Anda di halaman 1dari 2

ARTIKEL MATA KULIAH PERILAKU KEORGANISASIAN

ANDI SANTIKA
(0215101524)
KELAS P – UNIVERSITAS WIDYATAMA

“AGENT OF CHANGE”

Agent of change menurut saya adalah orang-orang yang bertindak sebagai pemicu
terjadinya sebuah perubahan. Agent of change bisa berdampak positif ataupun berdampak negatif.
Tentu saja agent of change yang baik adalah orang-orang yang mampu membawa dampak positif
bagi lingkungan nya atau dunia
Mungkin beberapa dari teman-teman masih agak bingung dengan definisi agent of change
ini, mari kita ambil contoh saja. Contoh agent of change di dunia ini salah satunya adalah Barack
Obama yang merupakan presiden pertama yang berkulit hitam. sebagai presiden Amerika Serikat
selama dua periode, beliau mematahkan mitos mengenai ras dan agama presiden. Obama yang
seorang kulit hitam, bukan murni keturunan Inggris tetapi bisa jadi presiden Amerika, hal ini
menjadi sejarah sekaligus perubahan untuk negara Amerika sendiri. Contoh lainnya yaitu
mahasiswa sebagai agent of change yang akan menjadi topik pembahasan artikel ini.
Sebagai agen perubahan, mahasiswa bertindak tidak hanya menjadi penggagas perubahan,
melainkan menjadi objek atau pelaku dari perubahan tersebut. Sikap kritis mahasiswa sering
membuat sebuah perubahan besar dan membuat para pemimpin yang tidak berkompeten menjadi
gerah dan cemas.
Mahasiswa yang memiliki gejolak dan semangat luar biasa, berani mengungkapkan
pendapatnya apabila tidak sesuai dengan apa yang mereka anggap benar. Cara mereka
mengungkapkan pendapat itu bisa berupa aksi unjuk rasa maupun tindakan langsung dengan
kesadaran diri masing-masing. Dari sinilah peran mahasiswa sebagai agent of change dimulai.
Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat yang berjiwa intelektual, kritis dan peka
terhadap lingkungan selalu cepat tanggap dan sadar terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di
masyarakat. Dengan rasa peduli dan sosialisnya, mahasiswa berupaya menangani masalah dengan
gaya mereka sendiri yang cenderung cermat, simple, tapi mengena dan pas di masyarakat itu
sendiri. Misalnya seperti saat terjadi konflik ataupun bencana alam, mahasiswa akan nekat terjun
ke lokasi dan memberikan bantuan dengan segenap tenaga dan kemampuan.
Akan tetapi sangat disayangkan, jika dalam kondisi bangsa kita saat ini peran mahasiswa
semakin lemah. Jiwa kritis mahasiswa semakin luntur akibat termakan oleh penggunaan teknologi
yang semakin canggih. Padahal kecanggihan teknologi yang semakin tinggi tersebut, harusnya
menjadi inspirasi mahasiswa Indonesia untuk menciptakan karya dan inovasi besar untuk
peningkatan teknologi bangsa.
Akan tetapi, kenyataan yang ada, sebagian besar adalah sebaliknya. Para pemuda semakin
terlena akan teknologi canggih yang ditawarkan negara-negara maju untuk menurunkan mental
pemuda Indonesia. Dari situlah bangsa Indonesia mulai dicap dengan baangsa yang konsumtif.
Hal inilah yang akan semakin dimanfaatkan negara-negara maju terhadap bangsa kita.
Oleh karena itu, saat ini diperlukan revitalisasi mahasiswa sebagai solusi permasalahan
bangsa dan perubahan. Karena memang pada dasarnya peran mahasiswa adalah sebagai agen
perubahan (agent of change). Sumber daya manusia terbesar dalam perubahan berada di tangan
mahasiswa (pemuda), karena dari pemikiran-pemikirannya yang selalu inovatif, penuh akan ide,
dan tidak mudah berhenti sebelum mencapai titik optimum. Selain itu, dalam setiap langkah
mahasiswa akan didasari dengan ketulusan dan keikhlasan untuk rakyat kecil utamanya.
Mahasiswa adalah para pemuda yang menjadi salah satu harapan suatu bangsa agar bisa
berubah ke arah lebih baik. Hal ini dikarenakan mahasiswa dianggap memiliki intelek yang cukup
bagus dan kematangan berpikir yang cukup luwes. Maksudnya, bila ada sesuatu yang terjadi di
lingkungan sekitar dan itu salah, mahasiswa dituntut untuk merubahnya sesuai dengan harapan
sesungguhnya.
Sadar atau tidak, telah banyak pembodohan dan ketidakadilan yang dilakukan oleh
pemimpin bangsa ini. Kita sebagai mahasiswa seharusnya berpikir untuk mengembalikan dan
mengubah semua ini. Perubahan yang dimaksud tentu perubahan kearah yang positif dan tidak
menghilangkan jati diri kita sebagai mahasiswa dan Bangsa Indonesia. Namun untuk mengubah
sebuah negara, hal utama yang harus dirubah terlebih dahulu adalah diri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai