Anda di halaman 1dari 22

Konverter DAC dan ADC

Pada saat ini peralatan-peralatan elektronik modern


telah banyak menerapkan teknik pengiriman data-
datanya berupa pulsa-pulsa digit. Hal tersebut
disebabkan karena penggunaan pulsa-pulsa digital lebih
banyak memberikan keuntungan dibandingkan dengan
penggunaan sinyal analog. Diantara keuntungan
penggunaan pulsa – pulsa digit dapat disebutkan
sebagai berikut:

- Data-data yang dikirim juga dapat dimodulasikan


dengan mudah.
- Untuk menghemat lebar jalur (Bandwidth).
- Pengontrolan sitem pengiriman dan system
penerimaan dan system penerimaannya dapat
dibuat lebih cermat.
Untuk melaksanakan hal-hal tersebut diatas digunakan
suatu rangkaian konverter DAC (Digital to analog
Converter) dan ADC (Analog Digital Converter).

DAC berfungsi merubah sinyal digital ke sinyal analog


bisa berupa tegangan atau arus listrik yang proposional
dengan kata biner input DAC.

Blok Diagram DAC

DIGITAL TO ANALOG CONVERSION (DAC)

DAC berfungsi untuk merubah sinyal digital ke sinyal


analog. Output DAC berupa tegangan atau arus listrik
yang proposional dengan suatu tegangan/arus ref. Dan
kata biner input DAC.
Blok Diagram DAC :

TEG/ARUS REF DAC X


ANALOG
ANALOG OUTPUT

B₀ B₁ B₂ B₃ B₄

Gbr .1 DAC.

Jenis-jenis DAC :

1. Weighted Resistive Divider DAC menggunakan


variabel-resister Network.
2. R – 2 R Ladder Network merupakan susunan tangga dari
dua jenis resistor.

1. Weighted Resistive Divider

Digit-digit biner diberi bobot nilai yang proposional sesuai


dengan posisinya dalam kode bilangan biner.

 Contoh :
- 3 Digit biner 2² 2¹ 2°
- Bilangan biner 0 1 1
- Bobot nilai 0 + 2/7 + 1/7 = 3/7

Maka bilangan biner 011 berharga : 3/7 Eref.


Kalau Er = 7 V, maka 011₂ = 3/7 x 7 V = 3 V

RANGKAIAN WEIGTED RESISTIVE DIVIDER


Er = 7 V
0 1 1 Er = 7 V
R2 R1
1/4 K R2 R1
R3 1/2 K 1K
1/2 K 1K
A
e0
e0
A
R3 = 1/4 K
RL = 100 K
G G

(a) (b)

Er = 7 V

1/3 K

e0 = 3V

1/4 K

(c)

Gbr. 3

Karena RL jauh lebih besar dibanding dengan R₁, R₂,


ataupun R₃, maka tak ada arus melewati RL sehingga
Gbr (a) menjadi Gbr (b).
Selanjutnya disederhanakan menjadi Gbr (c) dimana
outputnya :
𝑅3 ¼
e₀ = . Er = . 7 = 3/7 x 7 = 3V
𝑅𝑡+𝑅3 ⅓+¼

Jadi digital 011 dikonversi ke tegangan Analog sebesar


3 V.

Transformasi sinyal digital ke dalam Arus Analog :

Secara umum rangkaiannya dapat digambarkan sbb :


I1
R1
D
I2
B1 R2

I3
B2 R3
Io
I4
B3
R4

B4

Rn
Eref
o Bn

Gbr. 2
Besarnya nilai tahanan diatur sbb :

R4 = 2 . R₃, R₃ = 2 . R₂, dan R₂ = 2 . R₁

-Secara umum dinyatakan :

Rn = 2 ⁿ⁻¹ . R₁
𝑎𝑖
Arus output : I₀ = 𝐸𝑟 ∑𝑛𝑖=1 2ⁿ−1 .𝑅1

Eref
ai = harga input untuk bit ke – i

*Contoh :

Er = 10 V ; R1 = 1 KΩ ; n = 6 : 110011₂

𝑎𝑖 1 1 0 0 1
I₀ = Er ∑6𝑖=1 = 10 [ + + + +
2 𝑛−1 .𝑅1 𝑅₁ 2𝑅₁ 4𝑅₁ 8𝑅₁ 16𝑅₁

1
+ ]
32𝑅₁

32+16+0+0+2+1
= 10 [ ]
32 𝑅1

51
= 10 . = 15,94 . 10⁻³ A
32𝑋10³

= 15,94 mA
2. R – 2 R LADDER NETWORK

Contoh rangkaian untuk bilangan biner 4 digit dapat digambarkan


sebagai berikut : input

2R 2R 2R 2R
2R R R R
e0
G A B C D

Gbr. 4

Jika bit pada 2° = 0, maka tahanan antara A dan G = 2R

Jika bit pada 2¹ = 0, maka tahanan antara B dan G = 2R


dan seterusnya, sehingga rangkaian dapat
disederhanakan menjadi :

2R 2R 2R
R 2R 2R
2R R
e0 2R R
B C e0
D
G G C D

(a) (b)

2R

D e0

2R

G
(c)

Terlihat bahwa pada akhirnya tegangan output e₀ sama


dengan setengah dari tegangan pada bit yang
bersangkutan.

