Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah Pendidikan Agama Islam
Disiplin Ilmu dengan tema “Ensiklopediana Ilmu Dalam Al-Quran tentang
Biologi” dapat terselesaikan.
Makalah ini merupakan makalah yang disusun dalam rangka untuk ibadah
dengan memberikan pengetahuan kepada mahasiswa maupun masyarakat dan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam Disiplin
Ilmu.
Diharapkan makalah yang disusun ini dapat memperluas ilmu tentang
“Biologi atau Ilmu Biologi”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber adalah pembahasan mengenai fenomena yang terdapat pada
makhluk hidup pada tumbuhan, hewan, sampai manusia dalam Islam.
Penulis menyadari bahwa dalam membuat makalah ini masih banyak
kekurangan, Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan, wawasan serta
pengalaman. Saran dan kritik yang membangun dari semua pihak kami harapkan
untuk perbaikan dan pengembangan makalah di masa yang akan datang sehingga
makalah ini lebih bermanfaat. Amin
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bandung, 24 Desember 2017

Penulis

PAI Islam Disiplin Ilmu i


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3
1.3 Tujuan .................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 4
2.1 Biologi dalam Al-Quran ........................................................................ 4
2.2 Sejarah Sains Biologi Islam .................................................................. 4
2.3 Keunikan Biologi dalam Al-Quran dari Perpektif Sains ....................... 5
2.3.1 Teori Asal Usul Kehidupan Menurut Islam ................................. 5
2.3.2 Jenis Kelamin Bayi ....................................................................... 7
2.3.3 Tahap Pertumbuhan Bayi ............................................................. 8
2.3.4 Tanda Pengenal Manusia pada Sidik Jari ..................................... 9
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA

PAI Islam Disiplin Ilmu ii


BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Ilmu biologi berhubungan dengan analisis mengenai fenomena yang
terdapat pada makhluk hidup. Status makhluk itu bertingkat-tingkat, mulai
dari bentuk kehidupan yang paling rendah berupa tumbuh-tumbuhan sampai
dengan bentuk kehidupan tertinggi, yakni manusia. Selain itu, terdapat pula
kehidupan lain yang bersifat gaib dan berada di luar jangkauan indra manusia,
seperti kehidupan jin dan malaikat, tetapi objek ini berada di luar cakupan
pembahasan biologi karena pengetahuan kita tidak dapat memahami
kehidupan gaib seperti itu. Lebih dari itu, bebatuan yang statis itu tampaknya
memiliki kehidupan juga.
Dalam sains Islam, sejarah alam semesta senantiasa dipandang sebagai
satu kesatuan, yakni dalam pengertian saling berhubungan dengan segala
sesuatu; dunia ciptaan Tuhan, menurut Islam, merupakan satu kesatuan
organik. Dan, “sejarah alam semesta senantiasa memegang peranan utama
dalam mengintegrasikan dan merangkum semua ilmu pengetahuan untuk
kemudian dikembangkan menjadi berbagai disiplin ilmu, mulai dari
mineralogi sampai dengan ilmu zoologi. Sains Islam juga mengintegrasikan
berbagai bentuk pengetahuan dan disiplin ilmu tentang berbagai susunan alam
semesta ke dalam prinsip-prinsip umum metafisika dan kosmologi. Sains
Islam juga tidak hanya melakukan studi tentang bentuk-bentuk fisik-biologis
serta hubungan timbal balik di antara masing-masing objek studi-terutama
dalam hubungannya dengan manusia, akan tetapi juga semua fenomena alam
semesta dipandang sebagai tanda-tanda (ayat) eksistensi dan kekuasaan Allah
SWT. Kedudukan Allah sebagai pencipta itu semua direnungkan secara
mendalam lebih dari sekedar sebagai sebuah analisi (pelengkap)”.

