Anda di halaman 1dari 9

DASAR-DASAR PATOLOGI DAN PATOFISIOLOGI KELAINAN STRUKTUR DAN

FUNGSI

SEJARAH PATOLOGI
Berawal dari konsep tentang sebab dan kondisi alamiah penyakit pada manusia Pada masa plato
dan phitagoras berhubungan dengan kekuatan gaib dan supranatural sehingga dianggap tidak
berguna

ERA PERKEMBANGAN PATOLOGI


Morbid anatomi : dimulai tahun 300 SM dengan dilakukannya otopsi

Mikroskopik dan patologi seluler: dimulai sejak ditemukannya mikroskop

Patologi molekuler: patologi era modern saat ini dimulai setelah ditemukannya mikroskop
electron

DEFINISI PATOLOGI
• Pathology adalah ilmu (logos) tentang penyakit (pathos)

• Spesifik : ilmu yang mempelajari perubahan struktural, biokimiawi, dan fungsional


pada sel, jaringan, dan organ yang mendasari suatu penyakit.

PEMBAGIAN PATOLOGI
Patologi dibagi menjadi :
1. Patologi umum
Reaksi sel dan jaringan terhadap stimuli abnormal dan defek yang diwariskan pnyb
utama penyakit
2. Patologi sistemik
Perubahan pd organ dan jaringan khusus

PERBEDAAN FISIOLOGI, PATOLOGI, PATOFISIOLOGI


Physiology  the functions human body
Pathology  the study struc & func changes in cells, tissues, organs  cause or caused by
disease
Pathophysiology  cell & organ changes that occur with disease, effects total body
function
Focuses on the mechanisms of the underlying disease
PEMBAGIAN PATOLOGI
Patologi anatomi  membuat kajian dengan mengkaji organ
Patologi klinik  mengkaji perubahan pada fungsi yang nyata pada fisiologi tubuh.

EMPAT ASPEK YANG DIPELAJARI DALAM PATOLOGI

• Etiologi/penyebab

• Patogenesis/ mekanisme perkembangan penyakit

• Perubahan molekuler dan morfologik penyakit

• Perubahan fungsional dan manifestasi klinis

CABANG ILMU YG BERKAITAN


Histopatologi : menemukan dan mendiagnosa penyakit dari hasil pemeriksaan jaringn

Sitopatologi : menemukan dan mendiagnosis penyakit dari hasil pemeriksaan sel tubuh yang
dapat diambil

Hematologi : mempelajari kelainan seluler dan berbagai komponen pembekuan darah

Mikrobiologi : mempelajari penyakit infeksi dan organisme yang bertanggungjawab terhadap


penyakit tersebut

Imunologi : mempelajari mekanisme pertahanan yang spesifik dari tubuh manusia

Genetik : mempelajari kelainan-kelainan kromosom dan gen

Toksikologi ; mempelajari pengaruh racun yang diketahui atau yang dicurigai


Jenis Pemeriksaan patologi

• Histopatologi – pemeriksaan mikroskopik pada salah satu bagian jaringan yang dicat
menggunakan teknik histologis.

• Imunohistokimia – menggunakan antibodi untuk mendeteksi keberadaan dan lokalisasi


protein spesifik. Teknik ini penting untuk membedakan antara gangguan dengan
morfologi yang mirip dan juga mencirikan sifat-sifat molekuler kanker tertentu.

Lanjutan
3) Hibridisasi in situ –molekul DNA dan RNA spesifik dapat dikenali pada bagian yang
menggunakan teknik ini. Bila probe dilabeli dengan celupan berpendar, teknik ini disebut FISH.
4) Sitopatologi – pemeriksaan sel-sel lepas yang dicat pada kaca menggunakan teknik sitologi.
5) Mikroskopi elektron – pemeriksaan jaringandengan mikroskop elektron, yang memungkinkan
pembesaran yang jauh lebih besar, memungkinkan visualisasi organel dalam sel.

DISEASE
Any deviation from or interruption of the normal structure or function of a part, organ, or
system of the body that is manifested by a characteristic set of symptoms or signs
the etiology, pathology, and prognosis may be known or unknown
ASPECT OF THE DISEASE
Etiology  The causes of disease
Pathogenesis  the sequence of cellular and tissue events that take place from the time of
initial contact with an etiologic agent until the ultimate expression of a disease
morphologic changes  the gross anatomic and microscopic changes that are
characteristic of a disease
ASPECT OF THE DISEASE
clinical manifestations  symptom (subj complaint by the person with a disorder ) & sign
(noted by an observer)
Diagnosis  requires a careful history and physical exam, lab tests, radiologic studies, CT
scans, and other  confirm a diagnosis
clinical course  the evolution of a disease (acute, subacute, or chronic course)

PENYAKIT
CONGENITAL
INFECTION
NEOPLASM
TRAUMA
OTHERS
Definisi penyakit ?
Penyakit adalah suatu kondisi dimana terdapat keadaan tubuh yang abnormal yang
menyebabkan hilangnya kondisi normal yang sehat.
Ditandai secara spesifik oleh gambaran yang jelas (sebab, tanda dan gejala, perubahan
morfologi dan fungsi dsb).
Abnormalitas dapat berupa abnormaltas bentuk atau fungsinya atau keduanya.

PENYAKIT:

Etiologi (sebab)
Patogenesis (mekanisme)
Perubahan patologis dan klinis (mekanisme)
Komplikasi atau cacat (efek)
Prognosis (keluaran)
Epidemiologi (insiden)

ETIOLOGI
adalah penyebab timbulnya penyakit, inisiator serangkaian peristiwa yang menyebabkan
sakitnya penderita.
Penyakit disebabkan oleh berbagai interaksi antara host (misal : genetic) dengan factor
lingkungan.
Lingkungan yang menyebabkan terjadinya penyakit disebut patogen.
Bakteri yang menyebabkan penyakit adalah bakteri patogen, sedang bakteri yang tidak
menyebabkan penyakit disebut non patogen.

SECARA UMUM AGEN PENYEBAB SAKIT :


- Kelainan genetic
- Agen infeksi misal : bakteri, virus, parasit dan jamur
- Bahan kimia
- Radiasi
- Trauma mekanik

Pada keadaan dimana penyebab sakit tidak terlihat jelas, misalnya primer, tidak diketahui
(idiopatik), esensial, spontan atau kriptogenik (misalnya, hipertensi esensial, pneumothorak
spontan, sirhosis kriptogenik).

FAKTOR EKSTRINSIK DAN INTRINSIK PENYEBAB PENYAKIT

yang
Factor ekstrinsik yang dapat menyebabkan penyakit manusia dapat berupa agen
menular, trauma mekanis, zat-zat kimia yang beracun, radiasi, suhu yang
ekstrem, masalah gizi dan ketegangan psikologis.

penyakit
Factor intrinsik : umur, jenis kelamin, kelainan-kelainan yang didapat dalam
sebelumnya, keadaan genetic merupakan
Identifikasi sebab-sebab penyakit:
Penyakit dapat disebabkan oleh:
 factor genetic,
 multifactor (genetic dan lingkungan),
 factor lingkungan.

Penyebab dan agen penyakit:


Misalnya TBC disebabkan oleh karena kemiskinan, social ekonomi yang rendah
dan malnutrisi, sedangkan mikobakterium tuberkolosis merupakan agen penyakit.

Hubungan sebab
 merupakan pertanda dari risiko untuk berkembangnya penyakit, tetapi bukan
merupakan sebab actual penyakit tersebut. Misal : kanker paru lebih sering ditemukan
pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok
PATOGENESIS
Patogenesis penyakit 
merupakan suatu mekanisme yang menghasilkan tanda dan gejala klinis
maupun patologis

Periode laten dan inkubasi


Lingkup karsinogenesis: waktu terjadinya penyakit dikenal sebagai periode laten yang
biasanya dinyatakan dalam dua atau tiga dekade.
Dalam lingkup penyakit infeksi (karena mikroorganisme): waktu antara masuknya kuman
dan terjadinya sakit disebut periode/waktu inkubasi, yang biasanya dinyatakan dalam hari
atau minggu.
 Mikroorganisme mempunyai periode inkubasi yang khusus untuk setiap agen
penyebab.

