Disusun Oleh:
AULIA RADHIKA
101611123028
II LABEL PANGAN
Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk
gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan,
dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan.
Tujuan pelabelan dalam pangan adalah untuk memberi informasi tentang isi produk
tanpa harus membuka kemasan, sarana komunikasi antara produsen dan konsumen
tentang produk, memberi petunjuk pd konsumen shg diperoleh fungsi produk yg
optimum, sarana periklanan bagi produsen dan memberi rasa aman bagi konsumen
Pencantuman label menurut UU no 18 tahun 2012 tentang Pangan meliputi:
a. Nama produk;
b. Daftar bahan yang digunakan;
c. Berat bersih atau berat isi;
d. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan ke dalam
wilayah Indonesia;
e. Halal bagi yang dipersyaratkan;
f. Tanggal dan kode produksi;
g. Tanggal, bulan dan tahun kadaluwarsa;
h. Nomor izin edar bagi pangan olahan;
i. Asal usul bahan pangan tertentu.
` Pada label tertulis best before 15 Juni 2018. ” Best Before” dapat
diartikan bahwa Label ini mengarah pada kualitas, ketika tanggal sudah
lewat dari 15 Juni 2018, tidak berarti minuman berbahaya, tapi mungkin
mulai kehilangan rasa dan tekstur. Minuman dengan label “Best Before”
hanya akan terjamin jika disimpan dan sesuai petunjuk pada label,
dalam produk ini adalah “kocok sebelum dibuka” dan “segera habiskan
setelah dibuka”. Hal ini dapat diartikan bahwa bila dibiarkan terlalu
lama di tempat terbuka dalam keadaan terbuka susu ini akan
terkontaminasi sehingga terjadi perubahan warna dan tekstur. Penulisan
tanggal bulan dan tahun kadaluwarsa sudah jelas sesuai dengan UU
nomor 18 tahun 2012 tentang pangan.
Nomor izin edar bagi pangan olahan yaitu produk minuman ultra
milk rasa coklat BPOM RI MD 400810197022. Hal tersebut sudah sesuai
dengan PP nomor 28 tahun 2004 pasal 42 yang menyatakan bahwa
Dalam rangka pengawasan kemanan, mutu dan gizi pangan, setiap
pangan olahan baik yang diproduksi dalam negeri atau yang dimasukkan
ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan dalam kemasan
eceran sebelum diedarkan wajib memiliki surat persetujuan pendaftaran
yang ditetapkan oleh Kepala Badan. Nomor izin edar diterbitkan oleh
Badan POM RI untuk produk yang sesuai dengan kriteria atau
persyaratan berdasarkan hasil penilaian keamanan, mutu, dan gizi pangan
olahan.
III. KESIMPULAN
Produk minuman Susu Ultra rasa coklat ini sudah memiliki kemasan dan
label yang baik dan lengkap. Kemasan yang digunakan disesuaikan dengan
Pengemasan susu dilakukan secara aspetic packaging yaitu pengemasan dalam
sistem aseptis dilakukan dengan sistem alir atau sistem UHT (Ultra High
Temperature), yaitu pemanasan dengan suhu yang sangat tinggi (135-150oC)
selama 2-5 detik, dengan demikian, mampu membunuh spora bakteri tahan panas,
mampu meminimisasi tingkat kerusakan mutu (tektur, warna, citarasa dan flavor)
dan zat gizi. Dilengkapi juga dengan FSC yang menjamin bahwa produk olahan
ini dengan menggunakan hasil hutan yang secara bertanggung jawab.
Label pada kemasan minuman ultra milk rasa coklat ini sudah tercantum
nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat bersih atau berat isi, nama dan
alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan ke dalam wilayah Indonesia,
Halal dari MUI, memuat Tanggal dan kode produksi, terdapat Tanggal, bulan dan
tahun kadaluwarsa, kandungan gizi , cara penggunaan, manfaat susu dan nomor
izin edar bagi pangan olahan. Namun pada alamat pihak produksi dan nomor izin
edar dari BPOM RI tidak jelas tulisanya dikarenakan kontras dengan latar
belakang warna sehingga diperlukan penempatan di sisi yang lain atau
penggantian warna agar tidak kontras sehingga jelas dari mana susu tersebut
diproduksi serta nomor izin edarnya , dalam label tersebut belum terdapat pula
asal-usul bahan pangan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA