Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kita kesehatan, baik sehat
iman, sehat islam dan sehat jasmani sehingga kita masih bisa menjalankan aktifitas seperti
biasanya.

Saya ucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini dan kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing Mata Kuliah Bahan
Bakar & pelumas saya yaitu Dr. Hj. Zulfiati, M.pd yang telah membimbing kami dalam hal mata
kuliah ini. Tidak sedikit halangan yang datang dalam pembuatan makalah ini.

Pada kesempatan ini penulis mencoba membahas tentang oli pelumas YAMALUBE
POWER MATIC 10 W 40.Dengan penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan
masukan yang berarti bagi semua pihak yang terkait baik itu dosen atau staff pengajar,
mahasiswa ataupun pada bagian-bagian staff-staff administrasi terkait. Sehingga dapat
meningkatkan semangat untuk belajar dan meraih prestasi yang terbaik.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi
seluruh lingkungan di Universitas Negeri Jakarta.

Jakarta, 20 Mei 2013

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................... 1

Daftar Isi ........................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 4

1.2 Pokok Permasalahan ................................................................................ 4

1.3 Pembatasan masalah ................................................................................ 4

1.4 Maksud dan Tujuan.................................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Minyak Bumi .............................................................................. 6

2.2 Definisi Pelumas ...................................................................................... 6

2.3 Klasifikasi Pelumas .................................................................................. 6

2.3.1 Tugas Pokok Pelumas ........................................................................... 7

2.3.2 Tugas Tambahan Pelumas .................................................................... 7

2.3.3 Jenis-jenis pelumas ............................................................................... 7

2.3.4. Hal hal yang perlu diperhatikan pada pelumas........................... 6

2.3.5. Istilah-istilah pada minyak pelumas.... ....................................... 7

2.4 Sistem pelumasan........................................................................... 12

2
BAB III YAMALUBE POWER MATIC 10W-40

3.1 Penjelasan ................................................................................................ 13

3.2 Bahan Dasar ............................................................................................. 13

3.3 Keunggulan ............................................................................................. 13

3.4 Penggunaan yang Disarankan .................................................................. 14

3.5 Aditif Minyak pelumas ............................................................................ 14

3.6 Manfaat dan Peruntukan Produk. ............................................................. 17

3.7 Jenis Zat Aditif……………………………………………………. 18

3.8 Perawatan Minyak Pelumas…………………………………………. 19

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 21

4.2 Saran............................................................................................... 21

Daftar Pustaka...................................................................................... 22

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia industri juga menuntut pasar untuk mengembangkan

produksi oli pelumas yang berkualitas demi terciptanya hubungan yang relevan.Hal

tersebut dilakukan untuk menjaga kualitas mesin agar tetap dalam kondisi prima

pada saat digunakan serta menunjang kualitas dan kuantitas barang yang dihasilkan.

Disamping itu pemilihan bahan pelumas yang tetap dapat mengurangi biaya

perawatan baik dikarenakan mesin rusak atau pun karena penggantian bahan pelumas

yang tidak sesuai standart.

1.2 Pokok Permasalahan


Begitu banyak masalah yang terjadi dalam proses perawatan . Masalah efisiensi
penggunaan oli atau bahan pelumas menjadi harga mutlak untuk diperhitungkan
dalam proses ini. Banyak pemilihan oli pelumas yang tidak sesuai standart
penggunaan mesin yang dapat memperparah kerusakan mesin itu sendiri. Baik itu
komposisinya maupun tujuan penggunaan pelumas tersebut.
Oleh karena itu,untuk mengurangi biaya perawat mesin kita dituntut untuk
mengetahui pemilihan bahan pelumas yang tepat sesuai penggunaan,komposisi,zat
adiktif yang terkandung dalam pelumas tersebut sehingga dapat menjaga mesin
kondisi yang prima dan berumur lama.
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini dilakukan pembatasan masalah untuk
mempersempit ruang lingkup serta memperjelas masalah agar tidak menyimpang
dari masalah sebenarnya.Oleh sebab itu dalam makalah ini penulis akan membahas
tentang kandungan yang terdapat pada oli serta zat-zar adiktif yang digunakan
4
1.4 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mahasiswa mengetahui standart penggantian bahan pelumas.
2. Mengetahui zat-zat adiktif yang terkandung dalam bahan pelumas.
3. Mengetahui standart penggunaan pelumas.
4. Mengetahui macam-macam bahan pelumas.
5. Mengetahui bahan dasar pembuatan pelumas.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Minyak Bumi

