Anda di halaman 1dari 67

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi informasi dewasa ini telah berkembang seiring dengan

kebutuhan manusia. Teknologi informasi telah menjadi fasilitas utama bagi

kegiatan berbagai sektor kehidupan dimana teknologi informasi memberikan andil

besar terhadap perubahan-perubahan ilmu teknologi yang semakin berkembang.

Tidak terkecuali sangat besar manfaat dirasakan oleh perusahaan-perusahaan

yang telah menerapkan teknologi informasi sebagai fasilitas utama dalam

menjalankan roda perusahaan. Teknologi informasi memudahkan dalam

pengelolaan sumber daya pada perusahaan yang terintegrasi. ERP (Enterprise

Resource Planning) adalah salah satu bentuk inovasi teknologi informasi yang

digunakan untuk memudahkan dalam pengelolaan sumber daya dalam sebuah

perusahaan. ERP (Enterprise Resource Planning) adalah perencanaan sumber daya

perusahaan, yaitu sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur

maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis

yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan

bersangkutan .Sistem ERP ini adalah jawaban bagi para pelaku usaha untuk

diterapkan pada perusahaan yang dikelolanya.

PT. Cahaya Benteng Mas adalah salah satu perusahaan yang bergerak di

bidang industri konstruksi baja ringan dan lembaran plat baja yang telah

menerapkan sistem pengelolaan sumber daya terintegrasi. Sebagai bentuk optimal

dalam menunjang kinerja para karyawannya, perusahaan ini menerapkan sistem

1
2

pengelolaan sumber daya terintegrasi dengan tujuan agar mempermudah dalam

penciptaan produk perusahaan mulai dari pemesanan bahan produksi, fasilitas

produksi sampai tercipta produk jadi yang siap ditawarkan kepada pelanggan.

Sistem ERP yang digunakan pada perusahaan ini adalah Microsoft Dynamic

AX. Yaitu sistem ERP yang berlisensi Microsoft yang dalam pembuatannya

sebenarnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian pada perusahaan. Pada

prosesnya ternyata masih terdapat beberapa kelemahan yang dirasakan oleh

beberapa user terkait. Salah satunya adalah proses estimasi oleh seorang estimator

untuk memastikan bahwa kuantitas bahan yang diperlukan sesuai dengan kuantitas

bahan order produksi. Proses ini dirasa masih kurang efektif, karena proses estimasi

yang dilakukan oleh seorang estimator belum terhubung secara langsung dengan

sistem yang sedang berjalan dan juga pemilihan bahan yang digunakan pun masih

dipilih secara acak oleh estimator dengan melihat ketersediaan bahan pada sistem.

Dengan demikian, penulis memutuskan untuk menyusun Laporan Kerja

Praktek dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Estimasi Bahan Baku

Produksi pada PT. Cahaya Benteng Mas.”

1.2 Identifikasi Masalah

Masalah merupakan kesenjangan antara pencapaian kinerja yang diharapkan

dengan pencapaian kinerja saat ini. Beberapa masalah yang terlihat oleh penulis

pada sistem ERP yang diterapkan pada perusahaan PT. Cahaya Benteng Mas.

1. Sering terjadinya ketidakakuratan dalam proses estimasi bahan baku untuk

proses produksi oleh estimator.


3

2. Proses estimasi yang belum terhubung secara langsung dengan sistem yang

berjalan saat ini.

3. Proses pencarian data penunjang penerbitan order produksi kurang efektif

karena berada pada form yang berbeda.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasakan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan

di atas, maka rumusan masalahnya adalah :

1. Bagaimana merancang sistem informasi estimasi bahan baku produksi yang

efektif dan akurat ?

2. Bagaimana merancang sistem informasi estimasi bahan baku produksi yang

terintegrasi dengan sistem dan database terpusat?

3. Bagaimana merancang sistem informasi estimasi bahan baku produksi yang

dapat menampilkan data penunjang penerbitan order produksi dalam satu

form?

1.4 Pembatasan Masalah

Agar pembahasan yang dilakukan tidak terlalu meluas dan terarah dari

permasalahan yang ada dan agar analisa dan kesimpulan yang dihasilkan lebih

terfokus dan tepat, maka penulis memberikan batasan-batasan masalah antara lain:

1. Sistem informasi estimasi ini akan dirancang dengan menggunakan DBMS

Mysql yang di dalamnya terdiri dari tabel estimator, bahan, customer, sales

dan order produksi.


4

2. Sistem informasi estimasi ini akan dirancang dengan menggunakan bahasa

pemrograman delphi 7 yang mempunyai dasar bahasa pascal.

3. Tampilan form yang akan dirancang terdiri dari form login, tampilan data

bahan, tampian data order produksi, tampilan estimasi dan tampilan terbit

order produksi.

4. Bentuk keluaran dari sistem informasi estimasi ini adalah berupa order

produksi yang siap diterbitkan dan dikirim ke bagian produksi.

1.5 Tujuan dan Manfaat Kuliah Kerja Praktek (KKP)

1.5.1 Tujuan Kuliah Kerja Praktek (KKP)

Tujuan dari Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini adalah sebagai berikut :

a. Membandingkan antara teori yang dipelajari dibangku kuliah dengan

penerapannya di lapangan.

b. Menggali permasalahan yang terjadi di lapangan berkaitan dengan penerapan

teknologi informasi.

c. Menemukan konsep solusi untuk menyelesaikan masalah yang ada.

1.5.2 Manfaat Kuliah Kerja Praktek (KKP)

a. Manfaat Bagi Penulis

Hasil dari Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini diharapkan penulis dapat

mendapatkan pengetahuan dan wawasan mengenai masalah Teknologi

Informasi dalam penerapannya di lapangan / perusahaan.


5

b. Manfaat Bagi Perusahaan

Dengan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini diharapkan penulis dapat

membantu perusahaan untuk menyelesaikan masalah dalam penerapan

Teknologi Informasi.

c. Manfaat Bagi Akademis

Dengan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini diharapkan penulis dapat

menerapkan ilmu yang didapat di bangku kuliah pada lapangan pekerjaan.

1.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah sebuah cara yang dilakukan oleh penulis

dalam mengumpulkan data terkait penyelesaian masalah yang akan dilakukan.

Metode yang dilakukan oleh penulis adalah metode deskriptif, yaitu metode

pencarian fakta yang menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah.

Metode yang digunakan penulis pada saat pengumpulan data adalah:

a. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di antara yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan (Sugiyono

2013:145). Observasi yang dilakukan penulis adalah dengan cara mengamati

secara langsung terhadap situasi permasalahan yang terjadi, yaitu dengan

mengamati langsung alur proses sistem ERP pada PT. Cahaya Benteng Mas.
6

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu

masalah tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan di mana dua orang

atau lebih berhadapan secara fisik (Gunawan 2013:16). Teknik pengumpulan

data yang dilakukan penulis yaitu dengan cara tanya jawab secara langsung

dengan pihak staff IT, estimator dan user terkait.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan mengenai pembahasan hasil kerja praktek yang

dilakukan penulis ini terbagi ke dalam beberapa bab yang akan dibahas,

diantaranya:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan mengenai latar belakang pemilihan judul, identifikasi

masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat kerja praktek,

metodologi penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan mengenai teori-teori yang melandasi penyusunan

laporan penelitian, yang diambil dari buku-buku dan internet yang tentunya

membahas tentang sistem nformasi estimasi serta menjelaskan tentang sumber-

sumber yang dipakai oleh penulis dalam menyelesaikan permasalahan beserta

pengertian-pengertian yang mendukung pembuatan perancangan sistem.


7

BAB III : HASIL DAN BAHASAN

Pada bab ini berisi profil perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur

organisasi, serta penganalisaan terhadap prosedur sistem yang berjalan, flowchart

sistem yang berjalan, diagram konteks, diagram zero, normalisasi, entity

relationship diagram, kamus data, HIPO, perancangan program, spesifikasi

software dan hardware serta dokumen-dokumen terkait dengan sistem informasi

yang sedang diamati.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil penulisan KKP sebagai

jawaban dari perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, selain

itu juga berisi saran untuk perbaikan dan menindaklanjuti hasil KKP.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Judul

2.1.1 Sistem

Pada dasarnya sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu

dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu

(Sutabri, 2012:6). Sementara menurut Azhar Susanto (2013:22) sistem adalah

kumpulan atau group dari bagian atau komponen apapun baik fisik ataupun non

fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis

untuk mencapai satu tujuan tertentu.

a. Elemen Sistem

Tidak semua sistem memiliki kombinasi elemen-elemen yang sama, tetapi

susunan dasarnya sama (Yakub 2012:3). Elemen – elemen yang terdapat dalam

sistem ditandai dengan adanya :

1) Tujuan

Tujuan ini menjadi motivasi yang mengarahkan pada sistem, karena tanpa

tujuan yang jelas sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali.

2) Masukan

Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem

dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. Masukan dapat berupa hal-hal

berwujud maupun yang tidak berwujud. Masukan berwujud adalah bahan mentah,

sedangkan yang tidak berwujud adalah informasi. Proses merupakan elemen yang

8
9

bertugas melakukan perubahan atau transformasi dari masukan atau data menjadi

keluaran atau informasi yang berguna dan lebih bernilai.

3) Keluaran

Keluaran (output) merupakan hasil dari input yang sudah dilakukan

pemerosesan sistem dan keluaran dapat menjadi masukan untuk subsistem lain.

4) Batasan

Batasan (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah diluar

sistem. Selain itu juga sebagai batasan – batasan dari tujuan yang akan dicapai oleh

sistem. Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan

sistem.

5) Umpan Balik

Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan masukan maupun proses.

Umpan balik juga bertugas mengevaluasi bagian dari output yang dikeluarkan.

Tujuannya untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.

6) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem.

b. Klasifikasi Sistem

Menurut Yakub (2012 : 4) pada buku Pengantar Sistem Informasi, Sistem

dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya :


10

1) Sistem abstrak (abstract system)

Sistem Abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak

tampak secara fisik. Sistem teologia yang berisi gagasan tentang hubungan manusia

dengan Tuhan merupakan contoh abstract system.

2) Sistem fisik (physical system)

Sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik, Sistem komputer, sistem

akuntansi, sistem produksi, sistem sekolah, dan sistem transportasi merupakan

contoh physical system.

3) Sistem tertentu (deterministic system)

Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat

diprediksi, interaksi antara bagian dapat dideteksi dengan pasti sehingga

keluarannya dapat diramalkan. Sistem komputer sudah diprogramkan, merupakan

contoh deterministic system karena program komputer dapat diprediksi dengan

pasti.

4) Sistem tak tentu (probabilistic system)

Sistem tak tentu adalah suatu sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat

diprediksikan karena mengandung unsur probabilitas. Sistem arisan merupakan

contoh probabilistic system karena sistem arisan tidak dapat diprediksikan dengan

pasti.

5) Sistem tertutup (close system)

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau

energi dengan lingkungan. Sistem ini tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh

lingkungan, misalnya reaksi kimia dalam tabung terisolasi.


11

6) Sistem terbuka (open system)

Sistem ini adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan

dipengaruhi oleh lingkungan. Sistem perdagangan merupakan contoh open system,

karena dapat dipengaruhi oleh lingkungan.

2.1.2 Informasi

Yakub (2012:8) pada buku Pengertian Sistem Informasi telah mengemukakan

bahwa informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk lebih berguna dan lebih

berarti bagi yang menerimanya. Sedangkan Menurut Tata Sutabri (2012:22) pada

buku Analisis Sistem Informasi, Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan

atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan

keputusan.

a. Kualitas Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012:33-34) pada buku Analisis Sistem Informasi,

Kualitas dari suatu informasi tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus akurat

(accurate), tepat waktu (timeliness), dan relevan (relevance).

1) Akurat (accuracy)

Informasi harus bebas dari kesalahan – kesalahan dan tidak menyesatkan.

Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

2) Tepat waktu (Time Lines)

Informasi yang datang kepada penerima tidak boleh terlambat. Informasi

yang sudah usang tidak mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan suatu
12

landasan dalam mengambil sebuah keputusan dimana bila pengambilan keputusan

terlambat maka akan berakibat fatal untuk organisasi.

3) Relevan (relevance)

Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi

informasi untuk setiap orang berbeda. Menyampaikan informasi tentang penyebab

kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan tentunya kurang relevan.

Akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya

informasi mengenai harga pokok produksi disampaikan untuk ahli teknik

merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan sangat relevan untuk seorang

akuntan perusahaan.

2.1.3 Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi

organisasi yang bersifat manajerial dalam kegiatan strategi dari suatu organisasi

untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan – laporan yang

diperlukan (Tata Sutabri, 2012:38). Sistem informasi juga dapat diartikan sebagai

sistem yang dapat didefinisikan dengan mengumpulkan, memperoses, menyimpan,

menganalisis, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Seperti sistem lainnya,

sebuah sistem informasi terdiri atas input (data, instruksi) dan output (laporan,

kalkulasi) (Sutarman 2012:13). Sementara menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin

(2013:13) sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut :


13

1) Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-

komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan

informasi.

2) Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan

memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan atau untuk

mengendalikan organisasi.

3) Suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan

pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan

strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan

laporan-laporan yang diperlukan.

2.1.4 Analisa Sistem Informasi

Analisa sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem

yang ada, dengan menganalisa jabatan dan uraian tugas (business users), proses

bisnis (business prosess), ketentuan atau aturan (business rule), masalah dan

mencari solusinya (business problem and business soulution), dan rencana-rencana

perusahaan (business plan) (Yakub 2012:142).

Di dalam tahap analisa sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus

dilakukan oleh seorang analis sistem, diantaranya adalah:

1) Identify, yaitu proses yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah.

2) Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.

3) Analysis, yaitu melakukan analisa terhadap sistem.


14

4) Report, yaitu membuat laporan dari hasil analisis yang telah dilakukan dalam

kurun waktu tertentu.

2.2 Teori Perancangan Sistem

Perancangan sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan,

dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen terpisah ke dalam satu

kesatuan yang utuh dan berfungsi (Yakub, 2012:145).

2.2.1 Perancangan Terstruktur

Teknik terstruktur merupakan pendekatan formal untuk memecahkan

masalah-masalah dalam aktivitas bisnis menjadi bagian-bagian kecil yang dapat

diatur dan berhubungan untuk kemudian dapat disatukan kembali menjadi satu

kesatuan yang dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah.

Perancangan terstruktur merupakan aktivitas mentransformasikan hasil

analisis kedalam suatu perencanaan untuk dapat diimplementasikan

(diotomasikan). Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan

teknik-teknik (techniques) yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem,

sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan diperoleh sistem yang

strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.

Melalui pendekatan terstruktur, permasalahan yang komplek di organisasi

dapat dipecahkan dan hasil dari sistem akam mudah untuk dipelihara, fleksibel,

lebih memuaskan pemakainya, mempunyai dokumentasi yang baik, tepat waktu,


15

sesuai dengan anggaran biaya pengembangan, dapat meningkatkan produktivitas

dan kualitasnya akan lebih baik(bebas kesalahan).

2.2.2 Data Flow Diagram (DFD)

Sutabri (2012:116), Data Flow Diagram adalah suatu network yang

menggambarkan suatu system automata atau komputerisasi, manualisasi, atau

gabungan dari keduanya, yang penggambaranya disusun dalam bentuk kumpulan

komponen sistem yang saling berhubungan sesuai aturan mainya.

DFD dapat digunakan untuk menyajikan sebuah sistem atau perangkat lunak pada

setiap tingkat abstraksi. Notasi yang digunakan untuk membuat suatu DFD

diilustrasikan pada tabel 2.1 berikut :

Tabel 2.1 Simbol dan keterangan simbol Data Flow Diagram


NOTASI KETERANGAN
Proses atau fungsi atau prosedur; pada pemodelan
perangkat lunak yang akan diimplementasikan dengan
pemograman terstruktur, maka pemodelan notasi inilah
yang harusnya menjadi fungsi atau prosedur di dalam
kode program
Catatan:
Nama yang diberikan pada sebuah proses biasanya
berupa kata kerja
File atau basis data atau penyimpanan (storage) ; pada
pemodelan perangkat lunak yang akan diimplementasikan
dengan pemograman terstruktur, maka pemodelan notasi
inilah yang harusnya dibuat menjadi tabel-tabel basis data
yang dibutuhkan, tabel-tabel ini juga harus sesuai dengan
perancangan tabel-tabel basis data (Entity Relationship
Diagram (ERD), Conceptual Data
Model (CMD), Physical Data Model ( PDM ))

Catatan:
Nama yang diberikan pada sebuah penyimpanan biasanya
kata benda
16

Entitas luar (external entity) atau masukan (input) atau


keluaran (output) atau orang yang memakai atau
berinteraksi dengan perangkat lunak yang dimodelkan
atau sistem lain yang terkait dengan aliran data dari
sistem yang dimodelkan

Catatan:
Nama yang digunakan pada masukan (input) atau
keluaran (output) biasanya berupa kata benda
Aliran data; merupakan data yang dikirm antar proses,
dari penyimpanan ke proses, atau dari proses ke masukan
(input) atau keluaran (output)

Catatan:
Nama yang digunakan pada aliran data biasanya berupa
kata benda, dapat diawali dengan kata data misalnya
“data siswa” atau tanpa kata data misalnya “siswa”
Sumber : Sukamto dan Shalahuddin (2014:71)

Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2014:72), berikut ini adalah tahapan-

tahapan perancangan dengan menggunakan DFD:

1. Diagram Konteks

Diagram konteks menggambarkan ruang lingkup sistem untuk memberikan

pandangan umum sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari

DFD.

2. Diagram Zero

Tingkat yang lebih bawah dari diagram konteks adalah diagram zero atau

DFD level 0. Diagram zero menggambarkan proses–proses utama dari sistem.

3. Diagram Level n

Diagram level n adalah hasil dekomposisi dari diagram zero. Diagram level

n menjelaskan prosese secara lebih terperinci. Diagram level 1 merupakan

turunan langsung dari diagram zero, artinya diagram level 1 berada satu
17

tingkat lebih rendah dari diagram zero. Apabila diagram level 1 ini diuraikan

lagi, maka akan terbentuk diagram level 2, dan seterusnya.

2.2.3 Flowchart

Menurut Romney dan Steinbart (2012:163) bagan alir (flowchart) adalah

suatu teknik analitis yang digunakan untuk menggambarkan beberapa aspek pada

sistem informasi ke dalam suatu cara yang jelas, ringkas, dan logis.

Berikut adalah simbol-simbol pada flowchart :

Tabel 2.2 Simbol-simbol flowchart


No Simbol Flowchart Keterangan

1 Simbol titik terminal yang digunakan


untuk menunjukkan awal dan akhir
dari suatu proses.
2. Simbol proses digunakan untuk
mewakili suatu proses.

3. Simbol input atau output yang


digunakan untuk mewakili suatu
proses.
4. Simbol keputusan yang digunakan
untuk menunjukkan penyeleksian
kondisi di dalam program.
5. Simbol proses terdefenisi digunakan
untuk memununjukkan suatu operasi
yang rinciannya ditunjukkan di
tempat lain.
6. Simbol connector, suatu prosedur
akan masuk atau keluar melalui
simbol ini dalam lembar yang sama.

7. Simbol Document, merupakan


symbol untuk data berbentuk kertas
informasi.
8. Simbol Off-page-connector,
merupakan simbol masukkanatau
keluarannya suatu prosedur pada
lembar kertas lainnya.
18

9. Simbol untuk output, yang


ditunjukkan ke suatu device, seperti
printer, plotter, monitor dll.
10. Arus/Flow dari pada prosedur yang
dapat dilakukan dari atas kebawah,
dari bawah keatas, dari kiri kekanan
ataupun dari kanan kekiri.
11. Simbol storage, untuk menyediakan
tempat dalam dalam pengolahan dan
penyimpanan data.

2.2.4 Hierarchy Plus Input Process Output (HIPO)

Praptiningsih (2012:03) mengemukakan bahwa HIPO (Hirarchy Input

Process Output) yaitu alat bantu yang digunakan untuk membuat spesifikasi

program yang merupakan struktur yang berisi diagram dimana di dalam program

ini berisi input yang diproses dan menghasilkan output.

Beberapa perancangan bahasa pemograman dapat dijabarkan dengan

menggunakan HIPO. HIPO mempunyai dua elemen penting yaitu :

1) Hierarchy Diagrams

2) Input-Process-Output Diagrams.

Hirarki diagram bertujuan untuk melihat hubungan yang terdapat didalam

modul atau pada sub program. Pada gambar di bawah ini merupakan contoh

dari hirarki diagram :


19

Gambar 2.3 Contoh hirarki diagram

2.3 Teori Basis Data

2.3.1 Pengertian Basis Data

Menurut Sutarman (2012:15), database adalah sekumpulan file yang saling

berhubungan dan terorganisasi atau kumpulan record-record yang menyimpan data

dan hubungan diantaranya. Database juga didefinisikan sebagai sekumpulan data

store (bisa dalam jumlah yang sangat besar) yang tersimpan dalam magnetic disk,

optical disk, magnetic drum, atau media penyimpanan sekunder lainnya

(Ladjamudin 2013:129). Begitu juga telah dikemukakan oleh Yakub (2012:51-53),

bahwa basis data adalah sebagai markas atau gudang, bersarang atau berkumpul

dalam suatu database. Prinsip utama basis data adalah pengaturan data dengan

tujuan utama fleksibilitas dan kecepatan dalam pengambilan data kembali. Adapun

tujuan basis data diantaranya sebagai efisisensi yang meliputi speed, space dan
20

accuracy, menangani data dalam jumlah besar, kebersamaan pemakaian, dan

meniadakan duplikasi.

2.3.2 Manfaat Basis Data

Beberapa manfaat basis data adalah untuk kecepatan dan kemudahan, efisien

ruang penyimpanan, keakuratan, ketersediaan, kelengkapan, keamanan, dan

kebersamaan (Yakub:2012).

a. Kecepatan dan kemudahan, pemanfaatan basis data memungkinkan untuk

dapat menyimpan, mengubah, dan menampilkan kembali data tersebut

dengan lebih cepat dan mudah.

b. Efisisensi ruang penyimpanan, dengan basis data efisiensi/optimalisasi

penggunaan ruang penyimpanan dapat dilakukan, karena penekanan jumlah

redudansi data, baik dengan sejumlah pengkodean.

c. Keakuratan, pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan

tipe, domain, dan keunikan data dapat diterapkan dalam sebuah basis data.

d. Ketersediaan, dapat memilah data utama, transaksi, data histori hingga data

kadaluarsa.

e. Kelengkapan, lengkap atau tidaknya data dalam sebuah basis data bersifat

relatif.

f. Keamanan, untuk menentukan siapa-siapa yang berhak menggunakan basis

data berserta objek-objek didalamnya dan menetukan jenis-jenis operasi apa

saja yang boleh dilakukan.


21

g. Kebersamaan pemakai, basis data dapat digunakan oleh beberapa pemakai

dan beberapa lokasi. Basis data yang dikelola oleh sistem yang mendukung

multi user dapat memenuhi kebutuhan, akan tetapi harus menghindari

inkonsistensi data.

2.3.3 Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD adalah diagram yang memperlihatkan entitas-entitas yang terlibat dalam

suatu sistem serta hubunngan-hubangan antar relasi antar entitas terebut

(Fathansyah, 2012: 79). Adapun kompnen-komponen yang digunakan dlam ERD

untuk menggambarkan hubungan antar data yaitu :

a. Entitas adalah suatu objek yang dapat diidentifikasi dalam lingkungan

pemakai, sesuatu yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang akan

dibuat. Sebagai contoh pelanggan, pekerja dan lain-lain.

b. Atribut berfungsi endeskripsikan karakter entiti. Misalnya atribut nama

pekerja dari entiti pekerja. Setiap entiti bisa terdapat lebih dari satu atribut.

c. Relationship atau hubungan. Sebagaimana halnya entiti maka dalam

hubunganpun harus dibedakan antara hubungan antar entiti dengan isi dari

hubungan itu sendiri. Misalnya dalam kasus hubungan antara entiti siswa dan

entiti mata_kuliah adalah mengikuti. Sedangkan isi hubungannya dapat

berupa nilai_ujian.
22

Simbol-simbol yang digunakan dalam ERD

Tabel 2.4 Simbol-simbol Entity Relationship Diagram


Simbol Keterangan

Entitas
Melambangkan himpunan entitas.

Relasi
Melambangkan himpunan relasi.

Penghubung
Melambangkan penghubung antara
himpunan relasi dengan himpunan
entitas dan himpunan entitas dengan
atributnya.
Sumber : Fathansyah (2012: 80)

Jenis-jenis relationship

a. One – to – one

Contoh:

1 1
Mahasiswa Memiliki IdCard

Gambar 2.5 ERD one-to-one


Sumber: Fathansyah (2012)

1) Setiap mahasiswa memiliki satu id card.

2) Satu id card hanya dimiliki oleh satu mahasiswa.


23

b. One – to – many (1:M atau M:1)

Contoh:

1 M
Pembimbing Memiliki Mahasiswa
Akademik

Gambar 2.6 ERD one-to-many


Sumber: Fathansyah (2012)

1) Pembimbing akademik memiliki banyak mahasiswa.

2) Satu mahasiswa hanya memiliki satu pembimbing akademik.

c. Many – to – many (M:M)

Contoh:

M M
Mahasiswa Memiliki Matakuliah

Gambar 2.7 ERD many-to-many


Sumber: Fathansyah (2012)

1) Mahasiswa memiliki banyak matakuliah.

2) Matakuliah dimiliki oleh banyak mahasiswa.

2.3.4 Normalisasi

Fathansyah (2012:39) mengemukakan, normalisasi merupakan peralatan

yang digunakan untuk melakukan proses pengelompokan data menjadi tabel-tabel

yang menunjukan entitas dan relasinya. Dalam proses normalisasi, persyaratan

sebuah tabel masih harus dipecah didasarkan adanya kesulitan kondisi

pengorganisasian data seperti untuk menambah atau menyisipkan, manghapus atau


24

mengubah, serta pembacaan dari data tabel tersebut. Bila masih ada kesulitan, maka

tabel harus dipecah menjadi beberapa lagi, dan dilakukan proses normalisasi

kembali sampai diperoleh tabel yang optimal.

Tahapan dalam normalisasi :

a. Bentuk Unnormal

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada

keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau

terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya.

b. Normal pertama (1NF)

Hilangkan semua kelompok data yang berulang (repeating group) dan

menentukan primary-key. Hasilnya adalah relasi dibagi-bagi menjadi relasi

yang lebih sederhana.

c. Normal kedua (2NF)

Semua non-key atribute (field yang bukan record) harus full dependent

kepada primary-key. Jika terjadi relasi yang lain maka dibuat relasi yang baru.

d. Normal ketiga (3NF)

Hilangkan transive dependency, yaitu sebuah non-key atribute yang

tergantung pada non-key atribute yang lain dalam satu relasi.

2.3.5 Kamus Data

Kamus data adalah kumpulan daftar elemen data yang mengalir pada sistem

perangkat lunak sehingga masukan (input) dan keluaran (output) dapat dipahami
25

secara umum (memiliki standar cara penulisan) (Sukamto dan Shalahuddin

2014:73).

Sukamto dan Shalahuddin (2014:73) menjelaskan simbol-simbol yang

digunakan dalam kamus data, yaitu :

Tabel 2.8 simbol kamus data


NO SIMBOL ARTI

1 = Disusun atau terdiri atas

2 + Dan

3 [|] Baik...atau...

4 {}n n kali diulang / bernilai banyak

5 () Data operasional

6 *...* Batas komentar


Sumber: Sukamto dan Salahudin (2014:73)

Kamus data pada DFD nanti harus dapat dipetakan dengan hasil perancangan

basis data yang dilakukan sebelumnya. Jika ada kamus data yang tidak dapat

dipetakan pada tabel hasil perancangan basis data berarti hasil perancangan basis

data dengan perancangan dengan DFD masih belum sesuai, sehingga harus ada

yang diperbaiki baik perancangan basis datanya, perancangan DFD-nya, atau

keduanya.

2.4 Teori Bahasa Pemrograman

Menurut dipraja (2014:26), programming language (bahasa pemrograman)

merupakan suatu sintak untuk mendefinisikan program komputer, bahasa ini


26

memungkinkan seorang programmer dapat membuat suatu program aplikasi,

contohnya: borland delphi.

2.4.1 Tingkatan Bahasa Pemrograman

Menurut Munir (2013: 13) Bahasa pemrograman dibagi menjadi 4 tingkatan

yaitu:

a. Bahasa Mesin (Machine Language)

Bahasa pemrograman yang hanya dapat dimengerti oleh mesin

komputer yang didalamnya terdapat Central Processing Unit (CPU) yang

hanya mengenal dua keadaan yang berlawanan, yaitu:

a. Bila terjadi kontak atau ada arus bernilai 1.

b. Bila tidak terjadi kontak atau arus bernilai 0.

b. Bahasa Tingkat Rendah (Low Level Language)

Karena banyak keterbatasan yang dimiliki bahasa mesin maka

dibuatlah simbol yang mudah diingat yang disebut dengan mnemonic

(pembantu untuk mengingat). Contoh : Bahasa Assembler, yang dapat

menerjemahkan mnemonic.

c. Bahasa Tingkat Menengah (Middle Level Language)

Bahasa pemrograman yang menggunakan aturan-aturan gramatikal

dalam penulisan pernyatannya, mudah untuk dipahami, dan memiliki

instruksi-instruksi tertentu yang dapat langsung diakses oleh komputer.

Contoh: Bahasa C
27

d. Bahasa Tingkat Tinggi (High Level Language)

Bahasa pemrograman yang dalam penulisan pernyataannya mudah

dipahami secara langsung.

1) Bahasa Berorientasi pada Prosedur (Procedure Oriented Language)

Contoh: Fortran, Pascal, Basic, Cobol.

2) Bahasa Berorientasi pada Masalah (Problem Oriented Language)

Contoh: Report Program Generator (RPG).

e. Bahasa Berorientasi Objek (Object Oriented Language)

Bahasa pemrograman ini mengandung fungsi-fungsi untuk

menyelesaikan suatu permasalahan dan programmer tidak harus menulis

secara detail semua pernyataannya, tetapi cukup memasukan kriteria-kriteria

yang dikehendaki saja. Contoh : Visual dBase, Visual FoxPro, Delphi, Visual

C, Visual Basic.

2.4.2 Borland Delphi

a. Sejarah Borland Delphi

Menurut kusnassriyanto (2012:1), pada awalnya delphi adalah proyek rahasia

di borland yang berevolusi menjadi sebuah produk yang disebut AppBuilder. Sesaat

sebelum rilis pertama dari borland, novell appbuilder dirilis sehingga borland harus

memberikan nama baru untuk proyek tersebut. Salah satu tujuan asli dari delphi

pada waktu itu adalah untuk menyediakan konektivitas database untuk

programmer sebagai fitur kunci dan database yang paling populer pada waktu itu

adalah oracle.
28

Menurut kusnassriyanto (2012: 2-3), delphi yang pertama dirilis yaitu delphi

1 (1995), untuk windows 3.1 (16 bit). Setahun kemudian delphi 2 versi 32 bit yang

kompatibel dengan windows 95, kemudian secara periodik setiap tahun delphi

mengeluarkan versi terbaru, dan ketika buku ini ditulis, delphi XE2 sudah

diumumkan dan akan segera dirilis.

b. Kelebihan Borland Delphi

Menurut Kusnassriyanto (2012:3-4), kelebihan borland delphi yaitu:

1. Kemudahan penyusunan user interface.

2. Bahasa object pascal.

3. Dapat membuat program yang sangat ringan menggunakan installer atau

bahkan tanpa installer sama sekali.

4. Ukurannya kecil sehingga distribusinya akan jauh lebih baik.

c. Delphi 7

Menurut ichwan (2012:80), delphi 7 merupakan bahasa pemrograman yang

dikeluarkan pada bulan agustus tahun 2002 oleh borland software corporation,

sebuah perusahaan perangkat lunak komputer yang berkantor pusat di Austin,

Texas. Walaupun perkembangan delphi sudah sangat pesat masih banyak

pengembang aplikasi yang menggunakan delphi 7, alasannya yaitu delphi 7 masih

sangat memadai dan mempunyai kestabilan yang prima serta kebutuhan akan

perangkat keras yang tidak terlalu tinggi.


29

2.5 Teori Bisnis Proses

2.5.1 Estimasi

Estimasi merupakan suatu perkiraan, tetapi dengan menggunakan teknik-

teknik tertentu (Diana Khairani Sofyan 2015:13). Peramalan adalah pernyataan

mengenai nilai yang akan datang dari variabel. Prediksi yang lebih baik dapat

menjadi keputusan dengan menggunakan banyak informasi (David Wijaya dan

Hirson Kurnia 2014:76).

2.5.2 Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan mentah yang menjadi dasar pembuatan suatu

produk yang mana bahan tersebut dapat diolah melalui proses tertentu untuk

dijadikan wujud yang lain (Freddy Rangkuti, 2013). Adapun jenis-jenis dari bahan

baku antara lain :

a. Bahan Baku Langsung

Bahan baku langsung atau direct material adalah semua bahan baku yang

merupakan bagian daripada barang jadi yang di hasilkan. Biaya yang di

keluarkan untuk membeli bahan baku langsung ini mempunyai hubungan

yang erat dan sebanding dengan jumlah barang jadi yang di hasilkan.

b. Bahan Baku Tidak Langsung

Bahan baku tidak langsung atau disebut juga dengan indirect material, adalah

bahan baku yang ikut berperan dalam proses produksi tetapi tidak secara

langsung tampak pada barang jadi yang di hasilkan.


30

2.5.3 Produksi

Produksi adalah suatu yang dihasilkan oleh perusahaan baik bentuk barang

(goods) maupun jasa (service) dalam suatu periode waktu yang selanjutnya dihitung

sebagai nilai tambah bagi perusahaan (Irham Fahmi 2012:2).

2.5.4 Estimasi Bahan Baku Produksi

Berdasarkan instruksi kerja pada peraturan perusahaan mengenai estimasi

bahan baku produksi oleh estimator pada department PPIC, terdapat beberapa faktor

yang harus diperhatikan, diantaranya yaitu :

1) Estimasi dilakukan setelah diterimanya PO customer.

2) Rumusan penghitungan estimasi adalah sebagai berikut :

Kuantitas Bahan (kg) = Total Panjang Produk (m) * Berat Jenis Bahan (kg/m)

Total Panjang = Jumlah Produk * Panjang Produk

Berat Jenis = Berat Jenis (/m2) * Lebar Bahan

3) Pengecekan ketersediaan bahan yang sesuai.


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Profil Perusahaan

PT. Cahaya Benteng Mas awalnya adalah sebuah bisnis perorangan yang

dirintis oleh Bpk. Indra Tio pada tahun 1971. Dimulai dengan hanya memasarkan

produk seng galvanis untuk ducting AC di seputaran Jakarta. Sampai tahun 1981

maka didirikanlah sebuah badan usaha dengan nama PT Cahaya Benteng Mas untuk

lebih mengembangkan bisnis yang telah dijalankan selama ini.

Seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan usaha yang dijalankan dan

melihat peluang yang ada masih terbuka luas, maka pada tahun 1994 CBM mulai

memasuki era Manufacturing. Di awali dengan membeli sebidang tanah di kawasan

industri Cikarang dan mendatangkan mesin atap dan mesin shearing pada tahun

yang sama. Maka dimulailah era manufacturing dengan produk pertamanya berupa

atap dan dinding gelombang.

Sejak saat itu CBM terus mengeluarkan produk baru untuk melayani

kebutuhan pasar yang terus bertumbuh. Di antaranya Seng Super KOALA &

KOALAMAS, Penyangga Lantai Cor CBMDECK, Rangka Atap Baja Ringan

CBMTRUSS, Rangka Plafond CBMHOLLOW, dan Genteng Metal CBMTILE.

Meskipun sudah memasuki era Manufacturing namun bisnis Trading tetap

dijalankan hingga saat ini.

Mulai saat itu produk-produk CBM mulai menyebar ke seluruh Indonesia. Di

mulai pada tahun 1995, dengan membuka kantor cabang di Bandung yang

kemudian terus berkembang hingga pada tahun 2010 CBM membangun kantor,

31
32

pabrik dan gudang di Bandung. Dilanjutkan dengan membangun kerjasama

distribusi pemasaran bersama para mitra di seluruh Indonesia yang hingga kini

produk-produk CBM telah tersebar hingga di seluruh pelosok wilayah Indonesia.

3.1.1 Visi Dan Misi

Visi dan misi adalah acuan yang digunakan untuk pengembangan perusahaan

dalam jangka panjang dalam upaya memperoleh masa depan yang lebih baik.

Visi merupakan cita – cita yang ingin dicapai oleh perusahaan yang harus

dijadikan pendorong untuk maju dalam waktu yang terbatas. Misi adalah tugas yang

diemban oleh perusahaan yang harus dipegang dan diletakkan sebagai nilai-nilai

dasar dalam melakasanakan kegiatan perusahaan. Berikut adalah visi dan misi PT.

Cahaya Benteng Mas :

a. Visi

Menjadi Perusahaan yang Terjamin dan Terpercaya.

b. Misi

Menjadi Market Leader, Inovatif dan Bermutu.

3.1.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi perusahaan adalah sebuah garis hierarki (bertingkat) yang

mendeskripsikan komponen-komponen yang menyusun perusahaan dimana setiap

individu (sumber daya menusia) yang berada pada lingkup perusahaan tersebut

memiliki posisi dan fungsi masing-masing. PT. Cahaya Benteng Mas mempunyai
33

struktur organisasi yang berbentuk staf dan garis. Hal ini terlihat dengan adanya

pembagian tugas antara satu bagian dengan bagian lainnya.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

3.1.3 Tugas dan Tanggung Jawab

a. Level 0 Direktorat

Direktorat atau jajaran direksi terdiri dari satu orang presiden direktur dan

dua orang direktur. Tugas utama direktorat :

 Menentukan arah usaha dan visi misi serta sebagai pimpinan umum dalam

mengelola perusahaan.

 Memegang kekuasaan dan kendali secara penuh dan bertanggung jawab

secara menyeluruh terhadap pengembangan perusahaan.

 Menentukan kebijakan yang dilaksanakan perusahaan, termasuk juga

melakukan penjadwalan seluruh kegiatan perusahaan.

Tanggung jawab direktorat adalah mengelola usaha perusahaan sesuai

anggaran dasar. Secara formal direksi mengadakan beberapa kali rapat direksi
34

untuk melakukan evaluasi kinerja operasional dan keuangan perusahaan, serta

meninjau strategi dan hal-hal penting lainnya. Selain itu beberapa pertemuan

informal juga diadakan guna membahas dan menyetujui hal-hal yang membutuhkan

perhatian dengan segera.

1) President Director

Tugas dan tanggung jawab seorang presiden direktur diantarany :

 Melakukan koordinasi dan pengendalian segala bentuk kegiatan di bidang

administrasi keuangan, kepegawaian dan kesekretarian.

 Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan

perlengkapan perusahaan.

 Membuat rencana untuk mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta

pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.

 Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif.

 Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan pihak

luar, seperti perusahaan lain, pemerintah, dan masyarakat.

 Menawarkan visi dan imajinasi di tingkat tertinggi (biasanya bekerja sama

dengan CEO).

 Melakukan pengendalian keuangan, mulai dari pendapatan, hasil penagihan

rekening penggunaan air dari langganan, dan sejenisnya.

 Memimpin rapat umum dalam hal untuk memastikan pelaksanaan tata tertib,

menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan, memastikan


35

keadilan dan kesempatan bagi semua untuk berkontribusi secara tepat, dan

mengarahkan diskusi kearah consensus.

 Mengambil keputusan sebagaimana didelegasikan oleh BOD atau pada

situasi tertentu yang dianggap perlu, yang diputuskan dalam rapat-rapat BOD.

 Memainkan bagian terkemuka dalam menentukan komposisi dari board dan

sub-komite, sehingga tercapai keselarasan dan efektivitas.

2) Finance Director

Direktur keuangan dapat membentuk organ setingkat di bawahnya yang

jumlahnya di tetapkan dengan persetujuan dewan direksi. Pada PT. Cahaya Benteng

Mas seorang finance director selain membawahi bidang keuangan juga membawahi

bidang administrasi seperti HRD. Maka tugas utama dari seorang finance director

adalah :

 Pengawas operasional mengenai keuangan perusahaan.

 Memberi pertanggungjawaban dalam tiap kegiatan yang terkait urusan

finansial.

 Menetapkan prosedur pelaksanaan secara rinci tentang keuangan.

 Melakukan pengecekan lapangan mengenai bagian yang terkait masalah

keuangan.

 Meminta pertanggungjawaban dari tiap-tiap bagian yang ada dibawahnya.

 Menetapkan standar pekerjaan lapangan untuk memastikan dan menjamin

tidak adanya kebocoran terkait penggunaan keuangan.


36

 Mengembangkan sistem perencanaan personalia dan pengendalian kebijakan

pegawai.

