OLEH
Kelompok 2 :
Asmawati Masita
Darmawaty Minarti
JURUSAN FISIOTERAPI
2010
PENDAHULUAN
Hip joint merupakan triaxial joint, karena me-miliki 3 bidang gerak. Hip joint juga
merupakan hubungan proksimal dari extremitas inferior. Dibandingkan dengan shoulder joint
yang konstruksinya untuk mobilitas, hip joint sangat stabil yang konstruksinya untuk menumpuh
be-rat badan. Selama berjalan, gaya dari extremitas inferior ditransmisikan keatas melalui hip ke
pelvis & trunk, dan aktivitas extremitas inferior lainnya.
Dalam suatu gerak fungsional, terjadi hubu-ngan antara pelvic girdle dan hip joint
pelvic girdle akan mengalami tilting dan rotasi selama gerakan femur. Hubungan tersebut hampir
sama dengan hubu-ngan scapula dengan shoulder joint, perbedaan-nya adalah scapula kiri &
kanan dapat bergerak bebas sedangkan pelvic hanya dapat bergerak sebagai satu unit.
A) Inspeksi
Saat pasien memasuki ruang pemeriksaan, yang utama kita perhatikan adalah
caranya melangkah. Untuk menjamin ketelitian dari pemeriksaan hip joint dan area
yang berhubungan, maka pasien sebaiknya diminta untuk membuka pakaian yang
menutupi aarea yang akan diperiksa. Saat pasien tidak berpakaian, perhatikan
apaakah ada beberapa bentuk yang istimewa dan terlihat seperti nyeri atau tidak
berguna. Sering terjadi gerkan yang sama sekali tidak berguna tapi mengurangi nyeri
yang terjadi.
Periksa juga area Hip dan Pelvis jika ada yang abnormal,perubahan warna,tanda-
tanda lahir dan tanda melumpuh,adanya saluran yang terbuka dan trutama sekali
untuk pembengkakan yang abnormal seperti kembung atau pada lipatan kulit.
Kemudian perhatikan sikap berdirinya,periksa apakah SIAS terletak pada garis
horizontal.Jika tidak, mungkin pelvisnya obliquity (tilted pelvis ) sekunder yang
menyebabkan panjang tungkai berbeda.
Saat mengobservasi dari samping, bagian lumbal normalnya tampak sedikit
lordosis (curva anterior spina ), tidak terlampau lordosis juga tidak rata. Tidak
normalnya lordosis menunjukkan adanya spasme otot. Jika curva spina berlebihan,
maka musculus anterior abdominalis mengalami kelemahan, hingga diperlukan
pencegahan terjadinya peningkatan lordosis lumbal. Hal tersebut mungkin disebabkan
adanya deformiti fleksi hip yang menetap. Lordosis yang berlebihan pada kasus ini
kadang-kadang memerlukan bantuan untuk ekstensi saat mengobservasi bagian
posterior hip, perhatikan sisi bagian bawah dari pantat yang dibentuk oleh lipatan
glutea (bagian lateral dan sedikit ke inferior kira-kira pada garis tengah paha). Ukuran
dan kedalaman lipatan tersebut akan miningkat semakin ke atas pada hip yang
ekstensi dan menurun saat hip fleksi.
B) Palpasi Tulang
- Bagian Anterior
a. Sias
Berdiri depan pasien dan letakkan tangan pada kedua sisi pinggangnya dengan thumb
di SIAS dan jari-jari di bagian anterior crista iliaca.
b. Crista iliaca
Letaknya di bawah kulit dan merupakan tempat origo dan insersioeberapa otot. Tidak
ada otot yang menyilang secara linear pada tulang ini dan memungkinkan bagian ini
dipalpasi. Normalnya crista iliaca terletak selevel dan berhubungan satu sama
lainnya.Jika tidak, hal inimungkin disebabkan oleh adanya pelvis oblique.
