Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATA KULIAH SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN

LABEL KEMASAN PANGAN


“ SUSU ULTRA MILK RASA COKLAT ”

Disusun Oleh:

AULIA RADHIKA
101611123028

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
I. KEMASAN PANGAN

Kemasan Pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau


membungkus pangan, baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun
tidak. Bahan kemasan pangan bukan dari bahan yang terlarang dan/atau yang dapat
melepaskan cemaran yang merugikan atau membahayakan kesehatan manusia. Pada
UU nomor 18 tahun 2012 pasal 82 Kemasan Pangan berfungsi untuk mencegah
terjadinya pembusukan dan kerusakan, melindungi produk dari kotoran, dan
membebaskan Pangan dari jasad renik patogen. Syarat kemasan adalah sebagai
berikut :
1. Non-toksik dan inert (tidak bereaksi dan menyebabkan terjadinya reaksi
kimia) sehingga warna, aroma, dan cita rasa pangan dapat bertahan
2. Mampu menahan air atau kelembapan udara sekitar
3. Kuat dan tidak mudah bocor
4. Relatif tahan terhadap panas
5. Mudah diproduksi secara massal
6. Harga relatif murah

1.1 Evaluasi Kemasan Susu Ultra

Kemasan susu ultra rasa coklat ini menggunakan Tetrapak


jenis Tetra Brik®Aseptic yang merupakan salah satu jenis
kemasan dengan bahan dasar karton. Dalam Dalam
pengolahannya tetrapak menjalani pelapisan kembali agar
makanan yang dikemas tidak mudah rusak. Kemasan yang
dilaminasi dalam 6 lapisan, terdiri dari lapisan kertas (75%),
polietilen (20%) dan aluminium (5%). Kertas membuat
kemasan menjadi kuat; polietilen menjaga produk di
dalamnya dan lapisan tipis aluminium melindunginya dari
pengaruh bahaya seperti udara, cahaya dan bakteri.
 Polietielen – menjaga kelembaban luar
 Kertas – memberi kekuatan
 Polietilen – lapisan perekat
 Aluminium foil – menghindari pengaruh luar seperti udara, rasa dan cahaya
 Polietilen – lapisan perekat
 Polietilen – lapisan pelindung produk

Salah satu keunggulan proses kemasan tetra pak adalah teknologi


aseptic. Teknologi ini membuat produk diproses sedemikian rupa sehingga
tidak diperlukan pengawet untuk bertahan lama, tanpa mereduksi kunggulan
dari produk itu sendiri seperti nutrisi, kadar vitamin, tekstur, dan sebagainya
dan tidak membahayakan kesehatan konsumennya. Tetra Pak menggunakan
kemasan yang dapat diperbaharui dan tersertifikasi Forest Stewardship
Council (FSC). Dengan demikian kemasan dari susu ultra rasa coklat ini
sesuai dengan UU nomor 18 tahun 2012 pasal 82 ayat 2 tercantum bahwa
Setiap orang yang melakukan Produksi Pangan dalam kemasan wajib
menggunakan bahan Kemasan Pangan yang tidak membahayakan kesehatan
manusia.
Pada susu ultra rasa coklat terdapat label tersertifikasi FSC MIX
Board Jadi, di balik setiap label, perusahaan berusaha meyakinkan konsumen
bahwa produk kemasan susu yang dibuat telah menggunakan hasil hutan dari
sumber yang bertanggung jawab. Sehingga dapat mengurangi dampak lingkungan
dari mata rantai produksi, menciptakan produk yang berkelanjutan dan dapat di
daur ulang.
Pengemasan susu dilakukan secara aspetic packaging yaitu
pengemasan dalam sistem aseptis dilakukan dengan sistem alir atau sistem
UHT (Ultra High Temperature), yaitu pemanasan dengan suhu yang sangat
tinggi (135-150oC) selama 2-5 detik, dengan demikian, mampu membunuh
spora bakteri tahan panas sehingga tercapai kondisi sterilitas susu dan
sekaligus mampu meminimisasi tingkat kerusakan mutu (tektur, warna,
citarasa dan flavor) dan zat gizi.

II LABEL PANGAN
Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk
gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan,
dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan.
Tujuan pelabelan dalam pangan adalah untuk memberi informasi tentang isi produk
tanpa harus membuka kemasan, sarana komunikasi antara produsen dan konsumen
tentang produk, memberi petunjuk pd konsumen shg diperoleh fungsi produk yg
optimum, sarana periklanan bagi produsen dan memberi rasa aman bagi konsumen
Pencantuman label menurut UU no 18 tahun 2012 tentang Pangan meliputi:
a. Nama produk;
b. Daftar bahan yang digunakan;
c. Berat bersih atau berat isi;
d. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan ke dalam
wilayah Indonesia;
e. Halal bagi yang dipersyaratkan;
f. Tanggal dan kode produksi;
g. Tanggal, bulan dan tahun kadaluwarsa;
h. Nomor izin edar bagi pangan olahan;
i. Asal usul bahan pangan tertentu.

2.1 Evaluasi Kemasan Susu Ultra

2.1.1 Nama produk


Nama produk adalah ”Ultra Milk” Minuman Susu UHT Rasa Coklat.
Kemasan tersebut sudah sesuai dengan UU nomor 18 tahun 2012 terdapat
nama produk yang jelas.

2.1.2 Daftar bahan yang digunakan

Daftar bahan/komposisi secara berurutan dimulai dari bagian


yang terbanyak yaitu susu sapi segar, sukrosa, susu skim bubuk, bubuk
coklat, penstabil nabati, perisa artifisial coklat, garam.
Jika terdapat bahan tambahan pangan, maka wajib dicantumkan
(Permenkes no 33 tahun 2012, pasal 13 ayat (1). BTP yang terkandung
dalam produk tersebut adalah perisa artifial coklat. Untuk BTP jenis
perisa, wajib dicantumkan nama kelompok perisa (Permenkes no 33
tahun 2012, pasal 13 ayat (8).

2.1.3 Berat bersih atau berat isi


Berat bersih atau isi bersih; 250 ml (8.45 fl.oz)

Label yang memuat keterangan jumlah takaran saji harus


memuat keterangan tentang berat bersih atau isi bersih tiap takaran saji
(PP no 69 tahun 1999 pasal 25). Dalam produk diatas, dicantumkan
bahwa takaran saji per kemasan 1 dengan berat bersih susu 250 ml. Hal
tersebut sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan
Makanan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang
Pengawasan Takaran Saji Pangan Olahan bahwa untuk minuman susu
takaran saji sebesar 125 – 250 ml.

2.1.4 Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau Impor


Produk susu ultra rasa coklat tersebut diproduksi oleh PT
Ultrajaya Milk Industri dan Trading Co. Tbk Padalarang Bandung 40552
Indonesia. Penulisan pada kemasan tersebut kurang jelas dikarenakan
warna yang kontras yaitu hijau rumput dengan tulisan warna hitam di
pojok kiri bawah.
2.1.5 Halal bagi yang dipersyaratkan;

UU nomor 18 tahun 2012 pasal 95 tercantum Penerapan sistem


jaminan produk halal bagi yang dipersyaratkan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Hal tersebut sudah sesuai dikarenakan pada kemasan ultra
milk rasa coklat sudah tercantum sertifikat halal yang dikeluarkan oleh
MUI (Majelis Ulama Indonesia). Label tersebut harus dapat
dipertanggung jawabkan atas kebenarannya.

2.1.6 Tanggal dan kode produksi

PP no 69 tahun 1999 pasal 31 menyebutkan bahwa kode


produksi pangan wajib untuk dicantumkan pada label dan terletak pada
bagian yang mudah dibaca serta sekurang-kurangnya dapat
memberikan penjelasan mengenai riwayat produksi pangan yang di
proses pada kondisi dan waktu yang sama. Pada produk susu ultra milk
rasa coklat adanya label kode produksi berada di bagian atas kemasan
sehingga mudah dibaca. Kemasan tersebut dikemas pada tanggal 13
Juni jam 15.43 WIB.
2.1.7 Tanggal, bulan dan tahun kadaluwarsa;

` Pada label tertulis best before 15 Juni 2018. ” Best Before” dapat
diartikan bahwa Label ini mengarah pada kualitas, ketika tanggal sudah
lewat dari 15 Juni 2018, tidak berarti minuman berbahaya, tapi mungkin
mulai kehilangan rasa dan tekstur. Minuman dengan label “Best Before”
hanya akan terjamin jika disimpan dan sesuai petunjuk pada label,
dalam produk ini adalah “kocok sebelum dibuka” dan “segera habiskan
setelah dibuka”. Hal ini dapat diartikan bahwa bila dibiarkan terlalu
lama di tempat terbuka dalam keadaan terbuka susu ini akan
terkontaminasi sehingga terjadi perubahan warna dan tekstur. Penulisan
tanggal bulan dan tahun kadaluwarsa sudah jelas sesuai dengan UU
nomor 18 tahun 2012 tentang pangan.

2.1.8 Nomor izin edar bagi pangan olahan;

Nomor izin edar bagi pangan olahan yaitu produk minuman ultra
milk rasa coklat BPOM RI MD 400810197022. Hal tersebut sudah sesuai
dengan PP nomor 28 tahun 2004 pasal 42 yang menyatakan bahwa
Dalam rangka pengawasan kemanan, mutu dan gizi pangan, setiap
pangan olahan baik yang diproduksi dalam negeri atau yang dimasukkan
ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan dalam kemasan
eceran sebelum diedarkan wajib memiliki surat persetujuan pendaftaran
yang ditetapkan oleh Kepala Badan. Nomor izin edar diterbitkan oleh
Badan POM RI untuk produk yang sesuai dengan kriteria atau
persyaratan berdasarkan hasil penilaian keamanan, mutu, dan gizi pangan
olahan.

2.1.9 Keterangan tertentu dalam label kemasan pangan

Undang – undang nomor 18 tahun 2012 pasal 101 menyatakan


bahwa Label tentang Pangan Olahan tertentu yang diperdagangkan
wajib memuat keterangan tentang peruntukan, cara penggunaan,
dan/atau keterangan lain yang perlu diketahui mengenai dampak
Pangan terhadap kesehatan manusia. Hal tersebut sudah sesuai dengan
kemasan ultra milk rasa coklat yang memuat bahwa susu UHT ini tidak
cocok untuk bayi umur 0 – 12 bulan, ”kocok dulu sebelum di buka,
segera habiskan setelah di buka” dan dampak pangan bagi kesehatan
yaitu untuk melakukan kebiasaan minum susu untuk mengawali
aktifitas sehari – hari karena manfaat zat gizi di dalamnya.

2.1.10 Keterangan tentang Kandungan Gizi


Pencantuman keterangan tentang kandungan gizi pangan pada
label wajib dilakukan bagi pangan yang disertai pernyataan bahwa
mengandung vitamin, mineral dan/atau zat gizi lainnya atau
dipersyaratkan berdasarkan ketentuan peraturan perundangan yang
berlaku di bidang mutu dan zat gizi lainnya (PP no 69 tahun 1999 pasal
32 ayat (1)). Dalam produk disamping sudah memenuhi persyaratan.

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan


Republik Indonesia Nomor Hk.03.1.23.11.11.09605 Tahun 2011
Tentang Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada Label
Pangan menyatakan dapat mencantumkan informasi nilai gizi. Hasil
analisis zat gizi untuk pangan olahan sebagaimana dimaksud pada huruf
a sekurang-kurangnya 80% dari nilai yang tercantum dalam informasi
nilai gizi. c. Hasil analisis zat gizi tertentu yaitu energi, lemak, lemak
jenuh, kolesterol, asam lemak trans, gula dan natrium, tidak boleh lebih
dari 120% dari nilai yang tercantum pada informasi nilai gizi. Pada
informasi nilai gizi diatas tidak ada persentase yang melebihi 120%.
Sehingga lemak, protein, karbohidrat, gula dan natrium masih dalam
batas aman untuk dikonsumsi.
PP nomer 69 tahun 1999 pasal 32 ayat 2 menyatakan
Keterangan tentang kandungan gizi pangan, dicantumkan dengan
urutan jumlah keseluruhan keseluruhan lemak, lemak jenuh, kolesterol,
jumlah keseluruhan karbohidrat, gula, protein, vitamin dan mineral.
Susu ultra milk rasa coklat ini sudah memenuhi syarat. Jika terdapat
kandungan gizi, maka label untuk pangan tersebut wajib memuat :
No. Kandungan Gizi Ada Tidak
1 Ukuran takaran saji √
2 Jumlah sajian per kemasan √
3 Kandungan energi per takaran saji √
4 Kandungan protein per saji (gr) √
5 Kandungan karbohirat per sajian (gr) √
6 Kandungan lemak per sajian (gr) √
7 Presentase angka kecukupan gizi yang √
dianjurkan Presentase AKG diletakkan pada
kolom paling bawah dari kolom informasi
kandungan gizi.

III. KESIMPULAN
Produk minuman Susu Ultra rasa coklat ini sudah memiliki kemasan dan
label yang baik dan lengkap. Kemasan yang digunakan disesuaikan dengan
Pengemasan susu dilakukan secara aspetic packaging yaitu pengemasan dalam
sistem aseptis dilakukan dengan sistem alir atau sistem UHT (Ultra High
Temperature), yaitu pemanasan dengan suhu yang sangat tinggi (135-150oC)
selama 2-5 detik, dengan demikian, mampu membunuh spora bakteri tahan panas,
mampu meminimisasi tingkat kerusakan mutu (tektur, warna, citarasa dan flavor)
dan zat gizi. Dilengkapi juga dengan FSC yang menjamin bahwa produk olahan
ini dengan menggunakan hasil hutan yang secara bertanggung jawab.
Label pada kemasan minuman ultra milk rasa coklat ini sudah tercantum
nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat bersih atau berat isi, nama dan
alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan ke dalam wilayah Indonesia,
Halal dari MUI, memuat Tanggal dan kode produksi, terdapat Tanggal, bulan dan
tahun kadaluwarsa, kandungan gizi , cara penggunaan, manfaat susu dan nomor
izin edar bagi pangan olahan. Namun pada alamat pihak produksi dan nomor izin
edar dari BPOM RI tidak jelas tulisanya dikarenakan kontras dengan latar
belakang warna sehingga diperlukan penempatan di sisi yang lain atau
penggantian warna agar tidak kontras sehingga jelas dari mana susu tersebut
diproduksi serta nomor izin edarnya , dalam label tersebut belum terdapat pula
asal-usul bahan pangan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Hariyadi, Purwiyatno.2010. Sterilisasi UHT dan Pengemasan Aseptik.Bogor: Yayasan


Penerbitan IDI
[PKBPOM] Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
Indonesia Nomor Hk.03.1.23.11.11.09605 Tahun 2011 Tentang Pedoman
Pencantuman Informasi Nilai Gizi
[PP] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1999 Tentang Label
dan Iklan Pangan
[PP] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 Tentang
Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan Pada Label Pangan
[UU] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan.

Anda mungkin juga menyukai