Untuk biner 4 bit besarnya e₀ = ½ E bit-4 jika bit-1, bit-


2, dan bit-3 bernilai 0.

*Contoh soal Gbr. 4 :

Teg. Ref : Er = 10 V

Maka e₀ :

Pada BIT 2³ = ½ X 10 V = 5 V

Pada BIT 2² = ½ X ½ X 10 = 2,5 V

Pada BIT 2¹ = ½ X ½ X ½ X 10 V = 1,25 V

Pada BIT 2° = ½ X ½ X ½ X ½ X 10 V = 0,625 V


Jadi bilangan 1011₂ dikonversi menjadi :

e₀ = 1 X 5 + 0 X 2,5 + 1 X 1,25 + 1 X 0,625

= 6,875 V.

Transformasi sinyal digital kedalam bentuk arus


analog :

Dalam hal ini juga bit-bit yang berharga 0 dihubungkan


ke ground sedangkan bit-bit yang berniali 1
dihubungkan ke tegangan referensi Eref.

Secara umum rangkaiannya digambarkan sbb :


Eref
Eref
2R 2R
A 2R

B 2R R 2R R

I R I
2R R 2R
C

R R
D 2R 2R

2R 2R

(a) (b)
Eref
2R
2R
I
A
IA 2R

(c)

Rangkaian diatas adalah rangkaian DAC dengan input


biner 1000 . Gambar (a) dapat disederhanakan menjadi
gambar (b), selanjutnya menjadi gambar (c).

*Contoh soal Gbr. 5 :


1
-Tahanan total antara A – G = 2R + = 3R
½𝑅+½𝑅

𝐸𝑟
-Arus total IA =
3𝑅

𝐸𝑟
maka arus output I = ½ IA =
6𝑟

Contoh :

Er = 8 V ; R= 2 KΩ ; input biner : 1000


1
Maka RAG = 2R + =3R
½𝑅+½𝑅
𝐸𝑟 8
IA = = = 4/3 mA
𝑅𝐴𝐺 3𝑋2𝑋1𝑂³

Output arus I = ½ IA

= ½ X 4/3

= 2/3 mA.

-Bila saklar B dihubungkan ke Er, saklar A, C, D ke


Ground.

-Bila dihitung, nilai tahanan dari titik. G ke atas = 2R


dan yang ke Ground = 2R, sehingga tahanan total RBG
1
= 2R + = 3R.
½𝑅+½𝑅

𝐸𝑟 𝐸𝑟 𝐸𝑟
-Arus IB = = ; I1 = I₂ = ½ IB = ;
𝑅𝐵𝐺 3𝑅 6𝑟

I = IA = ½ I1
𝐸𝑟 𝐸𝑟
maka arus output I = ½ x =
6𝑅 12𝑅
-Dengan cara yang sama dapat dihitung arus output bila
C dihubungkan ke Er, sedangkan saklar lainnya ke
𝐸𝑟
Ground, diperoleh arus output I =
24𝑅

-Demikian pula bila saklar D dihubungkan ke Er,


sedangkan saklar lainnya ke Ground, diperoleh arus
𝐸𝑟
output I = 48

-Terlihat bahwa bobot saklar A, B, C dan D berbanding


lurus 1 : 2 : 4 : 8

-Secara umum tegangan yang dihasilkan adalah :

𝑎𝑖
E₀ = Er ∑𝑛𝑖=1
2𝑖

Dimana :

Er = Tegangan Referensi

ai = Harga input untuk Bit ke – i

n = jumlah Bit input


Contoh :

R – 2R DAC : Er = 5,5 V ; Penguatan OP – Amp = 1x

Tentukan e₀ untuk biner 101101 n=6

Pemecahan :

𝑎𝑖
e₀ = Er ∑6𝑖=1 2𝑖

1 0 1 1 0 1
= 5,5 ( 2¹ + 2²+ 2³ + 2⁴ + 2⁵ + 2⁶ )

= 5,5 . (0,7 )
= 3,85 V

Tegangan pada skala penuh

Tegangan output max ( skala penuh ) bergantung pada


Tegangan Referensi dan panjang bit input, dinyatakan
sbb :

2ⁿ−1
E₀ sр = x Er
2ⁿ

Contoh :

R – 2R DAC : Er = 10 V ; panjang bit n = 10


Maka :

2¹°−1 1023
E₀ sр = x 10 V = X 10 V
2¹° 1024

= 9,99 V

Penambahan tegangan output terkecil = Resolusi


DAC
1
Eres = x Er
2ⁿ

Contoh

Suatu R – 2R DAC : Er = 2,56 V ; n = 8 Bit

Tentukan : E₀ sр dan Eres

Pemecahan :

28 −1
E₀sр = x 2,56 V
2⁸

255
= X 2,56 V
256

= 2,55 V

1
Eres = X 2,56
2⁸
1
= X 2,56
256

= 0,01 V.

