Anda di halaman 1dari 8

“KOSALA” JIK. Vol. 2 No.

2 September 2014

PENGARUH PEMBERIAN FISIOTERAPI DADA TERHADAP KEBERSIHAN


JALAN NAPAS PADA PASIEN ISPA DI DESA PUCUNG EROMOKO
WONOGIRI

Oleh :
Dinar Ariasti1,Sri Aminingsih2,Endrawati3

Abstract

Background: In the Indonesian case ARI (Acute Respiratory Infection) ranks


first in the number of outpatients most. This shows morbidity due to ARI is still
high. The government has planned to bring it down to 3 per 1,000 infants in
2010, however, the morbidity can be down depend on the number of risk factors,
particularly those associated with the standard strategy of case management,
immunizations, and risk factor modification. One of the management for the
cleanliness of the airway in patients with ARI is chest physiotherapy.
The purpose of this study was to determine the effect of chest physiotherapy on
the cleanliness of the airway in patients with ARI in the Pucung village, Eromoko,
Wonogiri.
The subjects of this study were children Pucung villagers, Eromoko, Wonogiri
aged under 10 years who suffered from ARI, amounting to 26 respondents.
Sampling is done by accidental sampling technique is limited because the
number of respondents.
Data collected by observation using a pretest before giving chest physiotherapy
and posttest after giving chest physiotherapy.
The results of the pretest before giving chest physiotherapy is the number of
respondents who clean airway hygiene there are 3 respondents (11.53%) and
the number of respondents who did not clean her airway hygiene, there are 23
respondents (88, 47%). Posttest results after administration of chest
physiotherapy is the number of respondents who clean airway hygiene, there are
18 respondents (69.23%) and the number of respondents who did not clean her
airway hygiene there are 8 respondents (30.70%). Then the gathered data was
analyzed by Paired t-test with p = 5% (0:05), so that the obtained p = 0.000 P
<0.05. Based on the research results of Ho rejected and Ha accepted.
The conclusion of this study is that there is the effect of chest physiotherapy on
the cleanliness of the airway in patients with ARI.

Keywords: Chest Physiotherapy, Health Airway, Acute Respiratory Infection

PENDAHULUAN bawah 5 tahun pada setiap


Infeksi saluran pernapasan akut tahunnya. (Widjaja, 2003)
(ISPA) merupakan salah satu Infeksi saluran pernapasan akut
penyebab kematian tersering pada merupakan penyebab terpenting
anak di negara sedang morbiditas dan mortalitas pada anak.
berkembang. Infeksi saluran Sebagian besar ISPA terbatas pada
pernapasan akut ini menyebabkan ISPA atas saja, tetapi sekitar 5 %
empat dari 15 juta perkiraan nya melibatkan laring dan respiratori
kematian pada anak berusia di bawah berikutnya, sehingga

