Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras
karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu adalah bahan yang kita dapatkan
dari tumbuh-tumbuhan (pohon-pohonan/trees) dan termasuk vegetasi alam. Kayu
digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja,
kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi.
Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering
dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang tertentu,
kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya. Kita sebagai
pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu
mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis
untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai dengan yang kita inginkan.
Dewasa ini penggunaan kayu sudah beralih ke bahan kontruksi lain yang lebih
mudah didapatkan. Namun walaupun bahan kayu sudah semakin sulit didapat masih
ada beberapa peminat kayu sesuai keperluannya. Karena itulah makalah ini
mengangkat tentang kayu sebagai bahan referensi untuk pertimbangan mengggunakan
kayu dengan jenis dan ukuran seperti apa.
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon memiliki sifat yang berbeda-beda.
Bahkan kayu yang berasal dari satu pohon memiliki sifat yang agak berbeda, jika
dibandingkan bagian ujung dan pangkalnya.
Sifat Umum Kayu - Dalam hubungan itu maka ada baiknya jika sifat-sifat kayu
tersebut dipahami lebih dahulu sebelum kayu dipergunakan sebagai bahan bangunan,
industri kayu maupun sebagai perabotan rumah. Sifat yang dimaksud antara lain
berkaitan dengan sifat-sifat anatomi kayu, sifat fisik, sifat mekanik dan juga sifat
kimianya.
B. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan pembaca mengenai
kayu, jenis dan ukurannya. Yang akan berguna saat kita diperhadapkan tentang konstruksi
kayu.

1
BAB II

PEMBAHASAN
SIFAT-SIFAT UMUM KAYU
Semua batang pohon mempunyai pengaturan vertikal dan sifat simetri radial Kayu
terdiri dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri
dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa dan hemiselulosa (unsur karbohidrat) serta
berupa lignin (non-karbohidrat).
Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika
diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, tangensial dan radial). Hal ini disebabkan
oleh struktur dan orientasi selulosa dalam dinding sel, bentuk menajang sel-sel kayu dan
pengaturan sel terhadap sumbu vertikal dan horisontal pada batang pohon.
Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik, yaitu dapat kehilangan atau
bertambah kelembabannya akibat perubahan kelembaban dan suhu udara sekitarnya.
Kayu dapat diserang makhluk hidup perusak kayu, dapat juga terbakar, terutama bila
kayu dalam keadaan kering.
A. SIFAT FISIK KAYU
Beberapa hal yang tergolong dalam sifat fisik kayu adalah;

 berat jenis
 keawetan alami
 warna
 higroskopis
 berat dan kekerasan

1. BERAT JENIS KAYU

Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara minimum 0,20 hingga
1,28. Berat jenis merupakan petunjuk penting bagi aneka sifat kayu. Kekuatan kayu
berbanding lurus dengan berat jenisnya. Kayu yang berat jenisnya besar kekuatannya pun
besar. Sebaliknya, semakin ringan suatu berat jenis kayu, maka kekuatannya akan berkurang.
Berat jenis antara lain ditentukan oleh tebal dinding sel, kecilnya rongga sel yang membentuk
pori-pori.

2
Berat jenis diperoleh dari perbandingan antara berat suatu volume kayu tertentu
dengan volume air yang sama pada suhu standar. Umumnya berat jenis kayu ditentukan
berdasarkan berat kayu kering tanur atau kering udara dan volume kayu pada posisi kadar air
tersebut.

2. KEAWETAN ALAMI KAYU

Keawetan kayu didefinisikan sebagai ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-
unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk, cacing laut dan makhluk lainnya
dalam jangka waktu tahunan. Keawetan kayu tersebut disebabkan oleh adanya suatu zat
didalam kayu (zat ekstraktif) yang merupakan sebagian unsur racun bagi perusak-perusak
kayu, sehingga perusak tersebut tidak sampai masuk dan tinggal didalamnya serta merusak
kayu. Misalnya kayu jati memiliki tectoquinon, kayu ulin memiliki silika dan lain-lain.
Sehingga jenis-jenis kayu ini mempunyai cukup keawetan secara alami.
Klasifikasi kayu di Indonesia membagi tingkat keawetan kayu kedalam 5 kelas.

