Anda di halaman 1dari 21

BAB II 2) Faktor Sirkulasi

KONSEP MEDIS Sirkulasi berkaitan dengan kelancaran peredaran


darah dari jantung ke seluruh tubuh sampai lagi ke
A. Infark Miokard Akut jantung. Kondisi yang menyebabkan gangguan pada
sirkulasi diantaranya kondisi hipotensi. Stenosis
1. Pengertian (penyempitan aorta dekat katup) maupun isufisiensi
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya yang terjadi pada katup-katup jantung (aorta,
jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat maupun trikuspidalis) menyebabkan menurunnya
sehingga aliran darah koroner berkurang. (Brunner & cardiak out put (COP)
Sudarth, 2002).
Infark miocard akut adalah nekrosis miocard akibat b. Meningkatnya kebutuhan oksigen tubuh
aliran darah ke otot jantung terganggu. (Suyono, 1999) Pada penderita penyakit jantung, meningkatnya
kebutuhan oksigen tidak mampu dikompensasi
2. Etiologi diantaranya dengan meningkatnya denyut jantung untuk
Infark Miokard akut (AMI) terjadi jika suplai oksigen meningkatkan COP. Oleh karena itu segala aktivitas
yang tidak sesuai dengan kebutuhan, sehingga yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan oksigen
menyebabkan kematian sel-sel jantung. Beberapa hal yang akan memicu terjadinya infark. Misalnya: aktivitas
menimbulkan gangguan oksigenasi tersebut diantaranya: berlebih, emosi, makan terlalu banyak dan lain-lain.
Hipertropi miokard bisa memicu terjadinya infark
a. Berkurangnya suplai oksigen ke miokard karena semakin banyak sel yang harus disuplai oksigen,
Menurunnya suplai oksigen disebabkan oleh sedangkan asupan oksigen menurun akibat dari
tiga faktor, antara lain: pemompaan yang tidak efektive.
1) Faktor pembuluh darah
Hal ini berkaitan dengan kepatenan pembuluh c. Faktor risiko :
darah sebagai jalan darah mencapai sel-sel jantung. 1) Merokok terlalu berlebihan selama bertahun-tahun
Beberapa hal yang bisa mengganggu kepatenan Menghirup asap rokok menyebabkan
pembuluh darah diantaranya: atherosclerosis peningkatan kadar CO. Hemoglobin lebih mudah
(arteroma mengandung kolesterol), spasme berikatan dengan CO daripada oksigen. Jadi
(kontraksi otot secara mendadak/ penyempitan oksigen yang disuplai ke jangtung juga berkurang
saluran), dan arteritis (peradangan arteri). sehingga kerja jantung semakin berat. Selain itu,
Spasme pembuluh darah bisa juga terjadi dan asam nikotinat pada tembakau memicu pelepasan
biasanya dihubungkan dengan beberapa hal antara katekolamin yang menyebabkan vasokonstrisi
lain: (i) mengkonsumsi obat-obatan tertentu, (ii) pembuluh darah. Merokok juga meningkatkan
stress emosional atau nyeri, (iii) terpapar suhu adhesi trombosit yang menyebabkan peningkatan
dingin yang ekstrim, (iv) merokok. terbentuknya trombus.
2) Diabetes Mellitus
Penderita Diabetes Mellitus memiliki
prevalensi, prematuritas, dan keparahan
aterosklerosis koroner yang lebih tinggi. DM
menginduksi hiperkolesterolemia dan secara lemak (kolesterol, trigliserida) yang makin lama
bermakna meningkatkan timbulnya aterosklerosis. makin banyak dan menumpuk di bawah lapisan
DM juga berkaitan dengan propilerasi sel otot polos terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh nadi.
dalam pembuluh arteri koroner; sintesis kolesterol; Hal ini mengurangi atau menghentikan aliran darah
trigliserida; dan pospolipid ; peningkatan ADL/C ; ke otot jantung sehingga mengganggu kerja jantung
dan kadar HDL yang rendah. Hiperglikemi yang sebagai pemompa darah.
terjadi pada penderita Dm juga menyebabkan
peningkatan agregasi trombus. Kolesterol Total
3) Hipertensi Kadar kolesterol total yang sebaiknya adalah ( 200
Peningkatan tekanan darah sistemik mg/dl, bila > 200 mg/dl berarti resiko untuk
meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah terjadinya PJK meningkat . Kadar kolesterol Total
dari ventrikel kiri; sehingga beban kerja jantung normal <200 mg/dl , agak tinggi (Pertengahan) 200-
bertambah. Sebagai akibatnya, terjadi hipertropi 239 mg/dl, Tinggi >240 mg/dl.
ventrikel untuk meningkatkan kontraksi. Akan LDL Kolesterol
tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan LDL (Low Density Lipoprotein) kontrol merupakan
curah jantung dengan kompensasi hipertropi jenis kolesterol yang bersifat buruk atau merugikan
akhirnya terlampaui, terjadi dilatasi dan payah (bad cholesterol) : karena kadar LDL yang
jantung. Bila proses aterosklerosis berlanjut, meninggi akan menyebabkan penebalan dinding
penyediaan oksigen miokardium berkurang. pembuluh darah. Kadar LDL Kolesterol;
Peningkatan kebutuhan oksigen pada miokradium  Normal < 130 mg/dl
terjadi akibat hipertropi ventrikel dan peningkatan  Agak tinggi (Pertengahan) 130-159 mg/dl
beban kerja jantung sehingga akhirnya akan  Tinggi >160 mg/dl
menyebabkan Angina atau Infark Miokard. HDL Koleserol
Peningkatan tekanan darah merupakan beban HDL (High Density Lipoprotein) kolesterol
yang berat untuk jantung, sehingga menyebabkan merupakan jenis kolesterol yang bersifat baik atau
hipertropi ventrikel kiri atau pembesaran ventrikel menguntungkan (good cholesterol) karena
kiri (faktor miokard). Keadaan ini tergantung dari mengangkut kolesterol dari pembuluh darah
berat dan lamanya hipertensi. Tekanan darah yang kembali ke hati untuk di buang sehingga mencegah
tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma penebalan dinding pembuluh darah atau mencegah
langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri terjadinya proses arterosklerosis.
koronaria, sehingga memudahkan terjadinya Kadar HDL Kolesterol
arterosklerosis koroner (faktor koroner). Hal ini  Normal <45 mg/dl
menyebabkan angina pektoris yang kemudian dapat  Agak tinggi (Pertengahan) 35-45 mg/dl
berkembang menjadi AMI. Insufisiensi koroner  Tinggi >35 mg/dl
dan miokard infark lebih sering didapatkan pada Jadi makin rendah kadar HDL kolesterol, makin
penderita hipertensi dibanding orang normal. besar kemungkinan terjadinya PJK. Kadar HDL
4) Hiperlipidemia kolesterol dapat dinaikkan dengan mengurangi berat
Penyempitan dan penyumbatan pembuluh arteri badan, menambah exercise dan berhenti merokok.
koroner disebabkan oleh penumpukan dari zat-zat Kadar Trigliserida
Trigliserid terdiri dari 3 jenis lemak yaitu Lemak gangguan menyebabkan terjadinya infark miokardium..
jenuh, Lemak tidak tunggal dan Lemak jenuh Sel-sel miokardium tersebut mulai mati setelah 20 menit
ganda. Kadar trigliserid yang tinggi merupakan mengalami kekurangan oksigen. Berkurangnya oksigen
faktor resiko untuk terjadinya PJK. mendorong miokardium untuk mengubah metabolism
Kadar Trigliserid aerob menjadi metabolism anaerob. Metabolism anaerob
 Normal < 150 mg/dl melalui jalur glikolitik jauh lebih tidak efisien apabila
 Agak tinggi 150 – 250 mg/dl dibandingkan dengan metabolism aerob melalui fosforilasi
 Tinggi 250-500 mg/dl oksidatif dan siklus krebs. Pembentukkan fosfat berenergi
 Sangat Sedang >500 mg/dl tinggi menurun cukup besar. Hasil akhir metabolism
anaerob yaitu penimbunan asam laktat yang menyebabkan
5) Obesitas nyeri dada yang bisa menyebar ke lengan atau
Obesitas meningkatkan kerja jantung dan rahang,kadang gejala terutama timbul dari epigastrium.
kebutuhan oksigen dan berperan pada gaya hidup Tanpa ATP, pompa natrium kalium berhenti dan sel terisi
pasif. Lemak tubuh yang berlebihan (terutama ion natrium dan air yang akhirnya menyebabkan sel pecah
obesitas abdominal) dan ketidakaktifan fisik (lisis). Dengan lisis, sel melepaskan kalium intrasel dan
berperan dalam terbentuknya resistensi insulin. enzim intrasel, yang mencederai sel-sel di sekitarnya.
6) Diet Protein intrasel mulai mendapatkan akses ke sirkulasi
Didapatkan hubungan antara kolesterol darah sistemik dan ruang interstitial dan ikut menyebabkan
dengan jumlah lemak di dalam susunan makanan edema dan pembengkakan interstitial di sekitar sel
sehari-hari ( diet ). Makanan orang Amerika rata- miokardium. Akibat dari kematian sel, tercetus reaksi
rata mengandung lemak dan kolesterol yang tinggi inflamasi. Di tempat inflamasi, terjadi penimbunan
sehingga kadar kolesterol cenderung tinggi. trombosit dan pelepasan faktor pembekuan. Terjadi
Sedangkan orang Jepang umumnya berupa nasi dan degranulasi sel mast yang menyebabkan pelepasan histamin
sayur-sayuran dan ikan sehingga orang jepang rata- dan berbagai prostaglandin. Sebagian bersifat
rata kadar kolesterol rendah dan didapatkan resiko vasokontriksi. Dengan dilepaskannya berbagai enzim
PJK yang lebih rendah dari pada orang Amerika. intrasel dan ion kalium serta penimbunan asam laktat, jalur
(Brunner & Suddarth. 2002 : 778 ; Wikipedia, hantaran listrik jantung terganggu. Hal ini dapat
Maret 23, 2010) menyebabkan hambatan depolarisasi atrium atau ventrikel
atau terjadinya distritmia. Dengan matinya sel otot, pola
3. Patofisiologi listrik jantung berubah, pemompaan jantung menjadi
Arterosklerosis, spasme pembuluh darah, dan emboli kurang terkoordinasi sehingga kontraktilitasnya menurun.
trobus merupakan etiologi yang paling sering menyebabkan Volume sekuncup menurun sehingga terjadi penurunan
terjadinya infark miokardium. Terjadinya penyumbatan tekanan darah sistemik. Penurunan tekanan darah
pembuluh darah koroner menyebabkan aliran darah ke merangsang respon baroreseptor, sehingga terjadi
seluruh miokardium yang diperdarahi oleh pembuluh pengaktifan sistem saraf simpatis, sistem renin-angiotensin,
tersebut menjadi terhambat. Dengan terhambatnya aliran dan peningkatan pelpasan hormon antidiuretik. Hormon
darah maka oksigen juga tidak dapat disuplai ke sel-sel stres (ACTH dan kortisol) juga dilepaskan disertai
miokardium. Kebutuhan oksigen yang melebihi kapasitas peningkatan produksi glukosa. Pengaktifan sistem saraf
suplai oksigen oleh pembuluh darah yang mengalami parasimpatis berkurang. Dengan berkurangnya
perangsangan saraf parasimpatis dan meningkatnya  Terjadi mual dan muntah yang mungkin berkaitan
rangsangan simpatis ke nodus SA, kecepatan denyut dengan nyeri hebat
jantung meningkat. Demikian juga pada ginjal, terjadi  Perasaan lemas yang berkaitan dengan penurunan aliran
penurunan aliaran darah sehingga produksi urin juga darah ke otot rangka
berkurang dan ikut merangsang sistem renin-angiotensin.  Kulit yang dingin dan pucat akibat vasokontriksi
Perangsangan simpatis ke kelenjar keringat dan kulit simpatis
menyebabkan individu berkeringat dan merasa dingin.  Takikardi akibat peningkatan stimulasi simpatis jantung
Secara singkat, semakin banyak darah (peningkatan  Keadaan mental berupa perasaan sangat cemas disertai
preload) disalurkan ke jantung, jantung akan memompa perasaan mendekati kematian sering terjadi, mungkin
lebih cepat untuk melawan arteri yang menyempit berhubungan dengan pelepasan hormon stres dan ADH
(peningkatan afterload) akibatnya beban jantung yang telah (vasopresin)
rusak tersebut meningkat. Kebutuhan oksigen jantung juga  Pengeluaran urin berkurang karena penurunan aliran
meningkat. Hal ini mengakibatkan semakin banyak sel darah ginjal serta peningkatan aldosteron dan ADH
jantung yang mengalami hipoksia. Apabila kebutuhan
 Diaporesis (keringat berlebihan),sakit kepala,mual
oksigen sel miokard tidak dapat dipenuhi, maka terjadi muntah,palpitasi, gangguan tidur
perluasan daerah sel yang cedera dan iskemik di sekitar
 Kehilangan kesadaran karena perfusi cerebral yang
zona nekrotik yang akan berisiko mengalami kematian.
tidak adekuat dan syok kardiogenik, bisa juga
Akibatnya kemampuan pompa jantung semakin berkurang
menyebabkan kematian yang tiba-tiba.
dan terjadi hipoksia semua jaringan dan organ.
(Corwin, 2009 : 497; Gray dkk,2002 : 136-137)
Ketidakmampuan ventrikel kiri untuk memompa darah
menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan tekanan
5. Pemeriksaan
ventrikel kiri dan vena pulmonal. Hal ini meningkatkan
a. Pemeriksaan Enzim jantung :
tekanan hidrostatik yang mengakibatkan cairan merembes
1) CPK-MB/CPK
keluar dan lolos ke jaringan alveoli di sekitarnya melalui
Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung
hubungan antara bronkioli dan bronki. Cairan ini kemudian
meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24
bercampur dengan udara selama pernapasan. Karena
jam, kembali normal dalam 36-48 jam.
adanya timbunan cairan, paru menjadi kaku dan tidak dapat
2) LDH/HBDH
mengembang dan udara tidak dapat masuk sehingga
Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan
gangguan pertukaran O2 dan CO2.
waktu lama untuk kembali normal.
(Brunner & Suddarth. 2002 : 798 ; Corwin, 2009 : 495-496
3) AST/SGOT
; Sylvia, 1995 ; 590)
Meningkat ( kurang nyata/khusus ) terjadi dalam
6-12 jam, memuncak dalam 24 jam, kembali normal
4. Tanda Dan Gejala
dalam 3 atau 4 hari.
 Nyeri dada yang terasa berat dan menekan biasanya b. EKG
berlangsung minimal 30 menit. Nyeri dapat menyebar Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal
ke lengan atau rahang,kadang gejala terutama timbul adanya gelombang T tinggi dan simetris. Setelah ini
dari epigastrium.
terdapat elevasi segmen ST.Perubahan yang terjadi
 Sesak nafas dapat disebabkan oleh peningkatan
mendadak tekanan ventrikel kiri.
kemudian ialah adanya gelombang Q/QS yang c. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis,
menandakan adanya nekrosis. quinidin dan obat-obat anti aritmia lainnya
d. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia,
6. Penatalaksanaan hipokalemia)
a. Rawat ICCU, puasa 8 jam e. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom
b. Tirah baring, posisi semi fowler yang mempengaruhi kerja dan irama jantung
c. Monitor EKG f. Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat
d. Infus D5% 10 – 12 tetes/ menit g. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
e. Oksigen 2 – 4 lt/menit h. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)
f. Analgesik : morphin 5 mg atau petidin 25 – 50 mg i. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau
g. Obat sedatif : diazepam 2 – 5 mg tumor jantung
h. Bowel care : laksadin j. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi
i. Antikoagulan : heparin tiap 4 – 6 jam /infus (fibrosis sistem konduksi jantung)
j. Diet rendah kalori dan mudah dicerna
k. Psikoterapi untuk mengurangi cemas 3. Macam-macam Aritmia
a. Sinus Takikardi
B. Aritmia Meningkatnya aktifitas nodus sinus, gambaran
1. Definisi yang penting pada ECG adalah : laju gelombang lebih
Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan dari 100 X per menit, irama
komplikasi yang sering terjadi pada infark miokardium. teratur dan ada gelombang P tegak disandapan I,II dan
Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan aVF.
irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit
abnormal atau otomatis. b. Sinus bradikardi
(Doenges, 1999). Aritmia timbul akibat perubahan Penurunan laju depolarisasi atrim. Gambaran
elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan yang terpenting pada ECG adalah laju kurang dari 60
elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan permenit, irama teratur,
bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik gelombang p tgak disandapan I,II dan aVF.
sel (Price, 1994). Gangguan irama jantung tidak hanya
terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk c. Komplek atrium premature
gangguan kecepatan denyut dan konduksi (Hanafi, 1996). Impul listrik yang berasal di atrium tetapi di luar
nodus sinus menyebabkan kompleks atrium prematur,
2. Etiologi timbulnya sebelu denyut sinus berikutnya. Gambaran
Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat ECG menunjukan irama tidak teratur, terlihat
disebabkan oleh : gelombang P yang berbeda bentuknya dengan
a. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, gelombang P berikutnya.
peradangan miokard (miokarditis karena infeksi)
b. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau d. Takikardi Atrium
spasme arteri koroner), misalnya iskemia miokard,
infark miokard
Suatu episode takikardi atrium biasanya diawali dikonduksi dalam gaya normal melalui sistem konduksi
oleh suatu kompleks atrium prematur sehingga terjadi AV ke ventrikel.
reentri pada tingkat nodus AV. Suatu aritmia jantung adalah percepatan atau
perlambatan yang tidak tepat dalam kecepatan
e. Fluter Atrium penghantaran listrik pada sistem hantaran khusus jantung,
Kelainan ini karena reentri pada tingkat atrium. termasuk nodus sinus, nodus AV, berkas his, sistem
Depolarisasi atrium cept dan teratur, dan gambarannya purkinje atau pada jaringan kontraktil miokardium.
terlihat terbalik di sadapan II,III dan atau aVF seperti Takiaritmia terjadi akibat meningkatnya automatisasi dan
gambaran gigi gergaji. reentry, sementara mekanisme bradiaritmia adalah
kegagalan pembentukan impuls di nodus sinus atau
f. Fibrilasi atrium kegagalan konduksi impuls dalam nodus AV pada sistem
Fibrilasi atrium bisa tibul dari fokus ektopik His- Purkinje. Diagnosis aritmia didasarkan pada hasil
ganda dan atau daerah reentri multipel. Aktifitas atrium rekaman EKG pada saat istirahat, uji daya tahan latihan
sangat cepat.sindrom sinus sakit atau rekaman pemantauan Holter (Stein, 2001).

5. Manifestasi Klinis
g. Komplek jungsional premature a. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi
h. Irama jungsional mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama
i. Takikardi ventrikuler tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit pucat,
sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menurun
4. Patofisiologi bila curah jantung menurun berat.
Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan b. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi,
komplikasi yang sering terjadi pada infark miokardium. bingung, letargi, perubahan pupil.
Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel c. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak
miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi dengan obat antiangina, gelisah
sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman d. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman
grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994). Gangguan irama pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki,
jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi
jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru)
konduksi (Hanafi, 1996). Disritimia ini karena atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
ketidakteraturan pada muatan nodus sinus, seringkali e. Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi,
berhubungan dengan fase dari siklus pernapasan nodus eritema, edema (trombosis siperfisial); kehilangan tonus
sinus secara bertahap dipercepat dengan inspirasi dan otot/kekuatan.
secara bertahap melambat dengan ekspirasi. Juga terdapat
bentuk non ekspirasi dari disritmia (Hudak & Gallo, 1997). 6. Pemeriksaan Penunjang
Disritmia atrial terjadi ketika terjadi kontraksi atrium a. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan
premature yaitu ketika impuls atrial ektopik keluar secara konduksi. Menyatakan tipe/sumber disritmia dan efek
premature dan pada kebanyakan kasus, impuls ini ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
b. Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin - Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol
diperlukan untuk menentukan dimana disritmia atrial fibrilasi dan aritmi yang menyertai
disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di anestesi.
rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk - Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang
mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat  Kelas 1 B
antidisritmia. - Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat
c. Foto dada : Dapat menunjukkanpembesaran bayangan iskemia miokard, ventrikel takikardia.
jantung sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau - Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT
katup  Kelas 1 C
d. Scan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
iskemik/kerusakan miokard yang dapat mempengaruhi 2) Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade)
konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan Atenolol, Metoprolol, Propanolol : indikasi
kemampuan pompa. aritmi jantung, angina pektoris dan hipertensi
e. Tes stres latihan : dapat dilakukan utnnuk 3) Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation)
mendemonstrasikan latihan yang menyebabkan Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang
disritmia. 4) Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)
f. Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia
kalsium dan magnesium dapat mnenyebabkan disritmia.
g. Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat b. Terapi mekanis
jantung, adanya obat jalanan atau dugaan interaksi obat 1) Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik
contoh digitalis, quinidin. untuk menghentikan disritmia yang memiliki
h. Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penururnan kadar kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur
tiroid serum dapat menyebabkan.meningkatkan elektif.
disritmia. 2) Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan
i. Laju sedimentasi : Penignggian dapat menunukkan pada keadaan gawat darurat.
proses inflamasi akut contoh endokarditis sebagai 3) Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat
faktor pencetus disritmia. untuk mendeteksi dan mengakhiri episode takikardi
j. GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapat ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien
menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia. yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel.
4) Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu
7. Penatalaksanaan Medis menghasilkan stimulus listrik berulang ke otot
a. Terapi medis jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.
Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
1) Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker C. Fibrilasi Atrial
 Kelas 1 A 1. Definisi
- Quinidine adalah obat yang digunakan Atrial fibrilasi (AF) adalah aritmia jantung menetap
dalam terapi pemeliharaan untuk mencegah yang paling umum didapatkan. Ditandai dengan
berulangnya atrial fibrilasi atau flutter. ketidakteraturan irama dan peningkatan frekuensi atrium
sebesar 350-650 x/menit sehingga atrium menghantarkan - AF dengan hemodinamik stabil
implus terus menerus ke nodus AV. Konduksi ke ventrikel
dibatasi oleh periode refrakter dari nodus AV dan terjadi - Klasifikasi menurut American Heart Assoiation (AHA),
tanpa diduga sehingga menimbulkan respon ventrikel yang atrial fibriasi (AF) dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu22 :
sangat ireguler. Atrial fibrilasi dapat terjadi secara episodic - AF deteksi pertama yaitu tahap dimana belum
maupun permanen. Jika terjadi secara permanen, kasus pernah terdeteksi AF sebelumnya dan baru pertama
tersebut sulit untuk dikontrol. kali terdeteksi.
Atrial fibrilasi terjadi karena meningkatnya kecepatan - AF paroksimal bila atrial fibrilasi berlangsung
dan tidak terorganisirnya sinyal-sinyal listrik di atrium, kurang dari 7 hari. Lebih kurang 50% atrial fibrilasi
sehingga menyebabkan kontraksi yang sangat cepat dan paroksimal akan kembali ke irama sinus secara
tidak teratur (fibrilasi). Sebagai akibatnya, darah terkumpul spontan dalam waktu 24 jam. Atrium fibrilasi yang
di atrium dan tidak benar-benar dipompa ke ventrikel. Ini episode pertamanya kurang dari 48 jam juga disebut
ditandai dengan heart rate yang sangat cepat sehingga AF Paroksimal.
gelombang P di dalam EKG tidak dapat dilihat. Ketika ini - AF persisten bila atrial fibrilasi menetap lebih dari
terjadi, atrium dan ventrikel tidak bekerja sama 48 jam tetapi kurang dari 7 hari. Pada AF persisten
sebagaimana mestinya. diperlukan kardioversi untuk mengembalikan ke
irama sinus.
2. Klasifikasi Atrial Fibriasi - AF kronik atau permanen bila atrial fibrilasi
Banyak tipe atau klasifikasi atrial fibrilasi yang umum berlangsung lebih dari 7 hari. Biasanya dengan
dibahas. Beberapa hal antaranya berdasarkan waktu kardioversi pun sulit untuk mengembalikan ke
timbulnya dan keberhasilan intervensi, berdasarkan ada irama sinus (resisten).
tidaknya penyakit lain yang mendasari, dan terakhir
berdasarkan bentuk gelombang P. 3. Etiologi Atrial Fibrilasi
Beberapa keperpustakaan tertulis ada beberapa sistem Pada dasarnya etiologi yang terkait dengan atrial
klasifikasi atrial fibrilasi yang telah dikemukanakan, seperti fibrilasi terbagi menjadi beberapa faktor-faktor, diantaranya
: yaitu :
- Berdasarkan laju respon ventrikel, atrial fibrilasi dibagi a. Peningkatan tekanan atau resistensi atrium
menjadi : - Peningkatan katub jantung
- AF respon cepat (rapid response) dimana laju - Kelainan pengisian dan pengosongan ruang atrium
ventrikel lebih dari 100 kali permenit - Hipertrofi jantung
- AF respon lambat (slow response) dimana laju - Kardiomiopati
ventrikel lebih kurang dari 60 kali permenit - Hipertensi pulmo (chronic obstructive purmonary
- Af respon normal (normo response) dimana laju disease dan cor pulmonary chronic)
ventrikel antara 60-100 kali permenit. - Tumor intracardiac
b. Proses Infiltratif dan Inflamasi
- Berdasarkan keadaan Hemodinamik saat AF muncul, - Pericarditis atau miocarditis
maka dapat diklasifikasikan menjadi : - Amiloidosis dan sarcoidosis
- AF dengan hemodinamik tidak stabil (gagal - Faktor peningkatan usia
jantung, angina atau infark miokard akut) c. Proses Infeksi
- Demam dan segala macam infeksi meningkatkan sinyal elektrik dan menimbulkan
d. Kelainan Endokrin peningkatan depolarisasi serta mencetuskan terjadinya
- Hipertiroid, Feokromotisoma atrial fibrilasi.
e. Neurogenik Mekanisme fibrilasi atrium identik dengan mekanisme
- Stroke, Perdarahan Subarachnoid fibrilasi ventrikel kecuali bila prosesnya ternyata hanya di
f. Iskemik Atrium massa otot atrium dan bukan di massa otot ventrikel.
- Infark miocardial Penyebab yang sering menimbulkan fibrilasi atrium adalah
g. Obat-obatan pembesaran atrium akibat lesi katup jantung yang
- Alkohol, Kafein mencegah atrium mengosongkan isinya secara adekuat ke
h. Keturunan atau Genetik dalam ventrikel, atau akibat kegagalan ventrikel dengan
pembendungan darah yang banyak di dalam atrium.
4. Patofisiologi Atrial Fibrilasi Dinding atrium yang berdilatasi akan menyediakan kondisi
Pada dasarnya mekanisme atrial fibriasi terdiri dari 2 yang tepat untuk sebuah jalur konduksi yang panjang
proses, yaitu proses aktivasi fokal dan multiple wavelet demikian juga konduksi lambat, yang keduanya merupakan
reentry. Pada proses aktivasi fokal bisa melibatkan proses faktor predisposisi bagi fibrilasi atrium.
depolarisasi tunggal atau depolarisasi berulang. Pada proses
aktivasi fokal, fokus ektopik yang dominan adalah berasal 5. Tanda dan Gejala Atrial Fibrilasi
dari vena pulmonalis superior. Selain itu, fokus ektopik - Palpitasi (perasaan yang kuat dari detak jantung yang
bisa juga berasal dari atrium kanan, vena cava superior dan cepat atau "berdebar" dalam dada)
sinus coronarius. Fokus ektopik ini menimbulkan sinyal - Sesak napas
elektrik yang dapat mempengaruhi potensial aksi pada - Kelemahan atau kesulitan berolahraga
atrium dan menggangu potensial aksi yang dicetuskan oleh - Nyeri dada
nodus sino-atrial (SA). - Pusing atau pingsan
Sedangkan multiple wavelet reentry, merupakan proses - Kelelahan (kelelahan)
potensial aksi yang berulang dan melibatkan sirkuit atau - Kebingungan
jalur depolarisasi. Mekanisme multiple wavelet reentry
tidak tergantung pada adanya fokus ektopik seperti pada
proses aktivasi fokal, tetapi lebih tergantung pada sedikit
banyaknya sinyal elektrik yang mempengaruhi depolarisasi.
Timbulnya gelombang yang menetap dari depolarisasi
atrial atau wavelet yang dipicu oleh depolarisasi atrial
prematur atau aktivas aritmogenik dari fokus yang tercetus
secara cepat. Pada multiple wavelet reentry, sedikit
banyaknya sinyal elektrik dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu
periode refractory, besarnya ruang atrium dan kecepatan
konduksi. Hal ini bisa dianalogikan, bahwa pada
pembesaran atrium biasanya akan disertai dengan
pemendekan periode refractory dan terjadi penurunan
kecepatan konduksi. Ketiga faktor tersebut yang akan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN b. Sirkulasi
Gejala : riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri
A. Infark Miokard Akut koroner, masalah tekanan darah, diabetes mellitus.
1. Pengkajian Primer Tanda :
a. Airways - Tekanan darah
- Sumbatan atau penumpukan secret Dapat normal / naik / turun
- Wheezing atau krekles Perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk
b. Breathing atau berdiri
- Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat - Nadi
- RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah /
- Ronchi, krekles kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat,
- Ekspansi dada tidak penuh tidak teratus (disritmia)
- Penggunaan otot bantu nafas - Bunyi jantung
c. Circulation Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin
- Nadi lemah , tidak teratur menunjukkan gagal jantung atau penurunan
- Takikardi kontraktilits atau komplain ventrikel
- TD meningkat / menurun - Murmur
- Edema Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi
- Gelisah otot jantung
- Akral dingin - Friksi ; dicurigai Perikarditis
- Kulit pucat, sianosis - Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
- Output urine menurun - Edema
d. Disability Distensi vena juguler, edema dependent , perifer,
- Lemah/fatique edema umum,krekles mungkin ada dengan gagal
- Kehilangan kesadaran jantung atau ventrikel
- Warna
2. Pengkajian Sekunder Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran
a. Aktifitas mukosa atau bibir
Gejala :
- Kelemahan c. Integritas ego
- Kelelahan Gejala : menyangkal gejala penting atau adanya kondisi
- Tidak dapat tidur takut mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada
- Pola hidup menetap penyakit atau perawatan, khawatir tentang keuangan ,
- Jadwal olah raga tidak teratur kerja , keluarga
Tanda : Tanda : menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak
- Takikardi mata, gelisah, marah, perilaku menyerang, focus pada
- Dispnea pada istirahat atau aaktifitas diri sendiri, koma nyeri
d. Eliminasi
Tanda : normal, bunyi usus menurun. - peningkatan frekuensi pernafasan
e. Makanan atau cairan - nafas sesak / kuat
Gejala : mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati - pucat, sianosis
atau terbakar - bunyi nafas ( bersih, krekles, mengi ), sputum
Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, j. Interkasi social
berkeringat, muntah, perubahan berat badan Gejala :
f. Hygiene - Stress
Gejala atau tanda : lesulitan melakukan tugas perawatan - Kesulitan koping dengan stressor yang ada missal :
g. Neurosensori penyakit, perawatan di RS
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat Tanda :
bangun (duduk atau istirahat ) - Kesulitan istirahat dengan tenang
Tanda : perubahan mental, kelemahan - Respon terlalu emosi ( marah terus-menerus, takut )
h. Nyeri atau ketidaknyamanan - Menarik diri
Gejala :
- Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau 3. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
tidak berhubungan dengan aktifitas ), tidak hilang N Diagnosa Tujuan dan Intervensi
dengan istirahat atau nitrogliserin (meskipun o Kriteria
kebanyakan nyeri dalam dan viseral) Hasil
- Lokasi : 1 Gangguan Tujuan : - Catat
Tipikal pada dada anterior, substernal , prekordial, pertukaran gas Oksigenasi frekuensi &
dapat menyebar ke tangan, rahang, wajah. Tidak berhubungan dengan GDA kedalaman
tertentu lokasinya seperti epigastrium, siku, rahang, dengan gangguan dalam rentang pernafasan,
abdomen, punggung, leher. aliran darah ke normal (pa penggunaan
- Kualitas : alveoli atau O2 < 80 otot bantu
“Crushing ”, menyempit, berat, menetap, tertekan, kegagalan utama mmHg, pa pernafasan
seperti dapat dilihat . paru, perubahan Co2 > 45 - Auskultasi
- Intensitas : membran mmHg dan paru untuk
Biasanya 10(pada skala 1 -10), mungkin alveolar- kapiler Saturasi < 80 mengetahui
pengalaman nyeri paling buruk yang pernah ( atelektasis , mmHg ) penurunan /
dialami. kolaps jalan nafas/ setelah tidak adanya
- Catatan : nyeri mungkin tidak ada pada pasien pasca alveolar edema dilakukan bunyi nafas
operasi, diabetes mellitus, hipertensi, lansia paru/efusi, sekresi tindakan dan adanya
i. Pernafasan: berlebihan keperawatan. bunyi
Gejala : / perdarahan aktif tambahan
- dispnea tanpa atau dengan kerja ). Kriteria hasil misal krakles,
- dispnea nocturnal : ronki dll.
- batuk dengan atau tanpa produksi sputum  Tidak - Lakukan
- riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis. sesak tindakan
Tanda :
nafas untuk disritmia tiap jam
 tidak memperbaiki/  Haluaran - Kaji dan
gelisah mempertahan urin pantau EKG
 GDA kan jalan normal tiap hari
dalam nafas  TTV - Berikan
batas misalnya, dalam oksigen
Normal ( batuk, batas sesuai
pa O2 < penghisapan normal kebutuhan
80 lendir dll. - Auskultasi
mmHg, - Tinggikan pernafasan
pa Co2 > kepala / dan jantung
45 mmHg tempat tidur tiap jam
dan sesuai sesuai
Saturasi < kebutuhan / indikasi
80 mmHg toleransi - Pertahankan
) pasien cairan
- Kaji toleransi parenteral
aktifitas dan obat-
misalnya obatan sesuai
keluhan advis
kelemahan/ - Berikan
kelelahan makanan
selama kerja sesuai diitnya
atau tanda - Hindari
vital berubah. valsava
2 Penurunan curah Tujuan : - Pertahankan manuver,
jantung Curah jantung tirah baring mengejan
berhubungan membaik / selama fase (gunakan
dengan perubahan stabil setelah akut laxan )
factor-faktor dilakukan - Kaji dan 3 Gangguan perfusi Tujuan : - Monitor
listrik, penurunan tindakan laporkan jaringan Gangguan Frekuensi
kontraktilitas keperawatan. adanya tanda berhubungan perfusi dan irama
miokard. – tanda dengan , iskemik, jaringan jantung
Kriteria Hasil penurunan kerusakan otot berkurang / - Observasi
: COP, TD jantung, tidak meluas perubahan
 Tidak ada - Monitor penyempitan / selama status mental
edema haluaran urin penyumbatan dilakukan - Observasi
 Tidak ada - Kaji dan pembuluh darah tindakan warna dan
pantau TTV arteri koronaria. perawatan. suhu kulit /
membran dada selama ada
Kriteria mukosa berkuran serangan dan
Hasil: - Ukur g istirahat.
 Daerah haluaran urin misalnya - Ajarkan klien
perifer dan catat dari skala melakukan
hangat berat 3 ke 2, tehnik
 Tidak ada jenisnya atau dari relaksasi, mis
sianosis - Kolaborasi : 2 ke 1 nafas dalam,
 gambaran Berikan  Ekspresi perilaku
EKG tak cairan IV l wajah distraksi,
menunjuk sesuai rileks/ten visualisasi,
an indikasi ang, tak atau
perluasan - Pantau tegang bimbingan
infark Pemeriksaan  tidak imajinasi.
 RR 16-24 diagnostik / gelisah - Pertahankan
x/ menit dan  TTV Oksigenasi
 tidak laboratorium normal dengan
terdapat mis EKG, bikanul
clubbing elektrolit, contohnya (
finger GDA (Pa O2, 2-4 L/ menit)
 kapiler Pa CO2 dan - Monitor
refill 3-5 saturasi O2). tanda-tanda
detik Dan vital ( Nadi
Pemberian & tekanan
 TTV
oksigen. darah ) tiap
dalam
dua jam.
batas
- Kolaborasi
normal
dengan tim
4 Nyeri Tujuan : - Observasi
kesehatan
berhubungan Nyeri karakteristik,
dalam
dengan iskemia berkurang lokasi,
pemberian
jaringan sekunder setelah waktu, dan
analgetik.
terhadap dilakukan perjalanan
5 Resiko kelebihan Tujuan : - Ukur
sumbatan arteri tindakan rasa nyeri
volume cairan Keseimbanga masukan /
perawatan. dada tersebut.
ekstravaskuler n volume haluaran,
- Anjurkan
berhubungan cairan dapat catat
Kriteria pada klien
dengan dipertahankan penurunan ,
Hasil: menghentika
penurunan perfusi selama pengeluaran,
 Nyeri n aktifitas
ginjal, dilakukan sifat
peningkatan tindakan konsentrasi, berpartisi aktifitas pada
natrium / retensi Keperawatan. hitung pasi dasar nyeri
air , peningkatan keseimbanga dalam dan berikan
tekanan Kriteria Hasil n cairan aktifitas aktifitas
hidrostatik, : - Observasi sesuai sensori yang
penurunan protein  Tekanan adanya kemampu tidak berat.
plasma. darah oedema an klien - Jelaskan pola
dalam dependen  frekuensi peningkatan
batas - Timbang BB jantung bertahap dari
normal tiap hari 60-100 x/ tingkat
 tak ada - Pertahankan menit aktifitas,
distensi masukan  TD 120- contoh
vena total cairan 80 bangun dari
perifer/ 2000 ml/24 mmHg kursi bila
vena dan jam dalam tidak ada
edema toleransi nyeri,
dependen kardiovaskul ambulasi dan
 paru er istirahat
bersih - Kolaborasi : selam 1 jam
 berat pemberian setelah
badan diet rendah makan.
ideal (BB natrium, - Kaji ulang
ideal TB berikan tanda
–100 ± diuetik. gangguan
10 %) yang
menunjukan
6 Intoleransi Tujuan : - Catat tidak toleran
aktifitas Terjadi frekuensi terhadap
berhubungan peningkatan jantung, aktifitas atau
dengan toleransi pada irama, dan memerlukan
ketidakseimbanga klien setelah perubahan pelaporan
n antara suplai dilaksanakan TD selama pada dokter.
oksigen miocard tindakan dan sesudah 7 Cemas Tujuan : - Kaji tanda
dan kebutuhan, keperawatan. aktifitas berhubungan Cemas hilang dan respon
adanya iskemik/ - Tingkatkan dengan ancaman / berkurang verbal serta
nekrotik jaringan Kriteria Hasil istirahat (di aktual terhadap setelah non verbal
miocard. : tempat tidur) integritas biologis dilakukan terhadap
 klien - Batasi tindakan ansietas
keperawatan. - Ciptakan
lingkungan - Bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi)
Kriteria Hasil yang tenang mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan
: dan nyaman seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau
 Klien - Ajarkan fenomena tromboembolitik pulmonal
tampak tehnik - Hemoptisis
rileks relaksasi b. Breathing
 Klien - Minimalkan - Nafas pendek
dapat rangsang - Perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan
beristirah yang c. Circulation
at membuat - Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi )
 TTV stress - Nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi
dalam - Diskusikan - Bunyi jantung iramanya tak teratur
batas dan - Bunyi ekstra dan denyut menurun
normal orientasikan - Kulit warna dan kelembaban berubah misal pucat,
klien dengan sianosis, berkeringat; edema
lingkungan - Haluaran urin menurun bila curah jantung menurun
dan peralatan berat.
- Berikan - Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau
sentuhan tidak dengan obat antiangina, gelisah
pada klien - Dada berdebar – debar / palpitasi
dan ajak - Kepala pusing atau sinkope
kllien d. Disability
berbincang- - Kelelahan umum
bincang
dengan
suasana 2. Pengkajian Sekunder
tenang a. Riwayat penyakit
- Berikan - Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung,
support stroke, hipertensi
mental - Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati,
- Kolaborasi GJK, penyakit katup jantung, hipertensi
pemberian - Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti
sedatif sesuai aritmia lainnya kemungkinan untuk terjadinya
indikasi. intoksikasi
b. Kondisi psikososial : Perasaan gugup, perasaan
B. Aritmia terancam, cemas, takut, menolak,marah, gelisah,
1. Pengkajian Primer menangis.
a. Airways
- Batuk
c. Hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap mengidentifikasidisritmia
makanan, mual muntah, peryubahan berat badan, pada pasien tak
perubahan kelembaban kulit Tentukan tipe disritmia dan terpantau.
d. Pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, catat irama: takikardi;
letargi, perubahan pupil. bradikardi; disritmia atrial; Meskipun tidak semua
e. Keamanan : demam; kemerahan kulit (reaksi obat); disritmia ventrikel; blok disritmia mengancam
inflamasi, eritema, edema (trombosis siperfisial); jantung. hidup, penanganan tepat
kehilangan tonus otot/kekuatan untuk mengakhiri
Berikan lingkungan tenang. disritmia diperlukan pada
3. Diagnosa keperawatan dan Intervensi Kaji alasan untuk membatasi adanya gangguan curah
a. enurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan aktivitas selama fase akut. jantung dan perfusi
konduksi elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia. jaringan.
Kriteria hasil :
Mempertahankan/meningkatkan curah jantung Rasional: Berguna dalam
adekuat yang dibuktikan oleh TD/nadi dalam Pantau pemeriksaan menentukan kebutuhan
rentang normal, haluaran urin adekuat, nadi teraba laboratorium, contoh /tipe intervensi.
sama, status mental biasa. elektrolit.
Menunjukkan penurunan frekuensi/tak adanya
disritmia
Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan
kerja miokardia. Berikan oksigen tambahan Rasional : Penurunan
Intervensi Rasional sesuai indikasi. rangsang dan
Raba nadi (radial, femoral, Perbedaan frekuensi, penghilangan stress
dorsalis pedis) catat kesamaan dan akibat katekolamin yang
frekuensi, keteraturan, keteraturan nadi menyebabkan /
amplitudo dan simetris. menunjukkan efek Berikan obat sesuai indikasi : meningkatkan disritmia
gangguan curah jantung kalium, antidisritmia. dan vasokontriksi dan
pada sirkulasi meningkatkn kerja
Auskultasi bunyi jantung, sistemik/perifer. miokardia.
catat frekuensi, irama. Catat Bantu
adanya denyut jantung ekstra, pemasangan/mempertahankan Rasional :
penurunan nadi. Disritmia khusus lebih fungsi pacu jantung. Ketidakseimbangan
jelas terdeteksi dengan elektrolit seperti kalium,
pendengaran dari pada magnesium dan kalsium,
dengan palpasi. secra merugikan
Pantau tanda vital dan kaji Pendengaran terhadap mempengaruhi irama dan
keadekuatan curah bunyi jantung ekstra atau kontraktilitas jantung.
jantung/perfusi jaringan. penurunan nadi
membantu Meningkatkan jumlah
sediaan oksigen untuk masasage emosional pasien.
miokard, yan punggung,kompres
menurunkan iritabilitas hangat dingin, dukungan
yang disebabkan oleh emosional.
hipoksia.
Ajarkan klien melakukan
Disritmia umumnya tehnik relaksasi, mis Mengarahkan perhatian,
diobati secra simtomatik, nafas dalam, perilaku memberikan distraksi dalam
kecuali untuk ventrikel distraksi, visualisasi, tingkat aktivitas individu.
premature, diman dapat atau bimbingan
diobati secara proliferatik imajinasi.
pada IM akut
Rasional : Pacu Berikan obat-obatan Untuk menghilangkan nyeri
sementara mungkin perlu sesuai indikasi nyeri. dan respon inflamasi.
untuk meningkatkan
pembentukan impuls dan
maenghambat c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
takidisritmia. kelemahan/kelelahan
Kriteria Hasil:
Dapat memenuhi aktivitas
b. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan Intervensi Rasional
Kriteria hasil : Kaji respon pasien Dapat mempengaruhi aktivitas
Laporkan mulai berkurangnya nyeri dengan segera terhadap aktivitas. curah jantung.
Tampak nyaman dan bebas nyeri
Intervensi Rasional Pantau frekuensi Membantu menentukan derajat
Selidiki keluhan nyeri Nyeri secara khas terletak jantung,TD, kompensasi jantung dan
dada, perhatikan awitan subternal dan dapat menyebar pernapasan setelah pulmonal, penurunan TD,
dan factor pemberat dan keleher dan punggung. aktivitas. takikardi,disritmia dan takipneu
penurun. Perhatikan Namun ini berbeda dari adalah indikatif dari kerusakan
petunjuk nonverbal iskemia infark miokard. Pada toleransi terhadap aktivitas.
ketidak nyamanan. nyeri ini dapat memburuk
pada inspirasi dalam, gerakan Rasional : Meningkatkan
atau berbaring dan hilang Pertahankan tirah resolusi inflamasi selama
dengan duduk baring selama periode faseakut dari
Berikan lingkungan yang tegak/membungkuk. demam dan sesuai perikarditis/endokarditis.
tenang dan tindakan indikasi.
kenyamanan mis: Untuk menurunkan Rasional : Saat inflamasi/
perubahan posisi, ketidaknyamanan fisik dan Bantu pasien dalam kondisi dasar teratasi, pasien
program latihan mungkin mampu melakukan disritmia. Suara nafas krekels mengindikasikan oedem
aktivitas. aktivitas yang diinginkan. paru atau fenomena thromboemboli paru.
f. Cairan dan Nutrisi
Keluhan berupa intoleransi terhadap makanan,
C. Fibrilasi Atrial mual, muntah. Temuan fisik berupa tidak nafsu makan,
1. Pengkajian perubahan turgor atau kelembapan kulit. Perubahan
a. Aktivitas / istirahat berat badan akibat odema.
Keluhan kelemahan fisik secara umum dan g. Apakah ada riwayat pengguna alkohol.
keletihan berlebihan. Temuan fisik berupa disritmia, h. Keamanan : Temuan fisik berupa hilangnya tonus otot.
perubahan tekanan darah dan denyut jantung saa i. Psikologis : Merasa cemas, takut, menarik diri, marah,
aktivitas. menangis, dan mudah tersinggung.
b. Sirkulasi
Melaporkan adanya riwayat penyakit jantung 2. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
koroner (90 -95 % mengalami disritmia), penyakit a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan
katup jantung, hipertensi, kardiomiopati, dan CHF. gangguan kontraktilitas.
Riwayat insersi pacemaker. Nadi cepat/lambat/tidak Tujuan : Klien akan menunjukkan tanda vital dalam
teratur, palpitasi. Temuan fisik meliputi hipotensi atau batas yang dapat diterima (disritmia terkontrol atau
hipertensi selama episode disritmia. Nadi ireguler atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung, melaporkan
denyut berkurang. Auskultasi jantung ditemukan penurunan episode dispnea, angina, ikut serta dalam
adanya irama ireguler, suara ekstrasisitole. Kulit aktivitas yang mengurangi beban kerja jantung.
mengalami diaforesis, pucat, sianosis. Edema
dependen, distensi vena jugularis, penurunan urine
output.
c. Neurosensori
Keluhan pening hilang timbul, sakit kepala,
pingsan. Temuan fisik : status mental disorientasi,
confusion, kehilangan memori, perubahan pola bicara,
stupor dan koma. Letargi (mengantuk), gelisah,
halusinasi; reaksi pupil berubah. Reflek tendon dalam
hilang menggambarkan disritmia yang mengancam jiwa
(ventrikuler tachicardi atau bradikardia berat).
d. Kenyamanan
Keluhan nyeri dada sedang dan berat (infark
miokard) tidak hilang dengan pemberian obat anti
angina. Temuan fisik gelisah.
e. Respirasi
Keluhan sesak nafas, batuk, (dengan atau tanpa
sputum ), riwayat penyakit paru, riwayat merokok.
Temuan fisik perubahan pola nafas selam periode
No. Intervensi Rasional kanula nasal/masker adekutnya curah jantung;
1. Auskultasi nadi Biasanya terjadi takikardi dan obat sesuai vasokontriksi dan anemia.
apical ; Kaji (meskipun pada saat indikasi (kolaborasi) Sianosis dapat terjadi
frekuensi, irama istirahat) untuk sebagai refrakstori GJK.
jantung. mengkompensasi Area yang sakit sering
penurunan kontraktilitas berwarna biru atau belang
ventrikel. karena peningkatan
kongesti vena.
Catat bunyi jantung. S1 dan S2 mungkin lemah
karena menurunnya kerja Meningkatkan sediaan
pompa. Irama Gallop umum oksigen untuk kebutuhan
(S3 dan S4) dihasilkan miokard untuk melawan
sebagai aliran darah ke efek hipoksia/iskemia.
serambi yang distensi. Banyak obat dapat
Murmur dapat digunakan untuk
Palpasi nadi perifer menunjukkan meningkatkan volume
Inkompetensi/stenosis sekuncup, memperbaiki
katup. kontraktilitas dan
menurunkan kongesti.
Penurunan curah jantung
dapat menunjukkan
menurunnya nadi radial, b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
Pantau TD popliteal, dorsalis, pedis perubahan membran kapiler-alveolus.
dan posttibial. Nadi Tujuan : Klien akan mendemonstrasikan ventilasi dan
mungkin cepat hilang atau oksigenisasi adekuat pada jaringan ditunjukkan oleh
tidak teratur untuk di oksimetri dalam rentang normal dan bebas gejala
palpasi dan pulse alternatif. distress pernapasan, berpartisipasi dalam program
pengobatan dalam batas kemampuan/situasi.
Kaji kulit terhadap Pada GJK dini, sedang atau No. Intervensi Rasional
pucat dan sianosis kronis tekanan darah dapat 2. Pantau bunyi nafas, Menyatakan adanya
meningkat. Pada HCF lanjut catat krekles. kongesti
tubuh tidak mampu lagi paru/pengumpulan secret
mengkompensasi dan menunjukkan kebutuhan
hipotensi tidak dapat Ajarkan/anjurkan klien untuk intervensi lanjut.
normal lagi. batuk efektif, nafas
dalam. Membersihkan jalan nafas
Pucat menunjukkan dan memudahkan aliran
Berikan oksigen menurunnya perfusi perifer Dorong perubahan oksigen.
tambahan dengan sekunder terhadap tidak
posisi. Untuk menghilangkan
Membantu mencegah Berikan obat-obatan nyeri dan respon inflamasi.
atelektasis dan sesuai indikasi nyeri.
Kolaborasi dalam pneumonia.
pantau/gambarkan seri d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
GDA, nadi oksimetri. Hipoksemia dapat terjadi kelemahan/kelelahan.
berat selama edema paru. Tujuan : Klien akan berpartisipasi pada aktivitas yang
Berikan obat/oksigen diinginkan, memenuhi perawatan diri sendiri, Mencapai
tambahan sesuai Membantu dalam peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur,
indikasi. mengurangi edema dan dibuktikan oleh menurunnya kelemahan dan kelelahan.
memudah jalan nafas.

c. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan No. Intervensi Rasional


4. Periksa tanda vital Hipotensi ortostatik dapat
No. Intervensi Rasional sebelum dan terjadi dengan aktivitas karena
3. Selidiki keluhan nyeri Nyeri secara khas terletak segera setelah efek obat (vasodilasi),
dada, perhatikan substernal dan dapat aktivitas, perpindahan cairan (diuretic)
awitan dan factor menyebar ke leher dan khususnya bila atau pengaruh fungsi jantung.
pemberat dan punggung. Namun ini klien
penurun. Perhatikan berbeda dari iskemia infark menggunakan
petunjuk nonverbal miokard. Pada nyeri ini vasodilator, Penurunan/ketidakmampuan
ketidak-nyamanan. dapat memburuk pada diuretic dan miokardium untuk
inspirasi dalam, gerakan penyekat beta. meningkatkan volume
atau berbaring dan hilang sekuncup selama aktivitas
dengan duduk Catat respons dapat menyebabkan
tegak/membungkuk. kardiopulmonal peningkatan segera frekuensi
Lingkungan yang terhadap aktivitas, jantung dan kebutuhan
tenang dan tindakan Untuk menurunkan catat takikardi, oksigen juga peningkatan
kenyamanan mis: ketidaknyamanan fisik dan diritmia, dispnea kelelahan dan kelemahan.
perubahan posisi, emosional pasien. berkeringat dan
masasage punggung, pucat. Dapat menunjukkan
kompres hangat peningkatan dekompensasi
dingin, dukungan jantung daripada kelebihan
emosional. Mengarahkan perhatian, aktivitas.
memberikan distraksi
Berikan aktivitas dalam tingkat aktivitas Evaluasi Peningkatan bertahap pada
hiburan yang tepat. individu. peningkatan aktivitas menghindari kerja
intoleran aktivitas. jantung/konsumsi oksigen
berlebihan. Penguatan dan
perbaikan fungsi jantung
Implementasi dibawah stress, bila fungsi
program jantung tidak dapat membaik
rehabilitasi kembali.
jantung/aktivitas
(kolaborasi)

Anda mungkin juga menyukai