INTAN PURNAMASARI
RPU 2 / PERAWAT MELATI
BAB I
PENDAHULUAN
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang
lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik) angka yang lebih
rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik) tekanan darah kurang
dari 120/80 mmHg di defenisikan sebagai “normal” pada tekanan darah tinggi
bisanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi
pada tekanan darah 140/90 mmHg atau keatas, diukur kedua lengan iga dalam
jangka beberapa minggu.
(weblog, Wikipedia-indonesia/)
Dalam penulisan kasus ini penulisa akan mengambil kasus yaitu “Asuhan
Keperawatan pada Ny,S dengan Gangguan Sistem Kardiovascular Hipertensi di
Ruang Melati Rs Kmc luragung.
1.3 Tujuan Penulisan
Metode yang digunakan penulis dalam penulisan Karya Ilmiah ini adalah
metode kognitif yang metode ilmiah yang bersifat menggambarkan keadaan yang
sebenarnya dan metode deskriptif yang memaparkan pokok masalah yaitu dengan
cara :
a. Study kepustakaan
Yaitu dengan membaca dan mempelajari buku-buku yang mengacu dan
berhubungan dengan pembahasan yang dibahas pada kardiovascular
hipertensi
b. Study kasus
Yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung atau melaksanakan asuhan
keperawatan langsung pada pasien melalui wawancara, observasi langsung
dan dokumentasi.
- Wawancara
Yaitu melakukan wawancara langsung pada pasien maupun pada kelurga
pasien dan juga perawat yang ada diruangan tersebut untuk memperoleh
keterangan yang jelas, baik subjektif maupun objektif.
- Dokumentasi
Yaitu penulisan memperoleh data dari status pasien dan medical record.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Hipertensi
2.1.1 Definisi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka lama) penderita yang
mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90
mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan
darah tinggi adalah salah satu resiko untuk stroke, serangan jantung, gagal
jantung, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis. (weblog,
wikipedia indonesia)
2.1.2 Anatomi Fisiologi
Sistem peredaran darah manusia terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan
saluran limfe. Jantung merupakan organ penting yang memompa darah dan
memelihara peredaran melalui saluran tubuh.
- Arteri membawa darah dari jantung
- Vena membawa dara ke jantung
Kapiler menggabungkan arteri dan vena, terentang diantaranya dan
merupakan jalan lalu lintas antara makanan dan bahan buangan. Disini juga terjadi
pertukaran gas dalam cairan ekstra seluler atau intershil. Saluran limfe
mengumpulkan, menggiring dan menyalurkan kembali ke dalam limfenya yang
dikeluarkan melalui dinaing kapiler halus untuk membersihkan jaringan. Saluran
limfe ini juga dapat dianggap menjadi bagian sistem peredaran.
Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah
dipompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba ditempat arteri temporalis diatas
tulang temporal atau arteri dorsalis pedis di belokan mata kaki. Kecepatan denyut
jantung dalam keadaan sehat berbeda-beda, dipengaruhi penghidupan, pekerjaan,
makanan, umur dan emosi. Irama dan denyut sesuai dengan siklus jantung jumlah
denyut jantung 70 berarti siklus jantung 70 kali per menit.
Tekanan Darah
Tekanan darah sangat penting dalam sirkulasi darah dan selalu diperlukan
untuk daya dorong yang mengalirkan darah didalam arteri, arteriola, kapiler dan
sistem vena sehingga darah didalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena
sehingga terbentuk aliran darah yang menetap. Jantung bekerja sebagai pemompa
darah dapat memindahkan darah dari pembuluh vena ke pembuluh arteri. Pada
sirkulasi tertutup aktivitas pompa jantug berlangsung dengan cara mengadakan
kontraksi dan relaksasi sehingga menimbulkan perubahan tekanan darah dan
sirkulasi darah. Pada tekanan darah didalam arteri kenaikan arteri pada puncaknya
sekitar 120 mmHg tekanan ini disebut tekanan stroke. Kenaikan ini menyebabkan
aorta mengalami distensi sehingga tekanan didalamnya turun sedikit. Pada saat
diastole ventrikel, tekanan aorta cenderung menurun sampai dengan 80 mmHg.
