Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Kromatografi Kolom dan Kromatografi Lapis Tipis : Isolasi Kurkumin dari


Kunyit (Curcuma longa L) dan Pemisahan Zat Pewarna Makanan

Nama : Anwar Fauzi Rakhmat

NIM :10413023

Asisten : Raissa dan Monica Putri

Tanggal Percobaan : 10 Oktober 2014


Shift : Jumat Siang

Mikrobiologi
Laboratorium Kimia Organik
Program Studi Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung
2014
Kromatografi Kolom dan Kromatografi Lapis Tipis : Isolasi Kurkumin dari
Kunyit (Curcuma longa L) dan Pemisahan Zat Pewarna Makanan

I. TUJUAN
1. Menentukan zat aktif yang terdapat pada kunyit dengan metode kromatografi
lapis tipis
2. Menentukan urutan polaritas zat aktif pada kunyit
3. Menentukan nilai Rf masing-masing fraksi zat aktif kunyit dan Rf komponen warna
pada zat pewarna makanan dengan metode kromatigrafi lapis tipis.

II. TEORI DASAR


Kurkumin merupakan komponen zat aktif dari kunyit (Curcuma longa L).
Kurkumin, (E,E) -1,7-bis(4-hidroksi-3-metoksifenil)-1,6-heptadien-3,5-on, biasanya
terdapat pada kunyit sebesar 1.5-2% dari berat kering kunyit.

Kurkumin sendiri dpat dipisahkan dari kunyit menggunakan cara kromatografi.


Kromatografi adalah suatu metode untuk memisahkna senyawa organik dan
anorganik sehingga senyawa tersebut dapat dianalisis dan dipelajari. Kromatografi
merupakan sebuah metode yang baik untuk mengamati dan memisahkan sebuah
larutan dari pelarutnya. Pada kromatografi lais tipis, dignakan sebuah pelat yang
diatasnya terdapat material adsorben yag biasanya adalah silika gel.

III. DATA PENGAMATAN


1. KLT reparatif senyawa kurkumin
Nomor noda Warna
1 Jingga
2 Merah
3 Kuning

2. Rf KLT senyawa kurkumin


Noda Jarak Noda Jarak Total Rf
Sampel 1 0.7 3.5 0.2
2 1.3 0.37
3 2.1 0.6
1 1 0.6 3.5 0.17
2 0 0
3 2 0.57
2 1 0 3.5 0
2 0 0
3 2.4 0.69
3 1 0 3.5 0
2 0 0
3 2.9 0.82

3. Kromatografi kolom zat pewarna makanan


Nomor noda Warna
1 Merah
2 Merah Muda
3 Biru

4. Rf KLT pewarna makanan


Noda Jarak Noda Jarak Total Rf
Sampel 1 0.7 3.5 0.2
2 1 0.29
3 1.6 0.46
1 0.6 3.5 0.17
2 1.9 3.5 0.54
3 0 3.5 0

IV. PENGOLAHAN DATA


1. Rf Senyawa Kurkumin
a. Rf Sampel
Rf1=0.7/3.5=0.2
Rf2=1.3/3.5=0.37
Rf3=2.1/3.5=0.6
b. Rf Fraksi 1
Rf1=0.6/3.5=0.17
Rf2=0
Rf3=2/3.5=0.57
c. Rf Fraksi 2
Rf1=0
Rf2=0
Rf3=2.4/3.5=0.69
d. Rf Fraksi 3
Rf1=0
Rf2=0
Rf3=2.9/3.5=0.82