PAI Islam Disiplin Ilmu 1


Penempatan sains sebagai bagian dari ranah ketuhanan terjadi karena para
ilmuwan Muslim memperoleh inspirasi saintifiknya dari studi mereka atas Al-
Quran. Al-Quran tidak saja telah memengaruhi mereka mendalami masalah
keimanan, tetapi juga memberikan dorongan kuat kepada mereka untuk
melakukan studi dan penelitian ilmiah. Ketika mereka melakukan studi dan
penelitian dalam bidang biologi, para Ilmuwan Muslim menyadari sepenuhnya
kebesaran dan kekuasaan Allah, sehingga refleksi, renungan, bahkan temuan
saintifik mereka membawa kepada keadaan yang lebih dekat kepada Allah
berbeda dengan kalangan ilmuwan yang antituhan atau yang disebut dengan
ateis yang mempelajari alam semest pada kulit luarnya saja, sehingga mereka
tidak pernah sampai pada pengetahuan tentang hakikat sesungguhnya dari
fenomena alam. Penalaran mereka tidak mampu menyaksikan kesatuan dan
keutuhan organis alam semesta yang menyatu dengan “kesemestaan Tuhan”.
Pandangan mereka dikungkung oleh kesempitan pendekatannya. Mereka
gagal memahami misteri dan keajaiban Sang Pencipta yang tanda-tanda
eksistensi-Nya hadir dalam aneka ragam ciptaan-Nya. Pertanyaan-pertanyaan
berikut tidak mampu dijawab oleh mereka: Siapakah yang menumbuhkan biji
dalam tanah? Siapakah yang menumbuhkan biji itu naik-menjulang ke atas,
berlawanan dengan hukum gravitasi bumi? Siapakah yang menumbuhkan
putik-putik bunga lalu menjadikan pohon itu berbuah? Bagi kaum Muslim,
pertanyaan itu semua akan dengan segera dijawab, yakni bahwa pelaku di
balik fenomena alam semesta itu adalah Allah. Dan, seluruh fenomena yang
terjadi di alam semesta yang penuh dengan misteri dan keajaiban itu
merupakan tanda-tanda eksistensi-Nya dan menjadi peringatan yang keras dan
jelas bagi siapa pun yang memiliki mata untuk melihat dan memikirkannya.
Dorongan Al-Quran itu melahirkan ilmuwan-ilmuwan terkenal dalam
sejarah sains Islam. Di antara mereka yang tercatat sebagao ahli dalam bidang
ini antara lain: Abu Qutaibah, Al-Qazwini, Al-Dimasyqi, Al-Mas’udi, Al-
Jahiz, Ibn Sina, Al-Farabi dan Abd Lathif.

PAI Islam Disiplin Ilmu 2


1.2. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat integrasi Sains dan Al-Quran dalam menjalankan nilai-nilai
Agama?
2. Bagaimana proses penggambaran integralisasi Sains dan Al-Quran dalam
kajian penelitian Ilmiah?
3. Apa kontribusi Agama dan Al-Quran terhadap perkembangan Sains
dalam penerapan tekhnologi dalam kehidupan?

1.3. Tujuan
1. Memberikan pemahaman yang jelas atas keterkaitan Sains Biologi
terhadap pesan-pesan dalam Al-Quran.Memahami lebih mendalam tentang
penciptaan kehidupan baik itu manusia, hewan, tumbuhan serta alam
semesta.
2. Mengungkap kebenaran Al-Quran sebagai Firman Allah yang telah
menyebutkan berbagai fakta ilmiah pada 14 abad silam dan baru dapat
dibuktikan pada abad ke 20.
3. Memberikan gambaran umum integralisasi Sains Biologi terhadap Al-
Quran dalam kehidupan.

PAI Islam Disiplin Ilmu 3


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 BIOLOGI DALAM AL-QUR’AN
Dalam al-Qur’an, perkataan hayah yang bermaksud hidup (bio) berulang
sebanyak 216 kali yang didapati dalam berbagai surah. Antaranya, Allah SWT
menurunkan air hujan dari langit dan menyebabkan bumi hidup daripada keadaan
sebelumnya mati (iaitu tidak subur) (al-Baqarah:164), kewujudan benda-benda
hidup yang terdapat di bumi ini menyebabkan manusia berupaya menjalani
kehidupan secara normal (al-Ma’idah: 32). Allah SWT telah menurunkan air
hujan dari langit yang membawa rezeki kepada manusia apabila bumi ini hidup
(al-A’raf: 58). Tiada Tuhan melainkan Dia, yaitu Allah SWT yang berkuasa
menghidupkan dan mematikan. Oleh itu, manusia sewajarnya beriman kepada
Allah SWT dan Rasul-Nya (al-A’raf: 158, al-Haj: 6). Siapa yang beramal dengan
amalan yang baik yang terdiri daripada lelaki dan wanita sedang mereka beriman
dengan Allah SWT, niscaya Allah SWT akan memberikan kehidupan yang baik
kepada mereka (al-Nahl : 97). Allah SWT menghidupkan kawasan negeri yang
mati (tanah yang tidak subur) dan Allah SWT memberi minum kepada hewan dan
manusia dengan banyak (al-Furqan: 49). Allah SWT memberikan rezeki kepada
hamba-Nya dengan menghidupkan negeri yang mati (Qaf: 11). Ayat-ayat yang
dinyatakan tadi menjelaskan secara umum berkaitan dengan kehidupan atau bio
berkenaan manusia, haiwan dan tumbuhan memerlukan kepada air untuk hidup.
Oleh itu, air merupakan unsur yang sangat penting untuk kehidupan.

