Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------- Volume VIII Nomor 2, April 2017

ISSN 2086-3098 (p) -- ISSN 2502-7778 (e)


PENDAHULUAN
Ketuban pecah dini atau premature
rupture of the membrane (PROM) adalah
HUBUNGAN USIA, PARITAS DENGAN pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu
KETUBAN PECAH DINI DI PUSKESMAS apabila pembukaan pada primi kurang dari
JAGIR SURABAYA 3 cm dan pada multi para kurang dari 5 cm
( Mochtar, Rustam, 1998).
Titi Maharrani Ketuban Pecah Dini (KPD) didefinisikan
(Jurusan Kebidanan, sebagai pecahnya ketuban sebelum
Poltekkes Kemenkes Surabaya) waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi
Evi Yunita Nugrahini pada akhir kehamilan maupun jauh
(Jurusan Kebidanan, sebelum waktunya melahirkan. KPD
Poltekkes Kemenkes Surabaya) preterm adalah KPD sebelum usia
kehamilan 37 minggu. KPD yang
ABSTRAK memanjang adalah KPD yang terjadi lebih
dari 12 jam sebelum waktu melahirkan
Ketuban pecah dini merupakan masalah (Depkes, FKUI, 2008)
penting dalam penyulit kelahiran yang Ketuban pecah dini (KPD) merupakan
menyebabkan meningkatnya morbiditas masalah penting dalam obstetri berkaitan
dan mortalitas ibu dan bayi. Ada beberapa dengan penyulit kelahiran prematur dan
faktor penyebab dari KPD antara lain umur terjadinya infeksi korioamnionitis sampai
dan paritas ibu. Berdasarkan studi sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan
pendahuluan di VK Puskesmas Jagir mortalitas perinatal dan menyebabkan
Surabaya, KPD tahun 2010 sejumlah infeksi ibu (Sarwono, 2008). Dalam
22,7%, jauh dari harapan yaitu 5-8%. keadaan normal 8-10% perempuan hamil
Penelitian ini bertujuan mengetahui aterm akan mengalami ketuban pecah dini
hubungan umur, paritas dengan kejadian (Sarwono, 2008).
ketuban pecah dini di VK Puskesmas Jagir Insidensi ketuban pecah dini terjadi
Surabaya, melalui desain cross sectional. 10% pada semua kehamilan. Pada
Subyek penelitian adalah 144 ibu bersalin kehamilan aterm insidensinya bervariasi 6-
yang dipilih dengan teknik Simple Random 19%, sedangkan pada kehamilan preterm
Sampling. Instrumen penelitian berupa insidensinya 2% dari semua kehamilan.
lembar pengumpul data. Analisa data Hampir semua ketuban pecah dini pada
menggunakan uji khi kuadrat dari Yates kehamilan preterm akan lahir sebelum
untuk variabel usia dan uji khi kuadrat dari aterm atau persalinan akan terjadi dalam
Pearson untuk variabel paritas dengan satu minggu setelah selaput ketuban
tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil pecah. 70% kasus ketuban pecah dini
penelitian didapatkan dari 144 ibu bersalin terjadi pada kehamilan cukup bulan, sekitar
terdapat sebagian besar (53,47%) dengan 85% morbiditas dan mortalitas perinatal
usia beresiko dan sebanyak 64,93% terjadi disebabkan oleh prematuritas, ketuban
KPD, ibu bersalin multipara yang sebagian pecah dini berhubungan dengan penyebab
besar (57,38%) terjadi ketuban pecah dini. kejadian prematuritas dengan insidensi 30-
dan pada ibu bersalin primipara sebagian 40% (Sualman, 2009). Walaupun banyak
besar (75,68%) tidak terjadi ketuban pecah publikasi tentang KPD, penyebabnya belum
dini. Hasil uji khi kuadrat dari Yates diketahui dan tidak dapat ditemukan secara
didapatkan pada variabel usia χ² hitung pasti, maka tindakan preventif tidak dapat
(91.514,38) > χ² tabel (3,84), dan pada dilakukan kecuali dalam usaha menekan
variabel paritas χ² hitung (11,73) > χ² tabel infeksi (Hidayat, 2009).