27
“KOSALA” JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

berpotensi menjadi serius. (Rahajoe, survey awal diperoleh data anak–


2008) anak balita cenderung lebih banyak
mengalami ISPA dibanding dengan
Sejak tahun 1994 WHO telah dewasa. Dari wawancara dengan
menerapkan program beberapa orang tua anak yang
pemberantasan ISPA, khususnya mengalami ISPA, penatalaksanaan
pneumonia. Pada tahun 1990, yang dilakukan selama ini adalah
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) hanya dengan memberi obat yang
Anak di New York telah membuat dibeli di apotek atau obat yang telah
kesepakatan untuk menurunkan diresepkan dokter. Mereka belum
kematian akibat ISPA sebesar 30 % mengetahui tentang fisioterapi dada
pada tahun 2000. Implementasi dan manfaatnya.
strategi pemberantasan ISPA telah
dilakukan oleh banyak negara Dari fenomena di atas, maka peneliti
termasuk Indonesia, tetapi hasil memandang perlu untuk melakukan
yang dicapai bervariasi. (Rahajoe, penelitian tentang “Pengaruh
2008) Pemberian Fisioterapi Dada
terhadap Kebersihan Jalan Nafas
Di Indonesia kasus ISPA menempati pada Pasien ISPA di Desa Pucung
urutan pertama dalam jumlah pasien Eromoko Wonogiri”.
rawat jalan terbanyak. Hal ini
menunjukkan angka kesakitan akibat Rumusan Masalah
ISPA masih tinggi. Pemerintah telah Berdasarkan uraian dalam latar
merencanakan untuk belakang masalah di atas maka
menurunkannya hingga 3 per 1000 rumusan masalah pada penelitian ini
balita pada tahun 2010. Akan tetapi, adalah “Apakah ada pengaruh
keberhasilannya bergantung pada pemberian fisioterapi dada terhadap
banyaknya faktor resiko, terutama kebersihan jalan nafas pada pasien
yang berhubungan dengan strategi ISPA di Desa Pucung Eromoko
baku penatalaksanaan kasus, Wonogiri ?”
imunisasi, dan modifikasi faktor
resiko. (Rahajoe, 2008) Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kebersihan jalan
Fisioterapi dada merupakan nafas sebelum dan sesudah
kelompok terapi yang digunakan dilakukan fisioterapi dada pada
dengan kombinasi untuk pasien ISPA di Desa Pucung
memobilisasi sekresi pulmonar. Eromoko Wonogiri.
Terapi ini terdiri dari drainage
postural, perkusi dada, dan vibrasi. METODE PENELITIAN
Fisioterapi dada harus diikuti dengan Penelitian ini merupakan penelitian
batuk produktif dan pengisapan eksperimen semu atau quasi
pada klien yang mengalami eksperimen dengan rancangan pre
penurunan untuk batuk. (Potter dan post eksperimental untuk
Perry, 2006) Menurut Muttaqin mengetahui pengaruh pemberian
(2008), tujuan fisioterapi dada fisioterapi dada terhadap kebersihan
adalah membuang sekresi bronkial, jalan napas pada pasien ISPA,
memperbaiki ventilasi, dan dengan cara membandingkan
meningkatkan efisiensi otot-otot kebersihan jalan napas sebelum dan
pernapasan. sesudah diberi tindakan fisioterapi
dada. (Suyanto, 2011)
Desa pucung adalah salah satu
desa yang berada di kecamatan Populasi merupakan seluruh subjek
Eromoko kabupaten Wonogiri. Hasil atau objek dengan karakteristik

28
“KOSALA” JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

tertentu yang akan diteliti. Bukan agar dapat memperkuat hasil


hanya objek atau subjek yang penelitian. Alat ukur pengumpulan
dipelajari saja tetapi seluruh data tersebut antara lain dapat
karakteristik atau sifat yang dimiliki berupa kuesioner/angket, observasi,
subjek atau objek tertentu. (Hidayat, wawancara, atau gabungan
2008) Populasi yang digunakan ketiganya. (Hidayat, 2008)
dalam penelitian ini adalah seluruh
anak-anak berusia dibawah 10 tahun Metode penelitian yang dipakai
di Desa Pucung, Eromoko, Wonogiri dalam penelitian ini adalah metode
yaitu sebanyak 150 orang. eksperimen. Eksperimen adalah
cara pengumpulan data yang
Menurut Hidayat (2008), sampel dilakukan oleh peneliti dengan cara
merupakan bagian populasi yang manipulasi atau melakukan
akan diteliti atau sebagian jumlah pengubahan pada variabel bebas
dari karakteristik yang dimiliki oleh (independen variabel) untuk
populasi. Sampel pada penelitian ini mengetahui dampak atau akibatnya
adalah semua anak-anak yang pada variabel terikat atau
ditemukan menderita ISPA di Desa dependent. (Suyanto 2011)
Pucung, Eromoko, Wonogiri.
Dalam melakukan analisis, data
Teknik sampling merupakan suatu terlebih dahulu harus diolah dengan
proses seleksi sampel yang tujuan mengubah data menjadi
digunakan dalam penelitian dari informasi. Dalam statistik, informasi
populasi yang ada, sehingga jumlah yang diperoleh dipergunakan untuk
sampel akan mewakili keseluruhan proses pengambilan keputusan,
populasi yang ada, secara umum terutama dalam pengujian hipotesis.
ada dua jenis pengambilan sampel, (Hidayat, 2009)Langkah-langkah
yakni probability sampling dan non analisa data pada penelitian ini
probality sampling. (Hidayat, 2008) adalah dengan editing, koding dan
tabulating.
Sedangkan teknik sampling yang
diambil pada penelitian ini adalah Analisa data dalam penelitian ini
teknik sampling aksidental, yaitu menggunakan analisa Bivariat.
cara pengambilan jenuh jika jumlah Analisa bivariat digunakan untuk
populasinya sedikit, seperti bila mengetahui keterkaitan dari 2 (dua)
sampelnya kurang dari tiga puluh atau lebih variabel. Hasil ini
maka anggota populasi tersebut digunakan untuk menjawab tujuan
diambil seluruhnya untuk dijadikan umum yang tertuang pada hipotesis
sampel penelitian. (Hidayat, 2008) penelitian. Adapun langkah-langkah
analisa bivariat adalah sebagai
Alat Penelitian / Instrumen Penelitian berikut :
Pada penelitian ini menggunakan 1) Menulis hipotesis alternatif
stetoskop dan lembar observasi Hipotesis pada penelitian ini
tentang kebersihan jalan napas adalah : ada pengaruh
untuk memeriksa kebersihan jalan pemberian fisioterapi dada
napas pada pasien ISPA sebelum terhadap kebersihan jalan napas
dan sesudah fisioterapi dada. pada pasien ISPA di Desa
Pucung Eromoko Wonogiri.
Pengumpulan data merupakan
kegiatan penelitian untuk 2) Membuat tabel statistik
mengumpulkan data. Sebelum
melakukan pengumpulan data, perlu 3) Menentukan tingkat
dilihat alat ukur pengumpulan data Kepercayaan

29
“KOSALA” JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

Tingkat kepercayaaan untuk Desa Pucung terletak di Kabupaten


penelitian ini adalah p = 0,05 Wonogiri, di sini mayoritas penduduk
atau 5% : tingkat kepercayaan bekerja sebagai petani. Salah
5% yang berarti kemungkinan satunya adalah petani tembakau.
terjadi 5 kesalahan kesimpulan Dari hasil pertanian tembakau
dari 100 kesimpulan yang dibuat. tersebut setiap panen biasanya
dibawa kerumah. Banyak anak-anak
4) Menentukan uji statistik di desa ini yang sering mengalami
a) Manual ISPA dan biasanya penatalaksanaan
Peneliti memasukkan hasil yang di berikan selama ini hanya
penelitian dengan dengan membelikan obat yang telah
menggunakan Paired t Test, diresepkan dokter atau hanya
yaitu untuk menguji langsung membeli obat di apotek,
efektivitas suatu perlakuan mereka belum mengetahui tentang
terhadap suatu besaran fisioterapi dada yang juga
variabel yang ingin mempunyai kegunaan untuk
ditentukan. Metode ini membersihkan jalan napas.
menggambarkan bahwa
responden diperiksa sebelum Selama penelitian, peneliti banyak
diberi fisioterapi dada (hasil menemukan hambatan, faktor
pre test) selanjutnya penghambat yang dirasakan peneliti
diperiksa kebersihan jalan selama proses penelitian
napasnya setelah fisioterapi diantaranya dalam proses ini peneliti
dada (hasil post test) dan harus memberi penyuluhan terlebih
masing-masing responden dahulu karena banyak responden
dibandingkan antara sebelum yang kurang mengerti tentang ISPA
dan sesudah fisioterapi dada. dan penatalaksanaannya yang salah
b) Komputer satunya adalah fisioterapi dada.
Menggunakan paired t test Tetapi akhirnya proses penelitian
dengan bantuan SPSS for dapat berjalan lancar karena
windows seri 18 didukung oleh beberapa hal
c) Kriteria penarikan diantaranya sebagian besar
kesimpulan responden kooperatif sehingga
Untuk menjawab hipotesa penelitian ini dapat terselesaikan
diterima atau ditolak, peneliti dengan baik.
menggunakan pedoman
sebagai berikut : Dari hasil penelitian yang telah
(1) Manual dilakukan maka diperoleh hasil
Jika t hitung > t tabel sebagai berikut:
maka hipotesa diterima
Jika t hitung < t tabel Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi
maka hipotesa ditolak Kebersihan Jalan Napas Sebelum
(2) Komputer / SPSS Diberikan Fisioterapi Dada Pada
Jika α < 0,05 maka Pasien ISPA
hipotesa diterima.
Jika α > 0,05 maka No
Kebersihan
Frekuensi %
hipotesa ditolak. jalan napas
1 Bersih 3 11,53
HASIL PENELITIAN 2 Tidak bersih 23 88,47
Jumlah responden dalam penelitian Jumlah 26 100
ini sebanyak 26 orang karena hanya
ditemukan 26 orang yang menderita Dari tabel di atas diperoleh informasi
ISPA. bahwa persentase pada kategori

