1. Pengertian Produksi
a. Produksi ekstraktif adalah produksi yang memungut langsung hasil yang disediakan alam
tanpa melakukan pengolahan lebih lanjut. Seperti: pertambangan, penangkapan ikan, dan
lain-lain.
b. Produksi agraris adalah produksi yang mengolah alam untuk memelihara tanaman dan
hewan. Seperti: pertanian, perkebunan, peternakan, dan lain-lain.
c. Produksi industri, adalah produksi yang mengolah;
1. bahan mentah menjadi barang jadi contoh: kedelai diolah menjadi tempe
2. bahan mentah menjadi barang setengah jadi, contoh: kapas diolah menjadi benang
pintalan
3. bahan setengah jadi menjadi barang setengah jadi, contoh: pintalan benang diolah
menjadi kain
4. bahan setengah jadi menjadi barang jadi, contoh: kain diolah menjadi pakaian
Pariwisata termasuk bidang produksi industri, karena mengolah objek wisata alam untuk
mendatangkan wisatawan sehingga diperoleh pendapatan.
d. Produksi perdagangan, adalah produksi yang mengumpulkan dan menjual kembali hasil
produksi kepada yang memerlukan untuk memperoleh keuntungan. Seperti: toko,
supermarket, kios, dan lain-lain.
e. Produksi jasa, adalah produksi yang membantu dan memperlancar proses produksi tanpa
ikut membuat barang itu sendiri. Jadi, bidang produksi jasa tidak menghasilkan barang
melainkan hanya menghasilkan jasa.
(a) jasa bisnis, seperti bank, konsultan, dan lembaga keuangan lainnya;
(b) jasa perdagangan, seperti supermarket, toko, warung, dan usaha perawatan dan perbaikan;
(c) jasa infrastuktur, seperti jasa komunikasi dan transportasi;
(d) jasa sosial atau personal, seperti restoran dan kesehatan;
(e) administrasi publik, seperti pendidikan dan pemerintahan.
Produksi dapat dibagi dalam beberapa tingkat atau tahap sebagai berikut.
1. Produksi Primer, adalah produksi yang menghasilkan bahan-bahan dasar yang bisa
langsung dikonsumsi atau yang akan digunakan dalam proses produksi selanjutnya.
Bidang produksi ekstraktif dan agraris merupakan produksi tingkat primer.
2. Produksi Sekunder, adalah produksi yang mengolah bahan-bahan dasar yang
dihasilkan oleh tingkat produksi primer. Bidang produksi industri merupakan
produksi tingkat sekunder.
3. Produksi Tersier, adalah produksi yang bersifat memperlancar proses produksi dan
menyalurkan hasil produksi. Bidang produksi perdagangan dan jasa merupakan
produksi tingkat tersier.
5. Faktor Produksi
Faktor produksi adalah sesuatu (dapat berupa barang, alat-alat, atau manusia) yang digunakan
untuk menghasilkan barang atau menambah kegunaan pada barang.
Apa saja yang diperlukan manusia untuk memproduksi barang dan jasa? Bila memproduksi
padi maka manusia memerlukan bibit padi, air, tanah, pupuk, tenaga kerja, dan traktor. Dan,
bila ingin memproduksi roti maka manusia memerlukan tepung terigu, telur, gula, susu, obat
pengembang roti, tenaga kerja, dan mesin pembungkus. [2]
Kemudian, apa saja yang diperlukan manusia bila ingin memproduksi jasa pendidikan? Yang
diperlukan adalah tenaga kerja, kurikulum pendidikan, alat-alat tulis, buku-buku, dan media
pembelajaran lain seperti OHP (overhead projector), internet, VCD, dan lain-lain.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk memproduksi barang dan jasa,
manusia memerlukan faktor-faktor yang disebut dengan faktor-faktor produksi. Ada empat
macam faktor produksi, yaitu: [2]
Faktor produksi alam dan tenaga kerja disebut faktor asli, karena hanya dengan menggunakan
dua faktor produksi tersebut manusia sudah dapat memproduksi barang untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Akan tetapi, hasilnya masih sedikit dan sekadar untuk menyambung
hidup. Pada zaman primitif, umumnya manusia hanya menggunakan faktor produksi asli.
Ketika zaman berubah dan peradaban semakin maju, jumlah manusia semakin banyak maka
kebutuhan manusia pun semakin beragam, baik kualitas maupun kuantitasnya. Akhirnya,
manusia memerlukan faktor produksi modal dan pengusaha untuk memproduksi semua
barang dan jasa yang diperlukannya. Faktor produksi modal dan pengusaha disebut sebagai
faktor produksi turunan. [2]
1. Lahan (tanah) termasuk juga kesuburan tanah sebagai dasar untuk pertanian dan
permukiman.
2. Kekayaan yang terkandung di dalam tanah seperti bahan-bahan tambang, mineral,
minyak tanah, gas alam, dan lain-lain.
3. Lingkungan alam yang meliputi flora dan fauna, sumber daya air, dan udara, dengan
segala macam tanaman dan pepohonan, sumber daya aquatis seperti ikan, rumput laut,
garam, dan lainlain, hasil-hasil hutan seperti kayu, rotan, damar, dan lain-lain, dan
sumber energi seperti matahari, angin, panas bumi yang terdapat dalam lingkungan
hidup.
Sumber daya manusia adalah kemampuan (daya) atau usaha manusia berupa jasmani maupun
rohani yang digunakan untuk meningkatkan guna suatu barang.
Menurut kualitasnya, sumber daya manusia dapat dibedakan atas tiga hal sebagai berikut.
1. Tenaga kerja terdidik, adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan terlebih
dahulu dalam waktu yang cukup lama (biasanya di perguruan tinggi). Contoh dokter,
insinyur (ahli teknik), akuntan, dan ekonom (ahli ekonomi).
2. Tenaga kerja terlatih, adalah tenaga kerja yang memerlukan latihan serta pengalaman
praktik, misalnya sopir, masinis kereta api, montir, dan teknisi.
3. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, adalah tenaga kerja yang tidak
memerlukan pendidikan atau latihan serta pengalaman praktik sebelumnya, misalnya
kuli, pesuruh, dan tukang sapu.
a) Modal perseroan atau modal privat, adalah barang modal yang difungsikan perseorangan
sebagai sumber penghasilan, misalnya saham, persewaan rumah, dan deposito bank.
b) Modal masyarakat atau modal sosial, adalah semua barang modal yang dapat difungsikan
orang banyak atau masyarakat, misalnya jalan, jembatan, dan rel kereta api. Barang modal
masyarakat disebut juga infrastruktur.
a) Modal tetap, adalah barang modal yang dapat digunakan lebih dari satu kali dalam
produksi, misalnya tanah, gedung, dan mesin. Barang modal ini biasanya merupakan alat-alat
produksi tahan lama.
b) Modal lancar, adalah barang modal yang habis dipakai sekali saja dalam produksi,
misalnya bahan-bahan bakar (bensin dan solar).
c) Modal variabel, adalah barang modal yang besarnya berubah-ubah, sesuai dengan jumlah
barang yang diproduksi. Misalnya jumlah bahan baku yang digunakan untuk membuat
produksi.
a) Modal sendiri, adalah modal perusahaan ditanggung sendiri secara penuh oleh perusahaan
itu jika mengalami kerugian atau jatuh pailit.
b) Modal pinjaman, adalah modal yang berasal dari pihak lain. Perusahaan akan memberi
bunga modal kepada pihak pemberi pinjaman.
a) Modal nyata, adalah barang yang dapat digunakan dalam proses produksi yang terdiri atas
modal barang dan modal uang.
b) Modal abstrak, adalah modal yang tidak terlihat, tetapi hasilnya dapat dilihat, seperti
kepandaian, pengetahuan, keahlian, nama baik, dan keunggulan dibanding perusahaan lain.
d. Kewirausahaan
Orang yang bertanggung jawab terhadap suatu usaha, mengambil inisiatif dan mengambil
keputusan, serta berani menanggung segala risiko disebut pengusaha (entrepreneur) atau
wirausahawan. Tugas pengusaha antara lain mengatur dan menentukan serta
mengombinasikan berbagai faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Oleh karena
itu, pengusaha dapat pula diartikan sebagai orang yang mempunyai keterampilan atau
keahlian mengombinasikan faktor produksi alam, tenaga kerja, serta modal untuk
menghasilkan barang dan jasa.
Pengusaha bertanggung jawab dalam proses produksi. Tanpa ada pengusaha, maka sumber-
sumber alam, tenaga kerja, serta modal akan tetap tinggal diam, sehingga tidak menghasilkan
barang dan jasa. Keterampilan pengusaha (skill) untuk mengatur berbagai faktor produksi
disebut kewirausahaan. Kewirausahaan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya.
Berikut ini adalah keahlian yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha supaya produksi
dapat berjalan dengan lancar : [2]
6. Fungsi Produksi
Di dalam proses produksi, faktor produksi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
produk yang dihasilkan. Produk sebagai output dari proses produksi sangat tergantung dari
faktor produksi sebagai input dalam proses produksi tersebut. Sedangkan proses produksi
tergantung pula dari faktor produksi yang masuk ke dalamnya. Hal ini berarti nilai produk
yang dihasilkan tersebut tergantung dari nilai faktor produksi yang digunakan dalam proses
produksinya. Keterkaitan antara nilai produk (output) dalam proses produksi disebut fungsi
produksi.
Fungsi produksi dapat mencerminkan keadaan teknologi penggunanya, baik itu perusahaan,
industri, maupun perekonomian secara umum. Perubahan penggunaan teknologi akan
mengubah bentuk fungsi produksi. Misalnya, perusahaan memproduksi sepatu. Dalam fungsi
produksi, sepatu itu bisa diproduksi dengan berbagai macam cara. Kalau salah satu komposisi
faktor produksi diubah begitu saja, maka hasilnya akan berubah. Namun, output akan tetap
sama apabila perubahan satu faktor produksi diganti dengan faktor produksi lainnya.
Secara matematis, fungsi produksi dapat dirumuskan sebagai berikut: [3]
Q = f (K, L, R, T)
Rumus tersebut menunjukkan jumlah produk (output) yang dihasilkan bergantung pada
jumlah modal (capital), jumlah tenaga kerja, jumlah resource, dan tingkat teknologi yang
digunakan. Pada umumnya, proses produksi membutuhkan berbagai jenis faktor produksi.
Namun, untuk memudahkan analisis perlu diadakan penyederhanaan terhadap faktor produksi
yang jumlah dan kualitasnya sangat banyak.
Untuk itu, penyederhanaan fungsi produksi hanya bergantung pada dua faktor produksi
(input) saja. Kedua faktor produksi tersebut adalah modal (capital) dan tenaga kerja (labor).
Secara matematis, fungsi produksinya dapat dirumuskan sebagai berikut:
Q / TP = f (L, R, T)
Keterangan:
Q / TP = Total produksi
f = Fungsi (persamaan fungsional)
L = Tenaga kerja
R = Sumber daya alam
T = Teknologi yang digunakan
Tabel 1. Hubungan Faktor Produksi Tetap, Faktor Produksi Variabel dengan Output yang
Dihasilkan
Input Output
Produk Rata- Tahap
Mesin dan Tenaga Produk Total Tambahan
rata (AP) Produksi
Bangunan Kerja (TP) Produk (MP)
Tetap 0 0 0 0 –
Tetap 1 6 6 6 I
Tetap 2 14 8 7 I
Tetap 3 24 10 8 I
Tetap 4 32 8 8 II
Tetap 5 38 6 7,6 II
Tetap 6 42 4 7 II
Tetap 7 44 2 6,2 II
Tetap 8 44 0 5,5 II
Tetap 9 42 –2 4,6 III
Produk total (TP = Total Product) adalah keseluruhan hasil yang diperoleh selama proses
produksi. Tambahan produk (MP = Marginal Product) adalah tambahan total produksi yang
bisa diperoleh sebagai akibat bertambahnya satu unit input (masukan) faktor produksi
variabel (tenaga kerja). Produk rata-rata (AP = Average Product) adalah rata-rata produk
yang dihasilkan selama proses produksi, yang diperoleh dari pembagian produksi total
dengan tenaga kerja.
Pada saat tenaga kerja ditambah menjadi 4 orang, TP yang diperoleh 32 dengan MP 8. Pada
posisi ini walaupun TP masih meningkat, tetapi MP mulai menurun. Pada tahap ini (tahap II)
kenaikan TP yang terjadi tidak proporsional (tidak sebanding dengan peningkatan MP karena
adanya tambahan input). Namun karena penurunan MP belum diikuti oleh penurunan AP,
maka masih memungkinkan bagi produsen untuk meningkatkan produksi total. Dengan
demikian, daerah ini disebut juga sebagai ”daerah rasional”. Secara teknis, keadaan ini
disebut diminishing returns.
Pada saat tenaga kerja ditambah menjadi 9 orang, TP yang diperoleh menjadi 42, dengan MP
–2. Pada tahap ini (tahap III) penambahan input variabel hanya akan menurunkan produksi
total. Dengan demikian, daerah ini disebut sebagai daerah ”tak rasional”. Produsen tidak akan
pernah memilih tahap ini sebagai daerah operasi. Keadaan di mana penambahan input
variabel menurunkan produksi total disebut sebagai negative returns.
Secara sederhana, hubungan antara kurva TP, MP, dan AP sebagai berikut.
1. Penggunaan input tenaga kerja sampai pada tingkat di mana TP cekung ke atas (0
sampai A) maka MP menaik demikian pula AP.
2. Pada tingkat penggunaan tenaga kerja yang menghasilkan TP yang menaik dan
cembung ke atas (yaitu antara A dan C) MP menurun.
3. Pada tingkat penggunaan tenaga kerja yang menghasilkan TP yang menurun maka
MP negatif.
4. Pada tingkat penggunaan tenaga kerja di mana garis singgung pada TP persis melalui
titik origin B, maka MP = AP maksimum. Penambahan tenaga kerja akan
menimbulkan spesialisasi pekerjaan. Pada saat jumlah tenaga kerja hanya 1 orang, ia
mengerjakan semua proses produksi. Jika tenaga kerja ditambah, maka proses
produksi dibagi menjadi tahapan-tahapan produksi dan tiap tenaga kerja mengerjakan
tahapan yang berbeda. Sampai dengan jumlah tenaga kerja tertentu, spesialisasi
pekerjaan akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Di depan Anda telah memahami tentang pengertian input tetap dan variabel. Dalam analisis
jangka pendek, belum semua input merupakan input variabel (masih ada input tetap). Dalam
jangka panjang, semua input variabel adalah input variabel. Dengan kata lain, tidak dijumpai
input tetap. Produksi jangka pendek dan panjang ini sangat bergantung pada kemampuan
produsen dalam mengubah input tetap menjadi input variabel tidak selalu terkait dengan
lamanya waktu. Untuk perusahaan besar, mengubah input tetap menjadi input variabel bisa
dilakukan dalam waktu singkat sehingga analisisnya adalah analisis jangka panjang.
Sebaliknya pengusaha kecil tidak mengubah input dalam waktu singkat sehingga analisisnya
adalah analisis jangka pendek.
Dari gambar 1, proses penambahan hasil yang semakin menurun dapat dijelaskan dengan
Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (The Law Of Diminishing Returns).
Kalau ada (paling sedikit) satu input yang tetap (misalnya tanah atau modal), dikombinasikan
dengan satu input variabel (misalnya tenaga kerja) yang setiap kali ditambah dengan satu
unit, maka output akan bertambah juga, mula-mula akan bertambah hingga pada tingkat
tertentu (increasing returns), tetapi pada tingkat tertentu tambahan hasil akan semakin
menurun (diminishing returns).
Dari hukum di atas, dapat dikatakan bahwa agar produsen dapat memproduksi secara efisien
maka faktor produksi yang digunakan harus dikombinasikan secara tepat atau proporsional.
Dalam jangka panjang, faktor produksi tetap dapat ditambahkan untuk meningkatkan
perluasan produksi.
Produksi massa adalah produksi yang dibuat untuk kepentingan massa dan dibuat dalam
jumlah banyak. Bentuk, ukuran, dan warna ditentukan sendiri oleh produsen. Produksi satuan
adalah produksi yang dibuat berdasarkan pesanan. Produksi satuan dibuat untuk melayani
kepentingan perorangan atau pemesan. Bentuk, ukuran, warna, dan lain-lainnya ditentukan
oleh pemesanan.
7. Perluasan Produksi
Perluasan produksi barang dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Usaha-usaha
ini dilakukan karena hal-hal sebagai berikut.
a. Intensifikasi
Intensifikasi adalah usaha untuk meningkatkan hasil produksi dengan cara memperbaiki atau
mengganti alat produksi yang digunakan, baik faktor-faktor produksi maupun metode
kerjanya. Menambah produksi dengan cara intensifikasi dapat dilakukan pada berbagai
bidang, yaitu:
1) Bidang Pertanian
Menambah hasil produksi dapat dilakukan dengan jalan pemilihan bibit tanaman yang
unggul, penggunaan pupuk yang tepat, pemberantasan hama terpadu, pengairan yang baik,
dan mengolah sawah dengan traktor.
2) Bidang Peternakan
Menambah hasil produksi dilakukan dengan jalan pemilihan bibit ternak yang unggul,
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit, serta mengatur makanan yang cukup.
3) Bidang Jasa
Memberikan pelayanan yang baik dapat dilakukan dengan mempertinggi produktivitas tenaga
kerja, yaitu dengan jalan memperbaiki jaminan sosial dan penataan yang sesuai dengan tugas
tenaga kerja yang bersangkutan.
4) Bidang Industri
Ekstensifikasi adalah usaha untuk meningkatkan hasil produksi dengan cara memperluas atau
menambah faktor produksi. Menambah produksi dengan cara ekstensifikasi dapat dilakukan
pada berbagai bidang, yaitu:
1) Bidang Pertanian
Menambah produksi pada bidang ini dapat dilakukan dengan jalan memperluas tanah
pertanian, misalnya transmigrasi.
2) Bidang Industri
3) Bidang Jasa
Meningkatkan produksi dapat dilakukan dengan jalan menambah alat angkutan, membuat
jalan, mendirikan gedung sekolah, serta mendirikan rumah sakit.
4) Bidang Peternakan
Menambah produksi pada bidang ini dapat dilakukan dengan jalan mendirikan peternakan-
peternakan baru yang jauh dari lingkungan penduduk.
c. Diversifikasi
Diversifikasi adalah cara memperluas usaha dengan menambah jenis produksi. Misalnya,
mula-mula sebuah perusahaan hanya memproduksi benang, kain, kemudian berkembang
memproduksi pakaian jadi.
d. Spesialisasi
Spesialisasi atau mengadakan pembagian kerja secara khusus, yaitu masing-masing orang,
golongan, atau daerah menghasilkan barang-barang yang sesuai dengan bakat dan keahlian,
keadaan daerah, iklim, serta kesuburan tanah. Dengan adanya pembagian kerja, hasil kerja
dapat diperluas sehingga barang-barang yang dihasilkan juga meningkat dan kualitas hasil
kerja akan lebih baik.
8. Biaya Produksi
9. Etika Produsen
Apa tujuan seorang produsen dalam berproduksi? Jawabannya keuntungan. Namun, tidak
semua produsen menggunakan cara yang etis untuk mencapai tujuannya. Berbagai kasus
yang terjadi membuat masyarakat mempertanyakan masalah etika. Etika dalam bisnis
merupakan hal yang penting sehingga tidak ada pihak-pihak yang dirugikan. Bagi produsen,
etika juga sangat penting. Karena bila ia tidak memegang etika dalam jangka panjang ada
kemungkinan orang lain tidak mau bekerja sama dengannya. Dalam hal ini produsen dapa
menempuh dengan cara seperti di bawah ini.
Dalam kegiatan produksi, produsen harus menjaga kelestarian lingkungan, yang diperhatikan
adalah ada tidaknya unsur pencemaran atau perusakan lingkungan mulai dari pengadaan
bahan baku, proses produksi, serta akibat dari penggunaan produk tersebut. Misalnya,
produsen sabun menghasilkan produk yang dapat diurai secara alamiah. Sehingga apabila
sabunnya digunakan, tidak menyebabkan pencemaran air.
Selain memanfaatkan sumber alam, pemanfaatan juga berlaku untuk sumber daya manusia.
Perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin memanfaatkan kemampuan tenaga kerjanya
namun harus diingat bahwa kemampuan manusia ada batasnya. Ada baiknya jika tenaga kerja
mendapatkan fasilitas dan balas jasa sesuai dengan haknya.
1. Secara ektensif, yaitu upaya untuk meningkatkan jumlah produksi dengan cara
menambah jumlah faktor produksi.
2. Secara intensif, yaitu upaya untuk meningkatkan jumlah produksi dengan cara
meningkatkan produktivitas setiap faktor produksi.
3. Rasionalisasi, yaitu upaya untuk meningkatkan jumlah produksi dengan cara
mengeluarkan kebijakan yang rasional yang mengarah pada efisiensi produksi agar
produktivitas optimal.
Berikut ini cara-cara yang harus dilakukan produsen agar produksi bisa membawa banyak
manfaat bagi masyarakat dan bisa mencegah terjadinya kerugian.
Peran pemerintah dan lembaga yang terkait juga diperlukan agar kegiatan produksi
bermanfaat bagi masyarakat, antara lain:
1. Agar hasil produksi dapat dibeli oleh seluruh lapisan masyarakat dan mampu bersaing
dengan luar negeri. Dan, dalam rangka menyambut era perdagangan bebas, sebaiknya
pemerintah menekan/menghilangkan munculnya ekonomi biaya tinggi, seperti pungli,
birokrasi yang berteletele, dan lain-lain.
2. Agar produksi mampu mengangkat derajat kehidupan lapisan masyarakat menengah
ke bawah, pemerintah perlu mendorong usaha produksi mereka dengan cara
memberikan kredit (pinjaman) lunak.
3. Pemerintah dan masyarakat harus mengontrol dan mengendalikan produk-produk jasa
yang bisa merusak moral masyarakat seperti jasa hiburan porno, dan lain-lain.
4. YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) dan BPOM (Balai Pengawasan Obat
dan Makanan) harus aktif berperan sesuai fungsinya masing-masing, agar kegiatan
produksi tidak merugikan konsumen/ masyarakat.
Referensi :
Referensi Lainnya :
[1] Ismawanto. 2009. Ekonomi 1 : Untuk SMA dan MA Kelas X. Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 210.
[2] Sa’dyah, C. 2009. Ekonomi 1 : Untuk Kelas X SMA dan MA. Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 434.
Tags : Ekonomi
Related : Pengertian Produksi, Tujuan, Faktor, Fungsi,
Bidang, Perluasan, Tingkatan, Sumber Daya, Etika
Produsen
1 komentar:
1.
Caca Wulandari
ReplyDelete
Load more...
Berkomentarlah secara bijak. Komentar yang tidak sesuai materi akan dianggap sebagai
SPAM dan akan dihapus.
Aturan Berkomentar :
1. Gunakan nama anda (jangan anonymous), jika ingin berinteraksi dengan pengelola blog
ini.
2. Jangan meninggalkan link yang tidak ada kaitannya dengan materi artikel.
Terima kasih.
Search..
Rekomendasi
Kategori
Agama dan Kepercayaan Agama Islam Alpukat Anabolisme Animalia Antropologi Apel
Artikel dan Makalah Asam dan Basa Atom Bahasa Indonesia Batuan dan Tanah Benzena
Biofuel Biogas Biologi Bioteknologi Budaya Bumi dan Tata Surya Contoh Soal Cuaca dan
Iklim Daun Mint Desa dan Kota Ekonomi Ekosistem Enzim Fermentasi Fisika Fotosintesis
Fungi Genetika Geografi Hidrokarbon Hidrosfer Hormon Tumbuhan Hukum Dasar Kimia
Hukum Mendel Ilmu Hukum Ilmu Nutrisi Inspirasi Muda IPTEK Jahe Jaringan Hewan
Jaringan Tumbuhan Jurnal Karbon Katabolisme Keanekaragaman Hayati Kemangi Kesenian
Kimia Larutan Lingkungan Lomba Makanan Sehat Makromolekul Matematika Metabolisme
Mikroalga Mikroorganisme Minyak Bumi Molekul Mutasi News Obat-obatan Organ
Tumbuhan Panduan dan Pedoman Pengangkutan Tumbuhan Penginderaan Jauh Penjaskes
Perhitungan Kimia Pertumbuhan Tanaman Pertumbuhan Tumbuhan Peta Planologi Plantae
Prokariotik Protista Pupuk Radioaktif Reaksi Kimia Reduksi dan Oksidasi Respirasi Sejarah
Sel Sel Bahan Bakar SIG Sirih Sirsak Sistem Ekskresi Sistem Gerak Sistem Imun (Kekebalan
Tubuh) Sistem Indera Sistem Organ Sistem Pencernaan Makanan Sistem Peredaran Darah
Sistem Periodik Unsur Sistem Pernapasan Sistem Regulasi / Koordinasi Sistem Reproduksi
Sosiologi Sumber Daya Manusia Teh Teh Hijau Tomat Totipotensi Tumbuhan Transpor Zat
Virus
Tentang Kami / Sitemap / Contact / Privacy Powered By Blogger