Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Praktikum
Budidaya Ikan Lele ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan
juga kami berterima kasih pada Ibu Sita Permanasari selaku guru Prakarya dan
Kewirausahaan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai budidaya dan pembenihan ikan
konsumsi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Bekasi, September 2015

Penyusun

1 |L a p o r a n P r a k ti k u m B u d i d a y a I k a n L e l e
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

Pendahuluan 3

Dasar Teori 4

Metode Percobaan 5

Data dan Hasil Percobaan 11

Pertanyaan 11

Pembahasan 14

Kesimpulan & Saran 15

Daftar Pustaka 15

2 |L a p o r a n P r a k ti k u m B u d i d a y a I k a n L e l e
LAPORAN PRAKTIKUM BUDIDAYA IKAN LELE

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perikanan mempunyai peranan yang cukup penting, terutama dikaitkan
dengan upaya peningkatan kualitas dan kuantitas produksi perikanan yang
diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani/nelayan,
menghasilkan protein hewani dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan dan
gizi, meningkatkan ekspor, menyediakan bahan baku industry, memperluas
lapangan kerja dan kesempatan usaha, serta mendukung pembangunan wilayah
dengan tetap memperhatikan kelestarian dan fungsi lingkungan
Perikanan modern pada dasarnya merupakan suatu pembangunan
perikanan yang berorientasi bisnis. Sasaran akhir dari pembangunan perikanan
keseluruhan adalah meningkatkan pendapatan sekaligus kesejahteraan para
petani. Untuk mencapai sasaran tersebut, diperlukan langkah-langkah atau
strategi pembangunan perikanan yang mengutamakan keterpaduan baik dalm
lingkup sector, antar sector maupun wilayah.
Salah satu komoditas perikan darat yang diharapkan dapat membantu
program pemerintah di dalam menanggulangi masalah gizi terutama dalam hal
pembentukan protein hewani dapat tercukupi adalah ikan lele dombo, maka
usaha perikan darar penting artinya bagi masyarakat, karena ikan itu
manghasilkan ikan yang berhubungan erat dengan kemakmuran rakyat beserta
negaranya.
Lele merupakan salah satu budidaya perikanan darat melaui kolam.
Kolam adalah petakan pematang yang digali dan luasnya lebih kecil dari
tambak, digunakan untuk pemeliharan ikan yang ada dipekarangan maupun
bukan lahan pekarangan dengan menggunakan air tawar yang bangunannya
dapat dibuat secara permanen maupun non permanen dan mempunyai bentuk
bermacam-macam.

2. Tujuan
 Memenuhi tugas atau kewajiban sebagai pelajar
 Menumbuhkan sikap kewirausahaan sejak dini di dalam kehidupan
 Untuk mengetahui bentuk dan metode usaha kolam lele yang
dapat diusahakan
 Untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dari usaha
budidaya lele
 Mengaplikasikan teori yang telah dipelajari di dalam kelas

II. DASAR TEORI

3 |L a p o r a n P r a k ti k u m B u d i d a y a I k a n L e l e
Ikan lele memiliki bentuk tubuh yang memanjang, agak bulat, kepala
gepeng, tidak bersisik, mempunyai kumis, mulut besar, warna kelabu sampai
hitam. Ikan lele banyak dijumpai di rawa-rawa dan sungai-sungai, terutama di
datarn rendah sampai sedikit payau. ikan ini memiliki alat pernapasan tambahan
yang disebut abrorescent, sehingga mampu hidup di air yang oksigenya rendah.
Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain:
ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan),
ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah).
Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand),
ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), catretrang (Jepang). Dalam
bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish.
Budidaya lele dapat dilakukan di kolam tanah, bak permanent maupun
bak plastic (kolam dari terpal). Sumber air dapat berasal dari air sungai mapun
air sumur. Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-
27 °C. Suhu air mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan
napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air.

a) Syarat induk lele yang baik


 Kulit induk lele betina lebih kasar dibanding kulit induk jantan
 Diambil dari yang dipelihara sejak kecil agar sudah terbiasa hidup di kolam
 Berat badannya antara 100-200 g, dan panjangnya 20-25 cm
 Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan lincah
 Umur induk jantan >7 bulan, umur induk betina >1 tahun
 Pemijahan dilakukan 1 bulan sekali, dan sepanjang hidupnya dapat memijah
15 kali dengan syarat makanannya mengandung protein yang cukup

b) Pembenihan Alami
Dilakukan dengan cara menyiapkan induk betina sebanyak 2 kali jumlah
sarang yang tersedia dan induk jantan sebanyak jumlah sarang.
Tata cara:
• Induk dimasukkan ke kolam pemijahan
• Induk akan diberi makanan yang mengandung protein tinggi setiap hari
dengan dosis 2-3% dari berat total induk ikan yang ditebar
• Cacing tubifex, ikan rucah, pellet, dan semacamnya
• Induk ikan dibiarkan selama 10 hari
• Air kolam dinaikkan 10-15 cm di atas lubang sarang peneluran atau
kedalaman air dalam sarang sekitar 20-25 cm
• Induk ikan dibiarkan selama 10 hari dan tidak perlu diberi pakan
• Induk ikan akan memijah dan bertelur
• Telur akan menetas di sarang setelah 24 jam dan benih ikan akan hidup
bergerombol
• Benih ikan dikeluarkan dari sarang
• Pindahkan ke kolam pendederan
• Benih siap dipasarkan

c) Pembenihan Buatan
• Induk dimasukkan ke kolam pemijahan

4 |L a p o r a n P r a k ti k u m B u d i d a y a I k a n L e l e
• Induk ikan diberi makanan yang mengandung protein tinggi setiap hari
dengan dosis 2-3% dari berat total induk ikan yang ditebar. (Cacing Tubifex,
ikan rucah, pellet, dan semacamnya)
• Ikan diberi larutan ovaprim untuk mempercepat kematangan gonad induk
jantan dan betina. (Induk betina disuntikkan ovaprim sebanyak 0,6 ml/kg berat
tubuh
• Induk jantan disuntikkan ovaprim sebanyak 0,2 ml/kg berat tubuh)
• Induk ikan dimasukkan kembali ke kolam pemijahan dan dibiarkan selama 1-
12 jam
o Pemijahan Alami
o Pemijahan Buatan
 Stripping (Perut induk jantan dan betina diurut) (Dilakukan di
baskom)
 Fertilisasi (Pembuahan) (Akuarium atau kolam penetasan telur)
 Telur menetas (Akuarium atau kolam penetasan telur)
 Benih ikan dikeluarkan dari sarang
 Pindahkan ke kolam pendederan
 Benih siap dipasarkan

III. METODE PERCOBAAN


PEMBUATAN KOLAM

1. Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini, yaitu:
a. bambu
b. kayu
c. terpal
d. tali rafia
e. cangkol
f. arit
g. linggis
h. palu
i. paku
j. karung
k. plastik penutup kolam
Bahan-bahan yang digunakan adalah bibit ikan lele dan ukuran 3-5 cm,
air dan pakan.

3. Langkah Percobaan
Cara kerja praktikum pembuatan kolam ini adalah sebagai berikut:
a. Gali tanah sampai dalamnya tanah datar lalu padatkan sampai
rata
b. Tancapkan kayu kedalam tanah, dengan jarak ± 0,5 meter antar
kayu, secara rapi mengelilingi areal kolam.

5 |L a p o r a n P r a k ti k u m B u d i d a y a I k a n L e l e
c. Bambu dibelah menjadi empat lalu potang sesuai panjang sisi
kolam.
d. Paku bambu yang dibelah secara horizontal, memanjang
mengikat antar tiang yang sudah ditancapkan.
e. Pasang terpal sesuai dengan bentuk kolam, pastikan kolam
terpasang rapih dan tidak longgar agar saat diisi air tetap
tersangga dengan baik.

4. Hasil

Gambar 1. Pemasangan terpal kolam

Gambar 2. Pemasangan kerangka

6 |L a p o r a n P r a k ti k u m B u d i d a y a I k a n L e l e
Gambar 3. Pemasangan tutup kolam
Kolam terpal adalah kolam yang terbuat dari bahan terpal tahan air.
kolam terpal ini merupakan salah satu cara budidaya ikan baik ikan lele, nila
dan lain lain yang biayanya relatif murah jika dibandingkan dengan kolam lain
seperti kolam tanah dan kolam semen. Keunggulan menggunakan kolam
terpal sebagai wadah budidaya antara lain, biaya investasi murah,
pembuatannya praktis, dapat diterapkan di lahan terbatas dan masih banyak
lainnya.