Minyak telah dikenal dan digunakan untuk keperluan sehari hari sejak zaman
kuno,menurut para sejarawan mulai digunakan sejak zaman Herodotus. Pada saat itu minyak
belum digunakan sebagai bahan bakar melainkan masih sebagai obat gosok. Minyak diperoleh
dari sumur sumur minyak alami,belum melalui pengeboran.

Pada awalnya minyak digunakan sebagai bahan bakar untuk penerangan menggantikan
kayu dan batu bara,namun dengan perkembangan dunia otomotif yang pesat minyak digunakan
sebagai bahan bakar utama untuk menggerakan mobil,kereta,pesawat dan juga digunakan untuk
menghasilkan listrik dan untuk pelumasan mesin motor itu sendiri.

2.2 Definisi Pelumas

Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara dua benda
bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang
memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari
90% minyak dasar dan 10% zat tambahan. Salah satu penggunaan pelumas paling utama
adalah oli mesin yang dipakai pada mesin pembakaran dalam.

2.3 Klasifikasi Pelumas

Pelumas pada dasarnya berbentuk cair meskipun ada juga yang berbentuk padat yaitu
gemuk.Salah satu contoh yang merupakan pelumas cair adalah oli. Pelumas mengandung lapisan
lapisan halus yang berfungsi mencegah terjadinya benturan antara logam dengan logam
komponen mesin sekecil mungkin, mencegah goresan dan keausan, serta untuk meredam
getaran. Sehingga cocok untuk bahan pelumas mesin,agar mesin dapat bekerja mulus dan bebas
gangguan. Pada berbagai jenis mesin dan peralatan yang sedang bergerak, akan terjadi peristiwa

6
pergesekan antara logam. Oleh karena itu akan terjadi peristiwa pelepasan partikel partikel dari
pergesekan tersebut. Keadaan dimana logam melepaskan partikel disebut aus atau keausan.
Untuk mencegah atau mengurangi keausan yang lebih parah yaitu memperlancar kerja mesin dan
memperpanjang usia dari mesin dan peralatan itu sendiri, maka bagian bagian logam dan
peralatan yang mengalami gesekan tersebut diberi perlindungan ekstra.

2.3.1. Tugas pokok pelumas

Pada dasarnya yang menjadi tugas pokok pelumas adalah mencegah atau mengurangi
keausan sebagai akibat dari kontak langsung antara permukaan logam yang satu dengan
permukaan logam lain terus menerus bergerak. Selain keausan dapat dikurangi, permukaan
logam yang terlumasi akan mengurangi besar tenaga yang diperlukan akibat terserap gesekan,
dan panas yang ditimbulkan oleh gesekan akan berkurang.

2.3.2. Tugas tambahan pelumas

Selain mempunyai tugas pokok, pelumas juga berfungsi sebagai penghantar panas. Pada
mesin mesin dengan kecepatan putaran tinggi, panas akan timbul pada bantalan bantalan sebagai
akibat dari adanya gesekan yang banyak. Dalam hal ini pelumas berfungsi sebagai penghantar
panas dari bantalan untuk mencegah peningkatan temperatur atau suhu mesin.