2.2 SEJARAH SAINS BIOLOGI ISLAM


Berdasarkan sejarah Islam, bidang biologi juga turut mengkaji
pemahaman asas terhadap habitat, tingkah laku dan klasifikasi hidupan termasuk
fauna dan flora. Ia dilihat telah dipelopori bermula dari zaman Bani Umayyah
memandangkan saintis Islam pada waktu itu berminat membuat penyelidikan bagi
membiakkan kuda dan unta1. Oleh karena itu, teknologi pada waktu tersebut telah
berjaya menghasilkan formula dalam penyelidikan pembiakan hewan.

PAI Islam Disiplin Ilmu 4


Melihat kejayaan kajian rintis tersebut, ia telah menarik perhatian para
saintis Islam yang lain. Mereka telah membuat penyelidikan tentang kepentingan
tumbuh-tumbuhan lebih-lebih lagi kaitannya dengan perubatan. Antara tokoh
yang terlibat secara langsung dengannya ialah al-Riyasa Ibn Jarit yang telah
menulis kaedah penggunaan buah limau dalam bidang perubatan. Selain itu, al-
Ghafiqi telah berjaya membuat klasifikasi tumbuh-tumbuhan dari Spanyol dan
Afrika dengan mengguna nama Latin. Al-Nabati pula menjalankan penyelidikan
berkaitan ilmu botani sehingga sampai ke Spanyol, Afrika Utara dan Laut Merah.
Usaha tersebut diteruskan oleh murid beliau, al-Baytar dengan menyusun buku
bertajuk al-Mughni fi al-Adwiyah al-Mufradah yang menyenaraikan sebanyak
1400 jenis dadah diproses daripada binatang, tumbuh-tumbuhan dan bahan galian.

2.3 KEUNIKAN BIOLOGI DALAM AL-QUR’AN DARI PERPEKTIF


SAINS
Kajian ini menampilkan beberapa contoh ayat al-Qur’an yang menyentuh
tentang biologi manusia seperti asal usul kehidupan, jenis kelamin bayi, , tahap
pertumbuhan bayi dan sidik jari. Contoh-contoh dalam bidang tersebut telah pilih
kerana kebanyakannya ia terlibat dalam kehidupan seharian manusia.
2.3.1 TEORI-TEORI ASAL-USUL KEHIDUPAN MENURUT ISLAM
Al-quran menyatakan dengan tegas bahwa manusia diciptakan dari tanah
dengan berbagai istilah seperti debu (Surah Ali Imran:59), tanah kering dan
lumpur hitam (Surah Al-hijr : 28), tanah liat (Surah Ashshafat : 11), sari pati
tanah (Surah Shad :71) dan sebagainya. Semasa penciptaan Adam,Allah telah
berfirman bahwa “Jadilah,maka jadilah ia”(Surah Ali Imran : 59). Oleh itu,
proses kejadian manusia menurut Al-quran adalah lebih sahih dan relevan
kerana mempunyai bukti yang kukuh. Setalah berpandukan pada (Surah Al-
A’la : 1-3), penciptaan atau kejadian manusia terbahagi kepada tiga (3). Hal
ini telah menjadi titik tolak kepada proses kejadian manusia dan menunjukkan
tanda-tanda kemuliaan manusia .Pertama, Allah telah menciptakan manusia
pertama daripada tanah (Adam). Kedua, penciptaan manusia kedua daripada

