Anda di halaman 1dari 14
Pembuatan Nata de Coco : Tinjauan Sumber Nitrogen terhadap Sifat Fisiko-Kimianya A. Intan Niken Tari, Catur Budi Handayani dan Sri Hartati Fakuitas Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukohatjo, I, Letjen S. Humardani No. 1 Kampus Jombor Sukokarjo 57521 ‘Telp (0271) $93156, fax (0271) 591065 Abstrak Penelitan ini bertujuan mengkaji_pengaruh sumber nitrogen pada pemibuatan nata de coco terhadap sifat fisika dan kimianya. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap pola satu arah dengan 3 perlakuan sumber nitrogen yang berbeda, ysitu NPK, Urea dan ZA . Masing-masing perlakuan diulng tiga putt: sifat fiska : Ketebalan, derajat eputihan (Hunter) dan Tekstur (Lloyd) serta sift’ kimianya : kadar air (Thermogravimetri), kadar protein (Kjeldahl) dan kadar serat kasar (Sudarmadii, 1997). Masi! penelitian menunjukkan bahwa terdapat beda sangat nysta antar perlakuan terhadap sifat fisika maupun kimia nata de coco. Perlaleuan dengan sumber nitrogen ZA ‘merupakan perlakuan terpilih, Perlakuan tersebut menghasilkan sifat fisika berupa ketebalan 7,23 mm, derajat keputihan 48,07% dan tekstur 543 N/m? dan sifst kimia berupa kadar sir 98,296, kadar protein 1,62% dan kadar serat kasar 2,04% Kata-kata kunei : Sifatfisika, Sifat kimia, Sumber nitrogen, Neta de coco Pendahuluan Pengembangan agroindustri, dipercaya mempunyai peran strategis sebagai jembatan penghubung antara scktor pertanian, industri dan perdagangan. Implementasi pengembangan agroindustri mengarah pada peningkatan nilai tambah ekonomis hasil pertanian melaui pemanfzatan , pengembangan dan penguasaan teknologi pengolahan, Saat ini pengembangan agroindustri terutama komoditas makanan dan minuman mempunyai prospek pengembangan yang baik. Salah satu produk makanan/minuman yang digemari adalah nata. Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari selulosa, berbentuk agar dan berwarna putih, Massa ini berasal dari pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media cair yang mengandung gula dan protein (Enie, A.B., 1998). Komponen utama nata adalah selulosa yang mampu mengikat air sebesar 95% dalam bentuk gel nata sehingga bersifat empuk (Enie, A.B., 1998). Faktor-faktor yang mempengaruhi_pembentukan nata adalah kandungan gula, protein, lemak, karbohidrat dan vitamin di dalam larutan. Selain faktor tersebut, proses produksi nata sangat dipengaruhi oleh umur starter, lama fermentasi, tingkat keasaman medium dan ruangan produksi (Alaban, 1962). Nata dapat dibuat dari bahan baku limbah cair pengolahan tahu atau bahan baku air kelapa. Nata yang dibuat dari air kelapa disebut dengan nata de coco. Menurut Palunkun (1993), prospek pengembangan indusri nata de coco cukup cerah Karena ditunjang ketersediaan air kelapa yang melimpah di wilayah Indonesia, yaitu sekitar 937.717.200 L Menurut Alaban (1962), kemampuan air kelapa menghasilkan nata disebabkan oleh kandungan nutrisi yang kaya dan relatif lengkap 107 No.2/ Volume 19 / 2010 Ean serta sosuai dengan pertumbuhan bakteri. A'r kelapa mengandung gula yang terdiri dari ssukrosa, glukosa dan fruktosa, masing-masing per milliliter air kelapa mengandung 0.64 hg asam nikotinat, 0.52 ug asam pantotenat, 0.02 yg biotin, 0.01ug riboflavin dan 0.03 gasam folat. Unsur-unsut tersebut didiiga memberi pengaruh terhadap pertumbuhan bekteri ata. Sedangkan menurut Collado (1986), air kelapa yang umum dimanfaatkan untuk Pembuatan nata de coco berasal dari kelapa tua, Air kelapa sebagai bahan baku nata diambil dari kelapa yang baru dipetik atau tidak lebih dari satu minggu, Kandungan Kimia air kelapa sebagai bahan beku yang tidak sama kualitasnya akan menyebabkan produk yang bervariasi (tidak stabil) kualitasnya, Oleh Karena itu media fermentasi pembuatan nata de coco perlu ditamhahkan komponen-komponen seperti gluikosa 10% sebagai sumber karbon, asam asetat 25% untuk mengatur pH menjadi 3-4 KjHPO, 0.03 %, MgSO4 0.03% sebagai mineral dan sumber nitrogen sebanyak: 0.3 %. Sumber nitrogen dalam medium Kultur untuk pertumbuhan A. xylimo juga mempengaruhi produksi selulosa, Sumber nitrogen terscbut dapat berasal dari nitrogen onganik seperti yeast ekstrak, pepton, tripton dan polipepton maupun nitrogen an organik seperti dari NPK, Urea maupun ZA (Zwavelzuur Amonia) atau Amonium Sulfat. Komposisi ketiga jenis pupuk tersebut dapat disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi Kimia NPK, Urea dan ZA dalam 100% Bahan ‘Komposisi Kimia (%) Tenis Papuke NPK Urea ZA Total Nitrogen 15,00 46,50 20,80 Karbon - 20,00 - Hidrogen : 671 : Oksigen - 26,64 - P,0s 24,00 . 2 KO 24,00 - - Ss - - 24,00 Behan Lain 37,00 - 55,20 (Anonim, 2010) Penelitian nitrogen organik oleh Okinawa et al.,(1995) cit. Sanchez dan Yoshida (1998) menjelaskan bahwa' yeast eksttak sebesar 2% yang ditambahkan pada medium Kultur 4. aylinum dapat meningkatkan produksi selulosa sedangkan ketika polipepton (0,5%) ditambahkan pada yeast ekstrak, produksi selulosa dapai meningkat hingga dua oli lipat. Penelitian produksi nata de coco menggunakan sumiber nitrogen an organik juga telah banyak dilakukan, seperti perelitian oleh. Zubaidah dan Prasetyana (2002) dalam penelitiannya pada nata de Aqua menggiinakan nitrogen an organik dari ZA dan NPK mengatakan bahwa jumiah nitrogen yang melebihi kebutuhan akan mengganggu aktivitas Acetobacter xyilimum dalam mensintesa selulosa.. Scbaliknya kecukupan N dalam medium menstimulir bakteri dalam mensintesa selulosa dan menghasilkan nata dengan ikatan selulosa yang kuat. Kuatuya ikalan selulosa dalam jaringan nata mengakibatkan air yang terperangkap sedikit, sehingga tidak mudah meluruh Adanya uunsur unsur lain seperti : P dalam NPK seria $ dalam ZA akan memberi pengerah besa, Karena unsur- unsur tersebut berperan dalam pembentukan dan Perkembangbiakan sel bakteri, yang mempengaruhi jumlah selulosa yang terbentuk. Ez WIDYATAMA, A, Intan Niken Tari, Catur Budi Handayani, Sri Rartati, Pembvatan Nata de Coco : Tinjauan Penggunaan sumber nitrogen an organik pada pembuatan nata de coco lebih ‘menguntungkan apabila dibandingken sumber nitrogen organik karena lebih murah, mudah larut dan selektif bagi mikroorganisme lain dan aman bagi konsumen. Hal ini Karena ketika sumber nitrogen an organik ditambahkan ke media pembuatan nata de coco, sumber nitrogen an organik tersebut akan dkonsumsi oleh bakteri, dan digunakan untuk berkembangbiak. Bakteri memerluken banyak protein untuk pembclahan sel berkembang biak dan digunakan untuk memproduksi selulosa (nata), sehingga tidak langsung dikonsumsi oleh manusia. Pembentukan nata (polisakarida ekstraseluler) diperlukan antara lain senyawa: heksosa fosfat. Heksosa fosfat mengalami oksidasi melalui lintasan pentosa fosfat menghasilkan senyawa NADPH (senyawa penyimpan tenaga pereduksi) dan melepaskan CO. Gas CO, yang dilepaskan akan terhambat dan menempel pada mikrofibril selulosa, sehingga selulosa naik ke permukaan cairan (Meyer, (1960) cit, Riswanda (2009)) Fosfat anorganik perlu ditambahkan ke dalam medium, karena bahan ‘tersebut sangat diperlukan untuk memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa (Cunningham (1978) cit. Riswanda (2009)). ‘Suikrosa ~ fostat > Glukosa IP + Fruftosa fosforilase Giukosa + mp —— UDP ghikosa UDPG fosforilase Gambar 1. Reaksi pemecahan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa, memerlukan fosfat anorganik Pada proses metabolismenya, selaput sclulosa ini terbentuk olch aktivitas Acetobacter xylinum terhadap glukosa, Karbohidrat pada medium dipecah menjadi glukosa yang kemudian berikatan dengan asam lemak (Guanosin trifosfat) membentuk prekursor penciri selulosa oleh enzim selulosa sintetase, prekusor ini selanjutnya dikeluarkan ke lingkungan membentuk jalinan selulosa pada permukaan mediuni.. (Thimann and Kenneth, 1955 cit Palungkun (1993)). Pembentukan selulosa Acetobacter xylinum dipengaruhi oleh ketersediaan oksigen dan glukosa (Hestrin and Schram, 1954 cl, Palungkun, 1993), Selain itu, pembentukannya juga dipengaruh pH medium, lama fermentasi, dan sumber nitrogen (Lapuz er al, 1968_cit. Palungkun, 1993), Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh sumber nitrogen pada pembuatan nata de coco terhadap sifat fisika dan kimianya Metode Bahan baku Bahan yang digunakan dalam pembuatan nata de coco untuk 1 L air kelapa adalah Bibit Nata de Coco (Acetobacter xplinum) + 100 ml atau 10%, - Gula 100 g atau 10%, Asam cuka glasial (bibit cuka) + 10 ml (1%), sumber N sesuai penelitian yaitu NPK, Urea dan ZA masing-masing 5 g (1%) serta air kelapa ‘WIDYATAMA, za No.2 / Volume 19/2010 Ena De Bahan kimia Bahan kimia yang digunakan untuk penelitian ini antara lain : behan kimia untuk uji kadar serat kasar (0,1 M buffer fosfat pH 6, enzim cr-amilase, air destilat, NaOH dan HCI, enzim pepsin, enzim.pankreatin, celite, aseton, etanol 95%, etanol 78%), dan vji kadar protein (K,S0,, HgO, H2S0, pekat, butiran Zn, NaQH-Na,$,Os, Asam borat 5%, indicator BCG-MR dan HCI 0,02 N). Sebagian besar bahan kimia diperoleh dari Lab. Kimia- Biokimia Fakuttas Pertanian Univet Bantara Sukoharjo. Peralatan Panci untuk perebus media (air kelapa), saringen, timbangan, sendok kayu, sendok makan, sendok teh, botol bermulut lebar, nampan untuk fermentasi, baskom perendam dan mesin pemotong nata de coco-dengan dimensi : berat 25:kg, panjang 80 om, lebar 40 cm dan tinggi 60 cm dengan bagian-bagian alat pemotong nata : dinamo % PK,350 watt, jumlah pisau 28 Euah dengan kecepatan putaran 400 rpm. Rancangan Percobaan Rancangan percobean yang digusakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan satu faktor perlakuan, yaitu sumber nitrogen NPK, Urea dan ZA. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Sehingga diperoleh unit percobaan 3 x 3= 9 unit. Analisis Laboratorium Analisis pada nata de coco meliputi analisis sifat fisika : ketebalan dan berat nata, tekstur (metode Lyoid), warna (metode kalorimeter Hunter), analisis sifat kimia : kadar air (metode thermogravimetri), kadar protein (metode Kjeldahl) (Sudarmadji er al., 1997), seta kadar serat kasar (Sudarmadji et a., 1997). Analisis Data Data yang diperoleh pada analisa fisiko-kimia dihitung secara statistik dengan Anova dan jika terdapat rerbedaan yang nyata antar perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan's Multiple Range Test (DMRT) (Ostle, i974). Ea WIDYATAMA, ‘A. Intan Niken Tari, Catur Budi Handayani, Sri Hartati, Pembuatan Nata de Coco: Tinjauan Cara Penelitian Diagram alir cara penelitian dapat digambarkan sebagai berikut : Air Kelapa (1L) 10% glukosa v 0.5 % Sumber N( b/v* —————>_Fenambahan Natrisi (NPK, Urea dan ZA) \ Perebusan 100°C, 15 ¢ t > | Pengkondisian Asam (pH 3.79) 10% Kultur 4, xyllimm = ——__s|Tnokalast Inkubasi, 28-30°C, 10 hari, aerob J Nata de coco J Pemotongan 1 x 1 cm?