Anda di halaman 1dari 9

30 JURNAL TEKNIK SIPIL, Volume III, No. 2.

Juli 2007: 30 - 38

‘EKO-TEKNIK SIPIL’
SEBUAH REFLEKSI BAGI DUNIA PENDIDIKAN REKAYASA UNTUK
TERWUJUDNYA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Rr. M.I. Retno Susilorini


Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Unika Soegijapranata
Email: retno_susilorini@yahoo.com; susilorini@unika ac.id

ABSTRAK
Bidang Teknik Sipil adalah salah satu pelaku utama dalam pembangunan infrastruktur yang berperan penting
dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Adanya dampak kemajuan teknologi
di bidang konstruksi mengharuskan pengguna maupun pelaku industri konstruksi agar tetap menjaga
keseimbangan lingkungan (eco-balance). Tak dapat dipungkiri, faktor pelestarian lingkungan memegang peranan
penting untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Untuk itu, ‘Eko-Teknik Sipil’ dapat menjadi sebuah
refleksi bagi dunia pendidikan rekayasa, khususnya dalam memajukan bidang Teknik Sipil yang berwawasan
lingkungan. Diskusi mengenai ‘Eko-Teknik Sipil’ yang menjadi ‘jantung baru’ bagi kebangkitan pendidikan
rekayasa yang sadar lingkungan, pada akhirnya memberikan kesimpulan: (1) Terdapat relasi antara rekayasa
ekologi dan bidang Teknik Sipil karena beberapa situasi memerlukan teknologi tingkat tinggi untuk dapat
menjamin keberlanjutan operasi sistem; (2) Bidang Teknik Sipil harus semaksimal mungkin menjaga keseimbangan
antara pemanfaatan sumber daya alam dengan hakikat keberadaan manusia di bumi untuk mencapai pembangunan
yang berkelanjutan; (3) Pelestarian lingkungan telah diketahui menjadi pilar utama dalam memperkokoh peran
serta bidang Teknik Sipil untuk mencapai pembangunan berkelanjutan; (4) Beton berkelanjutan menjadi bagian
Teknik Sipil berkelanjutan yang berwawasan lingkungan; (5) Upaya mencapai Teknik Sipil yang berkelanjutan
dapat dicapai dengan memenuhi kriteria keberlanjutan untuk konstruksi, beton, dan bahan bangunan, serta
mengimplementasikan akurasi dan ketepatan manfaatan dalam hal teknologi bahan, rekayasa struktur dan analisa
kegagalan struktur; (6) Konsep tentang ‘Eko-Teknik Sipil’ untuk Teknik Sipil berkelanjutan merupakan pemikiran
mendasar bagi pentingnya siklus keberlanjutan di bidang Teknik Sipil dan lingkungan dijamin dan dipelihara;
(7) ‘Eko-Teknik Sipil’ merupakan inti dari pendidikan rekayasa yang sadar lingkungan untuk terwujudnya
pembangunan berkelanjutan.

Kata Kunci: Eko-Teknik Sipil, pendidikan, rekayasa, pelestarian lingkungan, konstruksi, beton, berkelanjutan.

PENDAHULUAN
Perubahan iklim diakui telah membawa Pembangunan infrastruktur yang menyertakan
dampak yang begitu besar bagi manusia di planet industri konstruksi ini yang harus diperkuat
bumi ini. Berbagai konsekuensi yang diakibatkan peranannya dalam upaya mewujudkan pemba-
oleh perubahan iklim membawa perubahan ngunan berkelanjutan (sustainable develop-
lingkungan global dengan berbagai konsekuensi ment). Namun perlu dicatat bahwa pemba-
bagi kebijakan sosio-ekonomi negara-negara di ngunan konstruksi, khususnya konstruksi beton,
dunia (IPIECA, 2003). Implikasi sosio-ekonomi ternyata memberikan sumbangan yang sangat
akibat perubahan iklim tidak lepas dari kemajuan berarti bagi keberadaan emisi gas CO2 dan gas-
teknologi di bidang pembangunan infrastruktur. gas rumah kaca. Industri semen adalah pen-
Bidang Teknik Sipil menjadi salah satu pelaku dukung utama pembangunan konstruksi, namun
utama dalam pembangunan infrastruktur peran sertanya dalam pembangunan infra-
terutama di bidang pembangunan konstruksi. struktur ditengarai bertanggungjawab atas