 Melaksanakan kebutuhan administrasi dan kepagawaian.

 Membina pengembangan staff administrasi.

3) General And Purchasing Director

General And Purchasing Director pada PT. Cahaya Benteng Mas

membawahi beberapa manager department yang berbeda, seperti GA, IT dan

purchasing. Adapun tugas dan tanggung jawab general and purchasing director

adalah sebagai berikut :

 Menentukan dan menetapkan prosedur kegiatan perusahaan pada masing-

masing manajer untuk mencapai sasaran yang diinginkan perusahaan.

 Menetapkan tujuan dan misi dari tiap-tiap manajer yang dibawahinya.

 Melakukan pengawasan, kontroling dan mengkoordinir kegiatan-kegiatan

dari manajer secara berkala dan pertanggungjawabannya.

 Menyusun dan menetapkan kebijakan operasional perusahaan untuk jangka

pendek.

b. Level 1 Department

Level department pada struktur organisasi PT. Cahaya Benteng Mas meliputi

semua manager pada setiap department yang ada. Tugas seorang yang menjabat

sebagai manager sebenarnya adalah penyatuan, yakni bagaimana mengintegrasikan

berbagai macam variabel (karakteristik, budaya, pendidikan dan lain sebagainya)


37

kedalam suatu tujuan organisasi yang sama dengan cara melakukan mekanisme

penyesuaian. Adapun mekanisme dan tugas yang diperlukan untuk menyatukan

berbagai variabel di atas antara lain:

 Melakukan pengarahan (direction) yang meliputi pembuatan keputusan,

kebijaksanaan, supervisi, dan lain-lain.

 Membuat rancangan organisasi dan pekerjaan.

 Melakukan seleksi, pelatihan, penilaian, dan pengembangan.

 Menerapkan sistem komunikasi, pengendalian, dan reward.

1) Sales And Marketing

Manager pemasaran bertugas menangani hal-hal yang terkait promosi dan

penjualan bisnis yang dimiliki perusahaan. Manager pemasaran memiliki tanggung

jawab antara lain :

 Bertanggung jawab penuh tentang fungsi dan tugas sebagai kepala bagian

pemasaran secara berkala kepada direktur.

 Menetapkan prosedur operasional Informasi yang lebih efisien.

 Melaporkan hasil kerja kepada direktur secara berkala.

2) Factory Manager

Segala urusan terkait proses produksi dan kegiatan di pabrik kerja diemban

oleh manager pabrik. Segala hal yang berkaitan Kepada Direktur, seorang manager

pabrik mempunyai tanggung jawab yaitu:


38

 Bertanggung jawab kepada direktur perusahaan langsung.

 Melakukan konsultasi berkala supaya tercapai keselarasan pelaksanaan tugas

dalam perusahaan tersebut.

Sementara itu, segala hal yang berkaitan dengan produksi, manager pabrik

mempunyai tangggung jawab sebagai berikut :

 Manajer pabrik membawahi PPIC, produksi, QC, maintenance dan gudang

bahan.

 Bersama-sama dengan bagian lain untuk mengantisipasi dan mengatasi

berbagai persoalan produksi.

 Bersama-sama dengan supervisor menangani masalah pabrik.

 Mengarahkan setiap bagian yang ditunjuk oleh direktur perusahaan.

3) Finance And Adminstration Manager

Manager keuangan dan administrasi tidak hanya menangani semua

operasional mengenai keuangan perusahaan tetapi juga pengorganisasian,

perencanaan program dan pengendalian pada unit personalia. Tugas dan tanggung

jawab manager keuangan dan administrasi antara lain :

 Membawahi cost control accounting, HRD dan perizinan.

 Pengorganisasian, perencanaan program dan pengendalian pada Unit

personalia.

 Melakukan proses dan prosedur rekrutmen yang mencakup: searching,

interview, test and selection.


39

 Remuneration Management yakni terkait dengan struktur dan skala gaji, basic

salary, allowance, incentive dan overtime.

 Menangani seluruh perizinan ketenagakerjaan.

 Membuat sistem pelaporan seluruh kegiatan personalia dan pengembangan

SDM.

 Mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasi

 Mengambil keputusan yang berkaitan dengan pembelanjaan

 Merencanakan, mengatur dan mengontrol perencaaan, laporan dan

pembiayaan perusahaan

 Merencanakan, mengatur dan mengontrol analisis keuangan

 Merencanakan, mengatur dan mengontrol untuk memaksimalkan nilai

perusahaan

4) General And Purchasing Manager

General And Purchasing Manager membawahi beberapa unit kerja berbeda

seperti IT dan purchasing. Tugas dan tanggung jawab general and purchasing

manager antara lain :

 Membuat perencanaan pembelian barang maupun jasa sesuai permintaan

pembelian yang diterima dari department terkait.

 Mengelola penerapan teknologi baru menggunakan prinsip-prinsip

manajemen perubahan dengan cara sosialisasi yang terencana untuk

meminimalkan resistensi pengguna


40

 Mengatur pembelian agar barang dan kedatangannya sesuai dengan yang

diharapkan oleh department terkait.

 Perencanaan dan pengembangan strategi sistem dan teknologi informasi

sesuai kebutuhan perusahaan.

 Perancangan implementasi serta pemeliharaan sistem informasi perusahaan

yang terintegrasi yang mampu mendukung upaya perusahaan dalam rangka

meningkatkan kinerja.

 Mengatur pekerjaan bawahan agar dapat dilakukan lebih efesien.

c. Level 2 Section

Level 2 section pada struktur organisasi PT. Cahaya Benteng mas ini meliputi

bagian-bagian yang dibawahi oleh manager pada tiap department.

1) Sales

Tugas utama seorang sales adalah :

 Mencari target pasar.

 Merekap data hasil penjualan.

 Menjamin kepuasan pelanggan.

 Mencari mitra kerja.

 Menyusun strategi lanjutan

2) Marketing Promotion

Tugas utama seorang marketing promotion adalah :

 Membuat ide-ide untuk promosi.


41

 Membuat desain untuk bahan promosi bulanan.

 Mempertahankan standar dalam materi promosi dan iklan.

 Membantu sales dalam kegiatan sehari-hari.

 Melaksanakan kewajiban lain yang berkaitan dengan sales dan marketing

3) Production

Tugas utama bagian produksi adalah :

 Melaksanakan proses produksi.

 Bertanggung jawab atas hasil produksi.

4) Quality Control

Tugas dan tanggung jawab bagian quality control antara lain :

 Memantau semua produk yang diproduksi perusahaan.

 Memastikan kualitas atas hasil produksi.

 Membuat standar untuk setiap produk yang dihasilkan.

5) Warehouse

Tugas dan tanggung jawab bagian gudang antara lain :

 Bertanggung jawab mengawasi persediaan barang dan bahan baku di gudang.

 Bertanggung jawab mengawasi keluar masuk barang di gudang.

 Bertugas memberi informasi kepada PPIC mengenai stock barang dan

bahanbaku.
42

6) PPIC

Tugas dan tanggung jawab bagian PPIC :

 Menyediakan pemesanan dari bagian marketing dan menyusun rencana

produksi sesuai dengan pesanan marketing.

 Memenuhi permintaan contoh produk dari bagian marketing perusahaan serta

melakukan pemantauan dalam proses pembuatan contoh produk ke tangan

konsumen langganan.

 Menyusun rencana pengadaan bahan yang didasarkan atas forecast dari

marketing melalui pemantauan kondisi stock barang yang akan diproduksi

 Membuat jadwal proses produksi sesuai dengan waktu, routing dan jumlah

produksi yang tepat sehingga menjadikan waktu pengiriman produk pada

konsumen bisa dilakukan secara optimal dan cepat.

 Melakukan komunikasi dengan bagian marketing untuk memastikan

penyelesaian masalah produksi.

7) Maintenance

Tugas dan tanggung jawab bagian maintenance :

 Menerapkan dan meningkatkan pemeliharaan pencegahan

 Meningkatkan kemampuan atau kecepatan perbaikan

 Bertanggung jawab atas semua pemeliharaan dan perbaikan mesin di

peusahaan.
43

8) HRD

Tugas dan tanggung jawab bagian HRD :

 Merekrut personil untuk posisi yang sesuai dengan kemampuan mereka.

 Monitoring kinerja dari setiap karyawan.

 Memutuskan pemberian pengangkatan jabatan dan kompensasi.