30
“KOSALA” JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

kebersihan jalan napas sebelum diterima sehingga ada pengaruh


diberikan fisioterapi dada, responden pemberian fisioterapi dada terhadap
yang jalan napasnya tidak bersih kebersihan jalan napas pada pasien
(88,47%) sebanyak 23 responden, ISPA di Desa Pucung Eromoko
sedangkan yang jalan napasnya Wonogiri.
bersih (11,53%) sebanyak 3
responden. PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian pengaruh
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi pemberian fisioterapi dada terhadap
Kebersihan Jalan Napas Sesudah kebersihan jalan napas pada pasien
Diberikan Fisioterapi Pada Pasien ISPA di Desa Pucung Eromoko
ISPA Wonogiri diperoleh hasil uji dengan
Paired t-test program SPSS versi 18
No
Kebersihan
Frekuensi %
dengan t hitung sebesar -5.839
jalan napas dengan P value 0,000 < 0,05, yang
1 Bersih 18 69,23 berarti Ho ditolak dan Ha diterima,
2 Tidak bersih 8 30,70 sehingga dapat ditarik kesimpulan
Jumlah 26 100 bahwa ada pengaruh pemberian
fisioterapi dada terhadap kebersihan
Dari tabel di atas diperoleh informasi jalan napas pada pasien ISPA di
bahwa persentase pada kategori Desa Pucung Eromoko Wonogiri.
kebersihan jalan napas sesudah
diberikan fisioterapi dada pada Fisioterapi dada merupakan
pasien ISPA, sebanyak 18 kelompok terapi yang digunakan
responden (69,23%) untuk kategori dengan kombinasi untuk
jalan napas bersih, sedangkan memobilisasi sekresi pulmonar.
sebanyak 8 responden (30,70%) Terapi ini terdiri dari drainage
untuk kategori jalan napas tidak postural, perkusi dada, dan vibrasi.
bersih. Fisioterapi dada harus diikuti dengan
batuk produktif dan pengisapan
Hasil penelitian pada klien yang mengalami
penurunan kemampuan untuk batuk.
Tabel 4.5. Hasil Uji SPSS (Potter dan Perry, 2006)
Sig. Menurut Muttaqin (2008), fisioterapi
Paired
N t (2- dada termasuk didalamnya adalah
sample t test
tailed)
drainage postural (postural
Kebersihan
jalan napas drainage), perkusi dan vibrasi dada,
pre dan post 26 -5.839 ,000 latihan pernapasan, dan batuk
fisioterapi efektif. Tujuan fisioterapi dada
dada adalah membuang sekresi bronkhial,
memperbaiki efisiensi otot-otot
Dari hasil uji Paired t-test program pernapasan.
SPSS versi 18 menunjukkan hasil t
hitung sebesar -5.839 dengan P Dari penelitian yang telah dilakukan
value 0.000<0.05. Artinya yaitu dengan memberikan fisioterapi
kebersihan jalan napas sebelum pada pasien ISPA didapatkan hasil
fisioterapi dada berbeda dengan rata-rata kebersihan jalan napas
sesudah fisioterapi dada. Nilai sebagian besar bersih. Klien yang
negatif pada t hitung menunjukkan memproduksi sekret berlebih dapat
nilai awal lebih rendah dari nilai mengurangi sekretnya setelah
berikutnya. Ho ditolak dan Ha dilakukan fisioterapi dada, klien juga