(5,99), maka diterima. Pada penelitian ini Faktor yang menyebabkan terjadinya
dapat disimpulkan bahwa hubungan umur, KPD antara lain paritas, usia ibu, kelainan
paritas dengan kejadian ketuban pecah dini selaput ketuban, serviks yang pendek,
pada ibu bersalin. indeksi, serviks inkompeten, trauma,
gemeli, hidramnion, kelainan letak, alkohol
Kata kunci: dan merokok, kelainan selaput ketuban,
Umur, Paritas, Ketuban Pecah Dini CPD, usia, faktor golongan darah,
defisiensi gizi. Paritas adalah banyaknya
anak yang dimiliki oleh ibu dari anak

102 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------- Volume VIII Nomor 2, April 2017
ISSN 2086-3098 (p) -- ISSN 2502-7778 (e)
pertama sampai anak terakhir. Paritas sekaligus dalam waktu yang sama selama
meliputi primipara yaitu ibu yang penelitian. Jenis dan metode penelitian
melahirkan pertama kali, multipara yaitu ibu yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yang telah melahirkan beberapa kali, dan analitik observasional cross sectional,
grandemultipara yaitu ibu yang melahirkan dimana populasinya adalah seluruh ibu
lebih dari 5 kali (Dorland, 2001). Umur bersalin di VK Puskesmas Jagir Surabaya
individu adalah terhitung mulai saat tahun 2011, sedangkan sampelnya adalah
dilahirkan sampai saat berulang tahun sebagian dari populasi yaitu sebanyak 144
terakhir (Pariani, Nursalam, 2001). Menurut orang. Sebagai variabel penelitian adalah
Hanafi H (2004), usia reproduksi terbagi usia, paritas dan kejadian ketuban pecah
dalam masa menunda kehamilan yakni dini. Data yang diperoleh dianalisis
umur 20-30 tahun, masa menjarangkan menggunakan uji chi-square dan disajikan
kehamilan yakni umur 20-30 tahun, masa dalam bentuk tabel frekuensi.
mengakhiri kehamilan yakni usia >30
tahun. HASIL PENELITIAN
Pada paritas, resiko KPD banyak terjadi Usia Ibu Bersalin
pada multipara dan grande multi para
disebabkan motilitas uterus berlebih, Tabel 1. Distribusi Usia Ibu Bersalin di
kelenturan leher rahim yang berkurang Puskesmas Jagir
sehingga dapat terjadi pembukaan dini No Usia Ibu Bersalin Jumlah Persen
pada serviks. Sedangkan pada usia, 1. Usia beresiko (<20 77 53,47
bertambahnya usia wanita berhubungan Th dan >35Th)
dengan menurunnya fungsi dan 2. Usia tidak beresiko 67 46,53
kemampuan organ tubuh sehingga 20-35 Th
meningkatkan resiko timbulnya kelainan – Jumlah 144 100
kelainan (Anwar, 2007).
Di Indonesia dari 17.665 angka Pada tabel 1 dapat dijelaskan bahwa
kelahiran terdapat 35,70% - 55,30% ibu dari 144 ibu bersalin, sebagian besar
melahirkan dengan proses ketuban pecah (51,38%) mempunyai usia beresiko yaitu
dini (Wahyuni,2009). >20 tahun dan <35 tahun. Hasil penelitian
Di Puskesmas Jagir Surabaya tahun ini sesuai dengan pendapat Poedji Rochjati
2010 dari 435 persalinan, terjadi KPD (2003), usia resiko tinggi dalam kehamilan
sebanyak 99 (22,7%). Kejadian KPD adalah < 20 tahun dan usia > 35 tahun,
tersebut terjadi pada usia <20 tahun menurut Hebert Hutabarat dan Ida Gede
sebanyak 5%, usia 20-35 tahun sebanyak Bagus Manuaba usia < 20 tahun dan usia >
53,5% dan pada kelompok usia >35 tahun 35 tahun merupakan salah satu faktor
sebanyak 40%. Sedangkan berdasarkan kehamilan yang beresiko tinggi.
paritasnya, KPD dialami ibu primipara 5% Menurut Manuaba (2007) Usia kurang
namun meningkat kejadiannya pada ibu dari 20 tahun merupakan usia menunda
multipara sebanyak 51,5% dan ibu kehamilan, dimana organ-organ
grandemultipara sebanyak 39,3%. Angka reproduksinya belum berfungsi secara
kejadian tersebut masih sangat tinggi dari maksimal, jalan lahir belum bisa
angka kejadian KPD yang diharapkan yaitu menyanggah bagian yang ada didalamnya
sebesar 5-8% (Manuaba, 2007). secara sempurna. Organ reproduksi yang
Berdasarkan latar belakang diatas belum maksimal mengakibatkan kurang
masalah penelitian adalah tingginya terbentuknya jaringan ikat dan vaskularisasi
kejadian ketuban pecah dini, dan tingginya yang belum sempurna sehingga
kejadian KPD pada multipara dan usia 20- membentuk selaput ketuban yang tipis dan
35 tahun. Sehingga peneliti hanya meneliti tidak kuat yang dapat memicu terjadinya
hubungan kejadian KPD dengan paritas ketuban pecah dini. Sedangkan Musbikin
dan usia ibu. (2004) mengemukakan bahwa pada
kehamilan diatas 35 tahun, biasanya
METODE PENELITIAN penyakit – penyakit degeneratif seperti
Penelitian ini menggunakan metode tekanan darah tinggi atau diabetes melitus
pendekatan Cross Sectional, karena pada wanita lebih sering muncul. Semakin
kejadian ketuban pecah dini berdasarkan bertambah usia, penyakit degeneratif
paritas hanya dilakukan observasi seperti gangguan pembuluh darah,
biasanya lebih banyak muncul
103 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF
Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------- Volume VIII Nomor 2, April 2017
ISSN 2086-3098 (p) -- ISSN 2502-7778 (e)
dibandingkan dengan mereka yang usia multipara. Hasil penelitian ini sesuai
muda. Penyakit degeneratif tersebut secara dengan teori Harry Oxorn (2010) dapat
tidak langsung akan mempengaruhi diketahui bahwa paritas dengan resiko
ketuban pecah dini. tinggi dapat menyebabkan komplikasi
Peneliti berpendapat usia yang aman selama masa kehamilan, persalinan,
untuk melahirkan dan persalinan adalah 20- maupun masa nifas. Pada primipara sering
30 tahun. Pada hasil penelitian ini terjadi komplikasi namun tidak seluruhnya
ditemukan sebagian besar (51,38%) ibu ibu primipara beresiko mengalami
bersalin dengan usia beresiko. Fenomena komplikasi, tergantung kesiapan fisik dan
seperti ini dapat terjadi karena ada psikologis ibu hamil.
kebiasaan pada wanita untuk mengejar
karir dan membelakangkan menikah pada Tabel 2. Distribusi Paritas Ibu Bersalin di
usia reproduktif, sehingga banyak wanita Puskesmas Jagir Surabaya
yang hamil pada usia yang terlambat dan
bersalin di luar usia yang aman. Sedangkan No Paritas Jumlah Persen
menikah pada usia muda biasanya banyak 1. Primipara 37 25,69
dilakukan untuk menghindari kehamilan di 2. Multipara 61 42,36
luar nikah. Padahal kematian maternal 3. Grandemultipara 46 31,95
pada wanita hamil dan melahirkan pada Jumlah 144 100
usia beresiko yaitu dibawah usia 20 tahun
ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada Manurut Manuaba (2007) faktor yang
kematian maternal yang terjadi pada usia berpengaruh dan mengancam adalah
20-30 tahun. Kematian maternal meningkat berkaitan dengan fungsi organ reproduksi
kembali setelah usia 35 tahun. Pada usia yang sudah menurun sehingga bisa
<20 tahun organ reproduksi pada wanita mengakibatkan kelainan dalam proses
belum terbentuk secara maksimal, ligamen- persalinan seperti ketuban pecah dini,
ligamen yang menyanggah uterus belum perdarahan dan eklamsia. Oleh karena itu,
berfungsi secara kuat sehingga resiko lebih banyak terjadi pada multipara
kemungkinan terjadinya abortus atau dan grandemultipara yang disebabkan
komplikasi kehamilan lainnya dapat terjadi. mortilitas uterus berlebih, kelenturan leher
Pada usia diatas 35 tahun kehamilan rahim yang berkurang sehingga dapat
biasanya diikuti dengan penyakit-penyakit terjadi pembukaan dini pada serviks,
degeneratif seperti tekanan darah tinggi kemungkinan panggul sempit (CPD), perut
atau deabetes mellitus. Semakin gantung dan bagian terendah belum masuk
bertambahnya usia, resiko penyakit pintu atas panggul dapat juga berpengaruh.
degeneratif lebih banyak muncul Jadi paritas yang aman untuk menjalankan
dibandingkan dengan mereka yang usia kehamilan adalah 2-3 kali. Oleh karena itu
muda. Penyakit degeneratif tersebut secara ketuban pecah dini banyak yang dialami
langsung maupun tidak langsung akan oleh ibu multiparitas.
mempengaruhi proses kehamilan dan Menurut peneliti, paritas 2-3 merupakan
persalinan pada ibu maupun bayinya. paritas paling aman bila ditinjau dari sudut
Menunda usia kehamilan pada usia yang kematian maternal. Kelahiran pertama dan
terlalu muda seperti mengikuti program jumlah paritas yang tinggi ( lebih dari 3 )
keluarga berencana hingga mencapai usia mempunyai angka kematian maternal lebih
yang reproduktif dan tidak menunda tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi
pernikahan dan kehamilan pada usia lanjut kematian maternal. Pada ibu multipara dan
adalah salah satu upaya untuk mengurangi grandemultipara sering terjadi komplikasi
komplikasi pada kehamilan dan persalinan karena berkaitan dengan fungsi organ
sehingga dapat mengurangi angka reproduksi yang sudah menurun sehingga
kematian maternal. Selain itu, komunikasi, mengakibatkan kelainan dalam proses
informasi dan edukasi yang baik harus persalinan, namun tidak seluruhnya ibu
diberikan kepada ibu hamil secara tepat. dengan kehamilan paritas tinggi beresiko
Paritas Ibu Bersalin di VK Puskesmas mengalami komplikasi. Selain itu, banyak
Jagir Surabaya anggapan pada masyarakat yang berfikir
bahwa banyak anak (paritas tinggi) akan
Berdasarkan tabel 2 dapat dijelaskan membawa banyak rezeki. Pernyataan
bahwa dari 144 ibu bersalin, bahwa hampir tersebut tidak sepenuhnya benar. Karena
setengahnya 61 orang (42,36%) adalah kenyataanya semakin banyak anak maka
104 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF
Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------- Volume VIII Nomor 2, April 2017
ISSN 2086-3098 (p) -- ISSN 2502-7778 (e)
semakin banyak kebutuhan yang harus minggu sangat komplek, bertujuan untuk
dipenuhi sehingga menuntut semakin menghilangkan kemungkinan terjadinya
tingginya pemasukan untuk memenuhi prematuritas dan RDS (Respiration
kebutuhan sehari – hari. Padahal seorang Dystress Syndrome). Sampai saat ini masih
anak tidak hanya membutuhkan kebutuhan banyak pertentangan mengenai
pangan saja, kebutuhan hidup dan penatalaksanaan ketuban pecah dini yang
pendidikan yang layak juga patut dipenuhi bevariasi, dari tidak melakukan manipulasi
dengan baik. Hal ini dapat dikurangi atau apapun sampai pada tindakan yang
dicegah dengan keluarga berencana berlebih – lebihan.
karena sebagian kehamilan dengan paritas Menurut peneliti, ketuban pecah dini
tinggi adalah tidak direncanakan. Dengan merupakan masalah penting dalam obstetri
program keluarga berencana ibu multipara berkaitan dengan penyulit kelahiran
dapat dicegah agar tidak terjadi kehamilan premature dan terjadinya infeksi
grandemulti. Sehingga resko terjadinya korioamnionitis sampai sepsis, yang
komplikasi pada kehamilan, persalinan dan meningkatkan morbiditas dan mortalitas
nifas dapat dikurangi. Asuhan kehamilan perinatal dan menyebabkan infeksi ibu.
dan persalinan yang baik juga dibutuhkan, Walaupun banyak publikasi tentang KPD,
misalnya memberikan kumunikasi, penyebabnya belum diketahui dan tidak
informasi, dan edukasi saat antenatal care dapat ditemukan secara pasti, maka
yang meliputi persiapan persalinan, proses tindakan preventif tidak dapat dilakukan
persalinan dan pendamping saat bersalin. kecuali dalam usaha menekan infeksi.
Sampai saat ini belum diketahui secara
Ketuban Pecah Dini di VK Puskesmas
pasti penyebab terjadinya ketuban pecah
Jagir Surabaya
dini. Namun ada banyak faktor predisposisi
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kejadian yang dapat mendukung terjadinya KPD
Ketuban Pecah Dini di Puskesmas Jagir seperti usia ibu, paritas, CPD, serviks yang
Surabaya inkompeten, trauma, hidarmnion, gemeli,
kelainan letak, kelainan selaput ketuban,
No Ketuban Pecah Dini JumlahPersen alhokol dan merokok. Beberapa
1 Ketuban pecah dini 70 48,61 pencegahan ketuban pecah dini dapat
2 Tidak ketuban pecah dini 74 51,39 dilakukan, namun belum ada yang cukup
Jumlah 144 100 efektif. Mengurangi aktivitas dan istirahat
Berdasarkan tabel 3 dapat dijelaskan pada akhir triwulan kedua atau awal
bahwa dari 144 ibu bersalin sebagian besar triwulan ketiga sangat dianjurkan. Selain itu
74 (51,38%) tidak mengalami ketuban menghindari faktor predisposisi juga
pecah dini. Hasil penelitian ini sesuai disarankan untuk menghidari ketuban
dengan teori yang dikemukakan oleh pecah dini.
Rayburn (2001) bahwa insidensi KPD Bidan sebagai medis terlatih yang
berkisar dari 4,5% sampai 7,5% dari ditempatkan ditengah masyarakat,
seluruh kehamilan. KPD preterm terjadi sebaiknya bersifat konsevatif artinya tidak
pada kira-kira 1% kehamilan dan jelas terlalu banyak melakukan intervensi, maka
merupakan problema yang sangat sikap bidan yang paling penting adalah
menantang untuk para dokter spesialis melakukan rujukan sehingga penanganan
obstetric. kasus ketuban pecah dini mendapat
Menurut Nugroho (2010) menyebutkan tindakan yang tepat. Kesalahan dalam
bahwa insidensi KPD berkisar antara 8- mengelola ketuban pecah dini akan
10% dari semua kehamilan. Hal yang membawa akibat meningkatnya angka
menguntungkan dari angka kejadian KPD morbiditas dan mortalitas ibu maupun
yang dilaporkan, bahwa lebih banyak terjadi bayinya. Oleh karena itu diperlukan
pada kehamilan yang cukup bulan daripada pengawasan serta perawatan yang
yang kurang bulan, yaitu sekitar 95%, signifikan kepada ibu bersalin dengan
sedangkan pada kehamilan tidak cukup ketuban pecah dini.
bulan atau KPD pada kehamilan preterm Hubungan Usia dengan Kejadian
terjdi sekitar 35% dari semua kehamilan Ketuban Pecah Dini
kurang bulan dan mempunyai kontribusi
yang besar pada angka kematian perinatal Pada tabel 4 dapat dijelaskan bahwa
pada bayi yang kurang bulan. Pengelolaan dari 116 ibu bersalin terdapat ibu bersalin
KPD pada kehamilan kurang dari 34 dengan usia beresiko (<25 tahun dan > 35
105 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF
Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------- Volume VIII Nomor 2, April 2017
ISSN 2086-3098 (p) -- ISSN 2502-7778 (e)
tahun) yang mengalami KPD sebanyak 50 membrane ketuban makin berkurang yang
orang (64,93%) dan pada ibu bersalin akhirnya mengakibatkan ketuban pecah
dengan usia tidak beresiko (20-35 tahun) dini.
sebagian besar (70,14%) tidak mengalami Menurut peneliti, ketuban pecah dini
ketuban pecah dini. dapat terjadi pada wanita hamil dengan
umur <20 tahun atau > 35 tahun. Usia
Tabel 4. Hubungan Usia dengan Kejadian kurang dari 20 tahun merupaka usia
Ketuban Pecah Dini di Puskesmas Jagir menunda kehamilan, dimana organ – organ
Surabaya reproduksinya belum berfungsi secara
maksimal, jalan lahir belum bisa
Kejadian Ketuban menyanggah bagian yang ada didalamnya
Pecah Dini Jumlah secara sempurna. Organ reproduksi yang
Usia KPD Tidak KPD belum maksimal mengakibatkan kurang
∑ % ∑ % ∑ % terbentuknya jaringan ikat dan vaskularisasi
Beresiko 50 64,93 27 35,07 77 100 yang belum sempurna sehingga
Tidak beresiko 20 29,85 47 70,15 67 100 membentuk selaput ketuban yang tipis dan
Jumlah 70 48,61 74 51,39 144 100 tidak kuat yang dapat memicu terjadinya
ketuban pecah dini. Pasien yang memiliki
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori faktor predisposisi terjadinya ketuban
menurut Manuaba (2007) bahwa usia pecah dini diperlukan pendeteksian dan
merupakan salah satu faktor predisposisi penatalaksanaan sedini mugkin. Langkah
yang menyebabkan terjadinya ketuban preventif oleh tenaga kesehatan juga perlu
pecah dini. ditingkatkan. Komunikasi, informasi dan
Dr. Prasanthi (2009) menyebutkan edukasi yang baik dapat memberikan
ketuban pecah dini terjadi pada wanita motivasi ibu untuk memeriksakan
hamil <20 tahun atau >35 tahun. kehamilannya secara teratur sehingga
Sedangkan menurut Saifuddin AB (2006) dapat mendeteksi terjadinya komplikasi
ketuban pecah dini dapat terjadi pada sedini mungkin.
wanita hamil dengan umur <18 tahun atau
>40 tahun. Hubungan Paritas dengan Ketuban
Menurut Manuaba (2007) Usia kurang Pecah Dini
dari 20 tahun merupakan usia menunda
kehamilan, dimana organ-organ Tabel 5. Hubungan Paritas dengan
reproduksinya belum berfungsi secara Ketuban Pecah Dini di Puskesmas Jagir
maksimal, jalan lahir belum bisa Surabaya
menyanggah bagian yang ada didalamnya
secara sempurna. Organ reproduksi yang Kejadian Ketuban
belum maksimal mengakibatkan kurang Pecah Dini Jumlah
Paritas
terbentuknya jaringan ikat dan vaskularisasi KPD Tidak KPD
yang belum sempurna sehingga ∑ % ∑ % ∑ %
membentuk selaput ketuban yang tipis dan Primipara 9 24,32 28 75,68 37 100
tidak kuat yang dapat memicu terjadinya Multipara 35 57,38 26 42,62 61 100
Grande 26 56,52 20 43,48 46 100
ketuban pecah dini. Sedangkan Musbikin
multipara
(2004) mengemukakan bahwa pada Jumlah 70 48,61 74 51,39 144 100
kehamilan diatas 35 tahun, biasanya
penyakit-penyakit degeneratif seperti
Berdasarkan tabel 5 dapat dijelaskan
tekanan darah tinggi atau diabetes melitus
bahwa dari 144 ibu bersalin terdapat ibu
pada wanita lebih sering muncul. Semakin
bersalin multipara yang sebagian besar
bertambah usia, penyakit degeneratif
(57,38%) terjadi ketuban pecah dini. dan
seperti gangguan pembuluh darah,
pada ibu bersalin primipara sebagian besar
biasanya lebih banyak muncul
(75,67%) tidak mengalami ketuban pecah
dibandingkan dengan mereka yang usia
dini.
muda. Penyakit degeneratif tersebut secara
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
tidak langsung akan mempengaruhi
menurut Manuaba (2007) yang
ketuban pecah dini. Adanya gangguan
mengatakan bahwa faktor prediposisi dari
pembuluh darah atau devaskularisasi dapat
ketuban pecah dini salah satunya adalah
menyebabkan nekrosis pada jaringan
multipara.
sehingga jaringan ikat yang menyangga

106 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------- Volume VIII Nomor 2, April 2017
ISSN 2086-3098 (p) -- ISSN 2502-7778 (e)
Menurut Geri Morgan dan Carole sejumlah 144 ibu bersalin, terdapat
Hamilton (2009), paritas merupakan salah beberapa simpulan sebagai berikut : (a)
satu faktor yang mengakibatkan ketuban Usia ibu bersalin di VK Puskesmas Jagir
pecah dini karena peningkatan paritas yang Surabaya separuhnya adalah dengan usia
memungkinkan kerusakan serviks selama beresiko ( <20 tahun dan >35 tahun). (b)
kelahiran sebelumnya. Paritas ibu bersalin di VK Puskesmas Jagir
Manurut Manuaba (2007) faktor yang Surabaya hampir setengahnya ibu bersalin
berpengaruh dan mengancam adalah multipara. (c) Ketuban pecah dini di VK
berkaitan dengan fungsi organ reproduksi Puskesmas Jagir Surabaya dialami hampir
yang sudah menurun sehingga bisa setengahnya ibu bersalin. (d) Ada
mengakibatkan kelainan dalam proses hubungan usia, paritas dengan kejadian
persalinan seperti ketuban pecah dini, ketuban pecah dini di VK Puskesmas Jagir
peeradarahan dan eklamsia. Oleh karena Surabaya.
itu, resiko lebih banyak terjadi pada Sehingga disarankan: (a) Bidan sebagai
multipara dan grandemultipara yang tenaga medis terlatih yang ditempatkan di
disebabkan mortilitas uterus berlebih, Puskesmas, sebaiknya dapat lebih
kelenturan leher rahim yang berkurang meningkatkan keikutsertaanya dalam
sehingga dapat terjadi pembukaan dini memberikan konseling kepada ibu tentang
pada serviks, kemungkinan panggul sempit usia reproduktif dan paritas yang baik bagi
(CPD), perut gantung dan bagian terendah kehamilan dan persalinan untuk
belum masuk pintu atas panggul dapat juga mengurangi bahaya dari kehamilan dan
berpengaruh. Jadi paritas yang aman untuk persalinan dengan usia beresiko dan
menjalankan kehamilan adalah 2-3 kali. paritas tinggi. Selain itu, penekanan
Oleh karena itu ketuban pecah dini banyak terhadap informasi tanda bahaya kehamilan
yang dialami oleh ibu multiparitas. bagi ibu hamil dan bersalin untuk
Menurut peneliti, kettuban pecah dini pencegahan komplikasi kehamilan
sering terjadi pada multipara dan terutama kasus ketuban pecah dini .(b)
grandemultipara yang disebabkan Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini
hipermotilitas uterus dan kelenturan leher dapat digunakan sebagai dasar untuk
rahim yang berkurang sehingga dapat penelitian selanjutnya mengenai hubungan
terjadi pembukaan dini pada serviks, umur, paritas dengan kejadian ketuban
namun tidak semuanya mengalami ketuban pecah dini dengan waktu dan responden
pevah dini, dan jika ketuban pecah dini yang lebih banyak.
terjadi pada primipara mungkin disebabkan
oleh trauma, infeksi genetalia, serviks DAFTAR PUSTAKA
inkompeten, gemeli, hidramnion, disproposi
sefalopelvik, dan faktor predisposisi yang Arikunto, S. 2007. Manajemen Penelitian.
lain. Pasien – pasien yang memiliki faktor Jakarta : Rineka Cipta
predisposisi terjadinya ketuban pecah dini Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian edisi
diperlukan pelaksanaan dan pendeteksian Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta
sedini mungkin dan juga sebagai langkah Bobak, dkk. 2004. Keperawatan Maternitas.
preventif hendaknya tenaga kesehatan Jakarta : EGC
lebih meningkatkan komunikasi, informasi, Cunningham, FG. 1998. Obstetri William.
edukasi, dan motivasi pada ibu hamil agar Jakarta : EGC
melakukan pemeriksaan kehamilan Dorland. 2002. Kamus Saku Kedokteran
antenatal care sacara rutinm untuk Dorland. Jakarta : EGC
mendeteksi komplikasi yang mungkin Hicker, Neville F. 2001. Esensisal Obstetri
terjadi selama kehamilan dan persalinan dan Ginekologi. Jakarta : Erlangga
serta memberikan informasi tentang tanda- Hidayat, Asri, dkk. 2009. Asuhan Patologi
tanda bahaya kehamilan dan tanda-tanda Kebidanan. Jogjakarta : Nuha Medika
persalinan. Hidayat, A.A. 2008. Ilmu Kesehatan Anak
untuk Pendidikan Kebidanan.Jakarta :
KESIMPULAN DAN SARAN Salemba Medika
Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Kebidanan dan Teknik Analisis Data .
hubungan umur, paritas dengan kejadian Jakarta : Salemba Medika
ketuban pecah dini di VK Puskesmas Jagir Liu, David TY. 2008. Manual Persalinan.
Surabaya tahun 2011 terhadap sample Jakarta : EGC

107 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------- Volume VIII Nomor 2, April 2017
ISSN 2086-3098 (p) -- ISSN 2502-7778 (e)
Manuaba, Ida Ayu C. 2009. Buku Ajar
Patologi Obstetri. Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Bagus Gede, dkk. 1998. Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta : EGC
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan
Maternitas. Jakarta : Salemba Medika
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri
Jilid I. Jakarta : YBSP
Morgan, Geri dan Hamilton Carole. 2009.
Obstetri & Ginekologi. Jakarta :
Hipokrates
Norwitz, Errol and John Schorge. 2008. At
a Glance Obstetri & Ginekologi. Jakarta
: PT Gelora Aksara Pratama
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metode
Penelitian Kesehatan Edisi Revisi.
Jakarta : Rinepka Cipta
Nogroho, Taufan. 2010. Buku ajar Obstetri
untuk Mahasiswa Kebidanan.
Yogyakarta : Muha Medika
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Oxorn, Harry dan Wiliiam R Forte. 2010.
Ilmu Kebidanan : Patologi dan Fisiologi
Persalinan. Jakarta : Yayasan Esaentia
Medika
Rayburn, William F. 2001. Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta : Widya Medika
Saifuddin, AB. 2006. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
YBPSP
Varney, Hellen. 2001. Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta : EGC
Wahyuni, Ningrum. 2010. Ketuban Pecah
Dini.
http//ningrumwahyuni.wordpress.com
Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

108 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF

Anda mungkin juga menyukai