* v Perendeman dalam air, 30°C, 3 hari 1% Asam asetat (v/v) Perebusan (100°C, 3 x @ 15°) ‘ Sifat Fisika dan Kimia Uj Gambat 2. Diagram alir cara penelitian worn QE No.2 /Volume 49/2010 IES¢ Hasil dan Pembahasan Sifat Fisika Nata de Coco Analisis fisika dilakukan untuk mengetahui sifat fisik nata de coco, yang meliputi ketebalan, derajat keputihan dan tekstur Ketebalan f [ i, | a & | E20 es Febal (ne) Sumbernarogen SNP mmurce 2A Lines Keterangan : apabila notasi huruf pada grafik berbeda, maka perlakuan menunjukkan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) Gambar 3. Histogram pengaruh sumber N terhadap ketebalan nata de coco Ketebalan nata adalah tingginya lapisan selulosa yang mampu dihasilkan oleh bakteri A.xylinum. Pada Gambar 3, terlihat bahwa pemberian sumber N berupa ZA pada medium pertumbuhan A. xylinum ternyata memberikan pengaruh ketebalan nata lebih tinggi, dibanding medium dengan sumber N urea maupun NPK. Bakteri hanya dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk anorganik, yaitu nitrat (NO3-) atau ammonium (NH,’) (Meshitsuka, G et al,, 1996 cit Khairul Anam, 2010) Ketika ZA diberikan pada medium pertumbuhan A. xylinum, menyebabkan bakteri A.xylinum lebih mudah memperoleh N, karena pemecahan moleku! ammonium lebih sederhana dibanding urea dan NPK. Selain itu bentuk ion ammonium (NH,") lebih membutuhkan sedikit energi cibandingkan nitrogen yang masih berbentuk amida. Sehingga kecukupan N tersebut mampu menstimulir bakteri dalam mensintesa selulosa dan menghasilkan nata paling tebal. Derajat Keputihan Derajat keputihan atau nilei keverahan (L*) dilakukan menggunakan alat Kalorimeter fotoelektrik yang juga disebut kalorimeter Hunter. Parameter L* mempunyai nilai 0 (hitam) sampai 100 (putit) Nilai L* menyatakan cahaya pantul yang menghasilkan warna akromatik putih, abu-abu dan hitam. Ea WIDYATAMA, A, Intan Niken Tari, Catur Budi Handayanl, Sri Hartati, Pembuatan Nata de Coco : Tinjauan suo soo s 90 ! 490 4 a 3 : i ssa a0 Keterangan ; apabila notasi huruf pada grafik berbeda, maka perlakuan menunjukkan pengaruh berbeda nnyata (p<0,05) Gambar 4. Histogram pengaruh sumber N terhadap derajat keputihan nata de coco Pada Gambar 4, terlihat bahwa derajat keputihan nata dengan sumber N dari Urea sebesar 49,61% dan ZA sebesar 48,07% setelah diuji statistik ternyata tidak berbeda nyata (terlihat dari notasi yang sama yang mengikuti data), namun keduanya berbeda sangat nyata terhadap derajat kepurifan nata dengan sumber N dari NPK, yaitu 43,34%. Menurut Rahadianto (2001) cit Zubaidah dan Prasetyana (2002) perbedzan derajat keputihan dipengarchi oleh kerapatan jalinan selulosa pada naia. Jalinan yang rapat akan memantulkan sinar lebih sempurna, sehingga pembacaan derajat keputilan atau nilai kecerahan oleh alat kalorimeter Huater lebih tinggi. ‘Tekstur Tekstur nata adaleh kekuatan struktur yang stabil pada nata. Tekstur naia banyak dipengaruhi oleh kadar air dan kadar serat. ‘eal ‘Sunberrwogen Keteranga.: apabila notasiiuruf pa grafik berbeds, maka perl nyata (p<0,05) injukkan pengaruh