PAI Islam Disiplin Ilmu 5


bahan baku manusia pertama (Hawa). Akhir sekali, penciptaan manusia
daripada bahan baku manusia pertama (Adam) dan manusia kedua (Hawa).
Oleh itu,kita sebagai anak cucu Adam haruslah berasa bangga kerana kita ini
daripada sebaik-baik kejadian dan lebih mulia daripada makhluk yang lain.
Bucailie Maurine Dr. , (1984) Asal-usul kejadian manusia menurut Al-Quran,
Sains dan Bible.
Dalam Surah Al-Qiyamah (75 : 37-39), penciptaan manusia terbahagi kepada
empat (4) tahap. Allah telah menyatakan bahwa manusia terjadi daripada
percampuan Nutfah. Nutfah ialah air mani. Air mani ini terdiri daripada air
mani lelaki dan perempuan. Allah telah berfirman dalam Al-Quran melalui
(surah Al-Insan:2). Artinya : “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia
daripada setitits air mani yang bercampur yang kami(hendak menguji dengan
perintah dan larangan).Kami jadikan dia melihat dan mendengar.Selepas
itu,daripada Nutfah telah berubah menjadi Alaqah,Mudghah dan Izam dan
Lahm.Allah telah berfirman dalam (surah Al-Mukminun :14) yang bermaksud
kemudian kami mengubah nutfah menjadi alaqah(seketul darah),lalu kami
menciptakan seketul darah beku itu menjadi seketul daging(menjadi anggota
badan)dan seketul daging itu kami jadikan tulang-tulang itu dan kami
bungkus dengan daging(terbentuk segala system saraf)”. Tafsir Al-Quran.
Sejak abad 14 yang lalu, Al-Qur’an telah menegaskan bahwa manusia
bukanlah keturunan kera.Manusiapertama (Adam) diciptakan oleh Allah dari
tanah. Manusia terdiri atas materi dan roh,diciptakan dari tanah kemudian
menjadi lumpur hitam yang diberi petunjuk menjadi tanah kering seperti
tembikar dan disempurnakan bentuknya. Allah meniupkan roh (ciptaan-
Nya),maka terjadilah Adam. Firman Allah SWT yang artinya :
“ Dan (ingatlah),ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat,Sesungguhnya
Aku menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari
lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila aku telah
menyenyempurnakan kejadiannya,dan telh Ku-tiupkan kedalamnya roh
(ciptaan)Ku,maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud”

PAI Islam Disiplin Ilmu 6


Dengan penciptaan seperti itu, manusia dibedakan dari seluruh makhluk
lainnya. Manusia memiliki kesamaan dengan hewan dalam sebagian besar
karakteristik, dorongan emosi untuk mempertahankan diri, serta kemampuan
untuk memahami dan belajar. Namun, ia berbeda dengan hewan dari
karakteristik rohnya yang membuatnya cenderung mencari Allah dan
menyembahnya.
“Dan Allah menumbuhkan kamu sebagai suatu tumbuhan dari tanah, dan
kemudian Dia akan mengembalikan kamu kepada nya,Dia akan
mengeluarkan kamu lagi sebagai suatu kelahiran baru”.(Q.S NUH: 17-18)
Di dalam ayat di atas, disebutkan bahwa manusia berasal dari tanah, dan akan
dikembalikan lagi di tanah. Manusia tersusun dari 2 unsur, yakni tubuh kasar
dan roh halus. Dengan tubuhya, manusia dapat bergerak dan merasakan
segala sesuatu .Menurut Dr.M.Utsman Najati,kata roh dalam Al-qur’an
mempunyai berbagai arti. Arti roh yang terdapat dalam ayat Al-Qur’an yang
menguraikan penciptaan Adam a.s, adalah roh ciptaan Allah yang membuat
manusia siap untuk mempunyai sifat yang luhur dan mengikuti kebenaran. Ia
adalah unsur tinggi yang di dalam nya terkandung kesiapan untuk
merealisasikan hal-hal yang paling luhur dan sifat-sifat yang paling suci, hal
ini membuat manusia siap untuk merencanakan garis-garis yang harus
diikutinya dan menyempurnakan kemanusiaan nya dengan bersumber pada
nilai dan pengetahuan yang membuatnya menjadi manusia yang hakiki.
Dengan demikian, terjawablah pertanyaan tentang bagaimana manusia
berkembang sehingga memiliki daya dan keagungan rohani yang
membedakan nya dengan makhluk lain.

2.3.2 JENIS KELAMIN BAYI


Beberapa abad lalu diyakini bahwa jenis kealmin bayi ditentukan oleh sel
ibunya atau paling tidak dipercayai bahwa jenis kelamin ditentukan oleh sel
jantan dan sel betina secara bersama-sama. Akan tetapi, Al-Quran
memberitahukan kita informasi yang berbeda yang menyebutkan bahwa jenis

PAI Islam Disiplin Ilmu 7


kelamin laki-laki atau perempuan ditentukan dari air mani yang dipancarkan
ke dalam rahim. Hal ini termaktub dalam Al-Quran sebagai berikut :

Cabang ilmu genetika dan biologi molekuler yang sedang berkembang telah
membenarkan secara ilmiah atas kecermatan informasi yang diberikan dalam
Al-Quran. Maka dapat dipahami bahwa jenis kelamin ditentukan dari sel
sperma yang berasal dari laki-laki dan perempuan pun tidak memliki peran
dalam proses ini. Kromosom merupakan unsur utama dalam penentuan jenis
kelamin.

2.3.3 TAHAP PERTUMBUHAN BAYI


Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan sel sperma wanita, intisari
bayi yang akan lahir terbentuk. Sel tunggal yang dikenal sebagai zigot dalam
ilmu Biologi akan segera berkembang biak dengan membela diri hingga
akhinya segera membentuk segumpal daging. Tentu saja hal ini dapat dilihat
oleh nmanusi dengan bantuan Mikroskop namun zigot tersebut tidak
melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat pada dinding rahim
seperti akar yang kokoh menamcap di bumi. Melalui hubungan semacam ini,
zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi
pertumbuhannya. Di sisi lain pada bagian ini, satu keajaiban penting dari Al-
Quran terungkap. Saat merujuk pada zigot yang sedang tumbuh pada rahim
ibu, Allah menggunakan kata A’laq dalam Al-Quran.

PAI Islam Disiplin Ilmu 8


Arti kata A’laq dalam bahasa arab adalah sesuatu yang menempel pada
suatu tempat. Kata ini secara harfiah digunakan untuk menggambarkan Lintah
yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah. Tentunya bukan sesuatu yang
kebetulan bahwa kata yang sedemikian tepat digunakan untuk zigot yang sedang
tumbuh dalam rahim ibu. Hal ini sekali lagi membuktikan bahwa Al-Quran adalah
Wahyu Allah tuhan semesta alam.

2.3.4 TANDA PENGENAL MANUSIA PADA SIDIK JARI


Al-Quran menyebutkan bahwa mudah bagi Allah untuk menghidupkan
manusia setelah kematiannya. Penyataan pada sidik jari ditekankan. Hal ini
termaktub dalam Al-quran surah Al-Qiyamah ayat 4:

PAI Islam Disiplin Ilmu 9


Penekanan pada sidik jari memiliki makna sangat khusus, ini dikarenakan
sidik jari bagi setiap orang adalah khas bagi dirinya sendiri. Setiap orang yang
hidup atau pernah hidup memiliki serangkaian sidik jari yang unik dan berbeda
dengan yang lain. Itulah mengapa sidik jari dipakai sebagai kartu identitas yang
sangat penting bagi pemiliknya dan digunakan di seluruh dunia. Akan tetapi yang
penting adalah bahwa keunikan sidik jari ini baru ditemukan di akhir abad ke-19.
Sebelumnya orang menggap sidik jari sebagai lengkungan-lengkungan biasa
tampa makna khusus. Namun dalam Al-Quran, Allah merujuk pada sidik jari yang
sedikit pun tak ada perhatian orang saat itu dan mengarahkan perhatian kita pada
arti penting sidik jari yang baru dipahami pada zaman sekarang.

PAI Islam Disiplin Ilmu 10


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

14 Abad silam, Allah menurunkan kepada manusia Al-Quran sebagai


Kitab petunjuk. Dia menyeruh ummat manusia agar terbimbing kepada kebenaran
dengan memamatuhi kitab tersebut. Sejak saat diturunkannya hingga hari
kebangkitan kitab suci terakhir ini akan tetap menjadi satu-satunya kitab suci
umat manusia. Keindahan bahasa Al-Quran yang tak tertandingi dan hikmah
Agung yang terkandung di dalamnya adalah bukti nyata bahwa ia adalah Firman
Allah. Disamping itu Al-Quran mempunyai banyak keajaiban lain yang
membuktikannya sebagai Wahyu dari Allah.
Salah satu keajaiban ini adalah kenyataan bahwa sejumlah kebenaran
ilmiah yang hanya dapat diunhkap oleh teknologi abad ke-20 telah dinyatakan
dalam Al-Quran 1400 tahun yang lalu. Fakta-fakta ilmiah tersebut diantaranya
sebagaimana yang disebutkan dalam bidang Biologi. Tetapi Al-Quran bukanlah
kitab ilmu pengetahuan, namun didalam sejumlah ayatnya terdapat banyak fakta
Ilmiah yang dinyatakan secara ringkas dan mendalam yang baru dapat ditemukan
dengan teknologi abad ke-20.

PAI Islam Disiplin Ilmu 11

Anda mungkin juga menyukai