Anda di halaman 1dari 9

2/6/2018 Prospek & Risiko Bisnis Tambang Batubara Indonesia dan Strategi Perusahaan Tambang & Strategi Perbankan

an 2017 | Mith Abhipraya | Pul…

Prospek & Risiko Bisnis Tambang


Batubara Indonesia dan Strategi
Perusahaan Tambang & Strategi
Perbankan 2017
Diterbitkan pada 25 Mei 2017

Mith Abhipraya Ikuti


Business Development Manager

Pertambangan adalah sebuah pekerjaan atau bisnis pencarian, penyelidikan,


penambangan, pengolahan, penjualan mineral-mineral dan batuan yang memiliki arti
ekonomis. Penggolongan tambang berdasarkan atas bahan galian tambang dapat
dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu : Golongan A, adalah jenis tambang yang
bernilai strategis bagi keamanan negara, misalnya : bahan galian sumber energi à
Batubara, minyak bumi, uranium, kemudian golongan B, yaitu tambang yang bernilai
vital dan menguasai hajat hidup orang banyak, misalnya Besi, nikel, emas, tembaga, dll
dan yang terakhir adalah Golongan C yang banyak diperuntukkan untuk bahan galian
industry seperti Limestone, andesite, kuarsa, dll.

Cadangan bahan tambang dunia sangat besar sekali, menurut data statistik dari The
World Energy Council (2007), cadangan batubara dunia sekitar 847 milyar ton. Bila
saat ini produksi batubara global ada di level 6 milyar ton per tahun, maka supli
batubara bisa bertahan hingga 100 tahun. Sementara cadangan emas dunia mencapai
41.500 juta ton.

Sementara untuk batubara, menurut data kementerian energi dan sumber daya mineral
jumlah cadangannya sebesar 105.187 milyar ton dengan kualitas batubara yang
bervariari mulai dari yang kalori rendah sampai kalori tinggi. Batubara kalori rendah
berada di Sumatera Selatan termasuk Jambi dan beberapa daerah di Kalimantan Selatan
dan Kalimantan Timur. Sementara untuk kalori tinggi berada di Kalimantan Tengah dan

https://id.linkedin.com/pulse/prospek-risiko-bisnis-tambang-batubara-indonesia-dan-2017-abhipraya- 1/9
2/6/2018 Prospek & Risiko Bisnis Tambang Batubara Indonesia dan Strategi Perusahaan Tambang & Strategi Perbankan 2017 | Mith Abhipraya | Pul…

Kalimantan Timur. Dengan banyaknya cadangan bahan tambang ini, banyak perusahaan
yang berbisnis di sektor pertambangan.

Industri Pertambangan Batubara di Indonesia

Berdasarkan data outlook energi 2014 yang dikeluarkan Dewan Energi Nasional
(DEN), Indonesia memiliki sumber daya batubara 119,82 miliar ton dan cadangan
batubara sebesar 28,97 miliar ton, dengan rincian sumber daya terukur sebesar 39,45
miliar ton, terindikasi sebesar 29,44 muliar ton, tereka sebesar 32,08 miliar ton dan
hipotetik sebesar 19,56 miliar ton. Cadangan ini tersebar di beberapa wilayah antara
lain: Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Jawa. Cadangan ini akan dapat bertahan
sampai jangka waktu 50 tahun mendatang apabila produksi batubara sekitar 430 juta ton
per tahun.

Total produksi batubara nasional di tahun 2015 mencapai 393 Juta ton dan ini
menempatkan Indonesia termasuk negara produsen batubara 10 besar di dunia. Total
produksi ini dihasilkan dari 6 perusahaan penambang batubara terbesar yaitu, PT Bumi
Resources (Kaltim Prima Coal & Arutmin), PT Adaro Indonesia, PT Kideco Jaya
Agung, PT Berau Coal, Banpu group (Indominco, Truba, Jorong) dan PT Bukit Asam,
sedangkan sisanya dihasilkan dari pemilik Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan
Login Bergabung seka
Batubara (PKP2B) dan Perusahaan yang memiliki Ijin Usaha Penambangan (IUP) yang
lain.

Laju pembangunan yang terus meningkat dan meningkatnya pola hidup masyarakat
akan membuat peningkatan konsumsi energi dan penyediaan listrik. Batubara
merupakan energi primer yang sangat dominan pada pembangkit listrik. Prospek
batubara masih sangat tinggi dan ini terlihat dari kebijakan bauran energi nasional,
dimana prosentasi penggunaan batubara di tahun 2025 akan meningkat 6% dari 24%
(2011) menjadi 30%.

Trend penggunaan batubara yang terus meningkat dapat dilihat pada rencana produksi
batubara sampai dengan tahun 2045 yang telah dibuat oleh Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral.

1. KARAKTERISTIK BISNIS PERTAMBANGAN DI INDONESIA

Pada dasarnya karakteristik industri tambang Indonesia secara umum dapat dilihat dari
tiga hal, yaitu : kesempatan, tantangan dan volatility (fluktuasi). Ketiganya sangat
mempengaruhi kondisi pertambangan Indonesia, namun secara umum karakteristik
industri tambang adalah :

- Industri dengan padat modal dengan durasi proyek yang lama, sebaran bahan
galian terpencar, sehingga hal ini memiliki risiko operasi yang besar.

- Sensitif terhadap siklus bisnis,

- Pendapatan didorong oleh fluktuasi harga komoditas dan nilai tukar.

https://id.linkedin.com/pulse/prospek-risiko-bisnis-tambang-batubara-indonesia-dan-2017-abhipraya- 2/9
2/6/2018 Prospek & Risiko Bisnis Tambang Batubara Indonesia dan Strategi Perusahaan Tambang & Strategi Perbankan 2017 | Mith Abhipraya | Pul…

- Biaya yang terkait dengan eksplorasi, perizinan, konstruksi tambang, dan


rehabilitasi,

- Biaya operasional: biaya perawatan, biaya bahan bakar, biaya energi, biaya
tenaga kerja,

- Masalah lingkungan: polusi suara, air asam tambang, perubahan keseimbangan


air lokal, longsoran limbah, terganggunya kehidupan hewan. Peraturan lingkungan yang
ketat.

Perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan juga mendaftarkan pada


Bursa Efek Jakarta (BEJ) guna mendapatkan pendanaan dan menuntut untuk tata kelola
tambang yang bersih dan profesional. Sementara itu jika dilihat dari performa saham
sektor industri pertambangan menjadi salah satu yang terburuk di tahun 2015, yang
diduga terkait pemberlakuan UU Minerba per Januari 2015. Salah satu isinya adalah
melarang ekspor mineral mentah. Dampak atas larangan ini berimbas pada
menumpuknya stok dan kekurangan kas sehingga operasional perusahaan berhenti. Hal
ini menjadi penyebab beberapa perusahaan merumahkan karyawannya. Hal ini
disebabkan, industri pertambangan sangat terpengaruh pada pasar global.

Turunnya harga minyak mentah dunia pada tiga tahun lalu akibat berlebihnya pasokan
di pasar berpengaruh juga pada penurunan harga batu bara sebagai substitusi bahan
bakar dan energi alternatif lainnya, sementara Cina mengurangi impor batu bara,
Amerika kelebihan produksi sehingga mengekspor ke Asia, sehingga pasar Asia
dipenuhi pasokan dari Indonesia dan Amerika.

Pada kwartal 2016, harga batubara kembali naik mencapai 100 US $/ton dan
diproyeksikan pada tahun 2017 ini, harga barubara akan stabil di level 80 US $/ton,
sehingga prospek industri batu bara kini dinilai lebih bagus dari komoditi yang lain,
apalagi dengan peningkatan konsumsi dalam negeri, dengan rencana pemerintah
membangun pembangkit listrik berkapasitas 35 ribu mega watt dengan menggunakan
batubara.

2. RISIKO PERTAMBANGAN INDONESIA

Kelancaran operasional Perusahaan di tengah beragam risiko yang mungkin timbul


akibat faktor internal maupun eksternal merupakan harapan bagi seluruh pihak dalam
upaya mencapai tujuan dan cita-cita Perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan
mekanisme penanggulangan risiko operasional yang baik dan sistematis melalui
penerapan manajemen risiko. Tujuan utama pendekatan manajemen risiko Perusahaan
adalah memastikan bahwa Perusahaan selalu melakukan kajian risiko secara
menyeluruh atas setiap kegiatan yang telah ditetapkan guna melindungi dan mencapai
kepentingan Perusahaan. Selain itu, manajemen risiko memungkinkan Perusahaan
mengenali dan mengelola risiko-risikonya dengan membangun sebuah sistem
pengawasan dan pengelolaan, sehingga akan meningkatkan kemampuan Perusahaan
dalam mencapai visi, misi dan tujuan strategisnya.

3.1 Analisa Risiko Pertambangan

https://id.linkedin.com/pulse/prospek-risiko-bisnis-tambang-batubara-indonesia-dan-2017-abhipraya- 3/9
2/6/2018 Prospek & Risiko Bisnis Tambang Batubara Indonesia dan Strategi Perusahaan Tambang & Strategi Perbankan 2017 | Mith Abhipraya | Pul…

Di bawah ini analisa beberapa risiko pertambangan yang sesuai dengan karakteristik
industri pertambangan, yaitu :

1. Politic Risk

Risiko tambang di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi politik di Indonesia yang diatur
dan ditentukan dalam perundangan dan kebijakan seperti : UUD 1945, visi
pembangunan nasional, nawacita, Kedaulatan energi, pergantian pemerintahan,
pergantian kementerian dan kebijakan-kebijakan lainnya. Sebagai negara yang
ekonominya berbasis komoditas, Indonesia sangat terpengaruh oleh perlambatan
ekonomi di Cina.

2. Changing Regulation

Pertambangan di Indonesia telah diatur pada Undang-Undang (UU) No. 4 2009, UU ini
mengatur tentang peningkatan nilai tambah batubara dan mineral. Kemudian
pelaksanaannya diatur lebih detil oleh Peraturan Menteri (Permen No. 7 tahun 2012)
dan mulai efektif setelah diberlakukan PERMEN ini. Implikasi Permen ini adalah (i)
kewajiban perusahan tambang untuk melakukan pengolahan bahan galian tambang di
dalam negeri. (ii) pelarangan ekspor bijih mentah atau hasil tambang yang belum
dilakukan pengolahan. Dengan adanya Permen ini, maka perusahaan tambang
berkewajiban untuk melakukan pembangunan smelter atau pabrik pengolahan mineral.
Berapa regulasi yang berimplikasi pada bisnis tambang adalah Domestic Market
Obligation (DMO) dan perubahan Royalty (fee). Pada awal tahun ini juga dikeluarkan
Peraturan Pemerintah (PP) 1/2017 tentang pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan
mineral dan batubara serta peraturan turunannya termasuk untuk melakukan divestasi
saham hingga 51% secara bertahap.

3. Market Price

Risiko bisnis pertambangan batubara sangat dipengaruhi oleh harga batubara,


mengingat batubara adalah sebuah komoditas, sehingga sangat dipengaruhi oleh harga
global yang berfluktuasi karena dinamika volume penawaran dan permintaan,
sebagaimana yang terjadi pada tahun 2016, komoditas secara keseluruhan mengalami
penurunan harga :

a. Harga minyak (oil) turun drastis sekitar 20% (Brent: dari US$ 48 ke US$ 39 dan
WTI dari US$ 46 ke US$ 37). Kondisi ini disebabkan oleh oversupply yang muncul
akibat adanya perang kepentingan antara OPEC dan Non OPEC.

b. Harga komoditas lainnya menurun sebagai dampak dari memburuknya


perekonomian Cina yang berimbas pada turunnya demand komoditas.

c. Harga batubara yang terus menurun sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2015
dari 141 $/ton menjadi 55 $/ton, sementara ongkos produksi dari tahun ke tahun yang
selalu meningkat, membuat perusahaan-perusahaan tambang dan kontraktor
pertambangan terus mengalami kerugian sehingga terjadi pengurangan volume proyek
sampai dengan proyek ditutup.

https://id.linkedin.com/pulse/prospek-risiko-bisnis-tambang-batubara-indonesia-dan-2017-abhipraya- 4/9
2/6/2018 Prospek & Risiko Bisnis Tambang Batubara Indonesia dan Strategi Perusahaan Tambang & Strategi Perbankan 2017 | Mith Abhipraya | Pul…

Saat ini pasar batubara global masih berada dalam kondisi oversupply, melemahnya
pasar batubara global dan rendahnya harga komoditas mengakibatkan produksi dan
ekspor Indonesia menurun dan diprediksi kondisi masih akan terus berlanjut di tahun ini
dan tahun depan.

3. Financial Risk

Dari sisi keuangan atau financial risk, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
risiko yaitu ; risiko mata uang, tingkat suku bunga, risiko default counterparty, risiko
likuiditas dan risiko yang terkait dengan pasar modal.

Menurunnya harga komoditas dan turunnya kebutuhan menyebabkan market volatility


dan ini merupakan tantangan bagi industri tambang.

Menghadapi risiko keuangan, perusahaan memiliki prinsip bahwa “Cash is king”,


Perusahaan harus menjaga balance sheet liquidity, dan implementasi memaksimalkan
operational cash flow for long-term profitability. Perusahaan tambang dapat secara
efektif mengelola liquidity dengan sustainable cost reductions, increase focus on
working capital dan meningkatkan capital effectiveness.

5. Operational Risk

Pertambangan merupakan proyek pengoperasian dengan keahlian yang tinggi, beberapa


risiko terkait operasional yang dapat diidentifikasi adalah : Mining Engineering,
Health, Safety, Environment, Proses dan probem produksi, Kualitas
Produk, Kontraktor, Rencana Operasi, Ketersediaan lahan, Manajemen Proyek,
Kegagalan untuk menemukan sumber daya baru / mempertahankan
dan mengembangkan operasi baru (ketidakpastian memperkirakan sumber daya baru),
pola cuaca yang tidak normal dan tidak mengikuti musim, pasokan bahan bakar,
pergerakan harga batubara, kemampuan untuk mendapatkan alat berat, hubungan
masyarakat, terkena peningkatan litigasi, biaya kepatuhan, biaya rehabilitasi lingkungan
yang tak terduga, bencana alam, klaim pihak ketiga dapat melebihi polis asuransi yang
ada.

6. Capital Project

Proyek pertambangan merupakan proyek dengan investasi modal yang besar, ada
banyak prosedur dan tahapan yang harus dilakukan baik sebelum produksi maupun saat
produksi. Mengingat investasi yang besar, maka risiko awal adalah pendanaan pada saat
sebelum melakukan produksi (pre-produksi).

Investasi proyek tambang selain membutuhkan modal yang besar, umumnya juga
proyek dengan jangka panjang, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk
pengembalian modal, bilamana tidak dilakukan management proyek yang baik, maka
dapat terjadi kebangkrutan. The best opportunity to make a positive impact on the
lifecycle of a major capital project is during early planning, even before the
capital outlay occurs.” Nathan Roost, Advisory, EY.

https://id.linkedin.com/pulse/prospek-risiko-bisnis-tambang-batubara-indonesia-dan-2017-abhipraya- 5/9
2/6/2018 Prospek & Risiko Bisnis Tambang Batubara Indonesia dan Strategi Perusahaan Tambang & Strategi Perbankan 2017 | Mith Abhipraya | Pul…

Pernyataan di atas, mengharuskan para pelaku tambang untuk sangat berhati-hati,


cermat dan teliti dalam menghitung studi kelayakan serta digunakan teknik What if
Analysis, Scenario Planning, Sensitity Analysis dan Simulation. Hal ini sangat
penting, apalagi menurut data dari PWC dikatakan bahwa more than 75% of capital
projects run over budget.

Dengan ketidakpastian kondisi ekonomi global, efek kebijakan Trump dan sentimen
lemah yang terus berlanjut dapat berdampak negatif terhadap permintaan dan harga
batubara, hal ini dapat mempengaruhi laba perusahaan. Terkait pembiayaan bank
sebagai bagian dari capital project, bank-bank akan memperketat pinjaman di sektor
pertambangan.

Mining Risk Assesment

Dari beberapa analisa risiko bisnis pertambangan di Indonesia di atas, maka dapat
dilakukan penilaian atas tingkat risikonya. Level risiko bisnis pertambangan berada
pada level 12, dimana tingkat likehood-nya berada pada posisi likely dan
consequences pada pada posisi moderate.

4. MANAGEMEN RISIKO PERTAMBANGAN

4.1 Managemen Risiko bagi Pertambangan.

Kelancaran operasional Perusahaan di tengah beragam risiko yang mungkin timbul


akibat faktor internal maupun eksternal merupakan harapan bagi seluruh pihak dalam
upaya mencapai tujuan dan cita-cita Perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan
mekanisme penanggulangan risiko operasional yang baik dan sistematis melalui
penerapan manajemen risiko.

a. Strategi Pengelolaan Risiko Politik, Hukum dan Peraturan.

Terkait dengan risiko politik, hukum dan peraturan tidak ada cara lain kecuali mengikuti
hukum dan peraturan atau legal compliance.

b. Strategi manajemen risiko: menggunakan pendekatan Cash Flow at Risk (CFAR),


yaitu ekspektasi kerugian terburuk dari proyeksi arus kas rencana bisnis dalam keadaan
pasar normal pada tingkat kepercayaan 95%

c. Kegiatan mitigasi risiko: lindung nilai atas pendapatan dengan instrumen


keuangan, menilai CFAR vs limit BOD

d. Strategi Lindung nilai

Atas fluktuasi nilai dolar Amerika Serikat akan berdampak negatif terhadap kinerja
keuangan perusahaan perusahaan tambang, maka strategi yang tepat dalam mitigasi
risiko mata uang adalah dengan Lindung Nilai atau Hedging. Produksi batubara
Indonesia yang 80% ekspor harus menggunakan harga, ditagih dan dibayar dalam
bentuk USD. Demikian juga untuk biaya penjualan dan beban usaha mesti dalam USD,

https://id.linkedin.com/pulse/prospek-risiko-bisnis-tambang-batubara-indonesia-dan-2017-abhipraya- 6/9
2/6/2018 Prospek & Risiko Bisnis Tambang Batubara Indonesia dan Strategi Perusahaan Tambang & Strategi Perbankan 2017 | Mith Abhipraya | Pul…

dan akhirnya dalam membuat laporan keuangan baik untuk internal dan eksternal
digunakan USD.

e. Transaksi keuangan strategis: transaksi oportunistik dari valuasi (over/under)


yang dilaksanakan dengan instrumen keuangan.

f. Proprietary trading: melakukan perdagangan derivatif dari komoditas.

g. Risiko suku bunga: dikelola sebagai bagian dari strategi manajemen portofolio
dalam batas CFAR. Kontrak swap suku bunga dapat dilakukan juga untuk melindungi
nilai pembayaran bunga kepada bank mitra yang menggunakan suku bunga
mengambang dengan suku bunga tetap.

h. Strategi Operasional Risk :

Beberapa strategi dalam mitigasi operasional risk dapat dilakukan dengan beberapa cara
seperti: Insurance, Diversification Mining Product, Added- Value improvement,
Cost Efficiency, Best Mining Practice and Excellent Management.

Dalan upaya-upaya efisiensi dapat dilakukan dengan menurunkan stripping rasio,


mengurangi jarak pembuangan material ke disposal, melakukan negoisasi ulang dengan
para kontraktor dan suplier untuk mining rate dan harga jual produk. Bahkan
mengingat beberapa cara tersebut telah diambil, namun masih saja belum mampu
memberikan keuntungan, perusahaan-perusahaan tersebut memilih untuk mengurangi
jumlah produksi (downsizing) atau menghentikan kegiatan operasi penambangannya
(stop proyek).

Atas risiko operasional dari hubungan masyarakat, perusahaan tambang hendaknya


melakukan pendekatan yang unik dimana perusahaan harus bermitra dan tumbuh
bersama dengan masyarakat sekitar tambang. Perusahaan perlu melakukan identifikasi
kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang terkena dampak operasi
melalui beberapa program pengembangan masyarakat di bidang kesehatan, pendidikan,
ekonomi, dan kebudayaan. Program ini dilakukan baik sebelum melakukan
penambangan maupun pasca penambangan, sehingga perusahaan akan mendapatkan
good company image dan didukung setiap waktu serta dimanapun.

Risiko operasional dari aspek pasokan bahan bakar dan pergerakan harga bahan bakar
dapat dikelola dengan membuat sentralisasi pengadaan bahan bakar untuk
perusahaannya maupun para kontraktornya, pembuatan kontrak supply dan jaminan
supply jangka panjang. pembuatan kontrak lindung nilai harga bakan bakar juga dapat
dilakukan. Diversifikasi penggunaan bahan bakar atau energi juga merupakan strategi
yang tepat untuk mencegah ketergantungan pada satu jenis bahan bakar, misalnya
membangun sendiri pembangkit listrik mulut tambang, penggunaan gas atau dual fuel
(diesel dan gas) yang saat ini telah ada di Indonesia misalnya yang telah dikembangkan
oleh distributor alat berat PT. United Tractors, sehingga dengan demikian perusahaan
tambang maupun kontraktornya memiliki beragam alternatif bahan bakar.

Strategi untuk mengatasi ketidakmampuan dalam mendapatkan alat berat dan mesin-
mesin yang diperlukan dalam operasional pertambangan dapat dilakukan dengan
https://id.linkedin.com/pulse/prospek-risiko-bisnis-tambang-batubara-indonesia-dan-2017-abhipraya- 7/9
2/6/2018 Prospek & Risiko Bisnis Tambang Batubara Indonesia dan Strategi Perusahaan Tambang & Strategi Perbankan 2017 | Mith Abhipraya | Pul…

membuat kerjasama partnership dengan distributor atau penyedia alat berat. Kerjasama
partnership dilakukan dengan perjanjian jangka panjang untuk saling memberikan
support atas bisnis masing-masing dari partner tersebut. Sebagai contoh perusahaan
distributor memberikan pelayanan untuk membantu kesuksesan pencapaian target
perusahaan tambang dan perusahaan tambang mengikatkan dirinya atau membantu
perusahaan penyedia alat berat dengan loyalitas pembelian dan penggunaan alat berat
dari perusahaan penyedia alat berat tersebut, termasuk di dalamnya kontrak jaminan
pembelian/penggunaan alat berat dan supli alat berat sesuai dengan kebutuhan volume
dan waktu proyek.

Managemen Risiko bagi Perbankan untuk Sektor Pertambangan.

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur dalam mengelola ketidakpastian


yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: penilaian
risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya, dan mitigasi risiko dengan
menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumber daya. Setiap perusahaan perlu
mengelola risiko yang dihadapi agar aktivitas perusahaan dapat berjalan lancar, tidak
terkecuali pada perusahaan tambang batu bara. Perusahaan ini memiliki suatu risiko
khusus, yaitu risiko dari fluktuasi harga batu bara yang berulang dan signifikan.
Fluktuasi harga batu bara dapat terjadi karena naik turunnya harga yang mencerminkan
faktor-faktor global, ekonomi dan geopolitik fundamental, keseimbangan permintaan
dan penawaran, persaingan produk dan produk pengganti, serta peraturan dan tarif
pemerintah.

Dengan kondisi seperti di atas, maka perusahaaan perbankan perlu selektif dalam
pemberian pendanaan di sektor pertambangan.

Kenaikan harga batubara pada kwartal 4 2016 sampai pada kwartal 1 2017 ini telah
memberikan dampak kenaikan produksi batubara dan investasi barang modal
perusahaan-perusahaan tambang batubara termasuk kontraktornya. Walaupun batubara
di tahun 2017 ini merupakan bisnis komoditi yang cerah, tidak seperti sawit dan minyak
mentah, hal ini tidak membuat perbankan untuk royal dalam memberikan kredit ke
sektor tambang batubara, mereka lebih berhati-hati dalam menyalurkan kreditnya,
karena dinilai perbaikan industri ini belum pulih dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari
tren harga komoditas batubara yang mengalami keterpurukan sejak tahun 2013,
sehingga membuat Perbankan masih khawatir akan kenaikan Non Performance Loan
(NPL).

Berdasarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penyaluran kredit bank ke sektor


pertambangan dan penggalian senilai Rp. 127,51 trilliun per November 2016 atau lebih
rendah 5,73% dari penyaluran kredit sampai akhir tahun 2015, namun penurunan
jumlah kredit ini justru terjadi kenaikan kredit bermasalah (Non Performance Loan) dari
Rp. 5,58 triliun menjadi Rp.9,40 trilliun per November 2016, sehingga rasio NPL sektor
pertambangan dan penggalian mencapai 7,37%.

Jika dilihat dari distribusi penyaluran kredit, di sektor pertambangan, selain mengalami
penurunan di tahun 2016, bila dibandingkan dengan sektor lainnya juga memiliki porsi
https://id.linkedin.com/pulse/prospek-risiko-bisnis-tambang-batubara-indonesia-dan-2017-abhipraya- 8/9
2/6/2018 Prospek & Risiko Bisnis Tambang Batubara Indonesia dan Strategi Perusahaan Tambang & Strategi Perbankan 2017 | Mith Abhipraya | Pul…

yang kecil.

5. PENUTUP

Bisnis pertambangan batubara di tahun 2017 merupakan bisnis yang memiliki prospek
yang cerah, seiring dengan peningkatan produksi dan penambahan investasi modal
menjadi penggerak bisnis ekonomi nasional. Perusahaan tambang wajib melakukan
managemen risiko untuk menghindarkan dari dampak-dampak negatif dari kondisi
ekternal dan perubahan-perubahan yang terjadi. Perusahaan Perbankan sebagai bagian
dari bisnis pertambangan yang memberikan pendanaan perlu selektif dalam
menyalurkan dananya, mengingat di tahun-tahun sebelumnya, kinerja perbankan dalam
bentuk NPL masih kurang baik.

Daftar Pustaka

a. Harrington Niehaus, Risk Management & Insurance, McGraw-Hill Companies,


Inc.

b. http://koran.bisnis.com/read/20160916/446/584473/bankir-selektif-pilih-debitur-
/diakses pada 12 Februari 2017

c. http://koran.bisnis.com/read/20170201/446/624738/bankir-masih-khawatir-npl-
naik/ diakses pada 12 Februari 2017

d. www.adaroindonesia.com

Mith Abhipraya
Business Development Manager Ikuti
4 artikel

Mencari headline terbaru lainnya di LinkedIn?

Temukan kisah lainnya

Daftar Pusat Bantuan Tentang Karier Periklanan Solusi Bakat Solusi Penjualan Usaha Kecil Seluler Bahasa SlideShare

Cari Pekerjaan Direktori Anggota Pekerjaan Pulse Topik Perusahaan Grup Universitas Posisi Pekerjaan ProFinder
© 2018 Perjanjian Pengguna Kebijakan Privasi Panduan Komunitas Kebijakan Cookie Kebijakan Hak Cipta Berhenti berlangganan

https://id.linkedin.com/pulse/prospek-risiko-bisnis-tambang-batubara-indonesia-dan-2017-abhipraya- 9/9

Anda mungkin juga menyukai