merawat pasien
dan gejl PK 2. Menjelaskan pengertian,
3. Mengidentifikasi PK tanda dan gejala, serta
yang dilakukan proses terjadinya PK yang
4. Mengidentifikasi akibat dialami pasien
PK 3. Menjelaskan cara—cara
5. Mengajarkan cara merawat pasien dengan
mengontrol PK PK
6. Melatih pasien cara
mengontrol PK fisik I
( napas dalam )
7. Membimbing pasien
memasukan kedalam
jadwal kegiatan harian

SP 2 P SP II K
1. Memvalidasi masalah 1. Melatih keluarga
dan latihan sebelumnya. mempraktikan cara
2. Melatih pasien cara merawat pasien dengan
mengontrol PK fisik II PK
( memukul bantal atau 2. Melatih keluarga
kasur atau konversi melakukan cara merawat
energi ) langsung kepada pasien
3. Membimbing pasien PK
memasukan kedalam
jadwal kegiatan harian

SP III P SP III K
1. Memvalidasi masalah 1. Membantu keluarga
dan latihan sebelumnya membuat jadwal aktivitas
2. Melatih pasien cara dirumah termasuk minum
mengontrol PK secara obat
verbal : meminta, 2. Menjelaskan follow up
menolak, dan pasien setelah pulang
mengungkapkan secara
baik
3. Membimbing pasien
memasukan kedalam
jadwal kegiatan harian

SP IV P
1. Memvalidasi masalah
dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien cara
kontro PK secara
spiritual (berdoa,
berwudlu dan shalat)
3. Membimbing pasien
memasukan kedalam
jadwal kegiatan harian

SP V P
1. Memvalidasi masalah

109
dan latihan sebelumnya
2. Menjelaskan cara
kontrol PK dengan
minum obat ( prinsip 5
benar minnum obat )
3. Membimbing pasien
memasukan kedalam
jadwal kegiatan harian

110
3.4 Implementasi

Tabel 3.8 Catatan Keperawatan / Implementasi Dan Evaluasi (Soap) Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
Pendengaran

Nama : Nn. R Dx Keperawatan : Halusinasi


No. Medrek : 66821 Ruangan : Endang Pergiwa
NO HARI/TGL/JA DX IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
M
1 Rabu,03-09-14 Halusinasi SP 1. Mengidentifikasi jenis halusinasi S:
09.55-10.05 1 2. Mengidentifikasi isi halusinasi “saya sering mendengar suara-suara”
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi “suara itu menyuruh saya beraktivitas/
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi melakukan kegiatan”
5. Mengidentifikasi situasi yang dapat “suara itu menyuruh saya jangan melamun”
menimbulkan halusinasi “suaranya dating tidak tentu”
6. Mengidentifikasi respon pasien “suaranya dating saat saya sedang melamun”
terhadap halusinasi “saya hiraukan suara itu”
7. Melatih pasien cara control halusinasi O:
dengan menghardik  Pandangan/ kontak mata klien mudah
8. Membimbing pasien memasukkan beralih
dalam jadwal kegiatan harian  Konsentrasi mudah beralih
 Klien tampak hilang

A:
 Klien mampu mengenal
halusinasinya secara kognitif, tetapi
secara aplikasi belum
P:
 Diskusikan cara control halusinasi
 Anjurkan klien mengingat-ingat apa