30
Rr. M.I. Retno S., “Eko Teknik Sipil” Sebuah Refleksi bagi Dunia Pendidikan Rekayasa... 31

keberadaan 3% emisi gas-gas rumah kaca dan pelaku pembangunan bahwa nilai pelestarian
5% emisi gas CO2 dunia (Humpphreys dan lingkungan harus menjadi pilar utama dalam
Mahasenan, dalam John, 2003). Supartono bidang Teknik Sipil. Sekali lagi, mendudukkan
(2007) menegaskan bahwa pemakaian energi pelestarian lingkungan dalam konteks bidang
(8-9 MJ/kg) dalam produksi semen dicatat Teknik Sipil adalah satu keharusan. Dengan
menempati 90% energi keseluruhan yang demikian, sungguh tepat bila tulisan ini
digunakan dalam pembuatan beton (4000-5200 mendiskusikan ‘Eko-Teknik Sipil’ sebagai
MJ per m3) yang berasal dari bahan bakar fosil. sebuah refleksi bagi dunia pendidikan rekayasa
Dari uraian tersebut tampak bahwa industri lingkungan di bidang Teknik Sipil guna mencapai
konstruksi harus berbenah diri agar tidak menjadi terwujudnya pembangunan berkelanjutan.
penghambat bagi tercapainya pembangunan
berkelanjutan, yaitu dengan menerapkan efisiensi TINJAUAN TATA NILAI
penggunaan energi dan mencari alternatif- PELESTARIAN LINGKUNGAN
alternatif pengganti yang tetap mendorong Diskusi tentang pelestarian lingkungantidak
berputarnya roda industri konstruksi. bisa terlepas dari bidang rekayasa lingkungan,
Satu hal yang perlu dicermati adalah dampak bidang yang sering disebut dengan istilah
kemajuan teknologi di bidang konstruksi yang rekayasa ekologi (ecological engineering).
mengharuskan pengguna maupun pelaku industri Beberapa pemikiran pakar rekayasa ekologi akan
konstruksi agar tetap menjaga keseimbangan dikemukakan sebagai berikut.
lingkungan (eco-balance). Faktor pelestarian Odum pada tahun 1963 (dalam Bohemen,
lingkungan memegang peranan penting untuk 2004) mengemukakan konsep dasar tentang
mewujudkan pembangunan berkelanjutan. rekayasa lingkungan sebagai manipulasi
Pembangunan berkelanjutan menjadi suatu lingkungan oleh manusia dengan menggunakan
jawaban dan tujuan akhir atas tantangan sedikit energi tambahan untuk mengontrol sistem
penghematan energi dan efisiensi produksi yang penggerak energi utamanya berasal dari
semen (Sobolev dan Naik, 2005) serta penye- sumber daya alam. Konsep ini disempurnakan
lamatan bumi dari kerusakan lingkungan yang pada tahun 1983 oleh Odum yang menyatakan
lebih parah lagi. bahwa rekayasa dari desain ekosistem baru
Kesadaran akan pelestarian lingkungan dapat adalah suatu bidang yang menggunakan sistem
menjadi terobosan dalam memajukan bidang yang mengutamakan pengorganisasian diri.
Teknik Sipil yang berwawasan lingkungan. Bagi Berdasarkan pemikiran Odum, Mitsch pada
dunia pendidikan rekayasa, semangat ‘sadar tahun 1991 (dalam Bohemen, 2004) menyam-
lingkungan’ akan menjadi ‘jantung baru’ bagi paikan ringkasan tentang sinonim dari istilah
tujuan dan peran bidang Teknik Sipil dalam rekayasa ekologi, yaitu: ekologi sintetis, ekologi
pembangunan berkelanjutan. Selaras dengan restorasi, rekonstruksi habitat, rehabilitasi ekosis-
Pola Ilmiah Pokok (PIP) Universitas Katolik tem, bio-manipulasi, restorasi sungai, restorasi
Soegijapranata, ‘Eko-Pemukiman’, bidang ilmu tanah basah, ekologi reklamasi, restorasi
Teknik Sipil yang merupakan bagian terintegrasi ekosistem, rekayasa alam. Relasi antara manu-
dari kemajemukan bidang ilmu di lingkup sia dan mahluk hidup lain yang didukung oleh
universitas patut mengusung konsep ‘Eko- berbagai perannya dalam kehidupan (memba-
Teknik Sipil’ sebagai pengejawantahan PIP ngun sistem kehidupan terintegrasi, mempro-
tersebut. ‘Eko-Teknik Sipil’ mengingatkan para duksi pangan, mengolah limbah, mengintegrasi-
32 JURNAL TEKNIK SIPIL, Volume III, No. 2. Juli 2007: 30 - 38