2. Rf Pewarna makanan
a. Rf sampel
Rf1=0.7/3.5=0.2
Rf2=1/3.5=0.29
Rf3=1.6/3.5=0.46
b. Rf fraksi 1=0.6/3.5=0.17
c. Rf fraksi 2=1.9/3.5=0.54
d. Rf fraksi 3=0
V. PEMBAHASAN
Dari hasil kromatografi reparatif pada kunyit, didapat tiga warna yang
merupakan warna dari zat aktif yang didapat dari kunyit yaitu kurkumin (Kuning),
desmetoksi kurkumin(merah), dan bidesmetoksi kurkumin(orange). Hasil
kromatografi tersebut menunjukkan tingkat kepolaran dari tiap-tiap zat aktif yaitu
kurkumin paling nonpolar, dilanjut dengan desmetoksi kurkumim, dan yang paling
polar adalah bidesmetoksi kurkumin. Kepolaran ini disebabkan bentuk rantai
molekul, dimana kurkumin memiliki rantai molekul yang simetris, sehingga tidak
polar.bidesmetoksi yang memiliki kepolaran lebih tinggi dari kurkumin pada proses
ini akan terikat dengan silika yang bersifat polar juga, sehingga tidak naik lebih jauh.
Tingkat kepolaran ini juga ditunjukkan dari hasil Rf yang dihasilkan oleh
senyawa zat aktif dari kunyit, dimana kurkumin memiliki nilai Rf yang paling besar,
dimana semain besar nilai Rf, maka tingkat kepolaran akan semakin rendah.
Pada percobaan yang lain, yaitu kromatografi kolom yang dilakukan pada zat
pewarna makanan, dihasilkan tiga warna penyusun warna ungu (warna zat yang
digunakan pada poses) yaitu warna merah, merah muda, dan biru. Dari hasil
tersebut diperoleh bahwa tingkkat kepolaran meningkat dari warna biru, merah
muda, kemudian merah. Sedangkan dari hasil kromatografi Lapis Tipis pada zat
pewarna menunjukkan hal yang sama.Namun, pada KLT fraksi warna biru, fraksi
warna tidak muncul. Hal ini diakibatkan oleh terlalu sedikitnya warna yang
diteteskan sehingga tidak dapat terbawa sama sekali. Pada pemisahan menggunakan
KLT juga menunjukkan bahwa zat dikatakan tidak tepat murni 100%. Hal ini
disebabkan oleh batas antara warna merah dan merah muda yang kurang begitu
jelas, sehingga tidak dapat dipisahkan dengan sempurna pada proses kromatografi
kolom.
Pada kromatografi ini, pemisahan dilakukan dengan memanfaatkan dua fasa.
Yaitu fasa diam dan fasa gerak. Dalam hal ini, fasa diam adalah Silika. Silika dijadikan
fasa diam karena silika memilikitingkat kepolaran yang tinggi, sehingga dapat
menahan zat-zat polar untuk terbawa bersama fasa gerak. Sebagai fasa gerak,
digunakan CH2Cl2:MeOh=99:1 dan CH2Cl2:MeOH=97:1. Kedua reagen ini digunakan
karena keduanya bersifat nonpolar, sehingga baik untuk mengikat senyawa-senyawa
organik nonpolar agar dapat ditarik ke atas dan menghasilkan noda yang digunakan
untuk menghitung Rf.
Sebelum dilakukan kromatografi, kunyit terlebih dahulu dilarutkan dalan
diklorometana. Diklorometana meruakan pelarut yang baik bagi senyawa-senyawa
organik. Selian itu, ditambahkan pula n-heksana yang berfungsi untuk
menggumpalkan larutan sehingga menjadi agak padat.

VI. KESIMPULAN
1. Pada kunyit terdapat tiga zat aktif yaitu Kurkumin, desmetoksi kurkumin, dan
bidesmetoksi kurkumin
2. Urutan kepolaran pada zat aktif kunyit yaitu bidesmetoksi kurkumin >desmetoksi
kurkumin>kurkumin.
3. Nlai Rf untuk zat aktif kunyit adalah Kurkumin 0.82, desmetoksi kurkumin 0.69,
dan bisdemetoksi kurkumin 0.57. Nilai Rf untuk Komponen zat pewarna adalah
secara berturut-turut 0.2, 0.29, dan 0.46

VII. DAFTAR PUSTAKA


Mayo, D. W., Pike, R. M., Forbes, D.C. 2011. Microscale Organic Laboratory: with
Multistep and Multiscale Synthesis, 5th Edition. New York: John Wiley &Sons.
Hal:92-100.
Pasto, D., Johnson, C., Miller, M. 1992. Experiments and Techiques in Organic
Chemistry. New Jersey: Prentice Hall Inc. Hal: 60-81, 404-406
Williamson. 1999. Macroscale and Microscale Organic Experiments, 3rd Edition.
Boston:-. Hal: 160-166, 704-706
http://id.wikipedia.org/wiki/Kurkumin [tanggal diakses 15 Oktober 2014, 5:41]
http://shinysunshine.files.wordpress.com/2009/11/kromatografi-kolom-dan-klt-
isolasi-kurkumin-dari-kunyit.pdf [tanggal diakses 15 Oktober 2014, 4:27]

Anda mungkin juga menyukai