Tekanan ini dalam pemeriksaan disebut dengan tekanan diastole.
Kecepatan Tekanan
2.1.4 Patofisiologi
1. Penebalan arteriol koroner, yaitu bagian dari hipertrofi otot polar dalam
resitensi seluruh badan. Kemudian terjadi valensi garam dan air
mengakibatkan berkurangnya compliance pembuluh ini dan meningkatnya
tahanan perifer.
2. Peningkatan hipertrofi mengakibatkan berkurangnya kepadatan kapiler per
unit otot jantung bila timbul hipertrofi menjadi faktor utama pada stadium
lanjut dan gambaran hemodinamik ini
2.1.6 Komplikasi
2.1.7 Penatalaksanaan
2.1.8 Pencegahan
2.1.9 Pengobatan
Jenis-jenis pengobatan
Dilain pihak gaya hidup yang baik untuk menghindari terjangkitnya penyakit
hipertensi dan berbagai penyakit digeneratif lainnya.
Mengkurangi konsumsi garam
Melakukan olaraga secara teratur dan dinamik
Membiasakan bersikap dinamik seperti memilih menggunakan tangga dari
pada limfa
Menghentikan kebiasaan merokok
Menjaga kestabilan BB
Menjauhkan dan menghindari stress dengan pendalaman angka sebagai salah satu
upayahnya.
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi ateros klerosis, penyakit jantung koroner / katup dan
penyakit screbiovakuolar, episode palpitasi, perpirasi.
Tanda : - Kenaikan TD (pengukuran serial dan kenaikan TD diperlukan untuk
menaikkan diagnosis
- Hipotensi postural (mungkin berhubungan dengan regimen otak)
- Nada denyutan jelas dari karotis, juguralis, radialis
- Denyut apical : Pm, kemungkinan bergeser dan sangat kuat
- Frekuensi/irama : Tarikardia berbagai distrimia
- Bunyi, jantung terdengar S2 pada dasar S3 (CHF dini) S4 (pengerasan
vertikel kiri / hipertrofi vertical kiri).
3. Integritas ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi eufuria atau jarah
kronis (dapat mengidentifikasi kerusakan serebral ) faktor-faktor
inulhfel, hubungan keuangan yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontiniu perhatian, tangisan
yang meledak, gerak tangan empeti otot muka tegang (khususnya
sekitar mata) gerakkan fisik cepat, pernafasan mengelam peningkatan
pola bicara.
4. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal sakit ini atau yang lalu
5. Makanan/Cairan
Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam,
tinggi lemak, tinggi kolestrol, mual, muntah, perubahan berat badan
(meningkatkan/menurun) riwayat pengguna diuretik.
Tanda : - Berat badan normal atau obesitas
- Adanya edema (mungkin umum atau tertentu)
- Kongestiva
- Glikosuria (hampir 10% hipertensi adalah diabetik).
6. Neurosensori
7. Nyeri/Ketidak nyamanan
8. Pernapasan
9. Keamanan
Gejala : - Gangguan koordinas / cara berjalan
- Hipotesia pastural
Tanda : - Frekuensi jantung meningkat
- Perubahan trauma jantung (takipnea)
10. Pembelajaran/Penyebab
Gejala : Faktor resiko keluarga : hipertensi, aterosporosis, penyakit jantung, DM
2.2.3 Perencanaan
Diagnosa keperawatan I
Intervensi :
Pantau TD
Catat keberadaan
Aukultasi tonus jantung dan bunyi nafas
Berikan lingkungan yang tenang, nyaman, kurang aktivitas/keributan
lingkungan
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
Rasionalisasi
Diagnosa Keperawatan II
Nyeri (akut), sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler selebral d/d
melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak pada regium suboksipital.
Terjadi pada saat bangun dan hilang secara spontan setelah beberapa waktu.
Intervensi :
Intoleran aktivitas b/d kelemahan umum b/d laporan verbal tentang kelebihan
atau kelemahan.
Intervensi :
Rasionalisasi :
Diagnosa IV
Nutrisi perubahan lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan
dengan kebutuhan merabolik d/d berat badan 10%-20% lebih dari ideal untuk
tinggi dan bentuk tubuh.
Intervensi :
Rasionalisasi :
Diagnosa V
Rasionalisasi :
Diagnosa keperawatan IV
Intervensi :
Rasionalisasi :
Bila pasien tidak menerima realities bahwa membutuhkan pengobatan
kontinyu, maka perubahan perilaku tidak akan dipertahanakan
Pemahaman bahwa TD tinggi dapat terjadi tanpa gejala adalah ini untuk
memungkinkan pasien melanjutkan pengobatan meskipun ketidak merasa
sehat
Faktor-faktor ini telah menunjukkan hubungan dalam menunjang hipertensi
dan penyakit kardiovaskular
Nikotin meningkatakan pelepasan katekolomamin, mengakibatkan
peningkatan frekwensi jantung, TD fasokontriksi, mengurangi oksigenasi
jaringan dan meningkatkan beban kerja miokardium.
(Doengoes et al, 2001 : 41-49)
2.2.4 Implementasi
Diagnosa keperawatan I :
Memantau TD
Mencatat keberadaan
Aukultasi tonus jantung dan bunyi nafas
Memberikan lingkungan yang tenang, nyaman, kurang aktivitas / keributan
lingkungan
Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
Diagnosa keperawatan II :
Diagnosa keperawatan IV
Diagnosa keperawatan V
Diagnosa keperawatan VI :
Diagnosa I
Diagnosa II
Diagnosa III
Diagnosa V
Diagnosa VI
3.1 Pengkajian
a. Identitas Pengkajian
Nama : NY. S
Umur : 57Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
No.Register : 015655
Golongan Darah : O
Tanggal Operasi : -
Umur : 23 Tahun
Pasien pernah dirawat dirumah sakit selama 4 hari pada tahun 2016 dengan
kasus yang sama, pasien dirawat dan diberi obat untuk proses penyembuhan
TD : 160/100 mmHg
Nadi : 90 x/i
RR : 22 x/i
suhu : 370c
a. Kepala
Bentuk kepala bulat, rambut hitam lurus kulit kepala bersih tidak terdapat
ketombe
b. Penglihatan
Baik, tidak ada ikterus, konjungtiva tidak anemis pupil isokor dan slekta baik
tidak dijumpai
c. Penciuman
Bentuk dan posisi, anatomis tidak dijumpai kelainan dapat membedakan bau-
bauan
d. Pendengaran
Pendengaran baik serumen ada dalam batas normal tidak ada dijumpai adanya
peradangan dan pendarahan
e. Mulut
Tidak ada masalah pada rongga mulut, gigi bersih, tidak ada pendarahan
maupun peradangan
f. Pernafasan
Tidak ada masalah pada frekuensi dan irama pernafasan
g. Jantung
Frekwensi denyut jantung dibawah normal 100x/i, bunyi jantung berirama,
tidak adanya dijumpai nyeri pada dada
h. Abdomen
Pada abdomen tidak dijumpai kelainan begitu juga pada palpasi hepar
i. Ekstremilasi
pasien mengatakan susah menggerakkan kedua kakinya dan pasien sulit
beraktivitas, semua aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan perawat
j. Pola Kebiasaan
1. Nutrisi
2. Eliminasi
3. Pola Istirahat
Sebelum masuk Rumah Sakit pasien tidur malam + 8 jam dan tidur siang + 1-
2 jam, sesudah masuk Rumah Sakit tidur malam hanya + 2 jam
pada siang hari pasientidak bisa tidur karena suasana yang tidak tenang,
kurang nyaman, sehingga klien tampak kusam dan pucat.
4. Pola Aktivitas
Pada aktivitas sebagai kepala rumah tangga yang tiap waktu sedikit
dirumah dan jumlah jam kerja yang tiada henti, istirahat yang hanya sebentar
adanya hospitalisasi suasana dirumah sakit tidak terlaksana optimal karena badrest
5. Personal Hygine
Sebelum masuk Rumah Sakit pasien mandi 3 x sehari, cuci rambut 2 hari
sekali kulit kepala bersih, sikat gigi 2 x sehari.
6. Therapy
Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan, yang penulis
temukan dalam praktek tentang kasus implementasi antara tinjauan teoritis dengan
tinjauan kasus di Rumah Sakit Umum kuningan medical centre. Pada pembahasan
ini penulis akan menguraikan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan
evaluasi.
4.1 Pengkajian
1. Curah jantung, penurunan resiko tinggi terhadap b/d peningkatan after lood
vasoontriksi, iskemia miokardia, hipertrapi d/d tidak dapat diterapkan adanya
tanda dan gejala yang menetapkan diagnosa
2. Nyeri (akut) sakit kepala b/d peningkatan tekanan paskuler serebral d/d
melaporkan tentang nyeri berdenyut yang teletak region selebral terjadi pada
saat bangun tidur dan tulangn secara spontan
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik d/d laporan verbal tentang keletian
dan kelemahan
4. Nutrisi perubahan lebih dari kebutuhan tubuh d/d masukan berlebihan dengan
kebutuhan matabolik d/d berat badan 10-20% lebih dari ideal untuk tinggi dan
bentuk tubuh
5. Koping individual, infektif b/d krisis situasional imaturrasional, perubahan
hidup beragam d/d menyatakan ketidak mampuan untuk mengatasi atau
meminta bantuan
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi rencana pengobatan b/d kurang
pengetahuan/daya ingat d/d menyatakan masalah meminta informasi.
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d peningkatan tekanan darah d/d pasien
tampak meringis kesakitan, kondisi badan lemas.
TD : 160/100 mmHg
Pols : 90 x/i
RR : 22 x/i
Temp : 370C
2. Gangguan pola nutrisi b/d perubahan jenis diet d/d Makanan yang di sajikan
habis 1/3 porsi
3. Gangguan istirahat tidur b/d efek hospitalisasi d/d pasien tampak pucat, mata
cekung, tidur malam + 2 jam pasien susah tidur siang
4. Gangguan pola aktivitas b/d kelemahan fisik d/d aktivitas pasien dibantu oleh
keluarga dan perawat.
1. Gangguan istirahat tidur b/d efek hospitalisasi d/d pasien tampak pucat, mata
cekung, tidur malam + 4 jam susah tidur siang
4.3 Perencanaan
4.4 Pelaksanaan
4.5 Evaluasi
5.1 Kesimpulan
- Penyakit hipertensi adalah tekanan darah sistolik < 140 mmHg dan tekanan
distolik > 90 mmHg
- Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak di jumpai pada
orang yang lanjut usia
- Pada penerapan asuhan keperawatan pada kenyataannya hampir seluruhnya
ada pada tinjauan kasus
- Pada tahap evaluasi dan diagnosa keperawatan tertentu memerlukan tindakan
keperawatan dalam proses penyembuhan.
5.2 Saran
- Pendekatan yang baik pada pasien hendaknya dilakukan oleh semua tim
kesehatan terutama perawatan sehari-hari, hubungan yang dekat pasien agar
pasien merasa diperhatikan
- Didalam proses keperawatan perlu adanya motivasi atau bimbingan dan
perawat, berharap px agar keperawatan berjalan efektif dengan menggunakan
tujuan pelaksanaan dari tindakan yang dibuat seperti hasil dari tujuan yang
diberikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti
- Catatan perawatan di dokumentasikan dengan menggunakan implementasi
dan tindakan tersebut
- Perlu adanya peningkatan kerjasama yang baik antara perawat dan keluarga
pasien, tim medis dalam proses keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz alimul, 2009, konsep dasar manusia, penerbit salemba medika, Jakarta
Jakarta.
Http://surabaya-ehealth.org/wiki/index.php hipertensi