ginjail. Pada umumnya kuman yang menyebabkan infeksi ini berasal dari saluran kemih bagian
bawah yang naik ke ginjal melalui ureter. Kuman-kuman itu adalah E. Coli, Proteus Spp, dan
Kokus Gram Positif yaitu: Streptokokus faecalis dan enterokokus. Kuman Stafilokokus aureus
dapat menyebabkan pielonefritis melalui penularan secara hematogen, meskipun sekarang
jarang dijumpai.
Gambaran klinis
Pada pielonefritis akut Demam tinggi dengan diserti menggigil, nyeri di daerah perut
dan pinggang, disertai mual dan muntah. Kadang-kadang terdapat gejala iritasi pada buli-buli
yaitu berupa disuria, frekuens, dan urgensi.
Pielonefritis kronis biasanya tanpa gejala infeksi, kecuali terjadi eksaserbasi. Tada-
tanda utama mencakup keletiah sakit kepala, nafsumakan rendah, poliuria, haus yang
berlebihan, dan kehilangan berat badan. Infeksi yang menetap atau kambuh dapat
menyebabkan jaringan parut progresif di ginjal disertai gagal ginjal pada akhirnya.
Pada pememriksaan fisis terdapat nyeri pada pinggang dan perut serta nyeri pada sudut
costovertebral, suara usus melemah seperti ilues paralitik. Pada pemeriksaan darah
menunjukkan adanya leukosistosis disertai peningkatan laju endap darah, urinalisis terdapat
piuria, bakteriuria, dan hematuria. Pada pielonefritis akut yang mengenai kedua sisi ginjal
terjadi penurunan faal ginjal; dan pada kultur urine terdapat bakteriuria.
Pemeriksaan Penunjang
1. Urinalisis
Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK. Leukosuria positif
bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB) sediment air kemih
Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air kemih. Hematuria
disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun
urolitiasis.
2. Bakteriologis
Mikroskopis : satu bakteri lapangan pandang >105 cfu/ mL urin plus piuria
Biakan bakteri
Tes kimiawi : tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna pada uji carik
3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik
4. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin tampung aliran
tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria utama adanya infeksi.
5. Metode tes
Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess untuk
pengurangan nitrat).
Tes esterase lekosit positif: maka pasien mengalami piuria.
Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal
menjadi nitrit.
6. Foto radiologi
Pencitraan awal penyajian pielonefritis akut mungkin lebih berguna daripada yang
diperkirakan sebelumnya. Dalam satu studi, 16% dari pasien dirawat untuk pielonefritis
akut ditemukan memiliki kelainan baru dan klinis signifikanpada pencitraan ginjal pada
saat masuk. Kemudian dalam perjalanan rumah sakit, pencitraan yang digunakan untuk
evaluasi cepat dari komplikasi yang berpotensi organ-atau mengancam jiwa.
Diagnosa banding
Pielonefritis
Appendisitis
Endometriosis
Nephrolitisasis
Prostatitis
Medikamentosa
Terapi ditujukan untuk mencegah terjadinya kerusakan ginjal yang lebih parah dan
memperbaiki kondisi pasien, yaitu berupa terapi suportif dan pemberian antibiotika.
Antibiotika yang dipergunakan pada keadaan ini adalah yang bersifat bakterisidal, dan
berspektrum luas, yang secara farmakologis mampu mengadakan penetrasi ke jaringan ginjal
dan kadarnya didalam urine cukup tinggi. Golongan obat-obat ni adalah: aminoglikosida yang
dikombinasikan dengan aminopenisilin (ampisilin atau amoksisilin), aminopenisilin
dikombinasi dengan asam klavulanat atau sulbaktam, karboksipenisilin, sefalosporin, atau
fluoroquinolone.
Jika dengan pemberian antibiotika itu keadaan klinis membaik, pemberian parenteral
diteruskan sampai 1 minggu dan kemudian dilanjutkan dengan pemberian per oral selama 2
minggu berikutnya. Akan tetapi jika dalam waktu 48-72 jam setelah pemberian antibiotika
keadaan klinis tidak menunjukkan perbaikan, mungkin kuman tidak sensitif terhadap
antibiotika yang diberikan.
Prognosis
Prognosis pielonefritis baik ( penyembuhan 100% ) bila memperlihatkan
penyembuhanklinik maupun bakteriologi terhadap antibiotika. Bila faktor-faktor predisposisi
tidak diketahui atau berat dan sulit dikoreksi, kira-kira 40% dari pasien menjadi kronik.