Time Interval Decoder


Rangkaian DAC dengan asas time-interval decoding

Gambar Time Interval Decoder


Cara kerja rangkaian

- Data-data yang berupa digit-digit biner dimasukan ke


register dihubungkan pada komparator
- Pada saat yang sama suatu sinyal start memacu
rangkaian pembangkit sinyal/ pulsa clock dan
rangkaian pembangkit sinyal gigi gergaji.
- Pencacah akan mulai bekerja menghitung tiap-tiap
pulsa clock, sedang pada saat itu output rangkaian
pembangkit sinyal gigi gergaji mulai naik dari
tegangan rendah ke tegangan yang lebih besar.
- Bila hitungan dari penyacah mencapai nilai yang
sama dengan nilai bilangan pada register, maka
rangkaian komparator yang berfungsi sebagai
rangkain pembanding akan mengeluarkan suatu
sinyal.
- Sinyal output komparator sesaat itu juga segera
menghentikan bekerjanya rangkain pembangkit sinyal
clock dan rangkain pembangkit sinyal gigi gergaji.
Maka besarnya Vo akan menyatakan suatu nilai yang
sebanding dengan nilai digit-digit biner dalam
register, atau dengan kata lain tegangan Vo adalah
nilai analog dari digit-digit biner yang disimpan
dalam register.

Karakteristik konverter DAC

- Konverter Weighted Resistive Divider mempunyai


4 bit kombinasi masukan. Dengan demikian
tegangan keluaran Vo mempunyai kemungkinan
harga 24 = 16 harga.
- Konverter R-2R ladder network mempunyai 5 bit
sebagai kombinasi masukan. Maka akan
mempunyai tegangan Vo dengan 25 = 32
kemungkinan.
- Dengan menerapkan makin banyak bit sebagai
masukan, maka tegangan keluaran Vo akan naik
dengan increment makin kecil, jadi Vo makin
cermat.
- Kita katakan bahwa converter Weighted Resistive
Divider mempunyai resolusi 4 bit, sedangkan
converter R-2R ladder network mempunyai
resolusi 5 bit.
Contoh :

Konverter Weighted Resistive Divider mempunyai

resolusi

Resolusi dalam bentuk % = 1 X 100%


2n – 1
= 100% = 6.7 %
16 – 1
Konverter R-2R ladder network mempunyai resolusi
Resolusi dalam bentuk % = 1 X 100%
2n – 1
= 100% = 3.3 %
31 – 1

makin kecil bilangan %, maka makin cermat


konverternya Resolusi akan kian baik apabila
kombinasi masukan- masukan terdiri atas kian
banyaknya bit.
Karakteristik lain converter DAC adalah

1. kecepatan operasi
2. waktu endap (settling time)
3. kecermatan (precision)
Apabila nilai kombinasi bit-bit di jalan masuk converter
DAC berubah, maka keluaran yang analog daripada
converter haruslah seketika menanggapi perubahan
nilai, namun kenyataannya diperlukan waktu bagi Vo
untuk menyesuaikan diri pada nilai baru tersebut.
Waktu yang diperlukan Vo untuk memantapkan diri
sampai 99,95% dari nilai baru disebut waktu endap
(settling time). Kecermatan converter DAC dinyatakan
dalam % sekala penuh.

ADC (Analog Digital Converter)


Pada dasarnya rangkaian ADC dapat dilihat pada
rangkain dibawah, jenis Time Encoder:
Gambar ADC Jenis Time Encoder

Cara kerja rangkain :

1. Input yang berupa sinyal analog masuk salah satu


input komparator (Vx). Input yang lain dari output
rangkaian DAC, sedangkan Output Komparator
akan selalu “1” selama Vx lebih besar dari Vy dan
menjadi “0” bila Vx = Vy. Pada permulaan
bekerjanya output adalah “1” dan hal ini dapat
menyebabkan pintu And “membuka “ sehingga
mengizinkan lewatnya pulsa-pulsa Clock yang
berasal dari rangkaian pembangkit pulsa clock.
2. Lewatnya pulsa-pulsa Clock menyebabkan
pencacah bekerja menghitung dan pada saat itu
nilai hitungannya langsung diubah menjadi sinyal
analog, sehingga Vy nilainya akan naik sebanding
dengan hitungan yang dihasilkan Pencacah.
3. Pada saat harga Vy sama dengan Vx, maka output
komparator “0” menyebabkan tertutupnya pintu
And sehingga pulsa-pulsa Clock tidak dapat
melewati lagi. Maka pencacah pun berhenti
menghitung dan nilai hitungan terakhir yang
menyebabkan Vy=Vx menunjukan nilai digit dari
Input Analog Vx.

Misalnya ingin diketahui nilai digit dari input


Analog Vx = 1.1 Volt. Maka bila tiap-tiap pulsa
clock menyebabkan Vy naik sebesar 0.1 Volt akan
didapat bahwa setelah pulsa clock yang ke 11
hitungan pencacah akan berhenti (Vx = Vy) hal ini
dapat dilihat pada gambar dibawah:

Anda mungkin juga menyukai