31
“KOSALA” JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

merasa pernapasannya menjadi karena ada anak yang kurang


lancar. kooperatif dan fisiknya kurang sehat
sehingga pada saat diberikan
Kebersihan jalan napas adalah fisioterapi dada anak merasa lemas,
suatu kondisi dimana individu kemungkinan penyebab lain
mampu untuk batuk secara efektif, dikarenakan pemberian fisioterapi
dan tidak ada penumpukan sekret. dada hanya diberikan sebanyak dua
(Muttaqin, 2008) kali sehingga hasilnya kurang
maksimal. Selain itu partisipasi anak
Kriteria kebersihan jalan napas dalam teknik batuk efektif tidak
menurut Muttaqin (2008), antara terkontrol karena klien tidak
lain: mengikuti instruksi dengan benar.
a. Bunyi napas terdengar bersih Pada saat melakukan penelitian
b. Ronkhi tidak terdengar didapatkan hasil sebelum dilakukan
c. Menunjukkan batuk efektif fisioterapi dada kebersihan jalan
d. Tidak ada penumpukan sekret di napas klien sebagian besar tidak
saluran napas bersih dan banyak memproduksi
e. Pernapasan klien normal (16-20 sekret. Banyak klien yang tidak
x/menit) tanpa penggunaan otot dapat mengeluarkan sekretnya
bantu napas secara sendiri sehingga
mengganggu pernapasan klien.
Dalam penelitian yang dilakukan Kemudian setelah dilakukan
didapatkan hasil kebersihan jalan fisioterapi dada sebagian besar klien
napas sebelum diberikan fisioterapi mampu mengeluarkan sekretnya.
dada, responden yang jalan
napasnya tidak bersih sebanyak 23 Dari hasil penelitian pengaruh
responden (88,47%), sedangkan pemberian fisioterapi dada terhadap
untuk kategori bersih sebanyak 3 kebersihan jalan napas pada pasien
responden (11,53%). Kemudian ISPA di Desa Pucung Eromoko
sesudah diberikan fisioterapi dada, Wonogiri diperoleh hasil uji dengan
responden untuk kategori jalan Paired t-test program SPSS versi 18
napas bersih sebanyak 18 dengan t hitung sebesar -5.839
responden (69,23%), sedangkan dengan P value 0,000 < 0,05, yang
jumlah responden untuk kategori berarti Ho ditolak dan Ha diterima,
jalan napas tidak bersih adalah 8 sehingga dapat ditarik kesimpulan
responden (30,70%). bahwa ada pengaruh pemberian
fisioterapi dada terhadap kebersihan
Menurut Potter dan Perry (2006), jalan napas pada pasien ISPA di
pedoman untuk fisioterapi dada Desa Pucung Eromoko Wonogiri.
antara lain:
a. Ketahui tanda-tanda vital klien Menurut Potter dan Perry (2006),
b. Obat-obatan yang dipakai klien fisioterapi dada merupakan
yang dapat menurunkan kelompok terapi yang digunakan
toleransi klien terhadap dengan kombinasi untuk
perubahan posisi postural memobilisasi sekresi pulmonar.
drainage Terapi ini terdiri dari drainage
c. Riwayat medis klien postural, perkusi dada, dan vibrasi.
d. Tingkat fungsi kognitif klien Sedangkan menurut Muttaqin
e. Toleransi klien akan latihan fisik (2008), tujuan fisioterapi dada
Dari hasil penelitian ditemukan 8 adalah membuang sekresi bronkhial,
responden setelah dilakukan memperbaiki efisiensi otot-otot
fisioterapi dada jalan napas tetap pernapasan.
tidak bersih. Hal ini disebabkan