kan bangunan dengan alam) dinyatakan sebagai KONSEP ‘EKO-TEKNIK SIPIL’ UNTUK
‘mesin-mesin kehidupan’ (living machines) oleh TEKNIK SIPIL BERKELANJUTAN
Todd pada tahun 1993 (dalam Bohemen, 2004). Pelestarian lingkungan dan keber-
Mengacu pada beberapa dasar pemikiran lanjutan dalam bidang Teknik Sipil
tentang rekayasa ekologi, Bohemen (2004) Pelestarian lingkungan adalah pilar utama
menyampaikan suatu keterkaitan erat antara bidang Teknik Sipil dalam terwujudnya pem-
rekayasa ekologi dan bidang Teknik Sipil. Hal bangunan berkelanjutan. Keberlanjutan (sus-
ini disebabkan beberapa situasi memerlukan tainability) dalam bidang Teknik Sipil dapat
teknologi tingkat tinggi untuk dapat menjamin diartikan sebagai jaminan bahwa struktur akan
keberlanjutan operasi sistem. Mitsch dan tetap berkinerja dengan sangat memuaskan
Jorgensen pada tahun 1989 (dalam Bohemen, sesuai fungsi desainnya selama masa layannya
2004) menyampaikan bahwa aspek teknis dalam (Gerwick, 1994). Dalam industri konstruksi, 3
bidang Teknik Sipil dan aspek desain akan aspek penting menjadi perhatian dalam
menjadi bagian penting dalam relasi rekayasa mengedepankan keberlanjutan konstruksi, yaitu
ekologi dan bidang Teknik Sipil. Keterkaitan aspek sosial, aspek ekonomi, dan aspek ling-
antara rekayasa lingkungan dan bidang Teknik kungan (Soegiarso, et. al, 2004). Lebih lanjut
Sipil juga telah menjadi perhatian khusus bagi Soegiarso menegaskan bahwa keberlanjutan
komunitas insinyur Teknik Sipil di Amerika konstruksi dalam konteks pembangunan ber-
(American Society of Civil Engineers, ASCE) kelanjutan adalah mempertahankan keseim-
dengan mencantumkan prinsip-prinsip kepe- bangan beberapa faktor terkait dalam suatu
dulian terhadap lingkungan dalam ‘Kode Etik’ proyek konstruksi yaitu finansial, lingkungan, dan
para insinyur Teknik Sipildi Amerika (Davis dan operasional.
Cornwall, 1998) tersebut. Beberapa prinsip dari Susilorini (2008a) menyampaikan terminologi
‘Kode Etik’ ASCE yang berhubungan erat keberlanjutan dalam industri konstruksi sebagai
dengan pelestarian lingkungan antara lain keberlanjutan dalam hal desain dan kinerja
menyatakan keharusan para insinyur Teknik Sipil struktur, serta siklus-hidup (life-cycle) bangunan.
untuk menggunakan pengetahuan dan keahlian Dapat dikatakan bahwa bila struktur bangunan
sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahte- yang dikonstruksikan sedemikian sehingga
raan manusia serta mengutamakan keselamatan, akibat-akibat sosial yang ditimbulkan selama
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. siklus-hidupnya dan sepanjang penggunaannya
Bidang Teknik Sipil memiliki tanggungjawab adalah minimum, maka struktur bangunan
untuk mencegah kerusakan lingkungan yang tersebut dapat disebut sebagai berkelanjutan.
mungkin ditimbulkan oleh industri konstruksi dan Salah satu aspek terpenting yang menjadi
kemajuan teknologi di bidang infrastruktur. jaminan keberhasilan pembangunan infrastru-
Berdasarkan prinsip-prinsip desain yang ktur yang berkelanjutan dikemukakan Susilorini
ekologis, bidang Teknik Sipil harus menjaga (2008a), yaitu desain struktur yang aman.
keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya Desain struktur yang aman tidak boleh lepas dari
alam dengan hakikat keberadaan manusia di pertimbangan pemakaian bahan bangunan,
bumi untuk mencapai pembangunan yang rekayasa struktur serta analisa kegagalan
berkelanjutan. struktur yang tepat, dan tak ketinggalan adalah
pertimbangan dampak lingkungan.
Rr. M.I. Retno S., “Eko Teknik Sipil” Sebuah Refleksi bagi Dunia Pendidikan Rekayasa... 33

Konstruksi beton menempati urutan teratas akan pelestarian lingkungan dapat menjadi
dalam hal aplikasinya di bidang konstruksi di terobosan dalam memajukan bidang Teknik Sipil
dunia. Popularitas beton di dunia konstruksi yang berwawasan lingkungan (Susilorini, 2008c).
disebabkan karakter beton yang pada dasarnya Tata nilai pelestarian lingkungan secara sadar
kuat, awet, relatif rendah dampaknya terhadap semestinya diadopsi dalam pembelajaran Teknik
lingkungan (Naik dan Moriconi, 2007). Agar Sipil yang terintegrasi dengan kurikulum dan
konstruksi beton dapat senantiasa memenuhi tujuan pendidikan Teknik Sipil pada umumnya.
fungsi desainnya selama siklus-hidupnya, maka ‘Eko-Teknik Sipil’, niscaya akan menjadi satu
beton juga harus mampu menahan gangguan pemikiran yang dapat diaplikasikan untuk
cuaca, serangan kimia, abrasi, atau segala mewujudkan Teknik Sipil berkelanjutan.
proses pengrusakan, sehingga mampu memper-
tahankan bentuk aslinya, kualitas, dan Upaya mencapai Teknik Sipil ber-
kemampuan layannya bila berinteraksi dengan kelanjutan
lingkungan (Mehta dan Monteiro, 1993). Mehta Bidang Teknik Sipil harus bekerja keras untuk
dan Monteiro (1993) menyebutkan bahwa ACI dapat menjadi keberlanjutan. Keberlanjutan
Committee 201 telah mendefinisikan terminologi Teknik Sipil tidak dapat lepas dari peran dan
tersebut dengan keawetan (durability). implementasi pelestarian lingkungan dalam
Perlu dicatat bahwa keawetan beton pembangunan infrastruktur pada khususnya dan
memberikan kontribusi positif dan signifikan bagi pembangunan berkelanjutan pada umumnya.
pelestarian lingkungan, yang pada akhirnya Upaya mencapai Teknik Sipil yang berkelanjutan
menghasilkan beton yang keberlanjutan. Untuk dapat dicapai dengan memenuhi kriteria
memperoleh beton awet yang berkelanjutan, keberlanjutan untuk konstruksi, beton, dan bahan
dewasa ini tengah digalakkan aplikasi ‘beton bangunan, serta menerapkan akurasi dan ke-
hijau’ (green concrete) yang ramah lingkungan tepatan manfaatan dalam hal teknologi bahan,
(Meyer, 2002; Naik dan Moriconi, 2007; rekayasa struktur dan analisa kegagalan struktur.
Suhendro, 2007), termasuk di dalamnya beton Keberlanjutan beton berkaitan erat dengan
yang mengimplementasikan teknologi nano untuk keberlanjutan bahan bangunan dan teknologi
memperoleh kinerja beton yang lebih sempurna bahan. Secara garis besar Meyer (2002)
(Wagner dan Aia, 2004; Suhendro, 2007). Beton mengemukakan 3 tujuan utama konsep beton
ramah lingkungan, yang disebut juga dengan berkelanjutan yang dijelaskan sebagai: (a)
green concrete, memperhatikan pemakaian mengaplikasikan teknologi produksi semen yang
bahan bangunan, rekayasa struktur, analisa hemat energi dan rendah polusi, (b)
kegagalan struktur yang tepat, dan pertimbangan menggantikan bahan campuran beton dengan
dampak lingkungan. Dengan demikian, beton bahan daur ulang, dan (c) meningkatkan
berkelanjutan menjadi bagian Teknik Sipil keawetan beton dengan desain campuran dan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. pemilihan bahan tambah yang tepat. Untuk
Bidang Teknik Sipil menjadi sebuah ‘starting mendukung pengurangan dampak yang
point’ kesadaran akan tata nilai pelestarian ditimbulkan industri semen, strategi untuk
lingkungan di dunia pendidikan rekayasa pada teknologi produksi semen telah disusun oleh IEA
umumnya oleh karena peran dan artinya dalam (International Energy Agency) dengan
pembangunan berkelanjutan. Kebangkitan nilai menerapkan insentif bagi produsen semen yang
34 JURNAL TEKNIK SIPIL, Volume III, No. 2. Juli 2007: 30 - 38