PROGNOSIS
Prognosis merupakan perkiraan terhadap apa yang diketahui atau terhadap perjalanan
suatu penyakit, sebagai kemungkinan yang akan dihadapi oleh penderita
Remisi dan kambuh
 Remisi merupakan proses perkembangan dari kondisi aktif menuju
kondisi yang tenang.
 Bila tanda dan gejala timbul kembali dikenal dengan kambuh (relapse).

MORBIDITAS DAN MORTALITAS

 Kesakitan (morbiditas) dari suatu penyakit ialah jumlah semua pengaruh penyakit
pada penderita.
 Mortalitas suatu penyakit merupakan suatu kemungkinan dimana kematian
merupakan hasil akhir dari suatu penyakit.

SISTEM PEMBERIAN (TATANAMA)


NAMA PENYAKIT
1. Primer dan sekunder
- Primer  penyakit tanpa diketahui secara jelas
penyebabnya/idiopatik/esensial/kriptogenik.
- Sekunder  penyakit merupakan komplikasi atau manifestasi beberapa lesi.

 Digunakan untuk mengetahui atau membedakan antara permulaan dengan


stadium lanjut penyakit

2. Akut dan kronis


 Kondisi akut mempunyai perjalanan yang cepat, sering tapi tidak
selalu diikuti dengan resolusi yang cepat.
 Kronis dapat diikuti proses akut, tetapi yang sering adalah proses
tersembunyi, yang berlangsung sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun

LANJUTAN…
3. Jinak dan ganas
 Jinak dan ganas merupakan terminologI yang digunakan untuk klasifikasi
penyakit tertentu sesuai hasil keluarannya.
4. Tambahan awalan
Tambahan awalan yang sering digunakan:
Ana-, tidak ada (anafilaksis)
Dis-, kelainan/penyimpangan (displasia)
Hiper-, kelebihan diatas normal (hipertiroid)
Hipo-, kekurangan dibawah normal (hipotiroid)
Meta-, perubahan dari suatu bentuk yang lain (metaplasia)

LANJUTAN
Tambahan akhiran

o Tambahan akhiran yang sering digunakan :


itis, proses radang (apendiksitis)
o -oma, tumor (karsinoma)
o -osis, keadaan atau kondisi, yang tidak selalu patologis (osteoartosis)
o -oid, kemiripan pada sesuatu (penyakit rheumatoid)
o -penia, tidak adanya (trombositopenia)
o -sitosis, naiknya jumlah sel, biasanya dalam darah (leukositosis)
o -ektasis, dilatasi (bronckhiektasi)
o -plasia, kelainan pertumbuhan (hyperplasia)
o -opati, bentuk abnormal yang kehilangan karakteristiknya (limfadenopati)

LANJUTAN
6. Nama eponimosa
 Merupakan pemberian nama yang berkaitan dengan seseorang atau
tempat.

7. Sindroma
 Merupakan kumpulan tanda dan gejala atau kombinasi suatu lesi

KLASIFIKASI PENYAKIT
1. Penyakit congenital (kelainan genetic/kromosom dan malformasi)
2. Penyakit yang didapat

 Penyakit radang: respon fisiologik jaringan yang hidup terhadap rangsang


yang merugikan.

 Gangguan vaskuler : suatu keadaan adanya gangguan aliran darah

 Gangguan pertumbuhan: Merupakan penyakit yang ditandai


pertumbuhan yang abnormal
dengan

 Rudapaksa atau trauma: dapat langsung menyebabkan penyakit,


kelainan yang terjadi tergantung dari sifat dan besarnya rudapaksa.

 Mekanisme perbaikan kurang efektif pada usila, malnutrisi, mobilitas tinggi,


benda asing dan infeksi.

 Gangguan metaboliK dan degeneratif

 Gangguan metabolic : kelainan metabolisme misalnya obesitas, DM, Gout.

 Gangguan degeneratif ditandai dengan hilangnya struktur dan fungsi jaringan

TAHAP INKUBASI :
Dimulai dari masuknya bibit penyakit sampai sesaat sebelum timbulnya gejala.
Daya tahan tubuh tidak kuat, penyakit berjalan terus, terjadi gangguan pada bentuk dan
fungsi tubuh, penyakit makin bertambah hebat dan timbul gejala.

HORISON KLINIK:
Garis yang membatasi antara tampak atau tidaknya gejala penyakit
3. TAHAP PENYAKIT DINI (Stage of Clinical Disease)
Dihitung dari munculnya gejala penyakit.

Tahap ini pejamu sudah merasa sakit (masih ringan) penderita masih dapat
melakukan aktifitas(tidak berobat)

Perawatan

Cukup dengan obat jalan menjadi masalah besar dunia kesehatan (jika tingkat
pengetahuan & pendidikan masyarakat rendah) mendatangkan masalah lanjutan
yang makin besar Penyakit makin parah berobat memerlukan perawatan relatif
mahal.
Akibat lain bahaya masyarakat luas menularkan kepada orang lain dan dapat
menimbulkan KLB atau wabah.

4. TAHAP PENYAKIT LANJUT


Penyakit makin bertambah hebat
Penderita tidak dapat melakukan pekerjaan
Jika berobat umumnya telah memerlukan perawatan (bed rest).

5. TAHAP AKHIR PENYAKIT


Perjalanan penyakit akan berhenti.
Berakhirnya perjalanan penyakit beberapa keadaan yaitu :

• Sembuh sempurna baik bentuk dan fungsi tubuh kembali semula seperti keadaan
sebelum sakit
b. Sembuh dengan cacat
Penderita sembuh → kesembuhan tidak sempurna → ditemukan cacat pada pejamu.
Kondisi cacat → cacat fisik, fungsional dan sosial.
c. Karier
Perjalanan penyakit seolah‐olah terhenti → gejala penyakit tidak tampak (dalam diri
pejamu masih ditemukan bibit penyakit) → suatu saat penyakit dapat timbul kembali (daya tahan
tubuh menurun)
d. KRONIS
Perjalanan penyakit tampak berhenti → gejala penyakit tidak berubah → tidak bertambah
berat ataupun ringan
e. MENINGGAL DUNIA
Terhentinya perjalanan penyakit → pejamu meninggal dunia.(keadaan yang tidak
diharapkan)

INFORMASI RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT BERMANFAAT UNTUK:


Diagnostik : Masa inkubasi →pedoman penentuan jenis penyakit
Pencegahan: Mengetahui rantai perjalanan penyakit → mudah dicari titik potong yg
penting dalam upaya pencegahan penyakit
Terapi : fase paling awal, lebih awal diberikan lebih baik hasil yang diharapkan.

UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT


(Level of Prevention)
Mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum kejadian →

langkah‐langkah didasarkan → data/ keterangan bersumber hasil analisis/ pengamatan/


penelitian epidemiologi
TINGKATAN PENCEGAHAN PENYAKIT

• Pencegahan tingkat pertama(Primary prevention)


→ Promosi kesehatan dan pencegahan khusus
b. Pencegahan tingkat kedua(secondary prevention) → diagnosis dini serta pengobatan tepat.
c. Pencegahan tingkat ketiga(tertiary prevention) → pencegahan terhadap cacat dan
rehabilitasi.
PENCEGAHAN TINGKAT PERTAMA (Primary Prevention)
Sasaran → Faktor penyebab, Lingkungan & Pejamu

Penyebab → menurunkan pengaruh serendah mungkin
(desinfeksi, pasteurisasi, strerilisasi, penyemprotan
insektisida) → memutus rantai penularan.
Lingkungan → perbaikan lingkungan fisik → air bersih, sanitasi lingkungan & perumahan, dll
Pejamu → perbaikan status gizi, status kesehatan, pemberian imunisasi

PENCEGAHAN TINGKAT KEDUA (Secondary Prevention)


Sasaran → pada penderita / dianggap mende rita (suspect) & terancam menderita
Tujuan : diagnosis dini & pengobatan tepat (mencegah meluasnya penyakit/ timbulnya wabah &
proses penyakit lebih lanjut/ akibat samping & komplikasi)
Usaha → pencarian penderita, pemberian chemoprophylaxis (Prepatogenesis / patogenesis
penyakit tertentu.
PENCEGAHAN TINGKAT KETIGA
(Tertiary Prevention)
Sasaran → penderita penyakit tertentu
•Tujuan → mencegah jangan sampai mengalami cacat & bertambah parahnya penyakit juga
kematian dan rehabilitasi (pengembalian kondisi fisik/ medis, mental/psikologis & sosial)

Anda mungkin juga menyukai