32
“KOSALA” JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

Kebersihan jalan napas adalah Bagi masyarakat desa Pucung


suatu kondisi dimana individu sebaiknya melakukan fisioterapi
mampu untuk batuk secara efektif, dada dalam penatalaksanaan
dan tidak ada penumpukan sekret. ISPA untuk kebersihkan jalan
(Muttaqin, 2008) napas.
Penatalaksanaan kebersihan jalan 3. Bagi Institusi Kesehatan
napas menurut Somantri (2009), Bagi institusi kesehatan
antara lain: sebaiknya melakukan tindakan
a. Humidifikasi, misalnya nebulizer yang dapat mengurangi kejadian
b. Fisioterapi dada ISPA dengan pendidikan
c. Obat bronkodilator kesehatan tentang fisioterapi
d. Inhalasi mekanik dada pada masyarakat.
Fisioterapi dada merupakan salah 4. Bagi Institusi Pendidikan
satu penatalaksanaan kebersihan Bagi institusi pendidikan hasil
jalan napas, sehingga dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
penelitian ini dapat disimpulkan dari digunakan untuk pengembangan
beberapa macam penatalaksanaan pengetahuan bagi peserta didik di
yang bisa dilakukan untuk lingkungan keperawatan terutama
kebersihan jalan napas termasuk pada penatalaksanaan ISPA.
didalamnya adalah fisioterapi dada.
Dari hasil penelitian pemberian DAFTAR PUSTAKA
fisioterapi dada berpengaruh
terhadap kebersihan jalan napas. Hartono dan Dwi Rahmawati.
Gangguan Pernapasan
KESIMPULAN pada Anak: ISPAPanduan
Dari hasil penelitian yang dilakukan bagi Tenaga Kerja dan
pada anak-anak yang terkena ISPA Umum.Yogyakarta : Nuha
mengenai pengaruh pemberian Medika, 2012.
fisioterapi dada terhadap kebersihan
jalan napas pada pasien ISPA di Herdman, T. Heather ed. Diagnosa
Desa Pucung Eromoko Wonogiri Keperawatan : Definisi dan
didapatkan hasil t hitung sebesar - Klasifikasi 2012-2014.
5.839 sehingga nilai P value 0,000 Jakarta : EGC, 2012.
< 0,05, yang berarti Ho ditolak dan
Ha diterima, sehingga dapat ditarik Hidayat, A. Aziz Alimul. Metode
kesimpulan bahwa ada pengaruh Penelitian Keperawatan dan
pemberian fisioterapi dada terhadap Teknik Analisis Data.
kebersihan jalan napas pada pasien Jakarta : Salemba Medika,
ISPA di Desa Pucung Eromoko 2008.
Wonogiri.
_____. Riset Keperawatan dan
SARAN Teknik Penulisan Ilmiah.
1. Bagi Penderita ISPA di Desa Jakarta: Salemba Medika,
Pucung 2008.
Khususnya bagi orang tua
penderita ISPA Desa Pucung Kusyati, Eni. Keterampilan dan
sebaiknya mencegah kejadian Prosedur Laboratorium
ISPA dengan melakukan Keperawatan Dasar.
fisioterapi dada dalam Jakarta : EGC, 2006.
penatalaksanaannya untuk
membersihkan jalan napas.
2. Bagi Masyarakat Desa Pucung

33
“KOSALA” JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

Muttaqin, Arif. Asuhan Keperawatan Somantri, Irman. Asuhan


Klien dengan Gangguan Keperawatan pada Klien
Sistem Pernapasan. dengan Gangguan Sistem
Jakarta: Salemba Medika, Pernapasan. Edisi II.
2008. Jakarta: Salemba Medika,
2009.
_____. Asuhan Keperawatan Klien
dengan Gangguan Sistem Suyanto.Metodologi dan Aplikasi
Persarafan. Jakarta: Penelitian Keperawatan.
Salemba Medika, 2008. Yogyakarta : Nuha Medika,
2011.
Potter, Patricia A dan Anne G. Perry.
Fundamental Keperawatan.
Edisi 4. Alih Bahasa : Yasmin, Niluh Gede dan Christantie
Renata Kumalasari, et al. Effendy.Keperawatan
Jakarta : EGC, 2006. Medikal Bedah Klien
dengan Gangguan Sistem
Rahajoe, Nastiti, Bambang Pernapasan. Jakarta: EGC,
Supriyanto, dan Darmawan 2004.
Budi Setyanto. Respirologi
Anak. Edisi I. Jakarta: Widjaja, Anton. Penanganan ISPA
Badan Penerbit IDAI, 2008. pada Anak di Rumah Sakit
Kecil Negara Berkembang
Pedoman untuk Dokter dan
Riwidikdo, Handoko. Statistik
Petugas Kesehatan Senior.
Kesehatan Belajar Mudah
Jakarta: EGC, 2003.
Teknik Analisis Data Dalam
Penelitian Kesehatan. 1
Yogyakarta : Mitra Cendikia Dosen AKPER Panti Kosala
Press, 2007. Surakarta
2
Dosen AKPER Panti Kosala
Surakarta
3
Mahasiswa AKPER Panti
Kosala Surakarta

34

Anda mungkin juga menyukai