Anda di halaman 1dari 7

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

(Makalah ini untuk memenuhi tugas S. Muskulokeletal I)

Nama kelompok:

1. Aisa Tri Wijayanti (15.20.042)


2. Desi Angga Dwi W (15.20.049)
3. Nabila Subhan (15.20.057)
4. Ratna Silvitaning A (15.20.067)
5. Yanis Sofi H (15.20.076

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2017

SATUAN ACARA PENYULUHAN


I. Identifikasi Masalah
Osteoporis yaitu penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya massa
tulang (kepadatan tulang) secara keseluruhan akibat ketidakmampuan tubuh
dalam mengatur kandungan mineral dalam tulang dan disertai dengan rusaknya
arsitektur tulang yang akan mengakibatkan penurunan kekuatan tulang yang
dalam hal ini adalah pengeroposan tulang. Osteoporosis identik dengan
orangtua. Bukan berarti hanya mereka yang berusia >40 tahun yang perlu
waspada terhadap silent diseasse ini. Pencegahan perlu dilakukan sedini
mungkin. Pertumbuhan tulang yang optimal selama masa anak-anak dan
remaja, dapat mencegah resiko osteoporosis dikemudian hari. Pertumbuhan
tulang paling optimal, terjadi pada masa awal remaja, yakni sekitar usia 10 –
14 tahun (perempuan) dan 12 – 16 tahun (laki-laki). Sekitar 45% massa tulang
dewasa dibentuk pada masa remaja dan terus berjalan hingga usia 30-an. Peak
bone mass (puncak massa tulang) terjadi pada usia 25 – 30 tahun. Bagi wanita
hilangnya hormon esterogen setelah menopause meningkatkan resiko terkena
osteoporosis. Gejala baru muncul setelah usia 50 tahun, osteoporosis tidak
mudah dideteksi secara dini
Sekitar 99% kalsium tubuh disimpan di tulang dan gigi. Pada masa puber,
tulang tumbuh dengan cepat. Konsumsi kalsium di usia muda akan
menentukan kekuatan kekuatan tulang nantinya. Perlu diingat penyerapan
kalsium hanya sekitar 30% dari konsumsi kalsium. Penyerapan kalsium
maksimal bisa didapat dengan konsumsi 1.200 – 1.500 mg kalsium/ hari. Jika
berlebihan hampir semua kelebihannya akan dibuang. Sebaliknya, jika kuranng
tulang tidak akan menerima cukup kalsium yang dibutuhkan sehingga puncak
massa tulang tidak tercapai.
II. Pengantar
Bidang studi : Sistem Muskulokeletal
Topik : Osteoporosis
Sub topik : Pencegahan Dini Osteoporosis pada Remaja
Sasaran : Siswa SMP
Hari / tanggal :
Jam : 09.00 – 09.45
Waktu : 45 menit
Tempat : SMPN

III. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mempresentasikan penyuluhan yang berjudul “ Pencegahan Dini
Osteoporosis pada Remaja” diharapkan siswa mampu memahami tentang
osteoporosis beserta pencegahanya.

IV.Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan siswa dapat
memahami :
a. penyebab terjadinya osteoporosis,
b. gejala penyakit tulang osteoporosis, dan
c. pencegahan penyakit tulang osteoporosis.
V. Materi
Terlampir.
VI. Metode
1. Penyuluhan
2. Tanya Jawab
VII. Media
1. Materi SAP
2. Leaflet
3. LCD
4. Vidio
VIII. Kegiatan Pembelajaran
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
1. 3 menit Pembukaan: 1. 1. Menjawab salam
1. Memberi salam  2. Mendengarkan dan
2. Perkenalan memperhatikan
3. menjelaskan kontrak
waktu
4. Menjelaskan tujuan
pembelajaran
2. 25 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
 Menjelaskan materi mendengarkan.
osteoporosis secara
berurutan dan teratur,
dilanjutkan dengan
pemutaran video
penggambaran penyakit
tulang osteoporosis
Materi :
1. Pengertian
tentang
osteoporosis
2. Gejala
osteoporosis
3. Gejala klinis
osteoporosis
4. Pencegahan
osteoporosis
5. Vidio tentang
penyakit tulang
osteoporosis
3. 15 menit Evaluasi : Bertanya dan menjawab
Meminta siswa untuk
memahami dan
mengetahui:
1. Pengertian
tentang
osteoporosis
2. Gejala
osteoporosis
3. Gejala klinis
osteoporosis
4. Pencegahan
osteoporosis
4. 2 menit Penutup : Menjawab salam
Mengucapkan terima
kasih dan mengucapkan
salam.

IX. Pengesahan

Kepanjen, 28 September 2017

Sasaran Pemberi Penyuluh

Siswa Panitia

Dosen pembimbing

X. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Pemateri menyepakati kontrak yang telah disepakati dan
tersedianya media penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
Siswa berpartisipasi selama kegiatan, lingkungan tidak bising dan
pelaksanaan sesuai dengan rencana.
3. Evaluasi Hasil
Siswa mampu menyebutkan pengertian Osteoporosis, penyebab,
gejala klinis dan pencegahan pada penyakit tulang osteoporosis.

XI. Lampiran Materi


A. Pengertian Osteoporosis
Osteoporosis adalah suatu kondisi dimana kepadatan tulang menurun
sehingga rentan terjadinya patah tulang akibat pengeroposan tulang.
Osteoporosis identik dengan orangtua atau lansia, bukan berarti hanya usia
lebih dari 40 tahun yang mewaspadai terhadap penyakit ini. Pencegahan perlu
dilakukan sedini mungkin, pertumbuhan tulang yang optimal selama masa
anak-anak dan remaja, dapat mencegah resiko osteoporosis dikemudian hari.
Pertumbuhan tulang paling optimal, terjadi pada awal masa remaja, yakni
sekitar usia 10-14 thn (anak perempuan) dan 12-16 th (anak laki-laki). Dan
wanita lebih rentan terkena osteoporosis daripada pria.

B. Penyebab Osteoporosis
Normalnya osteoporosis terjadi pada wanita pasca menopause atau pada
pria usia lanjut, ini disebut osteoporosis primer. Ada juga osteoporosis
sekunder, yakni karena penyakit. Misalnya menopause dini, gangguan fungsi
hati, ginjal, hematologi, kelainan endokrin, dan saluran pencernaan.
Gaya hidup juga dapat menjadi faktor resiko terhadap terjadinya
osteoporosis, antara lain merokok, banyak mengandung kafein (kopi) dan
alkohol, kurang terpapar sinar matahari sehingga mengalami defisiensi vit D,
dan malas bergerak. Namun semuanya ini dapat di hindari.
C. Gejala Klinis Osteoporosis

Osteoporosis sering disebut silent disease karena penyakit tulang ini


gejalanya tidak akan terlihat oleh kasat mata. Paling umum penyakit ini
ditemui pada pergelangan tangan, pinggul, dan tulang belakang. Gejala awal
dapat berupa nyeri sendi, kesulitan berdiri, kesulitan duduk tegak.
Osteoporosis pada tulang belakang dapat menyebabkan gejala nyeri
punggung, kehilangan tinggi badan, atau kelainan bentuk tulang belakang,
dan postur membungkuk. Penderita osteoporosis dapat mengalami patah
tulang hanya dengan benturan ringan, jatuh, menaiki tangga, mengangkat
benda, atau membungkuk. Meskipun osteoporosis sendiri tidak menimbulkan
nyeri, namun jika terjadi patah tulang penderita dapat merasa nyeri hebat

D. Pencegahan Osteoporosis
Osteoporosis tidak dapat diobati namun bisa dicegah mulai dini dengan
K UAT
1. Konsumsi kalsium dan vit D yang adekuat
2. Usahakan hindari rokok dan alkohol berlebih
3. Aktif berolahraga
4. Tingkatkan kewaspadaan akan kecelakaan

Anda mungkin juga menyukai