111
itu halusinasi dan cara control
halusinasi, dan gunakan cara control
halusinasi saat halusinasi datang.
2 Kamis, 04-09- Halusinasi SP 1. Memvalidasi masalah dan latihan S:
14 09.30-09.45 II sebelumnya “ saya kadang masih mendengar suara-suara”
2. Melatih klien control halusinasi “ saya sudah diajarkan menghardik”
dengan berbincang dengan orang lain O:
3. Membimbing pasien memasukkan  Klien masih tampak sering melamun
dalam jadwal kegiatan harian  Klien tampak bingung
A:
Klien mampu mengontrol halusinasi
P:
 Diskusikan cara control halusinasi
dengan berbincang dengan orang lain
 Anjurkan klien menggunakan cara
control halusinasi saat halusinasinya
dating
3 Jumat, 05-09- Halusinasi SP 1. Memvalidasi masalah dan latihan S:
14 08.45-0910 III sebelumnya “ saya masih mendengar suara-suara”
2. Melatih pasien cara control halusinasi “ tadi malam saya dengar suara-suara”
dengan kegiatan “ saya sudah diajarkan cara control halusinasi
3. Membimbing pasien memasukkan denagn berbincang dengan orang lain.
dalam jadwal kegiatan harian O:
 Klien masih suka menyendiri dan
melamun
 tampak bingung

A:
 Klien Klien mampu mengontrol
halusinasi dengan kognitif namun
aplikasi belum

P:

112
 Diskusikan cara control halusinasi
dengan kegiatan
 Anjurkan klien untuk melakukan
kegiatan
4 Senin, 08-09-14 Halusinasi SP 1. Memvalidasi masalah dan latihan S:
IV sebelumnya “ saya masih mendengar suara-suara”
2. Melatih pasien cara control halusinasi “ saya sudah diajarkan cara control halusinasi
dengan obat dengan kegiatan”
3. Membimbing pasien memasukkan O:
dalam jadwal kegiatan harian  Klien tampak tenang
 Verbal seperlunya
A:
 Klien mampu mengenal cara control
halusinasi secara kognitif, tetapi
aplikasi belum
P:
 Diskusikan cara control halusinasi
dengan minum obat
 Anjurkan klien minum obat secara
teratur.

Tabel 3.9 Catatan Kepearwatan / Implementasi Dan Evaluasi Gangguan Konssep Diri : Harga Diri Rendah

113
Nama : Nn. R Dx Keperawatan : Halusinasi
No. Medrek : 66821 Ruangan : Endang Pergiwa
NO HARI/TGL/JAM DX IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
1 Selasa,09-09-14 HDR 1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek S:
09.55-10.05 SP 1 positif yang di miliki pasien  “ Saya kurang percaya diri”
2. Membantu pasien menilai kemampuan  “ saya minder”
pasien yang masih dapat digunakan  “ saya tidak bekerja”
3. Membantu pasien memilih kegiatan  “ benar tidak ya ?”
yang akan dilatih sesuai dengan O:
kemampuan pasien  Klien bicara seperlunya
4. Melatih pasien kegiatan yang dipilih  Pembicaraan mengkritik diri sendiri
sesuai kemampuan  Klien selalu menanyakan kebenaran
5. Membimbing pasien menasukan dalam yang ditanyakan kepada klien
jadwal kegiatan harian
 Klien sering menunduk

A:
 Klien mampu mengenal aspek positif
yang dimilikinya secara kognitif, tetapi
secara aplikasi belum
P:
 Diskusikan bersama klien memilih
kegiatan yang sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki.
 Anjurkan klien mengingat aspek atau
kemampuan positif yang dimiiki klien
serta cara melatih aspek positif atau
kemampuan tersebut .

2 Selasa, 09-09-14 HDR 4. Memvalidasi masalah dan latihan S:


13.00-13.30 SP II sebelumnya “ saya kadang masih merasa malu dan inder”

114
5. Melatih kegiatan kedua (atau “ saya sudah diajarkan cara melatih kemampuan
selanjutnya) yang dipilih sesuai yang dimiliki yakni membuat origami.”
kemampuan O:
4. Membimbing pasien memasukan dalam  Klien masih tampak sering menunduk
jadwal kegiatan harian  Klien tampak menghindar
A:
Klien mampu melaih kemampuan yang dimiliki
yakni origami.
P:
 Diskusikan cara melatih aspek positif
atau kemampuan yang dimiliki
 Anjurkan klien melatih aspek positif atau
kemampuan yang dimiliki yakni
kegiatan sehari-hari (mencuci, mengepel,
menyapu ).

115
116

Anda mungkin juga menyukai