berbeda Gambar 5, Histogram pengaruh sumber N terhadap tekstur nata de coco Pada Gambar 5 terlihat bahwa tekstur nata de coco yang dihasilkan dari sumber N Urea sebesar 3,34 N/m? diikuti NPK sebesar 4,17 N/m? dan ZA sebesir 5,43 Nin? WIDYATAMA Ea No.2/ Volume 19/2010 FUE C MEU Kecukupan N dalam medium menstimulir bakteri 4. xylimm mampu mensintesa selulosa dan menghasilkan nata yang kuat sehingga tigak mudah luruh. Kuatnya ikatan selulosa dalam jaringan tersebut disebabkan adanya serat tidak larut yang cukup tinggi (oerkaitan dengan data pada Gambar 8) dan rapat, Menurut Berk (1990) cit. Zubaidah, E. dan Prasetyana, F.(2002), kekerasan gel nata disebabkan karena kandungan sel-sel serat selulosa yang terdiri dari sekumpulan serat-serat parallel yang berikatan satu dengan yang lain, sehingga mempunyai straktur yang stabil. ‘Sifat Kimia Nata de Coco Analisis kimia dilakukan untuk mengetahui sifat kimia naia de coco, yang meliputi kadar air, kadar protein dan kadar scrat kasar. Kadar Air Kadar air nata adalah banyaknya air yang terperangkap dalam bahan nata . Keterangan : apabila notasi huruf pada grafik berbeda, maka perlakuen menunjulkan pengaruh berbeda ayata (90,05) Gambar 6. Histogram pengaruh sumber N terhadap kadar air nata de coco Pada gambar 6 tcrlihat bahwa medium dengan sumber nitrogen ZA menghasilkan kadar air paling rendah, dibanding medium dengan sumber N dari urea maupun NPK. ZA dengan kadar N 20,8% (Tabel 1) diduga menyebabkan bakteri A, xylinum mendapatkan N yang cukup. Kecukupan N dalam medium ini menstimulir bakteri dalam mensintesa selulosa dan menghasilkan nata dengan ikatan kuat dengan pori yang kecil. Kuainya ikatan selulosa ini menyebabkan jumlah air yang terperangkap dalam jaringan nata lebih rendah, sehingga kadar air menjadi rencah. Kadar Protein Kadar protein nata adalah banyaknya protein yang terdapat dalam bahan nata.. Ea WIDYATAMA A. Intan Niken Tari, Catur Budi Handayani, Sri Hartati, Pembuatan Nata de Coco : Tinjauan ade Protein 0) ‘umberttogen | ‘Keterangan : apabila notasi huruf pada grafik berbeda, make perlakuan menunjukkan pengeruh berbeda nyata (p<0,05) Gambar 7. Histogram pengaruh sumber N terhadap kadar protein nata de coco Pada Gamber 7, terlihat bahwa pemberian sumber N pada medium pertumbuhan A. xylinum temyata memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap kadar protein nata. Bakteri hanya dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk anorganik, yaitu nitrat (NOs-) atau ammonium (NH,") (Meshitsuka, Ge al., 1996 cit Khairal Anam, 2010). Ke ZA diberikan pada medium pertumbuhan A. xylinum, menyebabkan bakteri 4.xylinum lebih mudah memperoleh N, karena pemecahan molckul ammonium (NH;") lebih sederhana dibanding urea yang masih dalam bentuk amida, schingga pada gambar 7 tersebut terlihat bahwa kadar protein ZA lebih tinggi daripada urea. Sedangkan apabila dibandingkan dengan medium dengan sumber N berupa NPK, kadar protein nata pada medium dengan sumber N ZA lebih rendah, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : Karena pemecahan molekul ammonium (NH,’) lebih sederhana, maka ion ammonium (QNHL') yang sudah terpecah atau tersedia ini, lebih mudah dikonsumsi lagi oleh bakteri A, xylinum untuk perkembengbiakan sel atau pembelahan sel_yang merupakan proses sintesa protein, akibatnya ketersediaan kadar protein pada ZA lebih rendah daripada NPK. Hal ini diperkuat dengan data pada Tabel 1 bahwa dalam ZA terdapat kandungan N 