Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Kondisi Alam
1. Letak Geografis
Secara astronomi Kabupaten Blora terletak di antara 111½016' sampai
dengan 111½338' Bujur Timur dan di antara 6½582' sampai dengan 7½248'
Lintang selatan. Di sebelah Utara Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten
Rembang dan Kabupaten Pati, di sebelah Timur dengan Kabupaten Bojonegoro
(Jawa Timur), di sebelah Selatan dengan Kabupaten Ngawi (Jawa Timur) dan
di sebelah Barat dengan Kabupaten Grobogan. Luas wilayah Kabupaten Blora
adalah, 1.820,59 km2 (182058,3077) atau sekitar 5,5 persen luas wilayah
Propinsi Jawa Tengah. Kecamatan yang memiliki wilayah terluas adalah
Randublatung seluas 211,13 km2 sedangkan Cepu dengan luas wilayah 49,15
km2 merupakan kecamatan tersempit.

2.Topografi
Kabupaten Blora memiliki wilayah dengan ketinggian terendah 30-280
dpl dan tetinggi 500 dpl. Kecamatan dengan letak tertinggi adalah Japah (280
dpl) sedangkan kecamatan Cepu terendah mempunyai permukaan terendah (31
dpl). Kabupaten Blora diapit oleh Pegunungan Kendeng Utara dan Selatan
sengan susunan tanah 56 persen gromosol, 39 persen mediteran dan 5 persen
aluvial. Menurut penggunaan tanah, hutan mendominasi luas wilayah
90.416,52 hektar (49,66 persen), sebelum terjadinya penjarahan hutan jati di
Kabupaten Blora merupakan hutan terluas dan merupakan komoditi
unggulan,disusul lahan sawah seluas 46.186,99 hektar dan lahan tegalan
(kering) seluas 26.315,34 hektar. Lahan sawah di Kabupaten Blora yang
merupakan sawah tadah hujan seluas 29.760,99 hektar (64,44 persen), sawah
beririgasi teknis 7449,0000 Ha, sawah beririgasi sederhana 4114,0000 Ha,
sawah beririgasi desa (non Pu) 1640,000 Ha. dan sawah beririgasi setengah
teknis 967 Ha. Sebagian besar lahan kering merupakan tanah tegalan (ladang)

1
sebesar 26315,3381 Ha, sisanya merupakan pekarangan seluas 16705,1598 Ha
dan lain-lain (waduk, kuburan, lapangan olah raga dan lain sebagainya) seluas
2430,7885 Ha.

3. Iklim dan Curah Hujan


Banyaknya hari hujan di Kabupaten Blora selama tahun 2007 relatif
baik bila dibanding dengan tahun sebelumnya. Selama tahun 2007, curah hujan
tertinggi di Kecamatan Kradenan sebanyak 2.638 mm, untuk hari hujan
terbanyak terdapat di Kecamatan Blora sebanyak 115 hari.

4. Pembagian wilayah administrasi.


Jumlah kecamatan di Kabupaten Blora adalah 16 kecamatan yang
terdiri 271 desa dan 24 kelurahan. Yang keseluruhannya terdiri dari 941 dusun,
1.204 RW dan 5.429 RT. Enam kecamatan memiliki wilayah kelurahan
(Randublatung, Cepu, Jepon, Blora, Ngawen, dan Kunduran). Kecamatan
Ngawen memiliki desa/kelurahan terbanyak (27 desa dan 2 kelurahan)
sedangkan kecamatan Sambong dan Kradenan memiliki desa/kelurahan paling
sedikit masing-masing dengan 10 desa.

5.Penduduk
Berdasarkan Blora Dalam Angka tahun 2007, penduduk Kabupaten
Blora tercatat sebanyak 846.310 jiwa, perempuan sebanyak 428.512 jiwa dan
laki-laki sebanyak 417.798 jiwa dengan sex ratio sebesar 97,50. Tingkat
kepadatan tertinggi tercatat di Kecamatan Cepu sebesar 1.572 jiwa per km2.
Pertambahan penduduk seiring dengan pertambahan jumlah KK, dari 230.972
di tahun 2006 menjadi 232.156 di tahun 2007.

