A. Latar Belakang
Sebelum Deklarasi Alma Ata tahun 1978 tentang Perawatan Kesehatan Utama
(PHC), Indonesia telah mengembangkan berbagai bentuk Puskesmas di beberapa
daerah. Berdasarkan penelitian pada tahun 1976 diketahui bahwa 200 kegiatan
kesehatan berbasis (CBHA) telah diterapkan dan dilaksanakan dalam masyarakat
Seiring waktu, Puskesmas telah berkembang pesat dalam berbagai bentuk CBHA
dan salah satu dari itu dicatat sebagai Posyandu (Pos Pelayanan
Terpadu). Aktivitas itu meliputi lima program utama, yaitu keluarga perencanaan,
kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi, imunisasi dan diare pencegahan. Selain
Posyandu, ada rumah sakit bersalin desa (VMH) yang dikelola oleh bidan desa
sebagai cara untuk membuat kesehatan ibu dan anak dekat dengan masyarakat
jasa
Semua strategi di atas terkait dengan Primary Health Care, dua yang pertama
pada nomor 1 dan 2 erat terkait dengan perawatan kesehatan primer. Hal itu
menunjukkan peran pentingnya Primary Health Care dalam pembangunan
kesehatan di Indonesia.
Oleh sebab itu, maka kami merangkum berbagai hal yang terkait dengan konsep
Primary Health Care ini bertujuan untuk membuka wawasan para pembaca yang
membutuhkan informasi ini yang sekaligus dalam rangkuman ini membahas
tentang bagaimana aplikasi Primary Health Care itu sendiri di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Primary Health Care (PHC) ?
2. Bagaimana penerapan Primary Health Care (PHC) di Indonesia?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi Primary Health Care (PHC).
2. Untuk mengetahui penerapan Primary Health Care (PHC) di Indonesia.
2. Definisi PHC
Primary Health Care ( PHC ) adalah pelayanan kesehatan pokok yang
berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat
diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat
melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat
terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat
perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan
menentukan nasib sendiri (self determination).
4. Ciri-Ciri PHC
Adapun cirri-ciri PHC adalah sebagai berikut :
a. Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat
b. Pelayanan yang menyeluruh
c. Pelayanan yang terorganisasi
d. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat
e. Pelayanan yang berkesinambungan
f. Pelayanan yang progresif
g. Pelayanan yang berorientasi kepada keluarga
h. Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah satu aspek saja
6. Tujuan PHC
a. Tujuan Umum
Mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang
diselenggarakan, sehingga akan dicapai tingkat epuasan pada masyarakat
yang menerima pelayanan.
b. Tujuan Khusus :
1) Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayanai
2) Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani
3) Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang
dilayani
7. Fungsi PHC
PHC hendaknya memenuhi fungsi-fungsi sebagai berikut :
a. Pemeliharaan Kesehatan
b. Pencegahan Penyakit
c. Diagnosis dan Pengobatan
d. Pelayanan Tindak lanjut
e. Pemberian Sertifikat
8. Elemen-Elemen PHC
Dalam pelaksanaan PHC harus memiliki 8 elemen essensial yaitu :
a. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit
serta pengendaliannya
b. Peningkatan penyedediaan makanan dan perbaikan gizi
c. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar
d. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB
e. Imunisasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama
f. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemic setempat
g. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa
h. Penyediaan obat-obat essensial
Untuk strategi ketiga, Kementerian Kesehatan saat ini memiliki salah satu
program yaitu saintifikasi jamu yang dimulai sejak tahun 2010 dan bertujuan
untuk meningkatkan akses dan keterjangkauan masyarakat terhadap obat-obatan.
Program ini memungkinkan jamu yang merupakan obat-obat herbal tradisional
yang sudah lazim digunakan oleh masyarakat Indonesia, dapat teregister dan
memiliki izin edar sehingga dapat diintegrasikan di dalam pelayanan kesehatan
formal. Untuk mencapai keberhasilan penyelenggaraan PHC bagi masyarakat,
diperlukan kerjasama baik lintas sektoral maupun regional, khususnya di
kawasan Asia Tenggara.
1. Asuransi kesehatan
2. Pos obat desa (POD)
3. Tanaman obat keluarga (TOGA)
4. Pos kesehatan
5. Pondok bersalin Desa (Polindes)
6. Tenaga kesehatan sukarela
7. Kader kesehatan
8. Kegiatan peningkatan pendapatan (perkreditan, perikanan, industri rumah
tangga)
10 | P r i m a r y H e a l t h C a r e
sosial masyarakat.