20,8% dan S 24% yang merupakan tulangpunggung pembentukan protein. Kadar Serat Kasar Kadar seratkasar nata adalah kandungan serat yang terdapat dalam bahan nata. en alr erat) WIDYATAMA. fas] / Volume 19 / 2010 Ena Keferangan : apebila notasi huruf pads grafik berbeda, maka perlskuan menunjukkan pengaruh berbeda yaa (7,0,05) Gambar 8. listogram pengaruh sumber N tethadap kadar serat kasar nata de coco Pada Gambar 8, terlihat bahwa pemberian sumber N pada medium pertumbuhan A. xylinwn temyata memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap kadar scrat kasar nata de coco. Serat Kasar merupakan bagian dari jaringan nata, (polisakarida ekstraseluler) yang merupakan ikatan selulosa. Pembentukan nata oleh Acetobacter xylinum dipengaruhi oleh ketersediaan oksigen dan glukosa (Hestrin and Schram, 1954 cit, Palungkun, 1993). Selain itu, pembentukannya juga dipengaruh pH medium, lama fermentasi, dan sumber nitrogen (Lapuz ef al, 1968_cit. Palungkun, 1993). Pembentukan nata (polisakarida ekstraseluler) juga memerlukan fosfat anorganik dalam medium, karena bahan tersebut sangat dipertukan untuk memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa (Cunningham (1978) cit. Riswanda (2009). Sumber N pada NPK selain mengandung N 15% juga unsur fosfat dalam bentuk POs sebesar 24% (Tabel 1), sehingga pada medium nata dengan sumber N dari NPK memiliki kadar serat kasar tertinggi 2,21%, disusul medium nata dengan sumber N ZA dengan kadar 2,04% dan Urea dengan kadar 1,78%. Dari keseluruhan data baik sifat fiisika maupun kimia, dapat dilihat bahwa perlakuan terpilih diperoleh pada produk nata de coco yang berasal dari medium fermentasi dengan sumber nitrogen ZA Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwe perlakuan terpilih, dengan sifat fisik den kimia diperoleh pada produk nata de coco yang berasal dari medium fermentasi dengan sumber nitrogen ZA dibandingkan NPK dan Urea. Produk te:sebut memiliki parameter fisikg kimia sebagai berikut: tebal = 7,23 rum, derajat keputihan 48,079 tekstur 543 Nim®, kadar air 98,2 %, kadar protein 1,63% dan kadar serat kasar 2,04%. Saran Beberapa saran yang dapat diberikan dari hasil penelian yang telah dilakukan, antera lain (1) perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan pengamatan pada sifat orgenoleptiknya (2) perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap nata de.coco untuk kenungkinan pemanfaatan yang lebih luas, misalnya biomembran atau biofilm. Daftar Rujukan Anonim, 2010. Komposisi Kimia NPK, Urea dan ZA dalam 100% Bahan. http://www.chem.yale.edu/-chem125/125history99/4Radicals Types/UreaPaper 1828.htm{ diakses 22 September 2010 Alaban, C.A. 1962. Studies on Optimum Conditions for Nata de coco Bacterium or ‘Nata formation in Coconut Water. Philippine Agric. 96 (2) : 490-515 Coliado, L.S. 1986. Nata : Processing and Problems of the Industry in the Philippines. di dalam Proceeding Seminar on Traditional Food and Their Processing in Asia. November 13-15, 1986. Tokyo, Japan Ea ‘WIDYATAMA Enie, A.B. 1998. Kajian Pengembangan Industri Nata de Soya dari Air Tahu. Seminar Pengembangan Pengolahan dan Penggunaan Kedele selain Tempe. Ferry Riswanda.2009. Acetobacter xylinum . ‘walubhangit. blogspot.com/2009/03/acetobacter-xylinum.html. diakses 22 Juni 2010 Khairul Anam. 2010. Produksi Nata de Coco. Bogor : Bioteknologi Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Osile, B. 1974. Statistics in Research, Iowa : The lowa State University Press. Palungkun, R. 1993, Aneka Produk Olahan Kelapa. Jakarta : Pencbar Swadaya. Sanchez, P.C and Toshiomi Yoshida. 