Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR AMAN & NYAMAN DIRUANG


KENANGA RS.M.YUNUS BENGKULU TAHUN 2017

Nama : Agnes Permata Haryani

Nim : P05120216037

Prodi : D III Keperawatan

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

( Ns. Mardiani Daud ) ( Heppy Ariani )

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BENGKULU


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN BENGKULU
TAHUN 2017/2018.
KONSEP DASAR KEBUTUHAN AMAN DAN NYAMAN
A. Pengertian
1. Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga
keadaan aman dan tentram yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
harus dipenuhi. Lingkungan pelayanan kesehatan dan komunitas yang aman
merupakan hal yang penting untuk kelangsungan hidup klien. (Potter&Perry edisi 4
volume 2, 2006 ).
2. Kenyaman atau rasa aman suatu keadaan yang telah terpenuhi kebutuhan dasar
manusianya yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan
akan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan yang sudah terpenuhi), dan
transenden (keadaan sesuatu yang melebihi telah melebihi suatu masalah dan nyeri). (
Potter & Perry, 2006 ).
Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang
tidak menyenangkan dan berespons terhadap suatu rangsangan yang berbahaya
(Carpenito, Linda Jual, 2000).
3. Nyeri adalah kondisi berupa perasaan tidak mneyenangkan bersifat sangat subjektif
karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang tergantung pada skala dan
tingkatanya dan hanya orang tersebutlah yang dapat mengevaluasi rasa nyeri yang
dialaminya (Aziz Alimul, 2006).
4. Termoregulasi adalah Suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia
mengenai keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu
tubuh dapat dipertahankan secara konstan.
5. Hipertemi adalah suatu peningkatan suhu dalam tubuh ( >380 ) disebabkan oleh suatu
gangguan dalam mekanisme pengaturan tubuh.
6. Hiportemi adalah pengeluaran panas akibat paparan terus menerus terhadap dingin
mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas (Potter. Patricia A.2005.
Fundamental keperawatan.)
B. Fisiologi nyeri
1. Fisiologi nyeri

Reseptor nyeri (organ yang menerima rangsangan) adalah ujung syaraf bebas dalam kulit
yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri
disebut juga nosireceptor,secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan
ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer. Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat
dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep
somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul
juga memiliki sensasi yang berbeda.

Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah ini
biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi
dalam dua komponen yaitu :
a) Reseptor A delta
Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-30 m/det) yang
memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila penyebab nyeri
dihilangkan
b) Serabut C
Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi 0,5 m/det) yang terdapat
pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi
Struktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat pada tulang,
pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya. Karena struktur reseptornya
komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi.

Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi organ-organ viseral
seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya
tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi sangat sensitif terhadap penekanan, iskemia dan
inflamasi.

2. Fisiologi Termoregulasi

Tubuh manusia merupakan organ yang mampu menghasilkan panas secara mandiri dan
tidak tergantung pada suhu lingkungan. Suhu tubuh dihasilkan dari :

1. Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate, BMR).


2. Laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas otot (termasuk kontraksi otot
akibat menggigil).
3. Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin dan sebagian kecil hormon
lain, misalnya hormon pertumbuhan (growth hormone dan testosteron).
4. Metabolisme tambahan akibat pengaruh epineprine, norepineprine, dan rangsangan
simpatis pada sel.
5. Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi di dalam sel itu sendiri
terutama bila temperatur menurun.

Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh dari fungsi yang terganggu hingga lingkungan yang ekstrim.
Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C. Apabila pusat
temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan
mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati
batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point).

Tubuh manusia memiliki seperangkat sistem yang memungkinkan tubuh menghasilkan,


mendistribusikan, dan mempertahankan suhu tubuh dalam keadaan konstan. Berdasarkan
distribusi suhu di dalam tubuh, dikenal suhu inti (core temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada
jaringan dalam, seperti kranial, toraks, rongga abdomen, dan rongga pelvis. Suhu ini biasanya
dipertahankan relatif konstan (sekitar 37°C). Selain itu, ada suhu permukaan (surface
temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan sub kutan, dan lemak. Suhu ini
biasanya dapat berfluktuasi sebesar 30°C sampai 40°C.

C. Patofisiologi Termoregulasi

Suhu tubuh secara normal dipertahankan pada rentang yang sempit, walaupun terpapar suhu
lingkungan yang bervariasi. Suhu tubuh secara normal berfluktuasi sepanjang hari, 0,50 C
dibawah normal pada pagi hari dan 0,5 0 C diatas normal pada malam hari.3 Suhu tubuh diatur
oleh hipotalamus yang mengatur keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas.
Produksi panas tergantung pada aktivitas metabolik dan aktivitas fisik. Kehilangan panas terjadi
melalui radiasi, evaporasi, konduksi dan konveksi. Dalam keadaan normal termostat di hipotalam
us selalu diatur pada set point sekitar 370 C, setelah informasi tentang suhu diolah di hipotalam-
us selanjutnya ditentukan pembentukan dan pengeluaran panas sesuai dengan perubahan set poi-
nt.

D. Etiologi
a. Penyebab gangguan pemenuhan kebutuhan dasar aman dan nyaman :
1. Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan
dan kenyamanan
2. Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya resiko injury
3. Gangguan Persepsi Sensory Mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang
berbahayaseperti gangguan penciuman dan penglihatan
4. Keadaan Imunitas Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang
sehingga mudah terserang penyakit
5. Tingkat Kesadaran
respon yang menurun terhadap rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.
6. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat menimbulkan
kecelakaan.
7. Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.
8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
9. Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan
penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu.
10. Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan
lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri
11. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon nyeri
dan tingkat kenyamanannya.
12. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri
dan tingkat kenyaman yang mereka punya.
b. Faktor- faktor penyebab nyeri :
1. Trauma mekanik menimbulkan nyeri karena ujung – ujung saraf bebas mengalami
kerusakan akibat benturan, gesekan, ataupun luka.
2. Trauma thermal menimbulkan nyeri karena ujung saraf reseptor mendapat
rangsangan akibat panas atau dingin. Dengan suhu 440-46 0.
3. Trauma kimiawi terjadi karena tersentuh bahan kimia.
4. Trauma elektrik terjadi karena pengaruh aliran listrik yang kuat
5. Stimulus neurologi disebabkan karena kerusakan jaringan syaraf.
6. Stimulus psikologi nyeri tanapa diketahui kelainan fisik yang besifat psikologis.
E. Klasifikasi
a. nyeri berdasarkan kualitasnya :
- nyeri yang menyayat
- nyeri yang menusuk
b. nyeri berdasarkan tempatnya :
- nyeri superfisial/nyeri permukaan tubuh
- nyeri dalam/nyeri tusuk bagian dalam
- nyeri ulseral/nyeri dari tusuk jaringan ulseral
- nyeri neurologis/nyeri dari kerusakan saraf perifer
- nyeri menjalar/nyeri akibat kerusakan jaringan ditempat lain
- nyeri sindrom/nyeri akibat kehilangan sesuatu bagian tubuh karena pengalaman
masa lalu
- nyeri patogenik/nyeri tanpa adanya stimulus
c. nyeri berdasarkan serangannya :
- nyeri akut : nyeri yang timbul tiba-tiba, waktu kurang dari 6 bulan
- nyeri kronis : nyeri yang timbul terus-menerus, waktu lebih atau sama 6 bulan
d. nyeri menurut sifatnya :
- nyeri timbul sewaktu-waktu
- nyeri yang menetap
- nyeri yang kumat-kumatan
e. nyeri menurut rasa :
- nyeri yang cepat: nyeri yang menusuk
- nyeri difus : nyeri normal yang bisa dirasakan
f. nyeri menurut kegawatan :
- nyeri ringan :
Skala nyeri 1-3 : pasien masih berkomunikasi dengan baik.
- nyeri sedang :
Skala nyeri 4-6 : pasien dapat menunjukkan lokasi nyeri, masih merespon dan
dapat mengikuti instruksi yang diberikan.
- nyeri berat
Skala nyeri 7-9 : pasien masih merespon , namun terkadang klien tidak mengikuti
instruksi yang diberikan. Nyeri sangat berat = Skala 10 :pasien tidak mampu
berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul.
F. Masalah kebutuhan dasar
1. Kasih sayang
A. Neonatus
1. Sering memeluk dan menimang dengan penuh kasih sayang
2. Bicara dengan nada lembut dan halus, serta penuh kasih sayang
B. Bayi, balita dan anak prasekolah
1) Ciptakan rasa aman dan nyaman agar anak merasa di lindungi
2) Perhatikan minat, keinginan, damn pendapatannya
C. Dewasa
1. Menerima dan memberi kasih sayang
2. Rasa Aman
A. Neonatus
Jaga dari trauma dan benda-benda berbahaya dengan meletakkan BBL di
tempat yang aman dan nyaman
B. Bayi dan balita
Memakai alas kaki kemana dia pergi ,jauhkan dari asap rokok dan polusi
udara lainnya.
C. Anak prasekolah
Pantai saat anak bermain hindari dari benda-benda tajam dan bebahaya untuk
anak.
D. Dewasa
Merasa aman hidup bahagia bersama keluarga.
G. Manifestasi klinis (tanda dan gejala )
1. Gangguam tidur
2. Posisi menghindari nyeri
3. Gerakan menghindari nyeri
4. Raut wajah kesakitan (menangis,merintih)
5. Perubahan nafsu makan
6. Tekanan darah meningkat
7. Nadi meningkat
8. Pernafasan meningkat
9. Depresi
H. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium dan radiologi
2. Menggunakan skala nyeri

Ket :
1-3 = nyeri ringan
4-6 = nyeri sedang
7-9 = nyeri berat
10 = nyeri sangat berat
I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan :
1) Non farmakologi
a. Relaksasi distraksi, Teknik imajinasi , Immobilisasi, mengalihkan perhatian
klien terhadap sesuatu ,Contoh : membaca buku, menonton tv , mendengarkan
musik dan bermain
b. Stimulaisi kulit, beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain :
1. Kompres dingin
2. Counteriritan, seperti plester hangat.
2) Farmakologi adalah obat:
a. Pemberian analgesic
b. Injeksi

Anda mungkin juga menyukai