PENDAHULUAN
Berdasarkan PSAK 19 paragraf 8 (revisi 2009) aset tidak berwujud adalah aset non-moneter yang
dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik. Aset ini dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau
menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif. Aset tetap
tidak berwujud diakui jika dan hanya jika:
1. Kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis masa depa dari aktiva
tersebut, dan
2. Biaya perolehan aset tersebut dapat dikur secara andal.
Tabel 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.19 (Revisi 2009)
Berdasarkan masa manfaatnya, aktiva tak berwujud ini digolongkan sebagai berikut:
1. Aktiva yang tidak berwujud dengan masa manfaat yang dibatasi oleh undang-undang,
peraturan/persetujuan atau oleh sifat aktiva itu sendiri, seperti hak patent, hak cipta,
franchise.
2. Aktiva yang tidak berwujud yang masa manfaatnya tidak terbatas seperti, trademark,
goodwill.
Salah satu jenis intangible assetss yang memperoleh porsi kajian yang cukup besar,
mungkin paling besar dibandingkan dengan yang lain, adalah goodwill. Apa itu goodwill?
Goodwill merupakan bagian dari aktiva dalam neraca yang mencerminkan kelebihan
pembayaran atas aktiva yang dibutuhkan perusahaan dibandingkan dengan nilai pasar. Atau,
intangible assets merepresentasikan jumlah yang lebih besar dari nilai buku yang dibayar oleh
suatu perusahaan untuk mengakuisisi perusahaan lain. Secara teoretis, goodwill merupakan nilai
sekarang dari kelebihan laba dari suatu perusahaan pada masayang akan datang (Wikipedia,
2008).
Goodwill dapat timbul dari akuisisi. Goodwill yang timbul akibat akuisisi mencerminkan
pembayaran yang dilakukan oleh pengakuisisi untuk mengantisipasi manfaat ekonomi yang akan
diperoleh pada masa depan. Manfaat ekonomi tersebut dapat dihasilkan dari sinergi antar assets
yang diakuisisi. Manfaat ini juga dapat timbul dari assets yang tidak memenuhi persyaratan
untuk diakui dalam laporan keuangan, namun pengakuisisi bersedia membayarnya. Pada
saat dibukukannya suatu akuisisi, mungkin goodwill yang diakui tidak merefleksikan manfaat
ekonomi pada masa depan bagi pengakuisisi. Hal tersebut dapat terjadi karena sejak dilakukan
negosiasi telah terjadi penurunan terhadap ekspektasi future cash flows dari assets yang
diakuisisi.
Dalam transaksi akuisisi dapat terjadi negative goodwill. Jika cost of the acquisition lebih
rendah daripada interest pengakuisisi atas nilai wajar assets dan kewajiban yang dapat
diidentifikasi pada tanggal transaksi, maka nilai wajar nonmonetary assets yang diakuisisi harus
diturunkan secara proporsional sampai seluruh selisih tersebut tereliminasi. Apabila nilai wajar
non-monetary assets sudah diturunkan seluruhnya, namun ternyata masih terdapat sisa selisih
yang belum tereliminasi, maka sisa selisih tersebut diakui sebagai negative goodwill dan
diperlakukan sebagai deferred income. Secara sistematis jumlah tersebut diamortisasi selama
suatu periode yang tidak, kurang dari dua puluh tahun.
2.4 Klasifikasi dan prinsip dasar akuntansi untuk Aset Tidak Berwujud
Klasifikasi untuk Aset Tidak Berwujud:
a) Cara akuisisi ( manner of acquisition ). Aktiva tak berwujud dapat diperoleh dengan
cara membelinya dari entitas lain. Seperti membeli wiralaba atau paten dari orang
lain. Cara lain untuk memperoleh aktiva tak berwujud adalah dengan cara
membuatnya sendiri melalui operasi, contohnya adalah paten dan merek dagang.
b) Dapat diidentifikasi ( identifiability ). Beberapa kativa tak berwujud dapat
diidentifikasi secara terpisah dari perusahaan lainya. Contohnya hak pataen, merek
dagang , dan wiralaba. Aktiva tak berwujud lainya tidak dapat dipisahkan tetapi
nilainya dapat diturunkan dari nilai aktiva yang berhubungan denganya. Contohnya
adalah goodwill, yang nilainya dibedakan atas beberapa factor seperti loyalitas
konsumen atas kualitas produk, dan bukan dari kepemilikan khusus.
c) Dapat dipertukarkan ( exchangeability ). Beberapa aktiva tak berwujud dapat
diidentifikasi dapat dijual maupun dibeli, atau dengan kata lain dapat dipertukarkan.
Contohnya termasuk paten, merek dagang dan wiralaba. Aktiv atak berwujud lainya,
yang dapat depertukarkan kecuali dengan menjual perusahaan itu juga . Contohnya
dalah biaya organisasi. Tidak ada pihak lain yang mau membeli biaya organisasi ini
secara terpisah ( terlepas dari perusahaanya ). Goodwill adalah contoh aktiva tak
berwujud yang tidak dapat diidentifikasi dan tidak dapat dipertukarkan. Goodwill
hanya hanya akan memepunyai nilai jika dikombinasikan atau dihubungkan denan
aktiva lainya dan tidak dapat diperoleh kecuali dengan mengakuisisi aktiva lainya
secara simultan.
d) Periode manfaat yang diharapkan ( period of expected benefit ). Beberapa aktiva tak
berwujud, seperti biaya organisasi, diharapkan dapat memeberikan manfaat kepada
perusahaan dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Sebagai contoh paten memeiliki
umur hokum selama 17 tahun, dan periode manfaat leasehold yang dicantumkan
dalam kontrak lease.
Pelepasan suatu aset tidak berwujud dapat dilakukan dengan berbagai cara (contohnya,
melalui penjualan, melalui sewa pembiayaan, atau disumbangkan). Dalam menentukan
tanggal penghapusan aset seperti itu, suatu entitas menerapkan kriteria dalam PSAK 23
(revisi 2009): Pendapatan untuk mengakui pendapatan dari penjualan barang. PSAK 30
(revisi 2007): Sewa diterapkan pada penghapusan dengan cara penjualan dan sewa
kembali
Sesuai dengan prinsip pengakuan dalam paragraf 21, jika suatu entitas mengakui biaya
penggantian sebagian dari aset tidak berwujud ke dalam jumlah tercatat aset tidak
berwujudnya, maka entitas juga menghentikan pengakuan jumlah tercatat dari bagian
yang diganti, Jika tidak praktis bagi entitas untuk menentukan nilai wajar bagian sebuah
aset yang diganti tersebut, entitas boleh menggunakan biaya proses penggantian sebagai
indikator berapa nilai perolehan dari bagian pengganti pada saat pengganti tersebut
diperoleh atau di kembangkan secara internal.
Pada kasus perolehan kembali hak dalam suatu kombinasi bisnis, jika selanjutnya hak
diterbitkan kembali (dijual) ke pihak ketiga, jumlah tercatat terkait, jika ada, harus
digunakan dalam menentukan keuntungan atau kerugian saat penerbitan ulang.
Imbalan yang dapat diterima pada saat penghapusan suatu aset tidak berwujud diakui
pada awalnya sesuai dengan nilai wajarnya. Jika pembayaran untuk aset tidak berwujud
tersebut ditangguhkan, maka imbalan yang diterima diakui sesuai (equivalent) dengan
harga tunai. Perbedaan antara jumlah nominal dari imbalan dan harga tunai equivalen
diakui sebagai pendapatan bunga sesuai dengan PSAK 23 (revisi 2009): Pendapatan yang
menggambarkan penghasilan pada piutang.
Amortisasi suatu aset tidak berwujud dengan masa manfaat terbatas tidak berakhir jika
aset tersebut tidak lagi digunakan, kecuali aset tersebut sudah sepenuhnya disusutkan atau
digolongkan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual (atau termasuk dalam sekelompok
aset lepasan yang digolongkan sebagai aset dimiliki untuk di jual) sesuai dengan PSAK
58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aktiva tak berwujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang timbul dari
pemilikan suatu aktiva yang berumur panjang, yang tidak memiliki wujud fisik tertentu. Bukti
pemilikan aktiva tak berujud bisa berupa kontrak, lisensi atau dokumen lain. Aktiva tidak
berujud mungkin timbul dari:
1. Pemerintah – seperti hak paten, hak cipta, franchise, merek dagang dan nama dagang.
2. Perusahaan lain – misalnya pembelian yang mencakup pembayaran untuk goodwill.
3. Penjualan tertentu – seperti franchise dan lease.
Aktiva tak berwujud mempunyai karakteristik penting, yaitu : kurang memiliki eksistensi
fisik, bukan merupakan instrument keuangan, bersifat jangka panjang dan menjadi subjek
amortisasi, klasifikasi Aktiva Tak Berwujud yaitu cara akuisisi (manner of acquisition), dapat
diidentifikasi (identifiability), dapat dipertukarkan (exchangeability), periode manfaat yang
diharapkan (period of expected benefit).
Prinsip Akuntansi Dasar untuk Aktiva tak berwujud yaitu :Pada akuisisi menerapkan
prinsip biaya, Selama periode penggunaan, menerapkan prinsip penandingan, Pada disposisi,
menerapkan prinsip pendapatan. Keuntungan atau kerugian yang diakui atas pelepasan sama
dengan selisih antara pertimbangan yang diterima.
Sesuai dengan prinsip biaya, aktiva tak berwujud harus dicatat pada saat diakuisisi dengan
biaya ekuivalen kas saat ini. Menurut sifatnya itu, maka aktiva tak berwujud jarang mempunyai
nilai residu. Biaya aktiva tak berwujud yang tidak memiliki masa umur manfaat yang dapat
ditetntukan atau umur hukum tidak terbatas juga harus diamortisasi berdasarkan estimasi umur
manfaatnya. Pada umumnya aktiva tetap dilaporkan bersama-sama dengan sumber alam, tetapi
aktiva tidak berujud dilaporkan tersendiri setelah aktiva tetap.
B. Saran
Mungkin inilah hasil dari tugas makalah saya tentang Aktiva Tak Berwujud Mata Kuliah
Akuntansi Keungan dalam isi makalah ini terdapat kelebihan dan kekurangannya tetapi saya
rasa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kesalahan
penulisan dan penyusunannya. Untuk itu saya sebagai penyusun makalah ini butuh saran kritik
dari para pembaca makalah ini untuk menjadikan makalah ini lebih semprna lagi. Dan saya
mengucapkan terima kasih pada dosen Mata kuliah Akuntasi Biaya yang telah memberikan tugas
untuk membuat makalah ini.
http://akuntansi2011a.blogspot.co.id/2013/01/aset-tidak-berwujud.html
https://www.academia.edu/28273406/Akuntansi_Keuangan_I_-_Aset_Tak_Berwujud
https://www.akuntansionline.id/macam-perolehan-nilai-aset-tak-berwujud/
https://accounting.binus.ac.id/2017/06/07/memahami-akuntansi-aset-tak-berwujud/
https://www.scribd.com/doc/292342848/STUDI-KASUS-Aset-Tidak-Berwujud
http://eprints.undip.ac.id/49138/1/08_NOVIANI.pdf