1998. Microbial Cellulose Production and Utilization. Proceedings of international Conference on Asian Network on Microbial Researches. Gadjah Mada University. Yogyakarta. 23" -25" February p 115-130 Sudarmadji, $., Bambang Haryono, Suhardi. 1997. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta : Liberty. Zubaidah, E, dan Prasetyana, F. 2002. Pembuatan Nata de Aqua. di dalam Prosiding Seminar Nasional Peran Pendidikan dalam Meningkatkan Ketangguhan Industri Pangan di Era Pasar Bebas Kelompok Bioteknologi Pangan. 30-31 Juli 2002. Malang. PATPI. p 163-172. WIDYATAMA No. 2 / Volume 19 / 2010 ISSN 0853-2583 WIDYATAMA Majalah limiah Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo ISSN 0853-2583 No.2 / Volume 19 / 2010 Terbit dua kali setahun pada bulan Mei & November. Berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan kajian analisis Kritis di bidangnya. Penanggung Jawab Ketua LPPM Univet Bantara Sukoharjo Ketua Penyunting Drs. Suwarto, M.Pd. Penyunting Pelaksana Dr. Ir. Ali Mursyid WM, MLP. Ir. A. Intan Niken Tari, MP. Dra. Nuryani Tri Rahayu, M.Si Drs. Sukarno, M.Hum, Drs. Agus Purwanto, M.Pd. Ir. Sri Hartati, MP. Pelaksana Tata Usaha Drs. Joko Suryono, M.Si. Hariyanto, $.Sos. Alamat Penyunting dan Tata Usaha : LPPM Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Jin. Letjend Sujono Humardani No.1 Jombor Sukoharjo. Kode pos = 57521, telepon : (0271) 593156, fax: (0271) 591065. E-Mail : widyatamavet@yahoo.com es Penyunting menerima sumbangan tvlisan yang belum pernah diterbitkan dalam media lain. Naskah pada halaman’ belakang {Petunjuk bagi Calon Penulis widyatama). Naskah lain yang dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah, dan tata cara lainnya. DAFTAR ISI, hal Hubungan Sosial Ekonomi Petani dan Kualifikasi Penyuluh Tethadap Adopsi Teknologi Pengelolaan ‘Tanaman dan Sumber Daya Terpadu Budidaya Padi (Oryza sativa) (Studi Kasus di Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo) ‘Yos Wahyu Harinta és ae: Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, ‘Nugraheni Retnaningsih Sidi Komperatif Tanaman Teba Varietas PS. 864 dengan’ Varietas PS ‘951 terhedap Biaya dan Produksi di Kebun Batujamus/ Kerjoarum Aféeling Polokarto Kabupaten Sukoharjo Catur Rini Sulistyaningsib 19 ‘Sakerifikasi jerami padi menggunakan Mutan ‘Trichoderma AA dan potensi nutritif limbah yang dihasilkan untuk pakan ternak Ali Mursyid Wahyu Mulyono a Peningkatan Life Skill Siswa dengan Pelatihan Pembuatan Saribuah (Implementasi di ‘Sekolah Menengah Kejurvan Negeri ! Mojosongo Boyolali) Sri Hartati a settee per a6 Aplikasi mu Teknik Industri dalam Mengurangi Limbeh-di Industri Tekstil (Studi Kasus PT. Sritex Sukoharjo) Darsini 46 Implikatur Percakapan Ditinjau dari Perspektif GRICE, Purwani Indri Astuti 54 Digiosia dalam Penerjemahan: Suatu Tinjauan Ringkas ‘Endang Dwi Hastuti pes 2 roses Interaksi Seksual dalam Cerita Komik Jepang Terjemahan Khotijah 9 Pembagian Peran Suami dan Isteri dalam Keluarga Perempuan Pelaku Usaha Nuryani Tri Rahayw B ‘Mengungkep Karakteristik Tes Uraian Suwarto a Pembuatan Nata de Coco : Tinjauan Sumber Nitrogen tethadap Sifat Fisiko-Kimianya A. Intan Niken Tari, Catur 107 Budi Handayani dan Sri Hartati ©: : Sistem Pelayanan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar us Joko Suryono ze

Anda mungkin juga menyukai