Suhu yang tinggi akan merusak daya lumas. Apabila daya lumas berkurang, maka maka
gesekan akan bertambah dan selanjutnya panas yang timbul akan semakin banyak sehingga suhu
terus bertambah. Akibatnya pada bantalan bantalan tersebut akan terjadi kemacetan yang secara
otomatis mesin akan berhenti secara mendadak. Oleh karena itu, mesin mesin dengan kecepatan
tinggi digunakan pelumas yang titik cairnya tinggi, sehingga walaupun pada suhu yang tinggi
pelumas tersebut tetap stabil dan dapat melakukan pelumasan dengan baik.

2.3.3. Jenis jenis pelumas

Terdapat berbagai jenis minyak pelumas. Jenis jenis minyak pelumas dapat dibedakan
penggolongannya berdasarkan bahan dasar (base oil), bentuk fisik, dan tujuan penggunaan.

1. Dilihat dari bentuk fisiknya :

 Minyak pelumas

7
 Gemuk pelumas

 Cairan pelumas

2. Dilihat dari bahan dasarnya :

 Pelumas dari bahan nabati

 Pelumas dari bahan hewani

 Pelumas sintetis

3. Dilihat dari penggunaannya :

 Pelumas kendaraan

 Pelumas industry

 Pelumas perkapalan

 Pelumas penerbangan

4. Dilihat dari pengaturannya :

 Pelumas kendaraan bermotor :

a. Minyak pelumas motor kendaraan baik motor bensin / Diesel

b. Minyak pelumas untuk transmisi 3. Automatic transmission fluid & hydraulic fluid

 Pelumas motor diesel untuk industri :

a. Motor diesel berputar cepat

b. Motor diesel berputar sedang

c. Motor diesel berputar lambat

 Pelumas untuk motor mesin 2 langkah :

a. Untuk kendaraan bermotor

b. Untuk perahu motor

c. Lain lain ( gergaji mesin, mesin pemotong rumput )


8
 Pelumas khusus

Jenis pelumas ini banyak ragamnya yang penggunaannya sangat spesifik untuk setiap jenis,
di antaranya adalah untuk senjata api, mesin mobil balap, peredam kejut, pelumas rem, pelumas
anti karat, dan lain-lain.

Untuk memperoleh hasil yang maksimal atau memuaskan di dalam sistem pelumasan ini
maka mutlak diperlukan adanya selektifitas penggunaan pelumas itu sendiri, yaitu menentukan
jenis pelumas yang tepat untuk mesin dan peralatan yang akan dilumasi. Hal ini untuk mencegah
salah pilih dari pelumas yang akan dipakai yang dapat berakibat fatal.

2.3.4. Hal hal yang perlu diperhatikan pada pelumas

a. Rekomendasi pabrik pembuat mesin

Biasanya pabrik pembuat mesin seperti pabrik kendaraan bermotor dan pabrik mesin
mesin industri memberi petunjuk jenis pelumas yang direkomendasikan untuk digunakan.
Petunjuk ini sangat terperinci sedemikian rupa bagi pelumasan masing masing bagian dalam
jangka waktu tertentu.

b. Bahan bakar yang digunakan

Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa pelumasan untuk mesin dengan
bahan bakar bensin berbeda dengan pelumasan untuk mesin berbahan bakar solar atau
gas.Apabila tidak ada ketentuan ukuran atau aturan penggunaan pelumas oleh pembuat mesin,
maka anjuran dalam penggunaan pelumas biasanya dilaksanakan oleh para teknisi pabrik dengan
melihat pada :

 Data teknis dari mesin

 Pengetahuan tentang pelumasan dari para teknisi

 Pengalaman dari para teknisi

c. Perkembangan teknis pelumas

9
Hasil kemajuan yang dicapai di bidang pelumas ini, pada dasarnya adalah hasil kerjasama
antara pabrik pembuat mesin, pembuat pelumas, dan pembuat bahan bahan tambahan ( additif ).
Walaupun terdapat beragam pelumas berkualitas tinggi, namun pada intinya yang menentukan
mutu dan daya guna suatu pelumas terdiri dari 3 faktor :

 Bahan dasar ( based oil ).

 Teknik dan pengolahan bahan dasar dalam pembuatan pelumas.

 Bahan bahan additif yang digunakan atau dicampurkan kedalam bahan dasar untuk
mengembangkan sifat tertentu guna tujuan tertentu.

Sebenarnya base oil mempunyai segala kemampuan dasar yang dibutuhkan dalam
pelumasan. Tanpa aditifpun, sebenarnya minyak dasar sudah mampu menjalankan tugas-tugas
pelumasan. Namun unjuk kerjanya belum begitu sempurna dan tidak dapat digunakan dalam
waktu lama.

2.3.5. Istilah-istilah pada minyak pelumas

Istilah-istilah teknis tentang minyak pelumas sering dianggap remeh, padahal dengan
mengatahui istilah-istilah yang ada pada pelumas, maka kita akan tahu persis baik tidaknya atau
tepat tidaknya penggunaan suatu pelumas :

1. Viscosity

Kekentalan suatu minyak pelumas yang merupakan ukuran kecepatan bergerak atau daya
tolak suatu pelumas untuk mengalir. Pada temperatur normal, pelumas dengan viscosity rendah
akan cepat mengalir dibandingkan pelumas dengan viscosity tinggi. Biasanya untuk kondisi
operasi yang ringan, pelumas dengan viscosity rendah yang diajurkan untuk digunakan,
sedangkan pada kondisi operasi tinggi dianjurkan menggunakan pelumas dengan viscosity tinggi

2. Viscosity Index (Indeks viskositas)

Merupakan kecepatan perubahan kekentalan suatu pelumas ddikarenakan adanay


perubahan temperatur. Makin tinggi VI suatu pelumas, maka akan semakin kecil terjadinya
perubahan kekentalan minyak pelumas meskinpun terjadi perubahan temperatur. Pelumas biasa

10
dapat memiliki VI sekitar 100, sedang yang premium dapat mencapai 130, untuk sithetis dapat
mencapai 250.

3. Flash point

Titik nyala suatu pelumas adalah menunjukkan temperatur kerja suatu pelumas dimana
pada kondisi temperatur tsb akan dikeluarkan uap air yang cukup untuk membentuk campuran
yang mudah terbakar dengan udara.

4. Fire point

Menunjukkan pada titik temperatur dimana pelumas akan dan terus menyala sekurang-
kurangnya selama 5 detik.

5. Pour point

Merupakan titik tempratur dimana suatu pelumas akan berhenti mengalir dengan leluasa.

6. Cloud point

Keadaan dimana pada temperatur tertentu maka lilin yang larut di dalam minyak
pelumas akan mulai membeku..

7. Aniline point

Merupakan pentunjuk bahwa minyak pelumas tertentu sesuai sifat-sifatnya dengan sifat-
sifat karet yang digunakan sebagai seal dan slang. Hal ini ditetapkan sebagai temperatur dimana
volume yang sama atau seimbang dari minyak pelumas adan aniline dapat dicampur

8. Neutralisation Number or Acidity

Merupakan ukuran dari alkali yang diperlukan untuk menetralisir suatu minyak Makin
tinggi angka netralissasi maka akan semakin banyak asam yang ada. Minyak yang masih baru
tidak mengandung asam bebas dan acidity numbernya dapat kurang atau sama dengan 0,1.
Sedangkan pelumas bekas, akan mengandung acidity number yang lebih tinggi.

11
9. Ash

Apabila pelumas habis terbakar maka akan terbentuk abu (ash) atau abu sulfat. Hal ini
berhubungan dengan pengukuran kemurnian suatu pelumas. (dari berbagai sumber : by
irf/lumasmultisarana/2010)

2.4 Sistem Pelumasan

1. Sistem Terbuka

Suatu sistem pelumasan terbuka memberi minyak pelumas baru kepada permukaan yang
bergerak, dan pelumas yang telah digunakan dibuang.

1.1 Pelumasan dengan Tangan

Pelumasan dengan tangan adalah sistem pelumasan terbuka yang paling sederhana dan
tertua. Pelumasan dengan tangan mempunyai penggunaan yang terbatas pada unit pembangkit
dan metode ini untuk kebanyakan penggunaan telah diganti karena adanya hal-hal yang tidak
menguntungkan tersebut. Kekurangan dalam sistem pelumasan dengan tangan adalah, kita sulit
mengontrol pemasukan pelumas, yang memungkinkan adanya kelebihan asupan sehingga dapat
menimbulkan kebocoran. Begitu pula ketika peralatan mengalami kekurangan pelumas, kita sulit
mengetahuinya, sehingga dapat menimbulkan keausan.

1.2 Continous Lubrication

Beberapa peralatan digunakan pada unit-unit pembangkit untuk mengurangi kebutuhan


akan pelumasan dengan tangan. Peralatan tersebut akan mensuplai sejumlah pelumas secara
kontinue pada bagian-bagian peralatan yang bergerak.

2. Sistem Tertutup

Sistem pelumasan tertutup menggunakan pelumasan yang sama secara berulang-ulang.


Dua jenis sistem pelumasan tertutup, yaitu:
12
 Nonforcedlubrication (Pelumasan tanpa tekanan)
 Forced Lubrication (Pelumasan dengan tekanan)

13
BAB III

YAMALUBE POWER MATIC 10 W 40

3.1Penjelasan

Yamalube adalah oli berstandar kualitas dari Yamaha Motor Co Japan

dengan berstandar API servise SL yang memiliki tingkat viskositas yang

sesuai untuk sepeda motor Yamaha. Dan mampu membuat tarikan motor

lebih ringan sehingga performa lebih maksimal.

3.2Bahan dasar

Yamalube Power Matic 10 W 40 adalah oli berkualitas tinggi yang

ditujukan untuk melindungi elemen mesin terhadap perubahan suhu udara

segala musim. Biasanya oli kelas ini juga cukup memenuhi kategori untuk

standarisasi SJ atau SH dari API, atau ILSAC GF-2 untuk driving mothode

Gasoline Engine Oils Test.

3.3Keuntungan

Adapun keuntungan dari Yamalube Power Matic adalah :

a. Mengurangi tingkat gesekan

b. Meningkatkan performa mesin

c. Memberikan perlindungan terhadap pembentukan endapan dan

mempunyai ketahanan terhadap degradasi serta mempunyai karakteristik


14
tingkat penguapan yang sangat kecil sehingga konsumsi pelumasnya

lebih hemat.

d. Tidak mudah teroksidasi dan terdegredasi oleh radiasi panas dari mesin.
e. Menjaga kebersihan mesin, serta mencegah terbentuknya deposit pada
piston.
f. Melindungi mesin dari korosi dan menjaga komponen mesin dari
keausan.

3.4 Aditif Minyak Pelumas


Aditif adalah bahan bahan kimia tertentu yang ditambahkan kedalam
pelumas yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas dari pelumas itu
sendiri.Zat aditif ini akan membentuk lapisan film pada dinding silinder yang
akan melindumgi mesin pada saat start.Penambahan aditif ke dalam minyak
pelumas disesuaikan dengan kondisi, temperature dan kerja dri mesin itu
sendiri,
Aditif yang ditambahkan ke dalam minyak pelumas akan bereaksi debgan
minyak pelumas tersebut,jadi hal ini bukan perkara mudah dan tidak begitu
saja mencampur aditif tanpa disesuaikan dengan jenis pelumas yang
digunakan.Salah satu jenis aditif pelumas yang ada di pasaran adalah
Lupromax EA Engine Oil Additive.

3.5 Penggunaan yang disarankan


Pelumas YAMALUBE POWER MATIC 10W-40 ini direkomendasikan
untuk digunakan pada mesin kendaraan yamaha dengan bahan bakar bensin.
Kendaraan-kendaraan terbaru masa kini dengan multi katup yang dilengkapi
sistem DOHC atau Twin Cam merupakan pengguna yang sesuai. Oli ini juga
dapat digunakan pada mesin matic injection digunakan pada kendaraan
bensin yang mensyaratkan API Service SH dan sebelumnya.

15
 Spesifikasi Yamalube Power Matic :

Type 4T
Viscosity 10W-40
Grade SL
Volume 0,8 Liter
Jaso MB
Het Rp 32.000

 Bermacam Istilah Dalam Penggunaan Oli antara lain :


a. Viscosity Breakdown (Kerusakan viskositas)
Pada bahasan sebelumya kita telah menbahas semakin tinggi viskositas
bahan dasar oli, semakain baik oli melawan gesekan. Kerusakan viskositas adalah
kondisi dimana rantai hidrokarbon pada oli terpecah, sehingga menurunkan
kemampuan oli untuk menahan gesekan. Jika kerusakan viskositas terjadi terlalu
jauh, maka simpelnya oli tidak akan dapat melindungi gesekan permukaan mesin
lagi ( bayangkan gesekan logam dengan logam ). Kerusakan viskositas adalah
salah satu dari tiga alasan utama mengapa kita harus mengganti oli mesin
kendaraan kita (dua alasan lainnya adalah menyingkirkan partikel atau
kontaminan yang mungkin disebabkan oleh gesekan permukaan, dan oksidasi
endapan.
Kerusakan viskositas disebabkan oleh tenaga gunting ( shear force ),
tekanan kimiawi ( chemical exposure ) serta tekanan suhu. Sebagai perbandingan
pada mesin mobil, mesin motor bergerak lebih cepat dibandingkan mesin mobil
maka kerusakan viskositas lebih cepat terjadi. Dan tekanan suhu sebagai salah
satu penyebab kerusakan viskositas lebih banyak terjadi pada mesin motor
berpendingin udara dan oli dibandingkan motor berpendingin air ( dan lebih jauh
lagi apabila dibandingkan dengan mesin mobil ). Jadi oli motor dirancang dengan
peningkatan tingkatan kerusakan viskositas ini.
16
Pada oli multi-bobot, kerusakan viskositas menyebabkan nomer kedua
menjadi menurun lebih cepat sepanjang waktu dibandingkan pada kondisi awal,
karena panjang polimer menurun dengan mudah ( awalnya 10w40 akan menjadi
10w35, lalu menjadi 10w30 sampai pada akhirnya mencapai bobot dasar 10w,
efektifnya 10w10 ). Gantilah oli sebelum oli rusak sama sekali.
b. Shear Forces (Tenaga Gunting)
Oli mesin beroperasi dalam lingkungan yang sangat ekstrem, dengan
perubahan besar dalam suhu, derajat kimiawi yang berbeda, dan tenaga mekanik
yang berlaku padanya. Salah satu tenaga adalah tenaga gunting, atau tenaga yang
merusak molekul asli dari oli secara mekanik. Ketika piston secara tiba-tiba
berubah arah dan bergerak, oli yang berada di bawah ring piston mengalami
tenaga gunting. Oli juga mendapatkan tenaga gunting ketika oli terjepit pada dua
sisi gir yang bergerak satu sama lain. Pada sepeda motor yang menggunakan
kopling basah, tenaga gunting juga terjadi ketika kopling digunakan, oli pada
permukaan plat kopling terpotong oleh dua permukaan yang menutup satu sama
lain. Selain itu juga, molekul oli juga dapat terpecah akibat gelombang tekanan
ledakan pembakaran. Akibatnya kualitas oli menurun mengikuti waktu pemakaian
mesin.
c. Chemical Exposure (Paparan Kimia)
Pada sebuah mesin, berbagai macam kondisi yang berbeda dimana terjadi
reaksi kimiawi oli mesin dengan yang lain, zat kimia yang tak diinginkan. Yang
paling jelas adalah uap bensin pada ruang pembakaran, beberapa dari uap tersebut
bergerak pada dinding lapisan oli karena gelombang tekanan detonasi. Sejak
bensin diformulasikan dengan berbagai macam zat kimia, seperti sulphur, MTBE,
oxygenators, dll, beberapa dari zat kimia tersebut juga mendapatkan tekanan
kedalam oli pada ujung gelombang pembakaran. Bahan kimia ini bersatu dengan
oli yang melindungi piston dan terus menerus terjadi selama mesin
berjalan.Beberapa zat kimia berubah komposisinya karena mendapatkan panas
dan tekanan dari ledakan, sehingga bercampur dengan kandungan hidrokarbon
pada oli, hasilnya adalah sulphuric acid dari sulphur pada bensin dan bercampur

17
dengan oksigen yang terkandung dalam udara atau oli ( ini akan memutuskan
rantai hidrokarbon ). Jadi spesifikasi oli setelah digunakan pun akan berubah
karena proses tersebut di atas.
d. Oksidasi
Oli mesin dapat terikat dengan oksigen yang terkandung dalam udara,
proses ini disebut oksidasi, yang hasilnya pada oli yang kental berubah menjadi
endapan yang kental dan lengket dan tidak dapat melumasi secara baik atau akan
sulit bagi pompa oli untuk memompanya.Interaksi oksidasi juga menghilangkan
elektron selama proses, seperti pada proses pengelasan. Pada dasarnya ini terjadi
pada kandungan paraffin pada oli, oleh karena itu mengapa oli dino ( mineral )
cenderung menciptakan endapan dibanding oli sintetik (oli sintetik hanya
memiliki sedikit sekali bahkan tidak sama sekali memiliki kandungan paraffin)
Proses oksidasi juga terakselerasi dengan baik karena peningkatan suhu. karena
suhu tinggi membantu memfasilitasi oksidasi oli ). Endapan yang terjadi akan
membantu penurunan viskositas ( diterangkan pada bagian berikutnya ), pada
kenyataannya endapan oli menutupi logam dan menurunkan pelumasan oli pada
lapisan logam yang sesungguhnya serta endapan tersebut menghalangi aliran
oli.Jadi akibat proses oksidasi ini kualitas oli dilihat dari viskositasnya akan
menurun serta endapan ( kerak ) yang dihasilkan menutup aliran oli yang
seharusnya mengalir pada seluruh bagian mesin.

3.6 Manfaat dan Peruntukan produk


Manfaat dari penggunaan Yamalube Power Matic antara lain :
a. Meningkatkan tenaga dan akselerasi pada mesin kendaraan.
b. Mengurangi tingkat kerusakan mesin akibat gesekan.
c. Menurunkan emisi gas buang.
d. Mampu memperpanjang umur pakai oli pada kendaraan hingga 10.000
km.

18
3.7 Jenis Zat Aditif
Beberapa jenis zat aditif yang digunakan sebagai campuran minyak pelumas
antara lain:
a. Deterjen
Merupakan aditif dalam bentuk ikatan kimia yang berfungsi mengurangi
timbulnya deposit di ruang bakar maupun pada bagian mesin yang
lain.Minyak pelumas dengan campuran zat ini diperuntukan untuk mesin
yang bekerja pada suhu tinggi.Jenis deterjen yang digunakan adalah
sulfonat, fosfonat dan fenat.
b. Dispersan
Adalah aditif yang cocok digunakan untuk kendaraan pribadi karena
aditif ini bekerja pada temperature rendah dan berfungsi menghalangi
terbentuknya deposit pada ruang mesin.
c. Anti Oksidan
Aditif ini diberikan untuk melindungi minyak pelumas dari terjadinya
reaksi oksidasi yang dapat menurunkan viskositas dari minyak
pelumas.Bahan kimia yang termasuk jenis ini adalah sulfide, fosfit,
disulfide, selenida dan zink difiofosfat.
d. Pelindung Korosi
Aditif ini berfungsi melindungi bahan bahan non logam dalam mesin
terkena korosi, seperti bantalan yang perlu tahan terhadap kontaminasi
asam dari minyak pelumas,
e. Pour Point Depresant
Adalah aditif yang berfungsi untuk meningkatkan kerja pelumas pada
suhu rendah.

3.8Perawatan Minyak Pelumas


Pelumas yang digunakan pada suatu mesin memiliki umur pakai,bila
pelumas telah melewati umur pakai maka sebaiknya pelumas diganti.Hal ini

19
untuk menjaga peforma mesin tetap optimal dan menjaga umur pakai mesin
menjadi lebih awet.
Sepeda motor rata rata mengganti pelumas pada jarak 3000 km sedangkan
mobil pada jarak 5000km.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa
sepeda motor melakukan pergantian pelumas lebih cepat.
Faktor faktor tersebut antara lain:
a. Kerja Mesin
Walaupun fungsi oli pada mesin sama yaitu melumasi dan
melindungi mesin dari karat dan kotoran,tetapi pada mesin sepeda
motor kerja dari oli lebih berat karena harus melumasi camshaft, katup
pada kepala silinder, piston dan dinding silinder selain itu masih harus
melumasi transmisi dan kopling.
Sedangkan pada mesin mobil oli hanya melumasi komponen
komponen mesin,sedangkan transmisi terpisah dari mesin.
b. Putaran Mesin
Mesin sepeda motor bekerja pada putaran lebih tinggi dari pada
mesin mobil,baik dalam kondisi stasioner maupun saat dikebut.Pada
mesin mobil 1.300 cc putaran stasionernya 900 rpm,sedangkan mesin
sepeda motor 110 cc putaran stasionernya 1.200 rpm.

c. Sistem Pendingin
Pendinginan mesin juga mempengaruhi umur pakai dari oli.pada
mobil pendingin yang dipakai adalah cairan ( coolant ) ditambah kipas
dan radiator sehingga mesin lebih cepat dingin,Sedangkan pada sepeda
motor pendinginan lebih mengandalkan udara sekitar walaupun pada
jenis tertentu telah dilengkapi dengan radiator.

20
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari uraian diatas penulis dapat menarik kesimpulan antara lain :

 Yamalube Power Matic adalah kinerja premium SAE 10W-40 oli mesin yang
memanfaatkan Molekuler Unik Tarik (UMA) untuk membentuk suatu permukaan pelumas
pada bagian-bagian mesin melindungi komponen penting saat start up dan pemanasan tidak
seperti minyak lainnya.
 Penggunaan aditif yang tepat dan sesuai dengan pelumas yang digunakan akan mampu
melindungi dan meningkatkan kerja mesin.
 Yamalube Power Matic adalah inovasi unik dalam teknologi pelumasan, dikembangkan
sebagai hasil penelitian ilmiah yang luas untuk mengidentifikasi cara menawarkan
perlindungan mesin total selama tiga tahap dari siklus drive - start-up, pemanasan dan
operasi normal.

4.2 Saran

Akhir dari laporan ini penulis ingin menyampaikan beberapa saran bagi

pembaca serta pengguna kendaraan bermotor, tentang pelumas :

1. Pergunakanlah pelumas yang sesuai dengan tipe mesin kendaraan anda untuk mendapatkan
kerja mesin yang sempurna.
2. Jangan sampai terlambat dalam melakukan pergantian pelumas pada suatu mesin hal ini
berguna untuk menjaga kondisi mesin selalu prima.

21
DAFTAR PUSTAKA

 http//:wwwgoogle.com/produkdata/Yamalube
 http//:www.wikipedia.com
 http//:www.google.com/YamalubeIndonesia

22

Anda mungkin juga menyukai