ORGANISASI
Keempat belas prinsip fayol ini, tidak lagi menjadi teori organisasi yang
didasarkan pada teori klasik akan tetapi menjadi axioma yang harus di perlakukan
ketika kita ingin melihat organisasi akan mencapai tujuannya secara efektif tanpa ada
masalah yang terjadi didalamnya.
Seiring dengan teori organisasi klasik yang dikembangkan melalui prinsip –
prinsip organisasi oleh Fayol, berkembang pula dari sejumlah pemikiran rational
seperti pemikiran Ralp Davis ( Fredercksons & Smith, 2003) tentang perencanaan
rational dan sejumlah pemikir lainnya seperti max weber ( 1952 ) tentang organisasi
rational yang untuk kemudian dipopulerkan oleh kalangan ilmiah sebagai birokrasi.
Davis dalam pemikirannya menyatakan bahwa sasaran utama dari suatu
perusahaan bisnis adalah pelayanan ekonomi. Tidak ada bisnis yang dapat bertahan
dengan memberikan nilai ekonomi. Nilai ekonomi dihasilkan oleh aktivitas yang
dilakukan dengan sejumlah anggaran untuk menciptakan produk organisasional. Jadi
ada hubungan kontigensi antara struktur organisasi dengan sasaran yang dicapai.
Dengan demikian diasumsikan semakin besar struktur organisasi yang dibuat dan
diperlakukan semakin berpengaruh terhadap sasaran yang akan dicapai baik dalam
besaran dan luasnya.
Max weber, sosiolog Jerman mengembangkan sebuah model struktur yang
paling efisien di mana organisasi dapat mencapainya. Model itu disebutnya sebagai
struktur ideal yang dikarakteristikkan oleh pembagian tenaga kerja. Hirarki otoritas
yang jelas, prosedur seleksi yang formal, regulasi, dan aturan detail, dan hubungan
impersonal.
Teori organisasi klasik yang dikembangkan oleh para ahli dan bermula dari
hasil penelitian fayol yang dikenal dengan prinsip – prinsip orgasnisasi, oleh
Frederickson & B. Smith ( 2003 ) disimpulkan bahwa teoritikus klasik memperlakukan
organisasi sebagai sesuatu seperti mesin.
Pemikiran yang melandasi teori organisasi klasik yang melihat organisasi
sebagai mesin, adalah berarti mengabaikan faktor manusia yang ada dibelakang
mesin dan ketika faktor ini terabaikan dapat dipastikan bisa mungkin terjadi hal yang
sebaliknya diharapkan organisasi. Jika organisasi menghendaki produktivitas yang
semakin menaik dengan cara memperlakukan manusia sebagai salah satu faktor
produksi, layaknya sebagai mesin dan peralatan, maka pada suatu perlakuan yang
sama tidak akan dapat lagi memberikan hasil yang sama dengan apa yang
diharapkan. Manusia adalah manusia yang memiliki cipta, karsa, dan rasa, memiliki
nilai yang menjadi acuannya.
Posisi perilaku manusia dalam organisasi banyak ditemukan dalam karya –
karya yang memiliki kompetensi dibidang perilaku organisasi seperti karya yang ditulis
Huse & Benedith ( 1973 ) dan sejumlah ahli yang memiliki kompetensi yang sama
dibidang organisasi. Malah Huse & Benedith menggambarkan bahwa aliran
behaviorisme berkembang pada tiga dimensi yang dikenal sebagai human relation
school untuk kemudian melalui upaya penyelidikan pengembangan organisasi yang
pada akhirnya menjadi teori multidimensi dimana ketiga dimensi itu berkembang
sebagai prespekif yang ketiga sebagai teori system pada perkembangan ilmu
administrasi sebagaiama telah dijelaskan dibab sebelumya.
Dalam experimen yang dilakuka oleh Elton Mayo, para pegawai dibagi kedalam
dua kelompok yaitu kelompok experiment dan kelompok control. Hasil penelitian
lainnya yang memperkuat perlunya perilaku manusia dalam organisasi adalah hasil
kajian Douglas Mcgregor yang dikenal sebagai teori X dan Y. Implikasi daro teori X
dan Y dari Mcgregor untuk teori organisasi adalah menyatakan bahwa asumsi teori Y
lebih disukai dan mereka seharusnya memandu manajer dalam cara bagaimana
mereka merancang organisasi mereka dan memotivasi pegawai.
Model sistem organisasi tertutup jika dilihat dalam konteks organisasi rational
sebagaimana dikonsepsikan oleh weber, maka ciri – cirinya adalah sebagai berikut :
a. Hirarki artinya ada jenjang kewenangan yang diperlakukan. Berapa besar
jenjang itu berlangsung adalah tergantung pada scala ratio atasan terhadap
bawahan
b. Promosi didasarkan pada keahlian dan jasa professional. Ini berarti,
organisasi sangat menghargai kompotensi seseorang.
c. Mengembangakan pelayanan karir. Ini artinya dilakukan pengembangan
atas dasar pertimbangan karir atas karya yang dihasilkan atau hasil kerja
yang dilakukan
d. Mengandalkan atau menggunakan aturan dan regulasi. Ini berarti
melakukan perlakuan dan kepenegakan aturan di dalam pelaksanaan
tugas.
e. Impersonalitas hubungan ini di antara profesional karir dalam birokrasi dan
dengan pelanggan atau pihak yang dilayani.
Model Sistem Organisasi Terbuka
Model ini memiliki banyak penyebutan sebagaimana model sistem organisasi
tertutup. Model dengan penyebutan organisasi collegial, organisasi yang
mengembangkan adanya persaingan, model yang beroriontasi pada pasar bebas.
Ciri – cirinya menurut Frederckson dan B. Smith (2003) antara lain adalah :
a. Tugas non rutin terjadi dalam kondisi tidak stabil
b. Spesialisasi pengetahuan memberikan konstribusi terhadap tugas lebih
umum
c. Menekankan pada tujuan bukannya alat
d. Konflik di dalam organisasi disesuaikan dengan melindungi teman sebaya
bukannya adjudikasi dari puncak.
e. Menekankan pelimpahan tanggung jawab.
f. Orang merasakan tanggung jawab dan loyalitas organisasi secara
keseluruhan
g. Organisasi dianggap sebagai struktur jaringan yang cair
h. Interaksi orang – orang dalam organisasi cenderung horizontal dan vertikal
i. Gaya interaksi diarahkan kepada prestasi, saran, dan dikarakteristikkan
oleh mitos usia sebaya yang mengembangkan hubungan bawahan / atasan
yang paling jelas.