melakukan pengurangan emisi gas CO2 (Taylor, konstruksi, manajemen dan pemeliharaan
et. al, 2006). pekerjaan Teknik Sipil yang berhubungan erat
Beberapa dekade terakhir, upaya dengan faktor lingkungan, alam, dan lansekap
memperoleh beton yang awet dan berkelanjutan (landscape) dari jalan dan pantai.
telah dilakukan negara-negara maju seperti Aplikasi bahan daur ulang merupakan suatu
Amerika dan Belanda. Biro Reklamasi infra- bentuk efisiensi sumber daya yang berarti juga
struktur di Amerika (Dolen, 2001) telah mengedepankan pelestarian lingkungan. Bahan
menerapkan teknologi konstruksi yang daur ulang telah banyak dimanfaatkan dan diteliti
berkelanjutan agar struktur beton dari berbagai penggunaannya sebagai bahan campuran beton,
dam, saluran pembuangan, pompa, pusat antara lain oleh Naik dan Moriconi (2007); serta
pembangkit listrik, kanal, dan terowongan di Hardjasaputera dan Ciputera (2007). Pemakaian
sepanjang Arizona hingga Montana mampu pozzolan alam sebagai bahan tambah maupun
menahan beban rencana dan dampak lingkungan bahan pengganti sebagian dari proporsi semen
di wilayah barat zona iklim negara tersebut. juga dimaksudkan untuk mengurangi konsumsi
Departemen Pekerjaan Umum di Belanda telah semen pada produksi beton seperti yang
menerapkan kombinasi teknologi yang berbasis dilakukan Pramono dan Santoso (2002);
Teknik Sipil dan rekayasa ekologi untuk Setiawan dan Purnomo (2002); Susilorini, et. al.
infrastruktur jalan dan pantai (Bohemen, 2004). (2002); Susilorini (2003), Suryoatmono dan
Kombinasi kedua cabang ilmu tersebut secara Susilorini (2007); juga oleh Marzuki dan
nyata mampu menyelesaikan masalah Jogaswara (2007).

PEMBANGUNAN PELESTARIAN
BERKELANJUTAN LINGKUNGAN

PEMBANGUNAN TEKNIK SIPIL


INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN

KONSTRUKSI
BERKELANJUTAN

BETON
BERKELANJUTAN
TEKNOLOGI BAHAN
BERKELANJUTAN

EKO-
TEKNOLOGI TEKNIK SIPIL
NANO

Gambar 1. Konsep Eko-Teknik Sipil untuk Teknik Sipil Berkelanjutan


Rr. M.I. Retno S., “Eko Teknik Sipil” Sebuah Refleksi bagi Dunia Pendidikan Rekayasa... 35