PERSIAPAN KOLAM

1. Alat dan bahan


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum persiapan kolam ini
adalah gayung, selang air, timbangan. Adapun bahan yang digunakan dalam
praktikum persiapan kolam ini adalah starter fitoplankton, pupuk NPK, air,
tanaman air, benih lele.

2. Prosedur Kerja
Cara kerja praktikum persiapan kolam ini adalah sebagai berikut:
a. Kolam yang telah jadi diisi air sampai ketinggian tertentu
b. Setelah itu kolam dipupuk dengan menggiunakan pupuk NPK
c. Kolam yang telah dipupuk dimasukkan starter fitoplankton lalu
diamkan selama satu minggu
d. Tanaman air diletakkan di kolam
e. Kolam yang telah ditumbuhi fitoplankton siap untuk ditebar oleh
benih lele, benih ditebar pada pagi hari.

3. Hasil

7 |L a p o r a n P r a k ti k u m B u d i d a y a I k a n L e l e
Gambar 4. Pemberian pupuk d i kolam

Gambar 5. Hasil kolam yang telah diberi pupuk

Kolam yang sebelumnya telah diisi air sekitar ¾ dari ketinggian kolam
lalu diberi pupuk kimia berupa pupuk NPK dengan dosis 10 gr/m2. Luas
kolam terpal adalah 3x2 m, berarti pupuk yang dibutuhkan adalah 60 gram.
Kemudian kolam didiamkan selama beberapa hari agar fitoplankton dapat
tumbuh dan kolam menjadi subur agar meningkatkan produktivitas kolam.
Setelah kolam didiamkan barulah siap untuk ditebar benih.

PEMELIHARAAN IKAN

8 |L a p o r a n P r a k ti k u m B u d i d a y a I k a n L e l e
1. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum pemeliharaan ikan ini
adalah timbangan, jaring, DO meter, pH paper. Adapun bahan yang
digunakan dalam praktikum pemeliharaan ikan adalah ikan lele dan pakan.

2. Prosedur Kerja
Manajemen Pakan
Cara kerja praktikum manajemen pakan dalam pemeliharaan ikan ini
adalah sebagai berikut: Pakan ikan juga harus memenuhi standar yang telah
ditentukan yaitu memiliki :
a. Kualitas dan kuantitas pakan yang baik dilihat dari nilai gizi nya
(protein, lemak, vitamin dan mineral). Mudah dicerna, menarik da
beraroma/disukai ikan, ukuran sesuai dengan bukaan mulut ikan,
stabil dalam air(tidak cepat hancur), tidak mencemari air (ramah
lingkungan), aman bagi kesehatan ikan (tidak beracun),
memberikan tingkat pertumbuhan, secara ekonomis
menguntungkan sehingga dapat menjamin kelangsungan usaha
budidaya. Kualitas tidak baik seperti debu tinggi, warna
keputihan/berjamur, mudah hancur didalam air dan aroma tidak
baik.
b. Bahan baku pakan seperti ukuran partikel (kecernaan, daya rekat),
sumber bahan baku, serta menyiapkan/proses pembuatan. Cara
dan lama penyimpanan seperti (suhu, kelembaban, hindari kontak
langsung ke lantai atau dinding, serangga/binatang lain).
c. Tipe pakan terbagi menjadi dua yaitu tenggelam dan terapung yang
keduanya menentukan tinggi rendahnya tingkat terkonsumsi oleh
ikan. Tipe terapung memiliki ciri-ciri seperti jumlah yang tidak
terkonsumsi lebih rendah, tidak mudah hancur didalam air (24 jam
masih tersisa 84%, tenggelam 50%), menurunkan pencemaran
lingkungan, menyebar luas atau merata, dan kecernaan relatif lebih
tinggi.
d. Frekuensi pemberian pakan akan menentukan limbah yang
dihasilkan serta memiliki nilai konversi/efesiensi pakan. Dan harus
diusahakan menurunkan limbah yang dihasilkan dan menaikkan
efesiensi pakan.
Manajemen Kualitas Air
Penggantian air kolam plastik juga perlu dilakukan 10-30 persen setiap
minggu. Meski ikan lele dianggap tahan terhadap kondisi air, tetapi bila air
kolam plastik tidak diganti akan membuat kondisi air menjadi bau. Dengan
kondisi air yang berbau akan membuat ikan lele mudah diserang penyakit.
Khusus untuk ikan lele pada usia 1 bulan, perlu dilakukan seleksi dan
pemisahan yang memiliki ukuran yang berbeda.Meski Lele dumbo tahan
terhadap kondisi air yang buruk ada baiknya perlu diganti air sekitar 10-30%

9 |L a p o r a n P r a k ti k u m B u d i d a y a I k a n L e l e
setiap minggu, agar kolam tidak terlalu kotor dan berbau. Penyakit pada ikan
lele mudah menyerang pada air dengan kondisi yang kotor. Pada usia satu
sbulan atau lebih, maka jika diperlukan perlu dilakukan seleksi dan
pemisahan lele yang memiliki ukuran yang berbeda. Biasanya lele mengalami
pertumbuhan yang tidak sama, sehingga jika tidak dipisahkan lele dengan
ukuran kecil akan kalah bersaing dalam berebut makanan. Selain itu pisahkan
jika ada ikan yang terindikasi terserang penyakit agar tidak menular.
Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :
o Air harus bersih
o Berwarna hijau cerah
o Kecerahan/transparansi sedang (30–40 cm).
Ukuran kualitas air secara kimia :
o Bebas senyawa beracun seperti amoniak
o Mempunyai suhu optimal (22–26 0C).

Manajemen Penyakit
Penanggulangan hama insekta dapat dilakukan dengan pemberian
insektisida yang direkomendasikan pada saat pengisian air sebelum benih
ditanam. Sedangkan penanggulangan belut dapat dilakukan dengan
pembersihan pematang kolam dan pemasangan kolam di sekeliling kolam.
Penanggulangan organisme pathogen dapat dilakukan dengan manajemen
lingkungan budidaya yang baik dan pemberian pakan yang teratur dan
mencukupi. Bila serangan sudah terjadi,benih harus dipanen untuk diobati.
Pengobatan dapat menggunakan obat-obatan yang direkomendasikan.
Manajemen lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan persiapan
kolam dengan baik. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan kolam
dan tanah, persiapan kolam meliputi pengeringan, pembalikan tanah,
perapihan pematang, pengapuran, pemupukan, pengairan dan
pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Pada kegiatan
budidaya dengan menggunakan bak tembok atau bak plastik, persiapan
kolam meliputi pengeringan, disinfeksi (bila diperlukan), pemupukan,
pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan.
Perbaikan kondisi air kolam dapat pula dilakukan dengan penambahan
probiotik.
3. Hasil Sampling Pertumbuhan
Kegiatan budidaya lele sangkuriang di tingkat pembenih/pembudidaya
sering dihadapkan pada permasalahan timbulnya penyakit atau kematian
ikan.
Pada kegiatan pembenihan, penyakit banyak ditimbulkan oleh adanya
serangan organisme pathogen sedangkan pada kegiatan pembesaran,
penyakit biasanya terjadi akibat buruknya penanganan kondisi lingkungan.
Kegagalan pada kegiatan pembenihan ikan lele dapat diakibatkan oleh
serangan organisme predator (hama) ataupun organisme pathogen
(penyakit).

10 |L a p o r a n P r a k ti k u m B u d i d a y a I k a n L e l e
IV. DATA DAN HASIL PERCOBAAN
Tabel. 1 Hasil sampling pertama budidaya pembesaran ikan lele
NO. DATA
BERAT (gram) PANJANG ( cm)
1 14 12
2 12 12
3 10 11
4 9 11.5
5 10 11
6 14 12.5
7 12 11
8 12 11
9 11 11
10 11 11

Tabel. 2 Hasil sampling kedua budidaya pembesaran ikan lele


No. DATA
Panjang Berat
1. 12,5 cm 14 gram
2. 12 cm 11 gram
3. 14 cm 20 gram
4. 10,5 cm 9 gram
5. 12 cm 12 gram
6. 13 cm 14 gram
7. 11,5 cm 9 gram
8. 12,5 cm 11 gram
9. 12 cm 10 gram
10. 15 cm 22 gram

V. PERTANYAAN
1. Shafira Aulia Fikrie (25) : Sebutkan contoh kreatifitas dan inovasi dalam
usaha budidaya ikan!
Dijawab oleh Alifa Rosa (01)
“Contoh kreatifitas dan inovasi dalam usaha budidaya ikan dapat berupa
pengembangan usaha dengan mengganti teknik-teknik yang digunakan
dan juga penambahan bidang usaha lainnya, yaitu selain menjual ikan
hidup dapat juga menjual ikan siap makan yang berupa keripik atau
nugget ikan contohnya.”

2. Samuel Andromeda (24) : Perbedaan pemberian pakan lele terhadap


hasil pembenihan?
Dijawab oleh Faris Maulana (10)
“Contoh : ketika masa pembenihan pengusaha yang memberikan pakan
sesuai dengan ukuran ikan lele akan mendapatkan hasil yang maksimal
daripada pengusaha yang memberikan pakan lele tidak sesuai ukuran

11 |L a p o r a n P r a k ti k u m B u d i d a y a I k a n L e l e
lelenya. Selain itu ketika dalam proses pembesaran ikan lele dengan
pakan kotoran dan pelet akan terliahat perbedaannya, yaitu ikan dengan
pakan kotoran akan lebih cepat besar sehingga dapat cepat dipanen,
sedangkan lele dengan pakan yang pelet akan membutuhkan waktu
yang sedikit lebih lama.”

3. Fahmi Armanda (06) : Ceritakan wirausahawan tambak lele yang telah


mendapatkan kesuksesan!
Dijawab oleh Faris Maulana (10)
“Berani mencoba alias tidak takut gagal adalah prinsip yang
mengantarkan Fauzan Hangriawan sukses menjadi pengusaha lele
sangkuriang di Jakarta. Dengan modal terbilang mini, pemilik Sylva Farm
Bangun Bangsa ini berhasil mengembangkan bisnis lele hingga meraup
omzet ratusan juta sebulan. Ketika duduk di bangku SMP di Lampung,
Fauzan kerap membantu orang tuanya berjualan kelapa dan beras. Lalu,
sejak SMA, dia memberanikan diri membuka bisnis sendiri. Mulai dari
berjualan sepatu, kuliner, hingga usaha percetakan, dilakoninya.
Bermodal Rp 1,5 juta dari kocek sendiri, dia membelanjakan 1.000 bibit
lele dumbo, pakan lele, dan terpal untuk pembuatan kolam di belakang
rumah. Ketika itu, hanya 40% bibit lele yang mampu bertahan.
Meski begitu, selang tiga bulan, Fauzan berhasil menikmati hasil panen
pertamanya sebanyak 40 kg lele. Tak heran, dia belajar lebih mendalam
soal budidaya lele. Kini dia bisa mengantongi omzet sekitar Rp 200 juta.
Pelanggannya tak hanya tersebar di wilayah Indonesia, tapi juga dari
Bangladesh dan Malaysia.”

4. Farah Fauziah (07): Perbedaan kualitas lele budidaya tradisional dengan


modern?
Dijawab oleh R.A. Jihan Fakhirah (22)
“Pada lele budidaya tradisional pakan yang biasanya diberikan berupa
kotoran binatang sedangkan pada budidaya modern pakan yang biasanya
berupa pakan ikan biasa seperti pelet. Perbedaan pakan sangat
menentukan kualitas lele. Dalam proses pembesaran ikan lele dengan
pakan kotoran ikan akan lebih cepat besar sehingga dapat cepat dipanen,
sedangkan lele dengan pakan yang pelet akan membutuhkan waktu
yang sedikit lebih lama. Namun, dengan syarat pakan kotoran yang
diberikan bukanlah pakan kotoran sembarangan melainkan berupa
kompos yang sudah dicampur dengan nutrisi kimia lainnya. Selain itu,
pada ukuran kualitas air, kolam dengan pakan kotoran akan lebh lama
berubah menjadi kotor daripada kolam dengan pakan pelet biasa.
Sebagai konsumen ikan lele kita dapat membedakan ikan dengan pakan
kotoran dan pakan pelet, yaitu ketika proses penggorengan. Ikan dengan
pakan kotoran akan terlihat bengkok sedangkan ikan dengan pakan pelet
akan tetap lurus ketika digoreng.”

12 |L a p o r a n P r a k ti k u m B u d i d a y a I k a n L e l e
5. Farhan Setya Dhitama(09) : Bagaimana wadah yang baik untuk budidaya
lele serta cara memelihara kualitas air?
Dijawab oleh Zanggi Emir Wicaksono (27)
“Pada usaha budidaya lele, terdapat 3 jenis wadah yang biasanya
dipakai, yaitu wadah terpal, wadah semen, serta wadah alami (tanah).
Dari ketiga jenis wadah yang ada, wadah yang paling baik digunakan
adalah wadah alami. Hal ini karena, tanah mempunyai sistem penyerapan
air sendiri selain itu di dalam tanah juga terdapat berbagai
mikroorganisme yang menguntungkan sebagai makanan alami lele serta
sistem penguras alami wadah tersebut. Sedangkan untuk kondisi air pada
kasus budidaya lele, tidak terlalu bermasalah dengan air yang kotor
karena pada dasarnya lele juga pemakan lumut.”

6. Arief Yudhistira (02) : Mengapa pada metode pengemasan tertutup ikan


tidak akan menjadi stres?
Dijawab oleh Damario Hanan P (04)
“Pada pengemasan tertutup ikan tidak akan mengalami stres karena
bebrapa hal, yaitu berkurangnya resiko kekeringan karena air yang
tumpah ketika perjalanan, berkurangnya guncangan yang akan dirasakan
oleh ikan tersebut, serta suhu pada pengemasan tertutup yang stabil juga
dapat mencegah ikan mengalami stres.”

7. M. Fajar Alderianda (15) : Penyakit yang umum pada budidaya ikan dan
cara mengobati?
Dijawab oleh Nada Husniyatika (22)
 Penyakit jamur pada ikan : penyakit ini dapat disembuhan dengan
mencampurkan bahan-bahan berikut; garam dapur komposisi 1 kg
per 25 m2; 5 liter air bersih; 1 botol cuka. Lalu di larutkan ke dalam
kolam.
 Penyakit bintik-bintik putih : Untuk menyembuhkan penyakit pada
ikan lele berupa bintik putih, perbaiki sistem sanitasi kolam agar
tidak menular ke ikan lain. Kemudian taburkan garam dapur ke
kolam selama 2 – 3 kali secara berturut-turut.
 Penyakit cacar pada ikan : Untuk mengobati cacar pada ikan air
tawar caranya tumbuk daun pepaya mentah dan tambahkan 10 kg
garam kemudian taburkan di kolam.
 Penyakit cacing pipih : Cara mengatasi penyakit pada ikan yang
terserang cacing pipih bisa dilakukan dengan mengganti air dalam
jumlah besar kemudian menaburkan garam halus ke kolam. Atau
bisa juga merendam ikan yang sakit dengan larutan kalium
permanganate (PK) konsentrasi 0,01% selama 30 menit.

13 |L a p o r a n P r a k ti k u m B u d i d a y a I k a n L e l e
 Penyakit parasit pada ikan : Cara mengobati penyakit ikan ini
dengan merendam ikan di larutan formalin konsentrasi 15 – 20
ppm.

8. M.Furaikhan Rangga (17) : Mengapa ikan konsumsi dapat menyebabkan


berat badan menurun ?
Dijawab oleh Farahdilla Aribowo (08)
“Dapat menurunkan badan yang dimaksud adalah ketika kita
mengonsumsi jumlah nutrisi yang seimbang sehingga tidak melulu makan
makanan yang berat atau cemilan sehari harinya, maka secara tidak
langsung kita telah memperbaiki metabolisme tubuh kita sehingga dapat
menurunkan berat badan.’

9. Dinda Annisa Fitria (05) : Perbedaan pemeliharaan tahap larva dan tahap
siap konsumsi?
Dijawab oleh R. A. Jihan Fakhirah (22)
“Pada tahap larva, seorang pengusaha lele harus rajin memisahkan ikan
mereka bersarkan ukuran tubuhnya karena pada kasus budidaya lele
mereka dapat saling memakan satu sama lainnya. Selain itu, hal yang
paling terlihat perbedaannya adalah pemberian jenis pakan, pakan yang
diberikan haruslah sesuai dengan ukuran tubuh ikan agar didapatkan
hasil yang maksimal. Untuk kondisi air pada kasus budidaya lele, tidak
terlalu bermasalah dengan air yang kotor karena pada dasarnya lele juga
pemakan lumut.”

VI. PEMBAHASAN

Praktikum budidaya perikanan dilakukan dengan membudidaya ikan lele


(Clarias batrachus) selama kurang lebih dua bulan telah didapatkan hasil
pada table diatas dengan dua kali dilakukan sampeling.
Pada hasil sampel pertama diambil sebanyak sepuluh ekor lele,
didapatkan hasil bahwa dari sepuluh ekor lele tidak memilik ukuran panjang
rata-rata 11cm, namun panjang yang terbesar yaitu 12,5cm. Sedangkan berat
pada sampel juga tidak memiliki berat yang sama, ada dua ikan lele yang
memiliki berat terbesar 14gram, namun ada juga berat ikan lele terkecil 9
gram.
Pada hasil sampling kedua diambil sepuluh jumlah ikan lele untuk
dilakukan sampling dengan mengukur panjang dan beratnya. Didapatkan
hasil berdasarkan table diatas bahwa panjang ukuran lele tidak relative sama,
ada satu sampel lele panjang terbesar mencapai 15cm pada sampel lele ke
sepuluh. Sedangkan ukuran panjang lele terkecil pada hasil sampling kedua
yaitu 11,5 cm. dan dapat dikatakan bahwa pada sampling kedua ukuran
panjang ikan lele adalah 12 cm. Pengukuran sampling berat beradasarkan
table kedua yaitu didapatkan hasil berat ikan lele terbesar 22 gram dengan

14 |L a p o r a n P r a k ti k u m B u d i d a y a I k a n L e l e
panjang 15cm, dan berat ikan lele terkecil yaitu dua ikan yang memiliki berat 9
gram dengan ukuran panjang 11,5cm. Dapat dikatakan bahwa pada hasil
sampling kedua ikan lele yang diambil tidak memiliki berat yang sama.

VII. KESIMPULAN

Dari praktikum budidaya perikanan tentang budidaya ikan lele (Clarias


Batrachus) memiliki hasil yang kurang baik karena ukuran panjang dan
beratnya yang relative tidak sama. Pertumbuhan ikan lele yang tidak sama
mungkin disebabkan karena pemberian pakan yang kurang teratur.
Pada hasil sample ikan lele pada praktikum budidaya ini yaitu ikan dengan
umur yang sama. Namun ukuran berat dan panjang yang berbeda-beda,
berdasarkan hasil sample ikan lele, ikan lele yang memiliki berat terbesar 22
gram dengan ukuran panjang 15cm, dan ikan lele yang memiliki berat terkecil
sebesar 9 gram dengan ukuran ikan 11,5cm.
Dapat dikatakan bahwa dalam melakukan budidaya ikan lele perlu
dilakukan dengan cara perawatan ikan yang cukup baik dalam hal pemberian
pakan yang rutin. Agar pertumbuhan ikan lele dapat bertumbuh secara
merata dan baik, perlu juga diperhatikan kualitas air dalam melakukan
budidaya ikan lele tersebut.

VIII. SARAN

Dalam praktikum budidaya pembesaran ikan lele (Clarias batrachus)


sebaiknya praktikan lebih teratur dalam pemberian pakan dan harus sering
mengontrol ikan, kualitas air, suhu, dan sebagainya agar meminimalisir
terserangnya penyakit yang disebabkan oleh organisme patogen pada ikan yang
dapat menyebabkan kematian dan pakan yang harus sesuai dengan jenis ikan,
karena beda pakan akan berbeda pula komposisinya terutama kandungan
protein karena setiap ikan kebutuhan proteinnya berbeda.

IX. DAFTAR PUSTAKA

 Anonymous, 2006. Badan Pusat Statistik Provinsi Nanggroe Aceh


Darussalam, 2004. Statistik Perikanan. banda Aceh.
 Mubyarto, 1994. Penganar Ilmu Ekonomi Pertanian. LPFEUI. Jakarta.
 Nijiyati, S. 1999. Memelihara Ikan Lele Dumbo Di Kolam Taman. Penerbit
Swadaya. Jakarta.
 Partadiredja, 1979. Perhitungan Pendapatan Nasional. Bima Aksara.
Jakarta.
 Prihartono, R.Eko, Juansyah rasidik, dan Usni Arie. 2001. Mengatasi
Permasalahan Budi Daya Lele Dumbo. Penebar Swadaya, Jakarta.

15 |L a p o r a n P r a k ti k u m B u d i d a y a I k a n L e l e

Anda mungkin juga menyukai