c. Tuberculi iliaka
Pegangkan thumbmu kesias dan gerakan jari-jarimu keposterior disepanjang bibir
lateral Krista iliaca. Sekitar 3 inci dari puncak Krista iliaka, kamu dapatmempalpasi
tuberculi iliaca dimana ditandai dengan sesuatu yang luas padakrista.
d. Trochanter mayor
Dengan thumb tetap kesias, gerakan jari-jarimu kebawah dari tubercili iliaca menuju
trochanter mayordari femur. Tepi posterior trohanter mayor biasa tidak tertutup
sehingga mudah dipalpasi. Bagian anterior dan lateral ditutupi oleh musculustensor
fasia latae dan gluteusmedius sehingga tidak dapat dipalpasi
e. Tubeculi pubis
Jari-jari tetap pada kedua trochanter, gerakan kedua thumb disepanjang lipatan
inguinalis medial dan berputar kebawah sehingga kamu dapat merasakan tuberculi
pubis. Meskipun tuberculi pubis bersambung dibawah rambut pubis dan mons pubis
tuberculi pubis dapat dipalpasi
- Bagian posterior
a. Sips
Pasien berbaring kesamping, letakkan thumb diatas apper spin dan palpasi sepanjang
SIPS hingga ketuberculi iliaca. Masuk ketepi Krista iliaca, dariposteriorkesias.
b. Trohanter mayor
Letakkan thumb diatas sips dan gerakan jari-jari berputar kebawah sehingga dapat
dipalpasibagian posterior dari trohanter mayor
c. Tuberositas isiadika
Jari-jari diletakkan diatas trochanter mayor, gerakan thumb dari SIPS ketuberositas
isciadika. Tuberositas ini sulit dipalpasi jika hip joint ekstensi, karena ditutupi oleh
musculus gluteus maksimus dan bantalan lemak. Meskipun demikian jika hip
fleksi,gluteus maksimus berpindah ke atas maka tubeositsa isciadica akan mudah
dipalpasi. Teberositas terseut letaknya pada bidang horizontal dengan trohanter minor
dari femur.
d. Sacroiliac join
Sendi ini tidak dipalpasi, seharusnya dia tergantung pada ilium dan direntangi oleh
beberapa ligament yang menyangganya. Pusat dari sendi adalah S2 yang disilangi
oleh garis hayal yang ditarik antara processus spinosus L4 dan L5.
A. Inspeksi
1. pertama masuk
2. posisi berdiri
3. dari anterior-posture
a. berdiri dengan dua tungkai
b. pemendekan tungkai
c. oedema sekitar throcanter major
d. atrofi pada M.quadriceps
e. warna kulit
f. posisi pelvic
4. dari lateral
a. kontur dari glutea
b. posisi fleksi Hip
c. lordosis lumbal
B. PALPASI
Untuk mengetahui kelainan sensani kulit, temperatur, kelembaban kulit, menentukan
letak dan perbedaa, struktur jaringan yang normal dan yang tidak normal, ketegangan
otot, oedema.
1. Palpasi Tulang
Bagian anterior : SIAS, crista iliaca, Tubercule iliaca, trochanter mayor, tubercule
pubis
Bagian posterior : SIPS, trochanter mayor, tuberositas ischiadica, sacroiliaca joint
2. Palpasi Jaringan Lunak
Terbagi atas 5 zona klinik yaitu :
a. Zona I - Trianggle femoral
b. Zona II - Trohanter mayor
c. Zona III - Nervus sciatic
d. Zona IV - Crista iliaca
e. Zona V - Musculus di daerah hip dan pelvis
DAFTAR PUSTAKA
Fajriah Nurul Siti. 2007. Terjemahan Buku “Phisycal Examination Of The Spine and
Extremities” (Pemeriksaan Fisik pada Spine dan Extremitas). Pendidikan Ahli Madya
Fisioterapi Depkes Ujung Pandang.