Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH FISIKA RADIODIAGNOSTIK

“ GRID ”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah semester IV Fisika Radiodiagnostik


Dosen Pengampu : Ibu Sri Mulyati, S.Si, MT

Disusun oleh:
KELOMPOK 2/2A

1. Neneng Santinah (P1337430116001)


2. Putri Kusuma Ariska (P1337430116011)
3. Glagah Mahardika Kencana (P1337430116031)
4. Elisia Maya Sari (P1337430116039)
5. Dewi Maesaroh (P1337430116042)
6. Gigih Ardi Primananda (P1337430116046)
7. Qur Ratu A’yun (P1337430116047)
8. Indra Darmawan (P1337430116049)
9. Ney Da Onney (P1337430116053)
10. Dhiya Ajengnova Adhiningsih (P1337430116056)
11. Musyadad (P1337430116058)
12. Farihatul Ulya (P1337430116062)

PRODI D-III TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI


JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Restu
dan Anugerah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah Fisika Radiodiagnostik
yang berjudul "Grid”.

Dalam penyusunan makalah ini penulis telah banyak mendapat bantuan,


bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan
banyak terima kasih kepada :

1. Ibu Sri Mulyati, S.Si, MT selaku dosen pengampu Fisika Radiodiagnostik Jurusan
Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik kesehatan Semarang.
2. Keluarga tercinta yang selalu member dukungan, semangat dan doa dengan tulus.
3. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.
4. Semua pihak yang telah turut serta membantu penyusunan makalah ini selesai
tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh
Karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan juga bagi pembaca.

Semarang, Februari 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................... 3
BAB II ISI
2.1 Pengertian Grid ............................................................................. 4
2.2 Tujuan Penggunaan Grid .............................................................. 5
2.3 Jenis-jenis Grid ............................................................................. 6
2.4 Tipe Grid Berdasarkan Bentuk dan Konstruksinya ...................... 6
2.5 Perbandingan Grid (Grid Ratio) .................................................... 8
2.6 Prinsip Kerja Grid ......................................................................... 11
2.7 Frekuensi Grid............................................................................... 12
2.8 Kesalahan Penggunaan Grid ......................................................... 12
2.9 Kelemahan Penggunaan Grid........................................................ 14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 15
3.2 Saran ............................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gambar grid radiologi............................................................................. 5

Gambar 2. Gambar konstruksi grid linear................................................................. 6

Gambar 3. Gambar konstruksi grid fokus 7

Gambar 4. Gambar konstruksi grid Pseudo 7

Gambar 5. Gambar konstruksi grid silang 8

Gambar 6. Gambar high ratio grid 10

Gambar 7. Gambar low ratio grid 10

Gambar 8. Gambar Prinsip kerja grid 11

Gambar 9. Gambar kesalahan grid off level 12

Gambar 10. Gambar kesalahan grid off center 13

Gambar 11. Gambar kesalahan grid off focus 13

Gambar 12. Gambar kesalahan grid upside down 14

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia kedokteran diperlukan bidang-bidang penunjang pemeriksaan
untuk membantu menegakan diagnosa suatu penyakit, salah satunya adalah bidang
radiologi yang membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit dengan
memanfaatkan sinar-x yang hasilnya berupa radiograf. Oleh karena itu diperlukan
radiograf yang dapat memberi informasi semaksimal mungkin, tanpa harus
melakukan pengulangan foto yang dapat menambah dosis yang diterima pasien.
Banyak faktor yang menentukan kualitas citra radiografi yang sesuai, antara
lain : faktor peralatan(unit x-ray, kaset, dan processing) dan faktor teknik (SDM dan
pasien). Untuk menjamin agar tetap dipenilaiannya, persyaratan standar atas faktor-
faktor tersebut, salah satu caranya adalah denganmenerapkan metode kendali kualitas
(Quality Control). Dengan demikian akan didapatkan hasil diagnosisyang
optimal.Penggunaan peralatan radiografi yang digunakan berkali-kali selama kurun
waktu yang lama danjumlah permintaan foto yang banyak, maka tidak menutup
kemungkinan alat tersebut mengalamipergeseran nilai standar yang telah ditentukan.
Pergeseran tersebut seharusnya terdeteksi sehingga dapatdiatur kembali seperti
semula sesuai dengan nilai standar.
Sebagai tenaga paramedis, seorang radiographer hendaknya dapat menyajikan
gambar radiografi (foto rontgen) yang berkualitas, terutama saat pelayanan di rumah
sakit - rumah sakit, atau laboratorium klinik swasta yang sudah banyak tersebar di
masyarakat.Gambaran radiografi merupakan hal penting dalam menunjang praktek
radiografer sehari-hari. Setiap radiografer pasti menginginkan gambar radiografi atau
foto rontgen dengan kualitas yang semaksimal mungkin dalam rangka menegakkan
diagnosis.Radiographer harus dapat memberikan gambar radiografi (foto rontgen)
yang berkualitas, baik detail mutu maupun karakteristik gambar radiografi (meliputi
detail daripada citra radiografi tersebut). Apabila citra radiografi yang dihasilkan
terlalu rendah, dapat menyebabkan tingkat diagnostik yang rendah pula, dan apabila
kualitas diagnosa yang dihasilkan rendah, pasti akan menimbulkan kesulitan dalam
menentukan tahap perawatan berikutnya terkait kasus yang dialami pasien.

1
Untuk dapat menghasilkan radiograf yang memberikan informasi semaksimal
mungkin diperlukan radiograf yang optimal. Kualitas radiograf meliputi densitas,
kontras, ketajaman dan distorsi. Karena itu perlu dilakukan usaha-usaha untuk
menekan faktor-faktor yang dapat menurunkan kualitas radiograf. Salah satu
penyebab yang dapat menurunkan kualitas radiografi adalah radiasi hambur. Untuk
mengurangi radiasi hambur sinar-x yang sampai ke film adalah dengan menggunakan
grid (Bushong, 2001).
Grid adalah suatu alat bantu pemeriksaan yang terdiri dari lempengan garis-
gari logam yang bernomor atom tinggi (biasanya timbal) yang disusun berjajar satu
sama lain dan dipisahkan oleh bahan penyekat atau interspace material yang dapat
ditembus sinar-x. Pemanfaatan grid ini terutama digunakan pada organ-organ manusia
yang memiliki nomor atom tinggi. Grid berfungsi untuk menyerap radiasi hambur
yang tidak searah yang berasal dari objek yang dieksposi (Meredith dkk, 1977).
Menurut Carlton (2000) dengan menggunakan grid untuk mendapatkan
densitas yang sama dibutuhkan jumlah sinar yang lebih besar dibanding dengan tanpa
menggunakan grid, tetapi kontras radiografi yang didapat lebih baik. Pada suatu
pemeriksaan radiografi membutuhkan hasil radiograf yang baik. Salah satu faktor
yang mempengaruhi hasil radiograf adalah radiasi hambur, khususnya pada objek
yang tebal. Semakin besar radiasi hambur maka kualitas radiograf semakin menurun.
Maka dari itu diperlukan suatu alat untuk mengurangi radiasi hambur dan membantu
meningkatkan kualitas radiograf. Salah satu alat yang digunakan adalah
grid.Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengambil judul grid dalam
pembuatan makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari grid?
2. Apa saja tujuan penggunaan grid?
3. Apa saja tipe dari grid radiologi?
4. Bagaimana perbandingan grid (ratio)?
5. Bagaimana prinsip kerja Grid?
6. Apa saja kesalahan dalam penggunaan grid?
7. Apa saja kelemahan dalam menggunakan grid?

2
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian darigrid.
2. Untuk mengetahui tujuan penggunaan grid dalam radiologi
3. Untuk mengetahui tipe grid radiologi.
4. Untuk mengetahui perbandingan Grid (ratio) radiologi.
5. Untuk memahami prinsip kerja Grid.
6. Untuk mengetahui kesalahan-kesalahan dalam penggunaan Grid.
7. Untuk mengetahui kelemahan grid.

3
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Grid


Grid radiografi pertama dibuat pada tahun 1913 oleh American ahli radiologi
Gustav Bucky (1880-1963) grid pertama kali terdiri dari strip lebar timbal yang
berjarak 2 cm dan berjalan dalam 2 arah panjang-sepanjang satu. film dan kemudian
di seluruh film. Desain mentah menciptakan sebuah gambar dari grid radiografi yang
ditumpangkan pada gambar pasien. Meskipun memiliki untuk melihat anatomi
melalui pola kotak-kotak, grid radiografi asli tidak menghapus menyebarkan dan
meningkatkan kontras gambar.
Pada tahun 1920 Hollis Potter (1880-1963), seorang radiolog Chicago,
meningkatkan desain jaringan radiografi Dr Bucky, dan kemudian merancang sebuah
perangkat (sekarang dikenal sebagai diafragma Potter-Bucky), yang memungkinkan
grid untuk radiografi bergerak selama eksposur. Dengan bergerak grid radiografi, strip
timah menjadi kabur dan tidak lagi terlihat di film. Semua perbaikan ini menghasilkan
perangkat jaringan praktis untuk aplikasi gambar radiografi.
Grid merupakan salah satu alat untuk mengurangi atau mengeliminasi radiasi
hambur agar tidak sampai ke film. Alat tersebut berupa lempengan timah {pb} dan
alumunium {Al} yang terdiri atas beberapa lajur-lajur lapisan-lapisan tipis timbal
yang disusun tegak diantara bahan-bahan yang tembus radiasi seperti kayu, plastic,
dan bakelit.

Adapun pemilihan timbal digunakan sebagai grid juga melalui proses yang
panjang. Studi yang pernah dilakukan sebelumnya telah mencoba berbagai bahan
antara lain tungsten, uranium hingga emas dan semua bahan tersebut tidak dapat
memberikan hasil yang maksimal. Semua bahan tersebut belum dapat menyamai
kinerja timbal sebagai bahan dasar dari grid.
Berbagai macam penelitian telah membuat model grid yang dianggap paling
baik dalam sebuah pemeriksaan. Perlu diketahui bahwa ada 3 aspek penting dalam
menyusun sebuah kerangka grid, yakni rasio grid, frekuensi grid, dan material grid.
Ketiga aspek ini sangatlah penting dalam pembuatan grid maupun dalam proses

4
pemeriksaan karena juga perlu diperhatikan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
pembuatan radiograf.

Timbal pada grid memiliki ketebalan 0,5 inch dan pada sela grid terdapat
meteri diantara potongan timbal yang berfungsi untuk menjaga jarak timbal yang
terbuat dari Bahan serat, aluminum, dan kayu.
Pemanfaatan grid ini terutama digunakan pada organ-organ manusia yang
memiliki nomor atom tinggi. Grid berfungsi untuk menyerap radiasi hambur yang
tidak searah yang berasal dari objek yang dieksposi (Meredith dkk, 1977). Menurut
Carlton (2000) dengan menggunakan grid untuk mendapatkan densitas yang sama
dibutuhkan jumlah sinar yang lebih besar dibanding dengan tanpa menggunakan grid,
tetapi kontras radiografi yang didapat lebih baik.

Gambar 1. Grid Radiologi

2.2 Tujuan Penggunaan Grid


Ada tiga Teknik untuk mengurangi radiasi hambur, yaitu:
1. Grid
2. Luas lapangan
3. Teknik Air Gap

Grid digunakan untuk meningkatkan kontras dengan cara mengeliminasi


radiasi hambur agar tidak sampai ke film, idealnya meneruskan semua foton utama
yaitu foton yang berasal dari focal-spot dan menolak semua foton sekunder. Efek
radiasi hambur adalah dapat mengurangi kontras, menambah kehitaman background
radiografi, menampilkan kualitas gambar rendah dan membuat objek lebih sulit
dilihat pada gambar radiograf.

5
Pemanfaatan grid ini terutama digunakan pada organ-organ manusia yang
memiliki nomor atom tinggi dengan kata lain objek yang berkerapatan tinggi dan
ketebalan diatas 10cm. Grid berfungsi untuk menyerap radiasi hambur yang tidak
searah, yang berasal dari objek yang dieksposi (Meredith dkk, 1977).

Menurut Carlton (2000) dengan menggunakan grid untuk mendapatkan


densitas yang sama dibutuhkan jumlah sinar yang lebih besar disbanding dengan
tanpa menggunakan grid, tetapi kontras radiografi yang didapat lebih baik.

2.3 Jenis-jenis Grid


a. Grid diam (stationary grid atau lisholm) garisnya terlihat
b. Grid bergerak (moving grid atau bucky) tidak terlihat garisnya karena bergerak.
2.4 Tipe Grid Berdasarkan Bentuk dan Konstruksinya
a. Grid linear atau Grid parallel.
Grid ini disebut juga grid parallel karena lempengan-lempengan timbal yang
satu dengan yang lain tersusun paralel.

Gambar 2

Gambar Konstruksi grid linear (Meredith,1972)

Lead strip antara aluminium dan Pb sejajar dan yang satu dengan yang lainnya
tersusun parallel. Grid ini mempunyai keterbatasan pemakaian yaitu pada
pemakaian FFD tertentu dapat terjadi gambaran seperti underexpose dan pada meja
pemeriksaan radiologi paling banyak di gunakan. Grid macam ini banyak
keuntungan, yaitu dengan memberikan kita x-ray tube yang membelok mendekati
panjang dari grid tanpa menghilangkan radiasi primer.
Hanya berguna untuk ;
 Ukuran lapangan yang kecil
 Untuk gambar yang jauh

6
b. Grid Focus
Grid focus adalah grid yang garis timbalnya berangsur-angsur miring dari
pusat ketepi sehingga titik perpotongannya bertemu di titik fokus. Grid jenis ini
menutupi kekurangan grid jenis linear. Letak dari lead strip miring. Grid dari
ujung ketengah grid searah menuju suatu focus sehingga sinar oblique masih bisa
lewat melalui lempengan aluminium (interspace).

Gambar3

Gambar.Konstruksi Grid Fokus ( Meredith,1972 )

c. Pseudo Grid
Grid jenis ini seperti konstruksi linear tetapi ketinggian lempengan timbalnya
dari tepi ke tengah semakin tinggi, sehingga sinar oblik masih dapat melewati
grid sampai ke film.

Gambar 4

Gambar.Konstruksi Pseudo Grid ( Meredith,1972)

7
d. Grid Silang
Merupakan dua garis paralel yang seolah-olah ditumpuk menyilang dengan
garis lempengan dengan timbal saling tegak lurus, sehingga sangat efektif
menyerap radiasi hambur.
Cirinya :
1. Bertumpuk menyilang
2. Rasio adalah jumlah dari dua garis lurus
3. Sangat sensitive pada penentuan posisi & kemiringan
4. Hanya pada grid tertentu dan jarang ditemukan

Gambar 5
Gambar.Konstruksi Grid silang ( Meredith,1972 )

2.5 Perbandingan Grid (Grid Ratio)


Perbandingan Grid terdefinisi sebagai perbandingan antara tinggginya
lempengan timah dan lebarnya. Perbandingan grid biasanya di tunjukan dengan 2
nomor, diantaranya 10:1. Dengan angka pertama perbandingan sebenarnya dan nomer
ke dua selalu angka 1.

Grid ratio berfungsi sebagai tolak ukur yang digunakan untuk menyatakan
kemampuan grid untuk mengeliminasi radiasi hambur. Semakin tinggi ratio, maka
semakin baik fungsi grid dalam menyerap radiasi hambur tetapi semakin besar dosis
radiasi yang harus diberikan.

8
Berikut nilai (grid factor) dari masing-masing ratio grid :

RATIO GRID G1

Nongrid 1

5:1 atau 6:1 2

8:1 atau 10:1 4

12:1 5

16:1 6

RumusPerbandingan Grid :


r=𝐷

Keterangan:

r : Perbandingan Grid

h : Tinggi LempenganTimah

D : Jarak Antara LempenganTimah

Semakin tinggi ketebalan Pb dan Al, makarationya semakin besar dan semakin
banyak radiasi hambur yang terserap.

9
 Perbandingan 2 buah grid ratio
a. High Ratio Grid

(Gambar 6. Gambar High Ratio Grid)

b. Low Ratio Grid

(Gambar 7. Gambar Low Ratio Grid)

Grid dengan rasio yang lebih tinggi lebih effektif dibandingkan dengan rasio yang
lebih rendah karena sudut deviasi yang lebih kecil dan jarak antar Pb yang lebih
rapat.

10
2.6 Prinsip Kerja Grid

Sebagaisinar-x (radiasi primer) tersebar lurus pada waktu mengenai objek dan
akan ada sinar sekunder yang tersebar ke segala arah. Sinar yang tersebar ini
dinamakan sinar hambur atau scatterad radiation. Walaupun sinar hambur mempunyai
panjang gelombang yang lebih pendek tetapi efek fotografinya tetap ada sehingga
dapat menimbulkan gangguan pada film rontgen atau kekaburan, sehingga sinar ini
harus di tiadakan menggunakan grid.

(Gambar 8. Gambar Prinsip Kerja Grid)

 radiasi primer setelah melewati objek akan menimbulkan radiasi hambur


 radiasi hambur akan diserap oleh Pb, radiasi primer sepenuhnya digunakan untuk
pencatatan bayangan pada IR.
 semakinbesar grid ratio, semakin bagus karena radiasi hambur akan semakin
kecil.

11
2.7 Frekuensi Grid
Yaitu pada jumlah strip atau grid line frekuensi grid, jika semakin besar jumlah
mAs dibutuhkan, maka semakin besar pula penerimaan dosis radiasi terhadap pasien
per centimeter.

Daya selektifitas grid tergantung pada kemampuan meneruskan radiasi primer


dan menyerap radiasi sekunder (hamburan). Makin berat suatu grid, maka semakin
tinggi selektifitasnya, dan semakin tinggi pula faktor peningkatan kontras gambar.

2.8 Kesalahan Penggunaan Grid


a. Off level

Posisi grid diletakkan tidak tepat pada posisi yang sebenarnya karena posisi
grid miring sehingga radiasi primer lebih banyak diserap seperti Nampak pada
gambar berikut:

(Gambar 9. Gambar Kesalahan Grid Off Level)


b. Off Center
Penempatan CR tidak tepat pada grid, sehingga posisi sinar tidak rata. Hal
ini mengakibatkan distribusi radiasi yang berbeda sehingga mengakibatkan
gambaran ada yang hitam dan putih seperti nampak pada gambar berikut:

12
(Gambar 10. Kesalahan Grid Off Center)
c. Off Focus
Terjadi karena pemilihan FFD yang kurang tepat (terlalu jauh atau dekat)
sehingga densitas gambaran tidak sama antara bagian tengah dan pinggir. Hal ini
menyebabkan banyak sinar primer yang diserap di daerah pinggir seperti Nampak
pada gambar berikut:

(Gambar 11. Gambar Kesalahan Grid Off Focus)

13
d. Upside Down

Terjadi karena pemakaian grid terbalik seperti nampak pada gambar berikut:

(Gambar 12. Gambar Kesalahan Grid Upside Down)


2.9 Kelemahan Menggunakan Grid

Kelemahan utama menggunakan grid radiografi selain potensi kesalahan yang


tercantum di atas adalah sebagai berikut:

a. Hal ini membutuhkan paparan yang lebih besar kepada pasien karena penyerapan
meningkat dari berkas sinar-X primer.
b. Berat tambahan ditambahkan ke reseptor gambar dengan grid dan bungkus dapat
meningkatkan potensi kesalahan dalam pandangan radiografi tertentu jika tidak
dijamin dalam pemegang kaset.
c. Ini menambah biaya karena merupakan salah satu lagi item ditambahkan ke
anggaran keseluruhan dari departemen pencitraan serta pembayaran untuk
perawatan yang tepat dan rutin pengujian kualitas jaminan perangkat.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Grid merupakan alat yang berfungsi untuk menggurangi radiasi hambur yang
dihasilkan oleh sinar x, grid biasanya digunakan pada objek yang memiliki nomor
atom tinggi. Grid berupa lempengan timah {pb} dan alumunium {Al} yang terdiri
atas beberapa lajur-lajur lapisan-lapisan tipis timbal yang disusun tegak diantara
bahan-bahan yang tembus radiasi seperti kayu, plastic, dan bakelit. Grid memiliki 4
tipe jika dilihat dari konstruksinya, yaitu : Grid parallel, grid focus, pseudo grid, dan
grid silang. Grid bisa menimbulkan kerugian pada hasil radiograf yang dibuat apabila
pemakaian grid salah. Kerugian tersebut bisa terjadi apabila pemasangan grid terbalik,
jarak dari fokus ke film salah, grid miring, dan penempatan CR tidak tepat pada
pertengahan grid.
3.2 Saran

Untuk para radiografer dan calon radiografer sebaiknya harus mengetahui tipe-
tipe grid dan menguasai cara penggunaan grid yang benar agar tidak menimbulkan
kesalahan dan tidak menimbulkan kerugian kepada pasien.

15
DAFTAR PUSTAKA

Akhadi, M.2000, Dasar-Dasar Proteksi Radiasi, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Bushong, S.C, 2001, Radiologic Science For Technologists, Seventh Edition, Mosby
Company, Toronto. Carlton, Richard R. 2001.

Principles of Radioghraphic Imaging an Quality Control. 3rd Edition. Harles, C. Thomas


Publisher. Spring Field. Illionis USA. Cember, H, 1983, Pengantar Fisika Kesehatan,
Edisi 2 Terjemahan Ahmad Toekiman, IKIP Pres, Semarang

16

Anda mungkin juga menyukai