B. Kondisi Budaya Masyarakat

Dialek masyarakat Blora yang terkenal adalah sebagai berikut: - em =


mu (bahasa Indonesia). Contoh: Bukuem = Bukumu, dll - leh = toh (bahasa
Indonesia). Contoh: Piye leh iki? = Gimana toh ini? - mboyak, sutoh = masa
bodoh (bahasa Indonesia) Cepu memiliki jenis sayuran yang sangat beragam,

2
dan tidak dimiliki oleh daerah lain. Misalnya sejenis tumbuhan temu kunci
yang lalu dijadikan masakan sayur. Tumbuhan ini terdapat di hutan-hutan jati,
buah sejenis mentimun yang disebut krai oleh masyarakat setempat, daun
kedondong sebagai bahan sayur, dan kepompong ulat pohon jati yang dimasak
dengan cabe sebagai makanan favorit, selain nasi pecel.

Blora memiliki seni tradisi tari Tayub. Tari ini seringkali dipentaskan
pada saat penduduk tengah memeriahkan hajatan yang dilakukan, seperti pada
saat acara sunatan. Kesenian ini berupa tarian yang dilakukan oleh beberapa
orang wanita cantik yang diiringi musik gamelan. Dalam tarian itu gamelan
yang dimainkan diikuti juga dengan tembangan dari beberapa sinden.Seiring
perkembangannya kesenian ini mulai tergusur oleh seni modern seperti campur
sari atau pun organ tunggal.

3
BAB II

ASPEK EKONOMI DESA

Aspek ekonomi desa di Kabupaten Blora menggambarkan kondisi ekonomi


masyarakat di Blora. Kondisi ekonomi Blora dapat dilihat dari mata pencaharian
masyarakat dan kondisi ekonomi masyarakat tersebut.

1. Mata Pencaharian
Pegawai Negeri Sipil dan Calon PNS di Kabupaten Blora
berjumlah 10.763 orang, 6.545 laki-laki dan 4.218. Data tentang sarana
dan prasarana pendidikan merupakan data pokok dalam membangun
pendidikan di Kabupaten Blora. Dari data Blora Dalam Angka tahun 2007,
jumlah SD/MI sebanyak 708 unit, SLTP/MTs 123 unit, SLTA 56 unit dan
Akademi/perguruan tinggi sebanyak 4 unit. Akademi atau perguruan
tinggi tercatat sebanyak 4 unit, 3 unit di Kecamatan Cepu dan 1 unit di
Kecamatan Blora, dengan jumlah mahasiswa sebanyak 2.200 orang, dosen
tetap sebanyak 119 orang dan tidak tetap sebanyak 290 orang. Kegiatan
kelompok belajar paket A dan B hingga tahun 2007 mencapai 82 dan 51
kelompok.
2. Kondisi Ekonomi Masyarakat
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blora diketahui dari besaran
PDRB ( Produk Domestik Regional Bruto ) dari tahun ke tahun baik
menurut harga berlaku maupun harga konstan. Sektor kegiatan ekonomi
yang paling dominan di Kabupaten Blora adalah sektor pertanian.
Walaupun sektor pertanian merupakan sektor dengan pertumbuhan
terendah menurut harga berlaku maupun konstan, namun sektor pertanian
menjadi penggerak utama perekonomian di Kabupaten Blora. Selain itu
kegiatan perekonomian salah satu kecamatan di Blora,Kecamatan Cepu
juga tidak lepas dari pengaruh instansi atau perusahaan Minyak dan Gas
Bumi yang merupakan ciri dari kota Cepu sebagai kota minyak.Contoh

4
instansi dan perusahaan tersebut adalah PUSDIKLAT MIGAS,
PERTAMINA UEP III Lap Cepu, PERTAMINA UPPDN IV Depot Cepu,
Mobile Cepu Limited, TELKOM, PERHUTANI, dan masih banyak lagi
termasuk industri kecil lainnya seperti kerajinan kayu jati dan lain-lain,
karena sebelum adanya instansi atau perusahaan minyak dan gas bumi
pengusaha kayu jati lebih dahulu berkembang di daerah Cepu.