 Distribusi Pembayaran Karyawan

 Monitoring perlengkapan kesehatan dan keselamatan bagi karyawan.

9) Accounting

Tugas dan tanggung jawab bagian accounting :

 Mencatat data utasng dan piutang.

 Membuat pembukuan keuangan.

 Mengawasi dan melaksanakan pembayaran piutang.

10) General Affair

Tugas dan tanggung jawab bagian GA :

 Perawatan kebersihan lingkunag kerja.

 Pengadaan dan distribusi ATK dan alat-alat kerja lainnya.

 Keamanan perusahaan.

 Mengurusi semua kebutuhan semua kebutuhan operasional perusahaan.


44

11) Teknologi Informasi

Tugas Utama bagian IT adalah :

 Merawat software dan hardware komputer yang ada di perusahaan

 Melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan

 Memastikan semua hardware dan komputer berfungsi optimal, mengevaluasi

dan meningkatkan kinerja sistem IT.

12) Purchasing

Tugas utama bagian purchasing :

 Bertanggung jawab atas pemesanan dan pembelian bahan baku kepada

supplier.

3.2 Flowchart Sistem yang Sedang Berjalan

Untuk memudahkan dalam penggambaran sistem secara umum yang sedang

berjalan pada PT. Cahaya Benteng Mas, penulis menggunakan diagram alir untuk

menggambarkan sistem yang sedang berjalan.


45

Gambar 3.2 Flowchart sistem berjalan


46

3.2.1 Analisa Masalah

Setelah mengetahui prosedur yang berjalan pada PT. Cahaya Benteng Mas

dan wawancara yang telah penulis lakukan, maka penulis menyimpulkan bahwa

masih terdapat beberapa kekurangan pada sistem yang berjalan saat ini.

a. Pada proses penerbitan order produksi (OP), PPIC melakukan estimasi bahan

baku produksi secara manual sehingga terkadang kuantitas bahan baku untuk

proses produksi tidak tidak sesuai dengan kuantitas produk yang diinginkan.

b. Proses pencarian data penunjang penerbitan order produksi seperti data bahan

baku dan data status order produksi dirasa masih kurang efisien karena

dilakukan pada form yang berbeda.

3.2.2 Analisa Solusi

Pemecahan masalah yang penulis usulkan untuk permasalahan yang dihadapi

dalam menunjang proses penerbitan order produksi dan estimasi bahan baku

produksi adalah :

1) Membuat sebuah sistem estimasi yang terintegrasi.

2) Dalam form yang sama dapat ditampilkan database terkait dengan estimasi

dan penerbitan OP, sehingga lebih mudah dan efisien.

3.3 Usulan Sistem

Gambaran secara umum dari sistem yang diusulkan adalah sebuah sistem

estimasi yang terkomputerisasi dan terintegrasi dengan database. Rancangan


47

sistem yang di ajukan ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja user dan dapat

meminimalisir kesalahan dalam penghitungan bahan baku untuk produksi.

3.3.1 Perancangan Sistem Dengan DFD

a. Diagram Konteks

Diagram konteks menggambarkan sebuah sistem yang mempunyai

keterkaitan dengan sejumlah entitas, baik keterkaitan dengan entias dalam sistem

maupun keterkaitan dengan entitas di luar sistem.

Purchasing Sales
Order
Customer

BPP
PO BPP Sistem Order Customer
ERP Bahan
Bahan
BPP

PO BPP
Inventory
Estimator
OP
OP

Produksi

Gambar 3.3 Diagram konteks

Keterangan :
PO = Purchase Order
BPP = Bukti Permintaan Pembelian
OP = Order Produksi

b. Diagram Zero

Merupakan satu lingkaran besar yang mewakili lingkaran-lingkaran kecil

yang ada di dalamnya. Merupakan pemecahan dari diagram Konteks ke diagram

Nol. di dalam diagram ini memuat penyimpanan data. Berikut adalah diagram zero

pada sistem usulan penulis :


48

Sales

PO Customer

1.0
Customer Pencatatan
SO

PO Customer

2.0
Estimator BPP Estimasi BPP
BPP

PO BPP Purchasing

3.0
Pencatatan PO BPP
BPP

Pencatatan
Bahan Inventory

Bahan
4.0
Pencatatan
Data OP Bahan

Bahan

5.0
Estimasi
Lap. Produksi Bahan
Produksi

OP

6.0
OP Penerbitan
OP

Produksi Lap. Produksi

7.0
Pencatatan
Produksi

Gambar 3.4 Diagram zero


Keterangan :
PO = Purchase Order
BPP = Bukti Permintaan Pembelian
OP = Order Produksi
49

c. Diagram Level 1 Proses 5.0

Data Bahan

5.1
Bahan
Estimator Input Data
Bahan Available Bahan
Customer

Sales

Estimator
Data OP 5.2
Create OP
OP

Gambar 3.5 Diagram level 1 proses 5.0


Keterangan :
BB = Bahan Baku
OP = Order Produksi

3.3.2 Perancangan Basis Data

a. Entity Relationship Diagram (ERD)

Suatu file yang terdiri dari beberapa kelompok elemen yang berulang-ulang

perlu diorganisasikan kembali. Proses untuk mengorganisasikan file untuk

menghilangkan kelompok elemen yang berulang ini disebut tabel relasi atau relasi

antar tabel. Proses relasi antar tabel merupakan pengelompokan data menjadi tabel-

tabel yang menunjukan entity dan relasinya yang berfungsi untuk mengakses data

item sedemikin rupa sehingga database tersebut mudah dimodifikasi.


50

Gambar 3.6 Diagram Hubungan Antar Entitas

b. Relasi Antar Tabel

Relasi antar tabel ini merupakan hubungan yang terjadi pada suatu tabel

dengan lainnya yang mempresentasikan hubungan antar objek di dunia nyata dan

berfungsi untuk mengatur operasi suatu database.


51

Gambar 3.7 Relasi Antar Tabel

c. Normalisasi
Normalisasi merupakan suatu teknik pengelompokan file yang sesuai dan

saling berkaitan dengan atribut lainnya. Kerugian normalisasi ini adalah untuk

meminimalkan pengulangan informasi (redudancy) dan memudahkan indentifikasi

objek.

1) Bentuk Unnormal

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada

keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau

terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya.


52

Tabel 3.8 Bentuk unnormal


Nik Nama_est No_Telp No_op Del_Date

Area Hasil_jadi Id_cust Nama_cust Nik

No_coil Jenis No_coil Tebal Berat_jenis

Status Id_cust Alamat No_telp Lebar

Id_sales Id_sales Nama_sales User_name No_telp

pass

2) Bentuk Normalisasi Ke-1 (1NF)

Suatu tabel memenuhi 1-NF jika dan hanya jika tabel tersebut tidak memiliki

atribut banyak.

Tabel 3.9 Bentuk 1NF


Nik Nama_est No_Telp No_op Del_Date

Lebar Hasil_jadi Id_cust Nama_cust No_telp

No_coil Jenis Alamat Tebal Berat_jenis

Id_sales Nama_sales Status Area No_telp

User_name Pass

3) Bentuk Normalisasi Ke-2 (2NF)


Suatu tabel memenuhi 2-NF Jika :
 Memenuhi 1-NF
 Suatu atribut bukan kunci bergantung penuh pada atribut kunci, bukan
pada sebagian atribut kunci.
Tabel 3.10 Bentuk 2NF Tabel Estimator
**Nik Nama_est User_name Pass No_telp
53

Tabel 3.11 Bentuk 2NF Tabel Sales


**Id_sales Nama_sales Area No_telp

Tabel 3.12 Bentuk 2NF Tabel Customer


**Id_cust Nama_cust Alamat No_telp

Tabel 3.13 Bentuk 2NF Tabel Bahan


**No_coil Jenis Berat Tebal Berat_jenis

Status

Tabel 3.14 Bentuk 2NF OP


**No_op *Id_sales Nama_sales Del_date *No_coil Jenis

Hasil_jadi *Id_cust Nama_cust *Nik

4) Bentuk Normalisasi Ke-3 (3NF)


Normalisasi bentuk ketiga mensyaratkan bahwa 2-NF sudah terpenuhi dan

setiap atribut yang bukan kunci tidak boleh tergantung dengan atribut yang bukan

kunci lainnya
54

Gambar 3.15 Bentuk Normalisasi 3NF

d. Kamus Data

Kamus data atau data dictionary merupakan katalog fakta tentang data dan

kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi yang dipergunakan

untuk mendefinisikan data yang mengalir di sistem secara lengkap, dan juga

dipergunakan untuk merancang input, laporan-laporan, dan database.