11 | P r i m a r y H e a l t h C a r e
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari apa yang telah dijabarkan pada pembahasan, dapat
disimpulkan bahwa Primary Health Care (PHC) adalah suatu program yang
timbul karena adanya berbagai masalah penyakit menular seperti Diare, TBC,
Campak, dsb. yang banyak terjadi di berbagai negara, sehingga muncul gagasan
tersebut karena adanya keinginan untuk merombak atau membuat suatu
perubahan dalam pembangunan kesehatan dunia melalui sebuah kampanye besar-
besaran pada tahun 19950-an, pembangunan kesehatan itu sudah mulai berjalan
dengan beberapa program yang diusung. Namun, ditahun-tahun berikutnya,
sekalipun teknologi kesehatan sudah mulai berkembang, masih ada banyak negara
yang kurang puas tentang hal tersebut sehingga pada Konferensi Alma Ata
ditetapkan “Primary Health Care” (PHC) sebagai Strategi Global atau Pendekatan
untuk mencapai ”Health For All by The Year2000” (HFA 2000) atau Kesehatan
Bagi Semua Tahun 2000 ( KBS 2000 ).
Dengan kata lain, Primary Health Care ( PHC ) adalah pelayanan
kesehatan pokok yang berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah
dan sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun
keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta
dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk
memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup
mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination).
Primary Health Care ini memiliki prinsip dalam terselenggaranya
program PHC ini, yakni :
a. Pemerataan upaya kesehatan.
b. Penekanan pada upaya prefentif
c. Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan.
d. Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian.
e. Kerjasama lintas sektoral dalam membangun kesehatan
Di Indonesia sendiri, PHC dikenalkan oleh WHO sekitar pada tahun 1970-
an. Pada aplikasinya, PHC bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas.
12 | P r i m a r y H e a l t h C a r e
Strategi PHC ketika itu didukung oleh Kementrian Kesehatan RI. Dalam
mendukung strategi PHC yang pertama, Kementerian Kesehatan RI mengadopsi
nilai inklusif, yang merupakan salah satu dari 5 nilai yang harus diterapkan dalam
pelaksanaan pembangunan kesehatan, yaitu pro-rakyat, inklusif, responsif, efektif,
dan bersih. Pelaksanaan Primary Health Care secara umum dilaksanakan melaui
pusat kesehatan dan di bawahnya.
Strategi PHC yang kedua, sejalan dengan misi Kementerian Kesehatan,
seperti ; Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani. Yang kedua adalah untuk
melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan
yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan. Selanjudnya untuk menjamin
ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan, dan yang terakhir adalah
untuk menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Untuk strategi ketiga, Kementerian Kesehatan saat ini memiliki salah satu
program yaitu saintifikasi jamu yang dimulai sejak tahun 2010 dan bertujuan
untuk meningkatkan akses dan keterjangkauan masyarakat terhadap obat-obatan.
Program ini memungkinkan jamu yang merupakan obat-obat herbal tradisional
yang sudah lazim digunakan oleh masyarakat Indonesia, dapat teregister dan
memiliki izin edar sehingga dapat diintegrasikan di dalam pelayanan kesehatan
formal. Untuk mencapai keberhasilan penyelenggaraan PHC bagi masyarakat,
diperlukan kerjasama baik lintas sektoral maupun regional, khususnya di kawasan
Asia Tenggara.
Namun dalam pelaksanaan strategi tersebut, tentu ada kendala yang
ditemui para penyelenggaranya. Sehingga, muncul target-target yang disusun
guna untuk menanggulangi kendala tersebut seperti dengan menciptakan citra
Pusat Kesehatan yang bersahabat dan merupakan metode alernatif untuk
menerapkan paradigma sehat pada pelaksana pelayanan kesehatan, dll.
Adapun contoh dari bentuk operasional dari PHC di Indonesia adalah
PMKD. PKMD mencakup serangkaian kegiatan swadaya masyarakat berazaskan
gotong royong, yang didukung oleh pemerintah melalui koordinasi lintas sektoral
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan atau yang terkait dengan
kesehatan, agar masyarakat dapat hidup sehat guna mencapai kualitas hidup dan
kesejahteraan yang lebih baik.
B. SARAN
13 | P r i m a r y H e a l t h C a r e
Dengan adanya tulisan ini, diharapkan bisa bermanfaat bagi pembaca
dengan dapat lebih memahami apa itu Primary Health Care dan bagaimana
penerapannya di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
14 | P r i m a r y H e a l t h C a r e
15 | P r i m a r y H e a l t h C a r e