5
BAB III
PROSES PERUBAHAN YANG TERJADI

Seiring dengan perkembangan jaman dan masuknya teknologi. Kabupaten


Blora merasakan dampaknya. Hal ini dapat dilihat dari adanya perubahan –
perubahan di berbagai bidang antara lain bidang pertanian, bidang
teknologi,bidang budaya dan bidang sarana dan prasarana

1. Pertanian.
Mayoritas mata pencaharian penduduk Kabupaten Blora adalah
petani, utamanya pertanian tanaman pangan. Hal ini menjadikan
Kabupaten Blora sebagai salah satu lumbung padi di Jawa Tengah. Padi
sawah merupakan komoditi utama pertanian tanaman pangan. Produksi
padi sawah tahun 2007 sekitar 301.972 ton, Komoditi unggulan kedua
adalah jagung dan kedelai. Pada tahun 2007 produksi jagung mencapai
284.730 ton, sedangkan kedelai mencapai 5.805 ton. Sementara
perkembangan hortikultura didominasi buah mangga dimana jumlah
produksinya pada tahun 2007 sebesar 486.787 kwintal. Selanjutnya
produksi jeruk mencapai 112.297 kwintal.

Perubahan pada bidang pertanian salah satunya adalah para petani


dahulu membajak sawah menggunakan cangkul dan memanfaatkan tenaga
sapi sekarang petani sudah menggunakan teknologi modern berupa traktor.
Dan pengetahuan petani tentang pertanian bertambah luas sehingga tingkat
produksi di Blora stabil.

2. Kehutanan.
Sebanyak 49,66 persen luas wilayah Kabupaten Blora digunakan
sebagai hutan negara, terbagi dalam tiga kesatuan administrasi yaitu KPH
Randublatung, KPH Cepu dan KPH Blora. Salah satu komoditi hasil hutan
adalah kayu jati, dimana produksi terbesar dari KPH Cepu sebanyak
43.999,385 meter kubik. Tahun 2005 total produksi kayu jati bundar

6
sebanyak 92.803,78 meter kubik. Namun akhir akhir ini banyak terjadi
perubahan karena seringnya pembalakan liar di kawasan hutan Blora.

3. Prasarana Jalan.
Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk
memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya
usaha pembangunan maka akan menuntut peningkatan jalan untuk
memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang
dari satu daerah ke daerah lain.Perubahan yang mencolok pada prasarana
jalan adalah perbaikan jalan yang dilakukan hampir di seluruh titik di
Kabupaten Blora secara bergantian. Dengan diperbaikinya sarana jalan
masyarakat yang dahulu bepergian jarak dekat dengan berjalan kaki atau
sepeda beralih menggunakan kendaraan bermotor.

4. Teknologi
Teknologi yang semakin pesat berkembang juga memperlancar
kegiatan masyarakat dalam menunjang aktivitas mereka,dan
mempermudah komunikasi. Meskipun demikian,teknologi yang makin
canggih ini juga mempersempit interaksi antar warga masyarakat dan
mulai melunturkan budaya masyarakat setempat.

5. Kehidupan Bermasyarakat
Berkaitan dengan teknologi,dengan adanya teknologi yang makin
canggih dan mudah diakses justru malah menjauhkan masyarakat setempat
dengan tetangga sekitar lingkungan mereka sehingga sifat masyarakat
cenderung menjadi masa bodoh dan individualis. Kehidupan masyarakat
sebelum teknologi berkembang sangat sederhana,berbeda dengan sekarang
yang pola kehidupan masyarakat nyaris berubah secara kesuluruhan.

7
6. Kebudayaan
Kebudayaan asli Blora,seperti Tayub dan Wayang Krucil lambat
laun mulai ditinggalkan oleh masyarakat Blora. Kebudayaan yang telah
ada sejak zaman dahulu itu enggan dilestarikan masyarakat Blora karena
dianggap jadul dan ketinggalan zaman.

8
BAB III

PEMBAHASAN

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa Kota Blora mengalami banyak
perubahan baik di bidang pertanian,kehutanan, prasarana jalan, teknologi,
kehidupan bermasayrakat, serta kebudayaan. Perubahan-perubahan ini sedikit
banyak merubah masyarakat di kota Blora dan berdampak kepada karakteristik
masyarakat setempat meskipun tidak secara signifikan. Perubahan-perubahan ini
merupakan perubahan besar.

Dari perubahan besar inilah yang akhirnya turut andil dalam mengubah
struktur,interaksi,dan kultur dari masyarakat kota Blora. Perubahan struktur
contohnya adalah peran atau jabatan seseorang, apabila peran dan jabatan tersebut
berubah maka status sosialnya pun ikut berubah. Dalam konteks
kultural,masyarakat Blora mulai melupakan kesenian dan kebudayaan yang telah
ada sejak zaman dahulu. Hal ini dibuktikan dengan jarangnya pertunjukkan
Wayang Krucil ataupun Tayub di kota Blora. Dalam konteks interaksinya pun
demikian, teknologi yang makin canggih justru mengubah interaksi antar
masyarakat dan membangun tembok tinggi dalam masyarakat karena terjadi
kesenjangan yang cukup mencolok sehingga karakteristik masyarakat sudah
berbeda dan dapat dikatakan sudah sangat berubah. Dari uraian diatas dapat
diperjelas dengan bagan dibawah ini

 Perubahan berdasarkan 7 Unsur Budaya menurut Kluckhon

Dahulu Sekarang

 Petani Mata  Wirausahawan


 Buruh Pencaharian  Pegawai Negeri Sipil

9
 Dialek Blora  Dialek Blora
 Bahasa Jawa Bahasa  Bahasa Jawa
 Bahasa Indonesia

 Islam
 Islam Kepercayaan  Kristen/Katholik

 Akses Internet terbatas  Akses Internet mudah


 Menggunakan Warung Teknologi  Menggunakan
Telepon(Wartel) smartphone

 Tayub  Tayub
 Wayang krucil Kesenian

 Sangat terbatas  Sudah cukup


Sistem
berkembang
Pengetahuan

 RW  RW
Sistem
 RT  RT
Kemasyarakatan

 Perubahan berdasarkan bidang

Dahulu Sekarang

 Menggunakan alat dan  Menggunakan alat dan


mesin pertanian yang Bidang mesin pertanian yang
sederhana serta masih Pertanian sudah modern serta
menggunakan tenaga sudah menggunakan

10
hewan. traktor untuk membajak
sawah.

 Akses internet masih  Akses internet mudah


terbatas  Menggunakan
 Menggunakan Warung Bidang smartphone
Telepon dan Telepon Teknologi
konvesional untuk
berkomunikasi.

 Jalan banyak yang  Jalan sudah banyak


rusak diperbaiki
Bidang
 Masih berjalan atau  Menggunakan
Sarana
menggunakan sepeda kendaraan bermotor
Jalan
untuk berpergian jarak untuk berpergian jarak
dekat dekat

11
BAB IV
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa proses perubahan yang terjadi
di Kota Blora merupakan modernisasi karena pola atau karakteristik
masyarakatnya berubah mengikuti benda.

12

Anda mungkin juga menyukai