Laporan Praktikum Percobaan 4 Kimia Organik
Laporan Praktikum Percobaan 4 Kimia Organik
NIM :10413023
Mikrobiologi
Laboratorium Kimia Organik
Program Studi Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung
2014
Kromatografi Kolom dan Kromatografi Lapis Tipis : Isolasi Kurkumin dari
Kunyit (Curcuma longa L) dan Pemisahan Zat Pewarna Makanan
I. TUJUAN
1. Menentukan zat aktif yang terdapat pada kunyit dengan metode kromatografi
lapis tipis
2. Menentukan urutan polaritas zat aktif pada kunyit
3. Menentukan nilai Rf masing-masing fraksi zat aktif kunyit dan Rf komponen warna
pada zat pewarna makanan dengan metode kromatigrafi lapis tipis.
2. Rf Pewarna makanan
a. Rf sampel
Rf1=0.7/3.5=0.2
Rf2=1/3.5=0.29
Rf3=1.6/3.5=0.46
b. Rf fraksi 1=0.6/3.5=0.17
c. Rf fraksi 2=1.9/3.5=0.54
d. Rf fraksi 3=0
V. PEMBAHASAN
Dari hasil kromatografi reparatif pada kunyit, didapat tiga warna yang
merupakan warna dari zat aktif yang didapat dari kunyit yaitu kurkumin (Kuning),
desmetoksi kurkumin(merah), dan bidesmetoksi kurkumin(orange). Hasil
kromatografi tersebut menunjukkan tingkat kepolaran dari tiap-tiap zat aktif yaitu
kurkumin paling nonpolar, dilanjut dengan desmetoksi kurkumim, dan yang paling
polar adalah bidesmetoksi kurkumin. Kepolaran ini disebabkan bentuk rantai
molekul, dimana kurkumin memiliki rantai molekul yang simetris, sehingga tidak
polar.bidesmetoksi yang memiliki kepolaran lebih tinggi dari kurkumin pada proses
ini akan terikat dengan silika yang bersifat polar juga, sehingga tidak naik lebih jauh.
Tingkat kepolaran ini juga ditunjukkan dari hasil Rf yang dihasilkan oleh
senyawa zat aktif dari kunyit, dimana kurkumin memiliki nilai Rf yang paling besar,
dimana semain besar nilai Rf, maka tingkat kepolaran akan semakin rendah.
Pada percobaan yang lain, yaitu kromatografi kolom yang dilakukan pada zat
pewarna makanan, dihasilkan tiga warna penyusun warna ungu (warna zat yang
digunakan pada poses) yaitu warna merah, merah muda, dan biru. Dari hasil
tersebut diperoleh bahwa tingkkat kepolaran meningkat dari warna biru, merah
muda, kemudian merah. Sedangkan dari hasil kromatografi Lapis Tipis pada zat
pewarna menunjukkan hal yang sama.Namun, pada KLT fraksi warna biru, fraksi
warna tidak muncul. Hal ini diakibatkan oleh terlalu sedikitnya warna yang
diteteskan sehingga tidak dapat terbawa sama sekali. Pada pemisahan menggunakan
KLT juga menunjukkan bahwa zat dikatakan tidak tepat murni 100%. Hal ini
disebabkan oleh batas antara warna merah dan merah muda yang kurang begitu
jelas, sehingga tidak dapat dipisahkan dengan sempurna pada proses kromatografi
kolom.
Pada kromatografi ini, pemisahan dilakukan dengan memanfaatkan dua fasa.
Yaitu fasa diam dan fasa gerak. Dalam hal ini, fasa diam adalah Silika. Silika dijadikan
fasa diam karena silika memilikitingkat kepolaran yang tinggi, sehingga dapat
menahan zat-zat polar untuk terbawa bersama fasa gerak. Sebagai fasa gerak,
digunakan CH2Cl2:MeOh=99:1 dan CH2Cl2:MeOH=97:1. Kedua reagen ini digunakan
karena keduanya bersifat nonpolar, sehingga baik untuk mengikat senyawa-senyawa
organik nonpolar agar dapat ditarik ke atas dan menghasilkan noda yang digunakan
untuk menghitung Rf.
Sebelum dilakukan kromatografi, kunyit terlebih dahulu dilarutkan dalan
diklorometana. Diklorometana meruakan pelarut yang baik bagi senyawa-senyawa
organik. Selian itu, ditambahkan pula n-heksana yang berfungsi untuk
menggumpalkan larutan sehingga menjadi agak padat.
VI. KESIMPULAN
1. Pada kunyit terdapat tiga zat aktif yaitu Kurkumin, desmetoksi kurkumin, dan
bidesmetoksi kurkumin
2. Urutan kepolaran pada zat aktif kunyit yaitu bidesmetoksi kurkumin >desmetoksi
kurkumin>kurkumin.
3. Nlai Rf untuk zat aktif kunyit adalah Kurkumin 0.82, desmetoksi kurkumin 0.69,
dan bisdemetoksi kurkumin 0.57. Nilai Rf untuk Komponen zat pewarna adalah
secara berturut-turut 0.2, 0.29, dan 0.46