3. WARNA KAYU

Kayu mempunyai warna yang bermacam-macam. Kayu yang berwarna putih


misalnya kayu jelutung, kayu kempas dan renghas bewarna merah. Perbedaan warna ini
disebabkan oleh zat-zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda. Ada banyak faktor
yang mempengaruhi warna kayu, antara lain: tempat didalam batang, umur pohon dan
kelembaban udara. Kayu tersa umumnya memiliki warna yang lebih jelas atau lebih gelap
daripada warna bagian kayu gubal.

Kayu yang umurnya lebih tua umumnya berwarna lebih gelap daripada kayu yang
muda dari jenis yang sama. Kayu yang kering berbeda pula warnanya dengan kayu yang
basah. Demikian pula kayu yang lama berada diluar kelihatan lebih gelap atau lebih pucat
warnanya daripada kayu yang segar dan kering udara.

4. HIGROSKOPIS

Kayu mempunyai sifat higroskopik, yaitu suatu sifat yang dapat menyerap atau
melepaskan air atau kelembaban.Sifat higroskopik ini merupakan suatu petunjuk bahwa
kelembaban kayu sangat dipengaruhi oleh kelembaban dan suhu udara sekitarnya pada suatu
saat tertentu.

3
Makin lembab udara disekitarnya maka makin tinggi pula kelembaban kayu sampai
tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Kandungan air pada kayu seperti ini
dinamakan kandungan air kesetimbangan (EMC=Equilibrium Moisture Content) masuknya
air kedalam kayu itu, maka berat kayu akan bertambah. Selanjutnya masuk dan keluarnya air
dari kayu menyebabkan kayu itu basah atau kering. Akibatnya kayu itu akan mengembang
atau menyusut

5. TEKSTUR DAN SERAT

Tekstur ialah ukuran relatif sel-sel kayu. Pada dasarnya yang dimaksud dengan sel
kayu adalah serat-serat kayu. Jadi dapat dikatakan bahwa tekstur adalah ukuran relatif dari
serat-serat kayu.

Serat kayu merupakan bagian dari kayu yang menyangkut sifat kayu yang
menunjukan arah umum sel-sel kayu didalam kayu terhadap sumbu batang pohon asal
potongan tadi. Arah serat kayu dapat ditentukan oleh arah alur-alur yang terdapat pada
permukaan kayu.

BENTUK SERAT KAYU

 BERAT DAN KEKERASAN KAYU


Berat suatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun, rongga-
rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air yang dikandung dan zat-zat ekstraktif
didalamnya. Termasuk dalam katagori kelas berat misalnya kulim, sementara kayu
bintangur termasuk dalam kelas agak berat. Kayu pinus dan balsa masuk dalam
kelompok kayu yang beratnya ringan.
Pada umumnya berat kayu berbanding lurus dengan kekerasannya. Kayu yang
masuk dalam katagori berat biasanya karateristik fisiknya keras. Sebaliknya kayu
yang ringan adalah kayu yang lunak.

4
Cara menetapkan kekerasan kayu ialah dengan memotong kayu tersebut arah
melintang dan mencatat atau menilai kesan perlawanan oleh kayu itu pada saat
pemotongan dan kilapnya bidang potongan yang dihasilkan.
 KESAN RABA, BAU & RASA
Kesan raba suatu jenis kayu adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba
permukaan kayu tersebut. Ada kayu yang bila diraba memberikan kesan kasar, halus,
licin, dingin dan sebagainya.
Kesan raba yang berbeda-beda itu untuk tiap jenis-jenis kayu tergantung dari;
tekstur kayu, besar kecilnya air yang dikandung dan kadar zat ekstraktif yang ada
didalam kayu. Kesan licin terasa apabila tekstur kayunya halus dan permukaannya
mengandung lilin.
Demikian pula apabila tekstur kayunya kasar maka kesan rabanya akan kasar
pula. Kesan dingin akan terasa bila kita meraba kayu yang mempunyai tekstur halus
dan berat jenisnya tinggi, sebaliknya terasa panas apabila teksturnya kasar dan berat
jenisnya rendah. Kayu jati memberikan kesan agak berlemak atau berlilin kalau
diraba; sedangkan kayu renghas memberi kesan gatal pada kulit (alergi).

B. SIFAT MEKANIK KAYU


Sifat sifat mekanik atau kekuatan kayu ialah kemampuan kayu untuk
menahan muatan dari luar.
Yang di maksud dengan muatan dari luar ialah gaya-gaya diluar benda yang
mempunyai kecendrungan untuk mengubah bentuk dan besarnya benda.kekuatan
kayu memegang peranan penting dalam penggunaan kayu untuk bangunan ,perkakas
dan lain penggunaan.
1. KEKUATAN TARIK
Kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu tsb.
Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah pada sejajar arah serat.

Kekuatan tarik tegaklurus arah serat lebih kecil dari kuat tarik sejajar serat dan
keteguhan tarik ini mempunyai hubungan dengan ketahanan kayu terhadap pembelahan

5
2. KEKUATAN TEKAN

Kekuatan kayu untuk menahan muatan jika kayu tsb dipergunakan utk suatu
konstruksi. Ada 2 mcm; kuat tekan sejajar dan tegak lurus arah serat. Kuat tekan
sejajar > tegak lurus arah serat. Kuat tekan sejajar menetukan kemampuan kayu dalam
menahan beban.

MACAM MACAM MODEL GAYA TEKAN

 KEKUATAN GESER

Kekuatan kayu dalam hal kemampuannya menahan gaya-gaya yang


membuat suatu bagian kayu tsb bergeser atau bergelincir dari bagian lain
didekatnya

6
Ada 3 macam gaya geser yaitu; gaya geser sejajar arah serat, tegak
lurus arah serat dan keteguhan geser miring. Kuat geser tegaklurus serat >
sejajar arah serat
 KEKUATAN LENTUR
Kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha untuk
melengkungkan kayu atau untuk menahan beban-beban mati maupun hidup
selain beban pukulan yang harus dipikul oleh kayu tsb, misalnya blandar.

Keteguhan lengkung statik (kekuatan menahan gaya yang


mengenainya secara perlahan lahan) dan keteguhan lengkung pukul (secara
mendadak)
 KEKUATAN BELAH
Kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu.
Tegangan belah adl tegangan yg terjadi krn adanya gaya yg berperan sebagai
baji.

Keteguhan belah yg rendah cocok utk pembuatan sirap atau kayu


bakar. Sementara keteguhan belah yang tinggi sangat baik utk pembuatan
kerajinan ukir-ukiran seperti patung dan hiasan dinding.
 KEKUATAN PUNTIR
Kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha memilin atau
memuntir kayu sehingga serat-serat kayu berubah orientasi. Dalam kondisi
ekstrim serat kayu menjadi patah yg akhirnya menurunkan daya dukung.

7
Biasanya ini terjadi pada konstruksi-konstruksi yang menggantung
(kantilever) dimana salah satu ujung batang dalam posisi bebas dan diberi
muatan.

C. SIFAT KIMIA KAYU

 Komponen kimia mempunyai arti penting karena akan menentukan kegunaan suatu
jenis kayu.
 Susunan kimia kayu digunakan sebagai pengenal ketahanan kayu terhadap serangan
makhluk perusak.
 Menentukan pengerjaan dan pengolahan kayu, sehingga didapat hasil yang maksimal

a. Komponen Kimia Kayu

 Unsur Karbohidrat; selulosa dan hemiselulosa


 Unsur Non-karbohidrat; lignin
 Unsur yang diendapkan dalam kayu selama proses pertumbuhan yang dinamakan zat
ekstraktif

b. Komposisi Unsur Kimia Dalam Kayu

 Karbon: 50%
 Hidrogen: 6%
 Nitrogen: 0,04 – 0,10 %
 Abu: 0,20 – 0,50 %
 Sisanya adalah Oksigen

SELULOSA
 Bahan kristalin utk membangun dinding sel.
 Selulosa merupakan bahan dasar yg penting bagi indistri yg memakai
selulosa sebagai bahan baku, misalnya; pabrik kertas, pabrik sutera tiruan,
dlsb.

8
LIGNIN
 Bagian yg bukan karbohidrat sbg persenyawaan kimia yg tidak
berstruktur.
 Lignin terletak terutama dalam lamela tengah dan dinding primer.
 Kadar lignin pada kayu gubal lebih tinggi daripada kayu teras (kadar
selulosa sebaliknya)
HEMISELULOSA
 Semacan selulosa berupa persenyawaan dgn molekul-molekul besar yg
bersifat karbohidrat.
 Zat Ini Terdapat Sebagai Bahan Bangunan Dinding-Dinding Sel Dan
Juga Sbg Bahan Zat Cadangan
ZAT EKSTRAKTIF
 Umumnya mudah larut dalam pelarut seperti; alkohol, bensin dan air.
 Memiliki arti penting bg kayu karena: dapat mempengaruhi keawetan,
warna, bau dan rasa; mempengaruhi proses pengerjaan kayu; bernilai
penting bagi industri.
ABU
 Disamping persenyawaan organik sda, didalam kayu masih terdapat
beberapa zat organik, yang disebut abu (mineral pembentuk abu yang
tertinggal setelah lignin dan selulosa habis terbakar)
 Kadarnya bervariasi antara 0,2

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Kayu merupakan bahan bangunan memiliki banyak kelebihan untuk digunakan
sebagai material dan konstruksi bangunan karena mudah ditemukan dan mudah
dibentuk sesuai keperluan.
2. Kayu memiliki kuat tarik dan kuat lentur serta kekuatannya yang lain yang cukup
baik untuk digunakan sebagai bahan bangunan.
3. Kayu memiliki beberapa jenis sambungan yang dapat diterapkan untuk kayu
sebagai bahan konstruksi bangunan.
4. Kayu memiliki tekstur yang khas yang dapat dimanfaatkan. Berdasarkan kelas
mutunya, kayu karet, tata dan tusam dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan
struktural, sedangkan yang lain dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan non
structural.
B. SARAN
Pengenalan atas sifat-sifat fisik dan mekanik akan sangat membantu dalam
menentukan jenis-jenis kayu untuk tujuan pengunaan tertentu. Diharapkan dengan
memahami sifat-sifat kayu dan jenis-jenis kayu untuk penggunaan tertentu akan
semakin mengurangi ketergantungan konsumen akan suatu jenis kayu tertentu saja
sehingga pemanfaatan jenis-jenis kayu yang semula belum dimanfaatkan (jenis-jenis
yang belum dikenal umum) akan semakin meningkat.

10
DAFTAR PUSTAKA
http://kampuzsipil.blogspot.com/2011/11/mengenal-jenis-dan-ciri-kayu-yang.html
http://www.sarjanaku.com/2011/11/sifat-umum-kayu.html
http://ocw.usu.ac.id/course/download/3190000052-pemanenan-hasil
(hutan/8_teknik_penebangan_kayu.pdf) http://5454k3.wordpress.com/2010/08/10/proses-
pengeringan-kayu/ http://www.tentangkayu.com/2008/02/proses-pengeringan-kayu.html
http://www.scribd.com/doc/55979149/BAHAN-PENGAWET-KAYU http://uli-
http://sitinjaksmar.wordpress.com/2010/12/25/39/
http://www.tentangkayu.com/2008/01/cacat-fisik-alami-kayu.html

11

Anda mungkin juga menyukai