Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
ijin dan kekuatan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Kanker Payudara”. Meskipun banyak hambatan yang saya alami dalam proses
pengerjaannya, tapi saya berhasil menyelesaikan proposal ini tepat pada waktunya.
Tentunya ada hal-hal yang ingin saya berikan kepada masyarakat dari hasil
makalah ini. Karena itu saya berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang
berguna bagi kita bersama.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun proposal ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya proposal ini. Penulis berharap semoga proposal ini bisa
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................. 10
B. Saran ........................................................................................... 10
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker payudara merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang
terdapat pada payudara. Payudara terdiri dari lobulus-lobulus, duktus-duktus, lemak
dan jaringan konektif, pembuluh darah dan limfe. Pada umumnya kanker berasal dari
sel-sel yang terdapat di duktus, beberapa diantaranya berasal dari lobulus dan jaringan
lainnya (Carpenito Lynda Juall, 2006).
Kanker payudara merupakan keganasan yang menyerang hampir sepertiga dari
seluruh keganasan yang dijumpai pada wanita. Kanker payudara juga merupakan
penyebab kematian kedua setelah kanker leher rahim pada wanita serta menempati
insiden tertinggi dari seluruh keganasan. Setiap tahun, lebih dari satu juta kasus baru
kanker payudara didiagnosa di seluruh dunia dan hampir 400.000 orang akan
meninggal akibat penyakit tersebut. Sampai tahun 2003, kanker payudara merupakan
kanker dengan insiden tertinggi No. 2 di Indonesia dan terdapat kecenderungan dari
tahun ke tahun insiden ini meningkat, seperti halnyadinegara barat (Carpenito Lynda
Juall, 2006).
Penatalaksanaan kanker payudara telah mengalami kemajuan yang sangat pesat
yang meliputi terapi operasi, radiasi, kemoterapi, hormonal dll, akan tetapi angka
kematian dan angka kejadian kanker payudara masih tetap tinggi. Hal ini disebabkan
karena penderita kanker payudara yang datang berobat kebanyakan dalam keadaan
stadium lanjut sehingga sehingga tidak dilakukan tindakan operasi. Padahal operasi
merupakan satu-satunya terapi kanker payudara yang bersifat kuratif dalam arti masih
punya harapan sembuh (Shirley, IM. 2000).
Banyak sekali faktor resiko yang dapat menyebabkan berkembangnya kanker
payudara. Secara statistik resiko kanker payudara pada wanita meningkat pada
nullipura, menarche dini, menopause terlambat dan pada wanita yang mengalami
kehamilan anak pertama di atas usia 30 tahun. Sebanyak kurang dari 1% kanker
payudara terjadi pada usia kurang dari 25 tahun, setelah usia lebih dari 39 tahun insiden
meningkat cepat. Insiden tertinggi dijumpai pada usia 45-50 tahun. Sedangkan
penderita kanker payudara pada pria secara epidemiologi kurang dari 1% dari seluruh
kanker payudara (Shirley, IM. 2000).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dan jenis dari kanker payudara ?
2. Apa sajakah faktor resiko dari kanker payudara ?
3. bagaimana penatalaksanaan dan pencegahan dini kanker payudara ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari kanker payudara.
2. Untuk mengetahui faktor resiko dari kanker payudara.
3. Untuk mengetahui penatalaksanaan dan pencegahan kanker payudara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
G. Pencegahan
Pada prinsipnya strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok
besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap
epidemiolog sepakatbahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak
menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara,
pencegahan yang dilakukan antara lain berupa (Tjindarbumi D,2002) :
a. Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi
kesehatan karena dilakukan pada orang yang “sehat” melalui upaya menghindarkan diri
dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat.
Pencegahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara
Sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena
kanker payudara ini.
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk
terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal
merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan
dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami
perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari
semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus menerus pada mammografi
pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara.
Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa
pertimbangan antara lain :
Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer
risk assessement survey.
Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan
mammografi setiap tahun.
Wanita normal mendapat rujukan mammagrafi setiap 2 tahun sampai
mencapai usia 50 tahun.
Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih
sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara
Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi
kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka
sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75% (Tjindarbumi D,2002).
c. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif
menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai
dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan
hidup penderita. Pencegahan tersier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan
pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap
ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan
kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya
berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit degenerative yang endemic
pada wanita hampir diseluruh dunia yang disebabkan oleh berbagai macam faktor,
diantaranya faktor lifestyle dan gizi. Setiap orang di dunia ini memiliki resiko terkena
kanker payudara, walaupun wanita lebih beresiko daripada laki-laki. Oleh karena itu,
sangat diperlukan pencegahan dini dimulai dari diri sendiri dengan SADARI,
memperbaiki pola makan/gizi dan gaya hidup/lifestyle. Karena menurut penelitian
World Cancer Research Fund(WCRF) memperbaiki gizi dan lifestyle dapat mencegah
kanker payudara hingga 42%.
B. Saran
1. Menjaga kesehatan dengan mengurangi atau menjauhi faktor resiko yang
dapat menyebabkan kanker payudara.
2. Memperbaiki pola makan/ gizi serta gaya hidup.
3. Mencegah sejak dini dengan memeriksa payudara sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito Lynda Juall, 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.
Grace A. Pierce & Borley R. Nell, 2003. At Glance: Ilmu Bedah. Jakarta: Erlangga.
Shirley, IM. 2000. Epidemiologi Kanker Payudara dan Pengendaliannya. Medika : 5:326-9.
Dongoes, Marylinn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan px). Jakarta: EGC.
Tjindarbumi D,2002. Deteksi Dini Kanker Payudara dan Penanggulangannya. Dalam buku
Deteksi Dini Kanker. Penerbit FKUI Jakarta : 32-52.
Baradero, M. Dkk. 2008. Seri Asuhan Keperawatan pada Klien Kanker. Jakarta: EGC.
Houghtton, Andraw R and David Gray. 2012. Gejala dan Tanda Dalam Kedokteran Klinis.
Jakarta : PT Indeks.
Indrati, Rini H D. 2009. Faktor-Faktor Resiko yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Kanker
Payudara Wanita. Diakses tanggal 28 Desember 2013.