Anda di halaman 1dari 10

BAB II

ORGANISASI

1.1. Pentingnya Berorganisasi


Ketika kerjasama manusia terjadi sejak itu pula mulai muncul keinginan
manusia untuk hidup yang teratur, kehidupan yang terbentuk oleh dorangan pemikiran
secara rational guna guna meraih mutu kehidupan yang didukung secara bersama.
Berorganisasi adalah melakukan bentuk kegiatan kerjasama yang teratur guna
mencapai hasil yang bermutu sesuai keinginan manusia yang terlibat dalam
kerjasama itu. Oleh karena itu, berorganisasi bukan saja hal yang penting bagi
kehidupan manusia akan tetapi justru menjadi kodrat manusia awal keberadaannya
dalam kehidupan nya baik dalam kedudukannya sebagai individu dan apalagi dalam
kapasitas sebagai anggota masyarakat.
Konsep organisasi yang berawal dari kodrat berorganisasi bagi manusia,
didalam perkembangan selanjutnya mengalami dinamika dalam konsep yang
disebabkan karena tidak saja didasarkan oleh faktor manusia sebagai anggota dari
suatu kerjasama dalam memerankan kegiatan atas dasar pembagian kerja akan tetapi
sejumlah faktor yang berada disekitar kerjasama yang terjadi, yaitu faktor lingkungan
yang akan memberi warna dan bentuk kerjasama atau bentuk organisasi yang
diinginkan. Motivasi individu dengan lingkungan sosial akan selalu berkaitan erat
ketika berbicara tentang organisasi dan lebih lagi mencoba member jawab atas
pentingnya organisasi atau mengapa orang berorganisasi.
Motivasi dapat diartikan sebagai kumpulan keinginan atau kekuatan yang
dimulai dan tetap berada dalam diri seorang individu ketika bekerja pada sebuah
organisasi apapun bentuknya. Motivasi adalah suatu yang menggerakkan seseorang
untuk berbuat dan tetap melanjutkan perbuatannya sampai mencapai tujuan yang
telah dicanangkan. Yang lebih penting dari konsep tentang motivasi ini adalah bahwa
ia merupakan bagian dari kegiatan itu sendiri yang tanpa kehadirannya kegiatan
pastilah akan mandeg.
Pandangan paling mutakhir mengenai motivasi menyarankan atau
mengemukakan bahwa motivasilah yang menggerakkan bahwa motivasilah yang
menggerakkan manusia memulai satu kegiatan serta terus menerus melakukan
kegiatan tersebut. Tetapi kita juga perlu melihat faktor-faktor yang berada di luar diri
seseorang itu yang juga sangat mungkin mempengaruhi tindakan-tindakan tertentu
yang dilakukannya, factor-factor itulah yang dimaksudkan dengan lingkungan yaitu
factor yang berasal dari luar dan akan memberi warna atau mempengaruhi motivasi,
dan lingkungan yang sangat berpengaruh adalah lingkungan sosial, lingkungan
dimana terjadinya interaksi sosial yang disebabkan karena tuntutan dan tuntunan nilai
dan norma yang berlaku baik yang menjadi panutan individual apalagi menjadi norma
kehidupan lingkungan masyarakat.
Secara konseptual, menilai motivasi seseorang adalah kemampuan atau
kapasitas kerja yang dapat ditampilkannya dengan demikian, individu yang tidak
memperlihatkan kemampuan yang memadai tidak akan direkrut sebagai tenaga yang
dapat diandalkan. Masyarakat melalui organisasi formal yang digelutinya cenderung
berpendapat bahwa individu yang kurang mampu bermasyarakat juga tidak akan
mampu memberikan andil terhadap lingkungannya. Sebaliknya individu yang terlalu
berambisi terhadap keadaan lingkungannya sehingga mereka seakan-akan tidak
dapat dikendalikan oleh masyarakatnya juga tidak akan diperhitungkan kehadirannya
orang seperti itu cenderung dipandang sebagai duri dalam masyarakat.
Motivasi merupakan mekanisme yang terdapat didalam diri seseorang yang
berfungsi srbagai penggerak kelangsungan aktivitasnya sebagai manusfa. Dari
batasan ini segera muncul adanya tiga hal yang sangat perlu untuk dijelaskan, yakni
:
1. Dimanakah letak mekanisme tersebut dalam diri setiap orang
2. Apa yang terdapat didalam diri setiap orang yang berfungsi mengarahkan
aktivitas-aktivitas tertentu yang ingin dilakukannya
3. Bagaimana motif-motif penggerak tersebut dapat masuk ke dalam diri setiap
individu
Menurut pandangan psikologi traditional, motivasi merupakan insting bawaan
sejak manusia lahir. Dari pandangan ini ketiga hal penting tersebut di atas dapat
segera ditelusuri. Pertanyaan dimana dapat segera dijawab bahwa mekanisme
motivasi tersebut terdapat didalam keseluruhan sel-sel manusia, pertanyaan apa
dapat segera dijawab bahwa mekanisme motivasi tersebut merupakan respons
psikologi yang secara otomatis bereaksi terhadap setiap rangsangan, dan juga
berfungsi mengurangi rangsangan baik yang digerakkan dari dalam tubuh ataupun
dari luar tubuh manusia. Sedangkan pertanyaan bagaimana dapat dijawab dengan
mengemukakan bahwa mekanisme motivasi itu merupakan insting atau warisan turun
temurun dari seseorang ke orang lain sebagai proses evolusi.
Pada pendekatan motivasi model insting terdapat dua garis pemisah yang harus
benar-benar diperhatikan:
Yang pertama yang berkaitan denga rasa lapar atau hasrat biologis yang dipicu
oleh faktor khusus. Rasa lapar atau hasrat untuk melakukan hubungan biologis tetapi
dibendung oleh sebab satu dan lain hal dapat berakibat munculnya berbagai tingkah
laku yang diarahkan agar hasrat tersebut dapat terpenuhi. Umat manusia dari
berbagai penjuru dunia memakan berbagai jenis makanan yang dapat disediakan oleh
lingkungan tempat tinggalnya serta diupayakan dengan cara yang sesuai dengan
keadaan alam sekitarnya. Cara makanpun sangat bervariasi sesuai tradisi atau
kebiasaan masing-masing kelompok masyarakat, ada yang senang dengan
menggunakan alat-alat makan dan ada pula yang tanpa alat makan sekalipun. Bukan
hanya sampai disitu, kelompok orang tertentu bahkan tidak akan makan sesuatu
kendati lapar lantaran anggota kelompoknya menganggap bahwa makanan tersebut
berpantang untuk dikonsumsi.
Yang kedua adalah yang berhubungan dengan kecenderungan bahwa orang
atau masyarakat tertentu dapat dilatih, dididik, dibiasakan, bahkan dipaksa untuk
mengubah kebiasaanya menghilangkan rasa lapar. Artinya, dalm kondisi tertentu
manusia dapat dibiasakan agar mampu menghilangkan rasa lapar tidak dengan cara
makan, melainkan dengan cara lain, paling tidak untuk selang beberapa waktu
tertentu.
Kedua cara tersebut diatas, yakni keragaman cara memenuhi hasrat tertentu serta
kemampuan mengubah kebiasaan dalam memenuhi hasrat dimaksud merupakan
unsur sangat penting yang harus dipahami dalam konteks peranan motivasi dalam
organisasi.
Deskripsi atas pentingnya organisasi dapat memberikan penandaan bahwa
pentingnya organisasi bagi manusia dapat diidentifikasi atas beberapa sebab yaitu :