1. Nama Arus Data : Data Customer

Alias :-

Aliran Data : Entitas Customer – Proses 1.0

Volume : Setiap customer memesan produk

Keterangan : Memberikan data customer dan detail barang

Struktur Data : id_cust, nama_cust, alamat, no_telp


55

2. Nama Arus Data : Data OP

Alias :-

Aliran Data : Proses 5.0 – Penyimpanan OP – Proses 6.0 -

Produksi

Volume : Setiap OP diestimasi kemudian diterbitkan ke

bagian produksi

Keterangan : Mengestimasi bahan baku produksi sebelum OP

diterbitkan

Struktur Data : no_op, del_date, id_sales, no_coil, hasil_jadi,

id_cust, nik

3. Nama Arus Data : Data Bahan

Alias :-

Aliran Data : Proses 4.0 – Penyimpanan Stock Bahan – Proses 5.0

Volume : Setiap data stock bahan disimpan sebagai acuan

estimasi

Keterangan : Estimator melihat data stock bahan dan

memutuskan bahan yang akan dipakai produksi.

Struktur Data : no_coil, jenis, berat, tebal, berat_jenis, status


56

e. Struktur Database

 Tabel Estimator

Tabel 3.16 Struktur tabel estimator


No Nama Item Type Lebar

1 *Nik Integer 10

2 Nama_est Varchar 20

3 User_name Varchar 10

4 Pass Varchar 20

5 No_telp Varchar 13

 Tabel Sales

Tabel 3.17 Struktur tabel sales


No Nama Item Type Lebar

1 *Id_sales Integer 10

2 Nama_sales Varchar 20

3 Area Varchar 20

4 No_telp Varchar 13

 Tabel Customer

Tabel 3.18 Struktur tabel customer


No Nama Item Type Lebar

1 *Id_cust Integer 10

2 Nama_cust Varchar 20

3 Alamat Varchar 30

4 No_Telp Varchar 13
57

 Tabel Bahan

Tabel 3.19 Struktur tabel bahan


No Nama Item Type Lebar

1 *No_coil Integer 10

2 Jenis Varchar 10

3 Berat Integer 5

4 Tebal Decimal 10

5 Berat_jenis Integer 5

6 Status Varchar 10

 Tabel OP

Tabel 3.20 Struktur tabel OP


No Nama Item Type Lebar

1 *No_op Integer 15

2 **Id_sales Integer 10

3 Del_date Date -

4 **No_coil Integer 10

5 Hasil_jadi Varchar 20

6 **Id_cust Integer 10

7 **Nik Integer 10

3.3.3 Hierarchy Plus Input Process Output (HIPO)

HIPO merupakan alat dokumentasi program yang sekarang banyak

digunakan sebagai alat desain teknik dokumentasi dalam pengembangan sistem.


58

Berbasis pada fungsi, yaitu tiap-tiap modul didalam sistem digambarkan oleh fungsi

utamanya. Berikut adalah tabel hirarki sistem yang diusulkan penulis dalam

merancang sistem informasi estimasi.

Gambar 3.21 Diagram Hierarchy

3.3.4 Perancangan Layout Program

Tujuan dari pembuatan program ini adalah untuk mempermudah dalam

pencatatan dan pengecekan data serta mempercepat aktivitas yang berhubungan

dengan pengolahan data dan untuk membentuk suatu sistem yang lebih baik dan

efisien bila dibandingkan dengan sistem lama.


59

a. Perancangan Tampilan Menu Login

Gambar 3.22 tampilan menu login

b. Perancangan Tampilan Menu Data Bahan

Gambar 3.23 tampilan menu Data Bahan


60

c. Perancangan Tampilan Menu Data OP

Gambar 3.24 tampilan menu data OP


61

d. Perancangan Menu Estimasi

Gambar 3.25 tampilan menu estimasi


62

e. Perancangan Tampilan Menu Terbit OP

Gambar 3.26 tampilan menu terbit OP


63

f. Keluaran Form Order Produksi

Form order produksi produksi setelah OP diterbitkan.

Gambar 3.27 Tampilan form order produksi

3.3.5 Spesifikasi Software dan Hardware

a. Spesifikasi Software

Perangkat lunak yang akan digunakan untuk perancangan sistem estimasi ini

antara lain:

1) OS Windows 7/8/10 – 64 bit

2) Borland Delphi 7

3) DBMS Mysql

b. Spesifikasi Hardware

Adapun spesifikasi hardware yang dibutuhkan antara lain :

1) PC Core i3

2) RAM 2 GB

3) VGA Card 1 GB

4) Hardisk 40 GB
64

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari penelitian kerja praktik yang telah dilaksanakan pada PT.

Cahaya Benteng Mas, maka penulis menyimpulkan bahwa masih terdapat

kekurangan pada sistem yang sedang berjalan pada perusahaan tersebut

diantaranya:

1) Sering terjadinya ketidakakuratan dalam proses estimasi bahan baku untuk

proses produksi oleh estimator.

2) Proses estimasi yang belum terhubung secara langsung dengan sistem yang

berjalan saat ini.

3) Proses pencarian data penunjang penerbitan order produksi kurang efektif

karena berada pada form yang berbeda.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang diharapkan

penulis kepada perusahaan ini yaitu:

1. Harapan penulis kepada pihak perusahaan agar dapat merealisasikan usulan

perancangan sistem estimasi bahan baku produksi ini demi meningkatkan

kinerja karyawan khususnya estimator dalam penghitungan dan peramalan

bahan baku produksi.


65

2. Karena perancangan sistem yang belum sempurna, ada baiknya untuk

pengembangan sistem informasi estimasi bahan baku produksi ini

kedepannya agar dibuat lebih dibuat dengan semenarik mungkin.


66

DAFTAR PUSTAKA

1. Asropudin, Pipin. 2013. Kamus Teknologi Informasi Komunikasi. Bandung:


CV. Titian Ilmu.

2. Dipraja, Samja. 2013. Panduan Praktis Membuat Website Gratis. Jakarta:


Pustaka Makmur.

3. Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta

4. Fathansyah. 2012. Basis Data. Bandung: Informatika.

5. Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik,


Jakarta: PT. Bumi Aksara.

6. Ichwan, M. 2012. Pemograman Basis Data Delphi 7 & MySQL. Bandung:


Informatika Bandung.

7. Kusnassriyanto. 2012. Belajar Pemrograman Delphi. Bandung: Modula.

8. Ladjamudin, Al-Bahra. 2013. Analisis & Design Sistem Informasi.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

9. Munir, Rinaldi. 2013. Algoritma dan Pemrograman dalam Bahasa Pascal


dan C. Bandung: Informatika Bandung.

10. Praptiningsih, Yulia Eka. 2012. Aplikasi Penyewaan Ruangan PT. Simaeru
Indonesia Raya Dengan Visual Basic 6.0. Depok: Universitas
Gunadarma, UG Jurnal Vol. 6 No. 01, 2012.

11. Rangkuti, Freddy. 2013. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT
Cara Perhitungan Bobot, Rating, dan OCAI. Jakarta:Gramedia Pustaka
Utama.

12. Romney, Marshall B, dan Steinbart, Paul J. 2012. Accounting Information


Systems. Global Edition. England: Pearson Education Limited.

13. Sofyan, Diana Khairani. 2015. Perencanaan dan Pengendalian Produksi.


Yogyakarta:Graha Ilmu.

14. Stevenson, J. William dan Sum Chee Chuong. 2014. Manajemen Operasi.
Buku 2.Edisi 9. Salemba Empat.

15. Subhan, Mohamad. 2012. Analisa Perancangan Sistem. Jakarta: Lentera Ilmu
Cendikia.
67

16. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung:


CV. Alfabeta.

17. Sukamto, R. A. dan M. Shalahudin. 2014. Rekayasa Perangkat Lunak


Terstruktur Dan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika Bandung.

18. Sukamto, R. A. dan M. Shalahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak.


Bandung : Informatika Bandung.

19. Susanto, Azhar. 2013. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya.

20. Sutabri,Tata. 2012. Analisis Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.

21. Sutarman. 2012. Pengantar Tekhnologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.

22. Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai