Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Endokrin”
tepat pada waktunya.
Makalah ini penulis susun untuk melengkapi tugas Anatomi Fisiologi, selain itu untuk
mengetahui dan memahami Sistem Endokrin Manusia. Penulis mengucapkan terima kasih
pada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu setiap pihak diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran
yang bersifat membangun.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Hormon merupakan bahan kimia yang disintesa oleh kelenjar dibawah kontrol
genetic dan kemudian disekresikan menuju darah. Sistem endokrin mempunyai sel-sel target
spesifik di dalam tubuh dan mengontrol bermacam-macam fungsi fisiologis. Perubahan pada
fungsi kelenjar endokrin, hormon-hormon, atau aktifitas sel target, biasanya mempunyai
pengaruh yang cukup lama. Banyak penyakit endokrin yang prosesnya lambat dan tidak
ketahuan gejala-gejalanya, banyak fungsi tubuh yang dikontrol oleh sistem endokrin
merupakan sistem yang vital, disfungsi sistem ini akan menimbulkan keadaan yang serius
dan fatal.
Sistem endokrin adalah sistem kelenjar dan struktur lain yang mengeluarkan sekret
internal ( hormon) yang dilepaskan secara langsung ke dalam sistem sirkulasi, mempengaruhi
metabolisme dan proses tubuh lainnya.
Kelenjar endokrin biasa di sebut kelenjar buntu. Kelenjar tanpa melewati duktus atau
saluran dan hasil sekresinya di sebut hormon. Beberapa dari organ endokrin ada yang
menghasilkan satu macam hormon (hormon tunggal). Di samping itu juga ada yang
menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau hormon ganda, misalnya kelenjar hipofise
sebagai pengatur kelenjar yang lain.
Kelenjar utama dari sistem endokrin adalah hipotalamus, hipofisis, tiroid , paratiroid, adrenal,
pineal body, dan organ reproduksi (ovarium dan testis).Pankreas juga merupakan bagian dari
sistem ini; memiliki peran dalam produksi hormon serta dalam pencernaan.
Berasal dari sel-sel epitel yang melakukan proliferasi ke arah pengikat sel epitel yang
telah berploriferasi dan membentuk sebuah kelenjar endokrin, tumbuh dan berkembang
dalam pembuluh kapiler. Zat yang dihasilkannya di sebut hormon, dialirkan langsung ke
dalam darah. Dalam keadaan fisiologis hormon mempunyai pengaturan sendiri sehingga
kadarnya selalu dalam keadaan optimum untuk menjaga keseimbangan dalam organ yang
berada di bawah pengaruhnnya, mekanisme pengaturan ini di sebut sistem umpan balik
negatif.
Sistem endokrin diatur oleh umpan balik dalam banyak cara yang sama bahwa termostat
mengatur suhu di kamar. Untuk hormon yang diatur oleh kelenjar hipofisis, sinyal yang
dikirimkan dari hipotalamus ke kelenjar pituitari dalam bentuk "releasing hormone," yang
merangsang hipofisis untuk mengeluarkan sebuah "stimulating hormone" ke dalam
sirkulasi.Hormon merangsang kemudian sinyal kelenjar target untuk mengeluarkan hormon
tersebut. Sebagai tingkat hormon ini meningkat dalam sirkulasi, hipotalamus dan kelenjar
hipofisis menutup sekresi hormon melepaskan dan hormon merangsang, yang pada gilirannya
memperlambat sekresi oleh kelenjar sasaran. Sistem ini menghasilkan konsentrasi darah yang
stabil dari hormon yang diatur oleh kelenjar hipofisis.
1. Hipotalamus
Hipotalamus terletak di bagian tengah bawah otak. Ini bagian dari otak yang
penting dalam regulasi kenyang, metabolisme, dan suhu tubuh. Selain itu, ia
mengeluarkan hormon yang merangsang atau menekan pelepasan hormon di kelenjar
pituitari. Banyak dari hormon ini melepaskan hormon yang disekresikan ke dalam
arteri (sistem portal hypophyseal) yang membawa mereka langsung ke kelenjar
pituitari. Dalam kelenjar hipofisis, hormon-hormon melepaskan sinyal sekresi
hormon-hormon. Hipotalamus juga mengeluarkan hormon yang disebut somatostatin,
yang menyebabkan kelenjar pituitari untuk menghentikan pelepasan hormon
pertumbuhan.
Hormon Hipotalamus
2. Kelenjar Hipofise
Gambar : Hipofisis
a) Hipofisis Anterior
Hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus anterior dapat dilihat pada
gambar:
Hormon Fungsi
MSH (Melanosit Stimulating Mempengaruhi warna kulit
Hormon individu, dengan cara menyebarkan
butir melanin, apabila hormon ini
banyak dihasilkan maka
menyebabkan kulit menjadi hitam.
c) Hipofisis Posterior
Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus posterior beserta organ targetnya
dapat dilihat pada gambar :
Gambar : Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus posterior beserta organ targetnya
Hormon Fungsi
Oksitosin Menstimulasi kontraksi otot polos pada
rahim wanita selama proses melahirkan
Hormon ADH Menurunkan volume urine dan
meningkatkan tekanan darah dengan
cara menyempitkan pembuluh darah
Banyak sedikitnya cairan yang masuk dalam sel akan di deteksi oleh
hipotalamus. Jika cairan (plasma) dalam darah sedikit, maka hipofisis akan
mensekresikan ADH untuk melakukan reabsorpsi (penyerapan kembali)
sehingga darah mendapatkan asupan cairan dari hasil reabsorpsi
tersebut. Dengan demikian kadar cairan (plasma) dalam darah dapat kembali
seimbang. Selain itu, karena cairan pada ginjal sudah diserap, maka urinenya
kini bersifat pekat.
3. Kelenjar Tiroid
Gambar : kelenjar tiroid
Kelenjar Tiroid terdiri atas dua lobus yang terletak di sebelah kanan trakea,
diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depan.
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah,
melekat pada dinding laring. Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
hipofise lobus anterior, kelenjar toroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin.
Adapun fungsi dari hormon tiroksin adalah mengatur pertukaran zat/ metabolisme
dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.
Fungsi kelenjar tiroid sangat erat dengan kegiatan metabolik, adapun fungsi
kelenjar tiroid yaitu sebagai berikut :
Hormon Fungsi
Tiroksin (T4) Mengatur metabolisme, pertumbuhan,
perkembangan, dan kegiatan
system saraf
Metabolisme
Pertumbuhan dan perkembangan
Efek kordiofaskuler mematikan
Hemopoetik
Pernapasan
Aktivitas saluran cerna
SSP
Suhu tubuh
Hipertiroidisme / Tirotoksikosis
Hipotiroidisme
4. Kelenjar Paratiroid
5. Kelenjar Timus
Terletak di dalam mediastinum di belakang os sternum, kelenjar timus hanya
dijumpai pada anak-anak di bawah 18 tahun. Kelenjar timus terletak di dalam thorax
kira-kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas 2
lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram atau lebih
sedikit. Ukurannya bertambah besar pada masa remaja dari 30-40 gram kemudian
berkerut lagi.
6. Kelenjar Adrenal
Pada manusia, kelenjar anak ginjal, kelenjar adrenal (atau kelenjar
suprarenalis) adalah kelenjar endokrin berbentuk segitiga yang terletak di
atas ginjal (ad, "dekat" atau "di" + renes, "ginjal").
Secara histologis, terbagi atas dua bagian yaitu medula dan korteks. Bagian
korteks berbobot sekitar 90% massa kelenjar.
Kelenjar adrenal yang sehat merupakan alat kecantikan yang paling baik di
dunia. Warna dan mutu kulit merupakan suatu tanda dari cara bekerja adrenal itu.
Fungsi adrenal yang normal memberikan warna kemerah-merahan dan terang kepada
kulit biarpun kulit itu berwarna gelap; kulit kelihatan segar. Bila kulit nampak pucat,
kisut, maka itu menandakan kurangnya aktivitas adrenal.
Kelenjar adrenal merupakan bagian dari suatu sistem yang rumit yang
menghasilkan hormon yang saling berkaitan.
Fungsi kelenjar adrenal bisa berhenti jika hipofisa maupun hipotalamus gagal
membentuk hormon yang dibutuhkan dalam jumlah yang sesuai. Kekurangan atau
kelebihan setiap hormon kelenjar adrenal bisa menyebabkan penyakit yang serius
yaitu Penyakit Addison.
Hormon Fungsi
Bagian korteks adrenal
a. Mineralokortikoid Mengontol metabolisme ion
anorganik
b. Glukokortikoid Mengontrol metabolisme glukosa
Bagian Medula Adrenal Kedua hormon tersebut bekerja
sama dalam hal
berikut :
Adrenalin (epinefrin) dan a. dilatasi bronkiolus
noradrenalin b. vasokonstriksi pada arteri
c. vasodilatasi pembuluh darah
otak dan otot
d. mengubah glikogen menjadi
glukosa dalam hati
e. gerak peristaltik
f. bersama insulin mengatur kadar
gula darah
7. Kelenjar Pankreas
Insulin berperan mengubah glukosa menjadi glikogen agar dapat menurunkan kadar
gula darah. Jika seseorang tidak dapat memproduksi insulin, maka glukosa dalam darah terus
bertambah karena glukosanya tidak bisa dirubah menjadi glikogen. Akibatnya urine yang
dikeluarkannyapun mengandung glukosa.
Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml pada manusia)
merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang memicu sel –sel targetnya untuk
mengambil kelebihan glukosa dari darah. Ketika kelebihan itu telah dikeluarkan atau ketika
konsentrasi glukosa turun dibawah titik pasang, maka pancreas akan merespons dengan cara
mensekresikan glukagon, yang mempengaruhi hati untuk menaikkan kadar glukosa darah.
Kelenjar pineal berwarna abu-abu kemerahan dan sekitar ukuran sebutir beras
(5–8 mm) pada manusia, berlokasi hanya di rostro-dorsal dengansuperior
colliculus dan dibelakang dan dibawah stria medullaris, di antara berposisi lateral
badan thalamus. Dia adalah bagian dari epithalamus.
Kelenjar pineal adalah struktur berbentuk garis tengah seperti buah pohon
cemara, dan sering terlihat di tengkorak X-ray, seperti yang sering klasifikasi.
Kelenjar ini menghasilkan sekresi interna dalm membantu pankreas dan kelenjar
kelamin.
9. Kelenjar Kelamin
OVARIUM
a. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium
(selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium
berada dalam kadar paling rendah.
b. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah
menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari
desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin.
c. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon
progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk
membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim).
Selain peran mereka dalam sistem reproduksi laki-laki, testis juga memiliki
perbedaan menjadi kelenjar endokrin karena mereka mengeluarkan testosteron-
hormon yang sangat penting untuk perkembangan normal karakteristik fisik laki-laki.
Anatomi Testis
Testis yang kembar organ berbentuk oval seukuran anggur besar. Mereka
berada di dalam skrotum, yang merupakan kantong longgar kulit yang menggantung
di luar tubuh belakang penis. Sementara lokasi ini membuat testis rentan terhadap
cedera (mereka tidak memiliki otot atau tulang untuk melindungi mereka), ia
menyediakan suhu pendingin untuk organ.Lingkungan pendingin diperlukan untuk
produksi sperma yang sehat.
Testosteron diperlukan untuk pembangunan fisik yang tepat dalam anak laki-
laki. Ini adalah androgen utama, yang merupakan istilah untuk zat yang merangsang
dan / atau mempertahankan pengembangan maskulin. Selama pubertas, testosteron
terlibat dalam banyak proses transisi seorang anak ke kedewasaan, termasuk:
Perkembangan yang sehat dari organ seks pria
Menjaga libido
Produksi sperma
Mempertahankan kekuatan otot dan massa
Mempromosikan kepadatan tulang yang sehat
Produksi testosteron
Ada dua jenis hipogonadisme primer dan sekunder. Primer mengacu cacat
dengan testis, dan sekunder melibatkan masalah pada kelenjar pituitari yang secara
tidak langsung mempengaruhi produksi testosteron. Kondisi ini bisa disebabkan oleh
banyak hal dan ini paling sering hasil dari:
Penuaan
Cacat pada hipofisis dan / atau hipotalamus, seperti tumor hipofisis (yang negatif
mempengaruhi kemampuan hipofisis untuk berfungsi normal) dan kadar prolaktin
yang tinggi (terlalu banyak hormon menyebabkan penurunan kadar testosteron)
Pengobatan
Kondisi testis berbasis, seperti cedera parah, dan radiasi atau kemoterapi, semua
bisa menguras kadar testosteron
Testis memainkan peran penting tidak hanya dalam sistem reproduksi laki-
laki, tetapi dalam sistem endokrin juga. Pelepasan hormon testosteron merupakan
bagian integral dari perkembangan yang sehat dari karakteristik fisik laki-laki.
1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang
Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur tersendiri,
namun semua hormon mempunyai karakteristik berikut.Hormon disekresi dalam salah satu
dari tiga pola berikut:
a. Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam. Kortisol
adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan menurun
pada malam hari.
b. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu, seperti
bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan
siklus menstruasi.
c. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar subtrat
lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium
serum.Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh untuk
dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas
selular.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu
kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya. Hormon secara konstan
di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.
2.4 Patofisiologi Sistem Endokrin
Ada berbagai jenis gangguan sistem endokrin. Diabetes adalah gangguan endokrin
yang paling umum didiagnosis di Amerika Serikat. Gangguan endokrin lainnya meliputi:
1. Dwarfisme
2. Gigantisme (acromegaly)
4. Goiter (gondok)
5. Hiperparatiroidisme
6. Hypothyroidisme
Suatu efek hormon tiroid berkurang dimana kelenjar tiroid tidak memproduksi
hormon tiroid yang cukup, menyebabkan kelelahan, sembelit, kulit kering, dan
depresi. Kelenjar kurang aktif dapat menyebabkan perkembangan melambat pada
anak-anak. Beberapa jenis hipotiroidisme yang hadir pada saat lahir. Kelainan akibat
hipotiroidisme adalah Kretinisme
7. Hipertiroidisme (tirotoksikosis)
8. Hiperpituitarisme
9. Hypopituitarisme
11. Tiroiditis
Adalah sutu peradangan pada kelenjar tiroid yang disebabkan infeksi viral
seperti HFV dan virus beguk pada tiroiditis subakut.
Adalah neoplasma unik pada kelenjar tiroid yang sangat kerap disertai dengan
metastasispada organ yang jauh dari lokasi primer.
12. Tiroidektomi
13. Hipoparatiroid
Adalah sesorang yang menderita tumor pada selaput kecil pada otak.
17. Hipofisektomi
18. Pangkreatitis
Adalah suatu keadaan yang di tandai rasa haus di akibatkan karena kurangnya
hormon antidiuretik (hormon vasopresin).
Manakala hormon mencapai sel target, hormon akan mempengaruhi cara sel
berfungsi dengan satu atau dua metoda : Pertama melalui penggunaan mediator
intraselular dan, kedua yaitu mengaktifkan gen-gen di dalam sel. Salah satu mediator
intraselular adalah cyclic adenosine monophosphate (cAMP), yang berikatan dengan
permukaan dalam dari membran sel. Ketika hormon melekat pada sel, kerja sel
akanmengalami sedikit perubahan. Misalnya, ketika hormon pankreatik glukagon
berikatan dengan sel-sel hepar, kenaikan kadar AMP meningkatkan pemecahan
glikogen menjadi glukosa. Jika hormon mengaktifkan sel dengan berinteraksi dengan
gen, gen akan mensitesa mesenger RNA (mRNA) dan pada akhirnya protein
(misalnya enzim, steroid). Substansi inimempengaruhi reaksi dan proses selular.
Beberapa hormon mula-mula harus diubah menjadi bentuk efektif di tempat kerjanya.
Namun, jika pengubahan ini tidak mungkin dilakukan, misalnya defek enzim, hormon tidak
akan berpengaruh. Kerja hormon dapat juga tidak terjadi karena target organ tidak berespons
(misal, akibat kerusakan pada reseptor hormone atau kegagalan transmisi intra sel) atau
ketidakmampuan fungsional dari sel atau organ target .
Peningkatan kerja hormon juga diduga terjadi jika hormone dipecah atau diinaktifkan
terlalu lambat, missal pada gangguan inaktivasi organ (ginjal atau hati). Pemecahan dapat
diperlambat dengan meningkatnya hormon ke protein plasma, tetapi bagian yang terikat
dengan protein.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem endokrin adalah sistem kelenjar dan struktur lain yang mengeluarkan sekret
internal ( hormon) yang dilepaskan secara langsung ke dalam sistem sirkulasi, mempengaruhi
metabolisme dan proses tubuh lainnya.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis
tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan
karakteristik tertentu.Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis,
membantu mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan,
pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan
reproduksi.
3.2 Saran
Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik karena
bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan mengkonsumsi makanan.
Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat beraktivitas dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014https://ameliarahmawati3.files.wordpress.com/2014/06/parathyroid_glands.jpg
: 26 Maret 15
Anonim.2011.http://tgskepmedikalbedah3.blogspot.com/2011_05_01_archive.html : 26
Maret 15