1.2 Konsep Dan Teori Organisasi


Jikalau administrasi secara konseptual dalam awalnya dipopulerkan oleh
Waldo (Admosudarmo, 1996) sebagai suatu kerjasama manusia yang didasarkan
pada pembagian kerja yang dilakukan secara rational guna mencapai tujuan secara
bersama, untuk kemudian penulis (2011) karena kelemahan yang dikandung oleh
pemikiran rationalisme yang mendasarinya dikonsepsikan sebagai kerjasama
manusia dalam berbagai peralatan yang digunakan yang dapat memberikan
kefaedahan dan kemasyalahatannya sebagai individu dalam esensi keberadaannya
pada kehidupan bersama guna mencapai tujuan yang ditetapkannya secara bersama.
Pada awalnya, pengertian organisasi masih dalam perspektif struktural dimana
bangunan atau kerangka yang terbentuk didasarkan pada pemenuhan keinginan,
kebutuhan, insting manusia yang memungkinkan manusia berinteraksi antara
sesamanya, sehingga bentuk dari organisasi sesuai kerangka dari kebutuhan,
keinginan dan insting yang ingin dicapai oleh para anggotanya dalam satu kesatuan
organisasi.
Perspektif demikian melahirkan konsep organisasi berdasarkan pemikiran
klasik yang merumuskan organisasi adalah kerangka atau bangunan interaksi yang
terbentuk karena pemenuhan kebutuhan, keinginan, insting para anggota.
Konsepsi organisasi yang terumus berdasarkan perspektif pra klasik serta atas
dasar realitas kehidupan yang terbentuk oleh ajaran keilahian, berjalan dan
berlangsung sesuai zamannya hingga muncul zaman renaissance pada abad
pertengahan, abad mulai munculnya industrialisasi pada negara-negara di daratan
Eropah Kontinental serta sejumlah negara-negara di kawasan Amerika seperti Negara
Amerika Serikat.
Pemikiran manusia sesuai dengan perkembangan fisafat menjadikan teori
organisasipun berkembang dalam tiga babakan yang berlangsung secara berturut
yaitu: (1) Teori organisasi klasik, (2) Teori organisasi modern, dan (3) Teori organisasi
post modernism.
a. Teori Organisasi Klasik
Teori ini lahir dari hasil kajian dan penelitian para pakar atas kehidupan
organisasi berdasarkan pemikiran klasik, Dimulai dengan pemikiran struktural
fungsional, pemikiran yang mengkaji kegiatan yang berlangsung secara
fungsional, sehingga yang terjadi dalam pembagian kerjasama adalah
pembagian yang didasarkan pada kompotensi yang berarti ada spesialisasi
yang terjadi didalam proses kegiatan yang berlangsung.

Fayol lebih menaruh perhatian pada masalah manajeman dalam


pengertian pengaturan pengembangan prinsip-prinsip umum yang dapat
diaplikasikan pada seluruh pemimpin pada seluruh level organisasi dan
menjelaskan fungsi yang harus dilakukan oleh pemimpin.
Fayol (Frederickson & B.Smith, 2003) mengajukan empat belas (14)
prinsip yang oleh beliau dapat diaplikasikan secara universal dan dapat
diajarkan walaupun dalam realitasnya banyak dari prinsip-prinsip organisasi ini
kurang diajarkan di universitas namun secara, secara luas diikuti oleh para
pimpinan organisasi pada semua tingkat sekarang ini. Keempat belas prinsip
itu adalah sebagai berikut:
1. Pembagian Tenaga Kerja
2. Kewenangan
3. Disiplin
4. Kesatuan Perintah
5. Kesatuan Arah
6. Subordinasi
7. Bayaran
8. Sentralisasi
9. Mata Rantai Skalar
10. Urutan
11. Ekuitas
12. Stabilitas Jabatan Personil
13. Inisiatif
14. Esprit De Corps

Keempat belas prinsip fayol ini, tidak lagi menjadi teori organisasi yang
didasarkan pada teori klasik akan tetapi menjadi axioma yang harus di perlakukan
ketika kita ingin melihat organisasi akan mencapai tujuannya secara efektif tanpa ada
masalah yang terjadi didalamnya.
Seiring dengan teori organisasi klasik yang dikembangkan melalui prinsip –
prinsip organisasi oleh Fayol, berkembang pula dari sejumlah pemikiran rational
seperti pemikiran Ralp Davis ( Fredercksons & Smith, 2003) tentang perencanaan
rational dan sejumlah pemikir lainnya seperti max weber ( 1952 ) tentang organisasi
rational yang untuk kemudian dipopulerkan oleh kalangan ilmiah sebagai birokrasi.
Davis dalam pemikirannya menyatakan bahwa sasaran utama dari suatu
perusahaan bisnis adalah pelayanan ekonomi. Tidak ada bisnis yang dapat bertahan
dengan memberikan nilai ekonomi. Nilai ekonomi dihasilkan oleh aktivitas yang
dilakukan dengan sejumlah anggaran untuk menciptakan produk organisasional. Jadi
ada hubungan kontigensi antara struktur organisasi dengan sasaran yang dicapai.
Dengan demikian diasumsikan semakin besar struktur organisasi yang dibuat dan
diperlakukan semakin berpengaruh terhadap sasaran yang akan dicapai baik dalam
besaran dan luasnya.
Max weber, sosiolog Jerman mengembangkan sebuah model struktur yang
paling efisien di mana organisasi dapat mencapainya. Model itu disebutnya sebagai
struktur ideal yang dikarakteristikkan oleh pembagian tenaga kerja. Hirarki otoritas
yang jelas, prosedur seleksi yang formal, regulasi, dan aturan detail, dan hubungan
impersonal.
Teori organisasi klasik yang dikembangkan oleh para ahli dan bermula dari
hasil penelitian fayol yang dikenal dengan prinsip – prinsip orgasnisasi, oleh
Frederickson & B. Smith ( 2003 ) disimpulkan bahwa teoritikus klasik memperlakukan
organisasi sebagai sesuatu seperti mesin.
Pemikiran yang melandasi teori organisasi klasik yang melihat organisasi
sebagai mesin, adalah berarti mengabaikan faktor manusia yang ada dibelakang
mesin dan ketika faktor ini terabaikan dapat dipastikan bisa mungkin terjadi hal yang
sebaliknya diharapkan organisasi. Jika organisasi menghendaki produktivitas yang
semakin menaik dengan cara memperlakukan manusia sebagai salah satu faktor
produksi, layaknya sebagai mesin dan peralatan, maka pada suatu perlakuan yang
sama tidak akan dapat lagi memberikan hasil yang sama dengan apa yang
diharapkan. Manusia adalah manusia yang memiliki cipta, karsa, dan rasa, memiliki
nilai yang menjadi acuannya.
Posisi perilaku manusia dalam organisasi banyak ditemukan dalam karya –
karya yang memiliki kompetensi dibidang perilaku organisasi seperti karya yang ditulis
Huse & Benedith ( 1973 ) dan sejumlah ahli yang memiliki kompetensi yang sama
dibidang organisasi. Malah Huse & Benedith menggambarkan bahwa aliran
behaviorisme berkembang pada tiga dimensi yang dikenal sebagai human relation
school untuk kemudian melalui upaya penyelidikan pengembangan organisasi yang
pada akhirnya menjadi teori multidimensi dimana ketiga dimensi itu berkembang
sebagai prespekif yang ketiga sebagai teori system pada perkembangan ilmu
administrasi sebagaiama telah dijelaskan dibab sebelumya.
Dalam experimen yang dilakuka oleh Elton Mayo, para pegawai dibagi kedalam
dua kelompok yaitu kelompok experiment dan kelompok control. Hasil penelitian
lainnya yang memperkuat perlunya perilaku manusia dalam organisasi adalah hasil
kajian Douglas Mcgregor yang dikenal sebagai teori X dan Y. Implikasi daro teori X
dan Y dari Mcgregor untuk teori organisasi adalah menyatakan bahwa asumsi teori Y
lebih disukai dan mereka seharusnya memandu manajer dalam cara bagaimana
mereka merancang organisasi mereka dan memotivasi pegawai.

1.3 Teori Organisasi Modern


Konsepsi modern pada hakekatnya telah diaplikasikan sejak awal penerapan
prinsip – prinsip manajemen universal yang dikembangkan oleh Taylor dan Fayol
walaupun dalam aliran pemikiran struktural fungsional atau dalam pemikiran klasik.
Teori organisasi modern adalah teori yang menegaskan bahwa keberadaan
sesuatu organisasi akan selalu berada dalam situasi yang kontigensional, situasi
dimana banyak faktor yang mempengaruhinya.
Katz dan Kahn ( Frederickson & B. Smith, 2003 ) memberikan sebuah deskripsi
yang meyakinkan tentang keuntungan dari prespektif sistem terbuka untuk mengkaji
hubungan penting dari organisasi dengan lingkungan dan perlunya organisasi
mengadopsi perubahan lingkungan jika ingin tetap hidup.
Simon mencatat bahwa prinsip – prinsip klasik dari organisasi tidak lebih dari
pribahasa, dan mereka bertetangan satu sama lain. Simon menyatakan bahwa teori
organisasi lebih berada di luar prinsip – prinsip yang terlalu sederhana. Dapat
dicontohkan, keberadaan organisasi yang berkerja atas prinsip – prinsip organisasi.
Kadang kala karena ulah manusia ia berkerja di luar prinsip yang diperlakukan.
Penelitian Joanward dan Perrow ( Frederickson & B. Smith, 2003 ) telah
menimbulkan kasus yang mengesankan tentang pentingnya teknologi dalam
menentukan struktur yang tepat bagi organisasi. Preffer ( Frederickson & B. Smith,
2003 ) telah membangun pemikirannya berdasarkan karya march dan simon untuk
menciptakan model teori organisasi meliputi koalisi kekuasaan.

1.4 Teori Organisasi Postmodernsm.


Postmodernsm adalah suatu pemikiran mutakhir, pemikiran yang didasarkan pada
pertimbangan probabilitas atau yang biasa di sebut dengan pemikiran quantum.

Model Sistem Organisasi Tertutup


Model sistem organisasi tertutup biasa disebut dengan nama birokrasi, biasa
juga disebut hirarki, organisasi formal dan atau organisasi rational dan mekanistik.
Penamaan ini didasarkan pada realitas keberadaan model, seperti nama birokrasi
karena konsep birokrasi itu adalah suatu konsep yang diberikan kepada organisasi
rational yang dikonsepsikan oleh weber. Begitu pula dengan hirarki, berlangsung
hubungan atasan dengan bawahan dalam suatu jenjang hubunga kewenangan dan
tanggung jawab.

Model sistem organisasi tertutup jika dilihat dalam konteks organisasi rational
sebagaimana dikonsepsikan oleh weber, maka ciri – cirinya adalah sebagai berikut :
a. Hirarki artinya ada jenjang kewenangan yang diperlakukan. Berapa besar
jenjang itu berlangsung adalah tergantung pada scala ratio atasan terhadap
bawahan
b. Promosi didasarkan pada keahlian dan jasa professional. Ini berarti,
organisasi sangat menghargai kompotensi seseorang.
c. Mengembangakan pelayanan karir. Ini artinya dilakukan pengembangan
atas dasar pertimbangan karir atas karya yang dihasilkan atau hasil kerja
yang dilakukan
d. Mengandalkan atau menggunakan aturan dan regulasi. Ini berarti
melakukan perlakuan dan kepenegakan aturan di dalam pelaksanaan
tugas.
e. Impersonalitas hubungan ini di antara profesional karir dalam birokrasi dan
dengan pelanggan atau pihak yang dilayani.
Model Sistem Organisasi Terbuka
Model ini memiliki banyak penyebutan sebagaimana model sistem organisasi
tertutup. Model dengan penyebutan organisasi collegial, organisasi yang
mengembangkan adanya persaingan, model yang beroriontasi pada pasar bebas.
Ciri – cirinya menurut Frederckson dan B. Smith (2003) antara lain adalah :
a. Tugas non rutin terjadi dalam kondisi tidak stabil
b. Spesialisasi pengetahuan memberikan konstribusi terhadap tugas lebih
umum
c. Menekankan pada tujuan bukannya alat
d. Konflik di dalam organisasi disesuaikan dengan melindungi teman sebaya
bukannya adjudikasi dari puncak.
e. Menekankan pelimpahan tanggung jawab.
f. Orang merasakan tanggung jawab dan loyalitas organisasi secara
keseluruhan
g. Organisasi dianggap sebagai struktur jaringan yang cair
h. Interaksi orang – orang dalam organisasi cenderung horizontal dan vertikal
i. Gaya interaksi diarahkan kepada prestasi, saran, dan dikarakteristikkan
oleh mitos usia sebaya yang mengembangkan hubungan bawahan / atasan
yang paling jelas.

Model Sistem organisasi Terintegrasi


Model yang ketiga ini, dapat dinamakan sebagai model sistem organisasi
terintegrasi karena ia merupakan sintesa dan kedua model yaitu terbuka dan tertutup.

Esensi sintesis model dimulai dengan model terbuka yang mengasumsikan


bahwa organisasi (yaitu kumpulan orang – orang spontan dengan tujuan dan
keinginan mereka, yang beroperasi dalam lingkungan tidak pasti) tetapi menjelaskan
perilaku organisasi sebagai sesuatu yang dimotivasi oleh kebutuhan untuk merutinkan
dan merasionalkan kerja internal organisasi dan hubungannya dengan lingkungan.

Bentuk dan Isi Organisasi


Setiap organisasi yang terbentuk atau yang telah ada selalu menampakkan
jaringan hubungan suatu titik organ dengan titik atau dengan titik lainnya yang pada
gilirannya akan menampakkan susunan hubungan yang berlangsung tidak secara
vertical ( menegak ) akan tetapi berlangsung secara horizontal ( mendatar ) dan
menyimpang ke kiri dan ke kanan ( cross relation ). Susunan demikian itulah yang
menampakkan apa yang disebut struktur organisasi atau susunan organisasi yang
didasarkan pada garis hubungan yang berlangsung secara vertical, horizontal, dan
cross.

Efektivitas Dan Efesiensi dalam Organisasi


Organisasi.
Efektivitas berasal kata dasar efek yang berarti pengaruh. Dari konsep inilah,
efektivitas megandung makna pengaruh yang diharapkan sebagaimana yang
diinginkan. Jika suatu organisasi menetapkan tujuan yang ingin dicapainya dimisalkan
X, maka efektivitas organisasi diarahkan pada pengaruh pencapaian atas tujuan X
yang diinginkan.
Konsep organisasi yang berawal dari kodrat berorganisasi bagi manusia,
didalam perkembangan selanjutnya mengalami dinamika dalam konsep yang
disebabkan karena tidak saja didasarkan oleh faktor manusia sebagai anggota dari
suatu kerjasama dalam memerankan kegiatan atas dasar pembagian kerja akan tetapi
sejumlah faktor yang berada disekitar kerjasama yang terjadi, yaitu faktor lingkungan
yang akan memberi warna dan bentuk kerjasama atau bentuk organisasi yang
diinginkan. Motivasi individu dengan lingkungan sosial akan selalu berkaitan erat
ketika berbicara tentang organisasi dan lebih lagi mencoba memberikan jawaban atas
pentingnya organisasi atau mengapa orang berorganisasi.

Anda mungkin juga menyukai