Aspek penting lain dalam upaya mencapai akan didukung oleh peran Teknik Sipil yang
Teknik Sipil berkelanjutan adalah upaya berkelanjutan. Siklus dari Teknik Sipil
melakukan rekayasa struktur dan analisa berkelanjutan tidak lepas dari syarat dipenuhinya
kegagalan struktur (structural failure analysis) kriteria pelestarian lingkungan. Peran Teknik Sipil
yang tepat untuk memperoleh desain struktur berkelanjutan selanjutnya akan mendorong
yang aman. Pendekatan analisa struktur berbasis tercapainya konstruksi berkelanjutan.
fraktur yang dilakukan melalui berbagai Selanjutnya, konstruksi berkelanjutan dapat
pemodelan karakterisasi antar-muka (interface) dijamin oleh keberadaan beton berkelanjutan.
serat-matriks sementitis, analisa kegagalan Dalam perjalanannya, upaya mencapai beton
struktur pada fraktur spesimen bertakik dengan berkelanjutan perlu didukung oleh teknologi bahan
serat nylon tertanam maupun spesimen cabut- berkelanjutan dan teknologi nano. Dari beton
serat, serta pemodelan elemen hingga untuk berkelanjutan tersebut ‘Eko-Teknik Sipil’ dapat
masalah cabut-serat (Susilorini, 2007a, b, c, d; terjamin dan terpelihara untuk kemudian kembali
Susilorini 2008a, b, d) merupakan upaya pada aliran balik yang akhirnya akan bermuara
menjamin keberlanjutan Teknik Sipil di bidang pada pelestarian lingkungan.
rekayasa dan analisa kegagalan struktur dalam
ruang lingkup mikro. KESIMPULAN
Berbagai gambaran upaya menegaskan Dari diskusi mengenai ‘Eko-Teknik Sipil’
keberlanjutan Teknik Sipil telah didiskusikan. yang merupakan pembangkit nilai pelestarian
Untuk memperoleh ketegasan alur pemikiran lingkungan untuk Teknik Sipil Berkelanjutan,
mengenai ‘Eko-Teknik Sipil’ sebagai dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
pengejawantahan keberlanjutan Teknik Sipil 1. Terdapat relasi antara rekayasa ekologi dan
yang didukung pilar pelestarian lingkungan, bidang Teknik Sipil karena beberapa situasi
sebuah konsep mendasar akan dikemukakan memerlukan teknologi tingkat tinggi untuk
dalam sub bab berikut. dapat menjamin keberlanjutan operasi sistem
2. Bidang Teknik Sipil harus semaksimal
Konsep Eko-Teknik Sipil untuk Teknik mungkin menjaga keseimbangan antara
Sipil berkelanjutan pemanfaatan sumber daya alam dengan
Sebuah konsep tentang ‘Eko-Teknik Sipil’ hakikat keberadaan manusia di bumi untuk
untuk Teknik Sipil berkelanjutan merupakan mencapai pembangunan yang berkelanjutan
pemikiran mendasar bagi pentingnya siklus 3. Pelestarian lingkungan telah diketahui
keberlanjutan di bidang Teknik Sipil dan menjadi pilar utama dalam memperkokoh
lingkungan dijamin dan dipelihara. Gambar 1 peran serta bidang Teknik Sipil untuk
menunjukkan aliran tak terputus, yang diawali mencapai pembangunan berkelanjutan
dari pelestarian lingkungan yang menjadi dasar 4. Beton berkelanjutan menjadi bagian Teknik
bagi pembangunan berkelanjutan. Perlu dicatat Sipil berkelanjutan yang berwawasan
bahwa pembangunan berkelanjutan terkait erat lingkungan
dengan pelaksanaan dan hasil pembangunan 5. Upaya mencapai Teknik Sipil yang
infrastruktur yang melibatkan peran bidang berkelanjutan dapat dicapai dengan
Teknik Sipil sebagai salah satu pelaku utama, memenuhi kriteria keberlanjutan untuk
dengan demikian pembangunan infrastruktur konstruksi, beton, dan bahan bangunan, serta
36 JURNAL TEKNIK SIPIL, Volume III, No. 2. Juli 2007: 30 - 38

mengimplementasikan akurasi dan ketepatan IPIECA. 2003. “Energy, Development and


manfaatan dalam hal teknologi bahan, Climate Change: Considerations in Asia and
rekayasa struktur dan analisa kegagalan Latin America”, Journal – UNEP Industry
struktur and Environment, April-September, pp. 95-
6. Konsep tentang ‘Eko-Teknik Sipil’ untuk 98.
Teknik Sipil berkelanjutan merupakan John, VM. 2003. “On the Sustainability of the
pemikiran mendasar bagi pentingnya siklus Concrete”, Journal – UNEP Industry and
keberlanjutan di bidang Teknik Sipil dan Environment, April-September, pp. 62-63.
lingkungan dijamin dan dipelihara Marzuki, DF. dan Jogaswara, E. (2007).
“Potensi Semen Alternatif dengan Bahan
DAFTAR PUSTAKA Dasar Kapur Padalarang dan Fly Ash
Bohemen, HD van. 2004. Ecological Suralaya untuk Konstruksi Rumah
Engineering and Civil Engineering Works Sederhana”, Prosiding Seminar Nasional
– A Practical Set of Ecological “Sustainability dalam Bidang Material,
Engineering Principles for Road Rekayasa dan Konstruksi Beton”, KK
Infrastucture and Coastal Management, Rekayasa Struktur FTSL ITB, Bandung,
PhD Thesis, Delft University of Technology. pp.127-129.
Davis, ML., dan Cornwell, DA. 1998. Mehta, PK., dan Monteiro, PJM. 1993.
Introduction to Environmental Concrete – Structure, Properties, and
Engineering, WCB/McGraw-Hill, 3 rd Materials, Prentice-Hall, Inc, New Jersey,
Edition, Singapore. USA.
Dolen, TP. 2001. “Historical Development of Meyer, C. 2002. “Concrete and Sustainable
Durable Concrete for the Bureau of Development”, Special Publication ACI
Reclamation”, www.usbr.gov/history/ 206, Concrete Materials to Application –
S y m p o s i u m _ J u n e 2 0 0 2 / A Tribute to Surendra P. Shah, American
Reclamation%20(D)/PDF’S/ Concrete Institute, Farmington Hills, MI.
Dolen,%20Timothy%20P.pdf, (didownload Naik, TR., dan Moriconi, G. “Environmental-
pada tanggal 29 Oktober 2007). friendly Durable Concrete Made with
Gerwick, Jr., BC. 1994. “The Economic Aspects Recycled Materials for Sustainable Concrete
of Durability – How Much Added Expense Construction”, www.uwm.edu/Dept/CBU/
Can Be Justified?”, Proceeding of Papers/2005%20CBU%20Reports/CBU-
Symposium on Durability of Concrete, 2005-08.pdf, (didownload pada tanggal 29
Eds. Khayat, KH., and Aitcin, PC., Oktober 2007).
CANMET/ACI, France, pp. 1-19. Pramono, Tjahjo S dan Wibowo, Santoso E.
Hardjasaputra, H., dan Ciputera, A. (2007). 2002. “Penelitian Kuat Tekan dan Kuat
“Penggunaan Limbah Beton sebagai Agregat Tarik-Belah Beton dengan Menggunakan
Kasar pada Campuran Beton Baru”, Variasi Bahan Campuran Kapur dan Trass
Prosiding Seminar Nasional “Sustainability Muria Kudus”, Tugas Akhir, Jurusan Teknik
dalam Bidang Material, Rekayasa dan Sipil Universitas Katolik Soegijapranata,
Konstruksi Beton”, KK Rekayasa Struktur Semarang.
FTSL ITB, Bandung, pp.87-95.
Rr. M.I. Retno S., “Eko Teknik Sipil” Sebuah Refleksi bagi Dunia Pendidikan Rekayasa... 37

Setiawan, H dan Purnomo, Y. 2002. “Pengaruh Susilorini, R. 2003. “Trass Muria Kudus,
Kapur dan Trass Muria Kudus Terhadap Menggali Potensi Alam Sebagai Bahan
Modulus Elatisitas Beton”, Tugas Akhir, Bangunan Rakyat”, Proceeding Seminar
Jurusan Teknik Sipil Universitas Katolik Nasional Lingkungan Hidup, Unika
Soegijapranata. Semarang. Soegijapranata, Semarang,15–16 September
Sobolev, K., dan Naik, TR. 2005. “Sustainability 2003, pp. A.1.1-A.1.7.
of Concrete and Cement Industries”, CBU- Susilorini, Retno, M.I. (2007a). “Model Masalah
2004-15;REP-562, January, Center for By- Cabut-Serat Nylon 600 Tertanam dalam
Products Utilizatons, Department of Civil Matriks Sementitis yang Mengalami Fraktur”,
Engineering and Mechanics, College of Disertasi, Unika Parahyangan, Bandung.
Engineering and Applied Science, The Susilorini, Retno, Rr. M.I. (2007b). “Fractured
University of Wisconsin, Milwaukee, USA. Based Approach for Structural Element
Soegiarso, R., Gondokusumo, O., dan Jap, DSR. Design – Safe Building, Safe City”,
(2007). “Global Trend on Sustainable Proceeding Third International Conference
Construction”, Prosiding Seminar Nasional on Economic and Urban Management “City
“Sustainability dalam Bidang Material, Marketing, Heritage, and Identity), PMLP
Rekayasa dan Konstruksi Beton”, KK Unika Soegijapranata, Semarang, pp.451-
Rekayasa Struktur FTSL ITB, Bandung, 465.
pp.1-19. Susilorini, Retno, Rr. M.I. (2007c). “The
Suhendro, B. (2007). “Beton Hijau (Green Performance Improvement of Fiber Pull-Out
Concrete) – Dambaan, Realisasi, dan of Nylon 600 with Clumped Fiber End, In:
Permasalahannya”, Prosiding Seminar First International Conference of
Nasional “Sustainability dalam Bidang European Asian Civil Engineering Forum
Material, Rekayasa dan Konstruksi Beton”, (EACEF), 26-27 September, Pelita Harapan
KK Rekayasa Struktur FTSL ITB, Bandung, University, Lippo Karawaci, Jakarta, D64-
pp.20-38. D71.
Supartono, FX. (2007). “Usaha Menuju Susilorini, Retno, Rr. M.I. (2007d). “Integral-J
Konstruksi Beton Berkelanjutan”, Prosiding Kritis untuk Model Elemen Hingga pada
Seminar Nasional “Sustainability dalam Cabut Serat Fraktur Nylon 600”, Prosiding
Bidang Material, Rekayasa dan Konstruksi Seminar Nasional Tiga Roda Forum
Beton”, KK Rekayasa Struktur FTSL ITB, “Perkembangan Terkini Teknologi dan
Bandung, pp.52-63. Rekayasa Konstruksi Beton di Indonesia”,
Suryoatmono, B. dan Susilorini, Retno, Rr. M.I. Hotel Bumi Karsa - Bidakara, Jakarta, pp.1-
(2007). “Trass, Masa Depan bagi Pozzolan 14.
Alam sebagai Agregat Alternatif untuk Susilorini, Retno, Rr. M.I. (2008a). “Analisa
Campuran Beton”, Prosiding Seminar Kegagalan Struktur Berbasis Fraktur untuk
Nasional “Sustainability dalam Bidang Penyelamatan Bumi dan Pembangunan
Material, Rekayasa dan Konstruksi Beton”, Berkelanjutan”, Seminar “Save The Forest,
KK Rekayasa Struktur FTSL ITB, Bandung, Save The Earth”, Fakultas Teknik, Unika
pp.96-106. Soegijapranata, Semarang, pp.1-11.
38 JURNAL TEKNIK SIPIL, Volume III, No. 2. Juli 2007: 30 - 38

Susilorini, Retno, Rr. M.I. (2008b). “The Role


of Shear-Friction on Pull-Out Fractured
Based Modeling of Nylon 600 with Clumped
Fiber End”, Prosiding Seminar Nasional
Teknik Sipil IV, Program Studi Teknik Sipil
Pascasarjana dan Jurusan Teknik Sipil, ITS,
Surabaya, pp. B91-B101.
Susilorini, Rr. M.I. Retno. (2008c) “Analisa
Kegagalan Struktur Berbasis Fraktur Untuk
Penyelamatan Bumi dan Pembangunan
Berkelanjutan”, Seminar “Menggagas
Pendidikan Nilai di Indonesia”, 22 Mei, Unika
Soegijapranata, Semarang.
Susilorini, Retno, Rr. M.I. (2008d). “Fracture to
Failure, a Fracture Mechanics Approach for
Bridge Failure Analysis”, Proceeding
International Seminar “The Technology of
Long Span Bridge to Strengthen the Unity
of Nation”, 8-9 Juli, UPN Veteran Jawa
Timur, Surabaya, pp. M.20.1-M.20.6.
Susilorini R, Pramono, Tjahjo S, Wibowo,
Santoso E, Setiawan, H dan Purnomo, Y.
2002. “Pemanfaatan Trass Muria Kudus
Sebagai Bahan Campuran Beton”, Laporan
Penelitian, Jurusan Teknik Sipil-Unika
Soegijapranata, Semarang.
Taylor, M., Tam, C., dan Gielen, D. (2006).
“Energy Efficiency and CO2 Emissions from
the Global Cement Industry”, Draft Version,
IEA-WBCSD, September, Paris.
Wagner, HD., dan Aia RA. (2004).
“Nanocomposites: Issue at the Interface”,
Materials Today, Elsevier, November
Edition, pp. 38-42.

Anda mungkin juga menyukai