Pemeliharaan Pompa
TUJUAN PEMBELAJARAN :
DURASI : 2 JP
PENYUSUN :
1. MM
Gambar 13 Stationary seal head dengan mating ring yang berputar .............................15
Pompa dinamis yang sering digunakan dalam Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah
Pompa Sentrifugal Radial, Pompa Sentrifugal Axial (Pompa Axial Propeller) dan
Pompa Sentrifugal Mixed Flow.
Definisi pompa sentrifugal radial adalah pompa sentrifugal yang arah aliran discharge
nya tegak lurus dengan sumbu simetri shaft (poros).
Kerja pompa gear dimulai dengan adanya rongga atau ruang antara bagian yang
berputar dan bagian yang stationer,bagian atara inlet dan outlet terpisah satu sama
lain, kedua bagian tersebut akan berubah volume yang diakibatkan berputarnya
bagian rotor. Ketika pompa berputar, volume fluida yang berada di ruang yang
dibentuk oleh rotor dan stator dan terpisah bagian inlet dan outlet disebut dengan
intermediate stage pada bagian ini volume pompa terbentuk. Akibat proses fluida
yang mengalir tidak continyu akibat adanya ruang yang memisahkan bagian outlet
dan outlet maka pompa ini termasuk dalam klasifikasi pompa perpindahan positif.
Untuk mencpai kerja pompa yang optimal maka volume Open to Inlet (OTI) harus
terekspansi secara lambat dan kontinyu dengan putaran pompa. Volume closed to
Inlet dan Outlet (CTIO) harus konstan pada saat intermediate staged dan volume
Open to Oulet (OTO) juga harus terekspansi secara perlahan dan kontinyu sesuai
putaran pompa.
Pompa gear mempunyai 2 buah gear yang saling berkaitan (mesh), salah satu gear
menggerakan gear lain . Kontak antar gear dan gear dengan casing membentuk
sekat untuk memisahkan bagian inlet dan outlet. Pompa gear dibagi menjadi 2 yaitu
eksternal dan internal.
2. Casing
Energi kecepatan/kinetik fluida yang berasal dari impeller diubah menjadi energi
tekanan oleh volute atau diffuser, tergantung jenis pompa.
Concentric casing
Biasanya digunakan untuk pompa sentrifugal single stage dan pompa
sentrifugal multistage pada stage terakhir
Volute Casing
Volute casing dibagi menjadi 2 yaitu single volute dan double volute casing
Solid casing : casing dimana bagian end suction dan diffuser difabrikasi
menjadi satu (desain pompa single stage secara umum)
Split Casing : casing dimana bagian end suction dan diffuser dibuat/ desain
secara terpisah
Mayoritas pompa sentrifugal single stage menggunakan satu buah casing, dimana
bagian isap dan casing menjadi satu (suction cover or casing suction head.), hal ini
3. Impeller
Impeller pada pompa sentrifugal berfungsi untuk mengkonversi energi mekanik dari
motor menjadi energi kecepatan yang terdapat pada fluida. Fluida masuk melalui
impeller eye kemudian fluida diarahkan oleh impeller vane dari inlet menuju outlet.
Sudut dan bentuk dari vane didesain sesuai dengan debit pompa yang akan
dihasilkan.
Impeller dilengkapi dengan balancing holes atau back vanes, kedua bagian ini
berfungsi untuk mengurangi gaya axial yang disebabkan oleh tekanan hidrolis. Untuk
mengurangi recirculation losses dan untuk meningkatkan efisiensi, impeller dilengkapi
dengan wear ring, bagian ini terletak di bagian depan atau belakang saja dan atau di
kedua bagian. Kadang dimungkinkan sebuah impeller tidak mempunyai wear ring.
Berdasarkan desain dari cover dan shroud, impeller dibagi menjadi 3 tipe impeller
yaitu :
Closed impeller : tipe ini digunakan untuk fluida/air yang bersih dari kotoran
Contoh fluida : feed water boiler, kondensate water
Semi open impeller : tipe ini digunakan untuk fluida/air yang mengandung
sedikit impurities/kotoran
Contoh fluida: debris water, sewage water dll
Open impeller ; tipe ini digunakan untuk fluida/air yang mengandung banyak
kotoran
Contoh fluida : sludge water
Pembagian impeller berdasarkan arah aliran keluar fluida dibagi menjadi 3 yaitu
Radial, Mixed dan Axial. Ketiga tipe impeller mempunyai karakteristik yang berbeda-
beda menunjukkan karakteristik tiap tipe impeller sesuai nilai specific speed nya.
Yang dimaksud specific speed adalah kecepatan keluar fluida dari pompa. Jika
membutuhkan fluida dengan specific speed rendah ( debit kecil dan head yang tinggi)
menggunakan radial impeller, jika membutuhkan fluida keluaran dengan specific
speed tinggi menggunakan axial impeller.
Material impeller biasanya disesuaikan dengan penggunaannya dan baja cor sebagai
pilihan utama, contoh material impeller sesuai ASTM :
- ASTM A48
Digunakan untuk fluida yang mengandung material abrasive seperti ash, pasir,
dan clinker
Digunakan untuk fluida yang tingkat korosi tinggi dan mempunyai suhu rendah
- ASTM A352 LC3 ( ferritic steel casting yang mengandung 3,5% nickel)
4. Wear Ring
Impeller merupakan komponen pompa yang berputar dan terletak di dalam casing
pompa, untuk mencegah gesekan antara keduanya diperlukan jarak/gap. Diantara
impeller intake dan casing pompa terdapat perbedaan tekanan yang diakibatkan oleh
resirkulasi fluida yang dipompa. Resirkulasi ini menyebabkan efisiensi pompa turun.
Untuk mencegah kedua hal tersebut maka jarak antara impeller intake dan casing
pompa dibuat sekecil mungkin, tetapi sebagai akibatnya akan terjadi gesekan antara
kedua komponen tersebut. Untuk itu diperlukan jarak (clearance) yang sekecil
mungkin tetapi tidak merusak impeller, untuk itu diperlukan wear ring yang berfungsi
meminimalkan clearance tetapi tidak merusak impeller dan casing.
Selain untuk meningkatkan efisiensi pompa, wear ring juga berfungsi sebagai berikut :
5. Poros/ Shaft
Impeller dapat berputar disebabkan oleh berputarnya motor, yang disalurkan melalui
shaft. Pada saat berputar, shaft pompa mendapatkan berbagai tegangan (stress)
seperti tension, compression, bending dan torsi akibatnya shaft dapat mengalami
kegagalan berupa fatigue karena mendapatkan tegangan tersebut.
a. Critical speed
Material shaft pompa biasanya menggunakan besi karbon dengan standard BS-
970-En8, BS 970 En 19, AISI 4140, ASTM-322 Gr 4140. Selain itu shaft pompa
kadang menggunakan ASTM A276 tipe 316 dan AISI 304. Material diatas
biasanya digunakan untuk penggunaan fluida yang tidak korosif, PH normal dan
tidak mengandung banyak impurities. Sedangkan untuk aplikasi fluida yang pH
kurang dari 7, korosif maka logam alumunium perunggu dapat digunakan sebagai
shaft.
Mechanical seal atau gland packing bergesekan dengan shaft sehingga dapat
menyebabkan keausan pada shaft. Sebagai komponen yang dikorbankan maka
digunakananlah shaft sleeves. Material dari shaft sleeves biasanya sama dengan
material shaft.
b. Stuffing Boxes
Untuk fluida dengan temperature diatas 120 oC, Stuffing box dilengkapi dengan water
jacket housing. Komponen ini berfungsi untuk sirkulasi air agar packing rings tetap
berada temperatur yang rendah. Sedang untuk cairan yang beracun atau korosi agar
kebocoran dapat diminimalisir maka tekanan sebelum memasuki packing ring harus
dibuat serendah mungkin, hal ini dapat diatasi dengan menambah auxiliary impeller
yang biasa disebut repeller. Prinsip kerja komponen ini adalah dengan membuat
tekanan yang arahnya berlawanan dengan tekanan yang dihasilkan impeller pompa
sehingga tekanan sebelum masuk gland packing berkurang.
Kualitas packing
Panjang gland
Diameter shaft
Kecepatan putar pompa
Tekanan yang terdapat pada gland packing
Volume fluida yang melewati gland packing
Metode Pemasangan packing ( tambah gambar)
Material untuk gland packing tergantung dengan fluida yang dipompa, berikut tabel
material yang sesuai untuk gland packing.
Tabel 1 Pemilihan Material Gland Packing
Tabel diatas menunjukkan ukuran packing yang tepat untuk berbagai macam ukuran
shaft atau shaft sleeve.Tabel tersebut hanya menjadi salah satu referensi dalam
pemilihan karena setiap pabrikan gland packing mempunyai katalog produk masing-
masing.
c. Mechanical Seal
Kebocoran yang tidak terkontrol yang diakibatkan permukaan shaft yang tidak
mulus.
Jika gland terlalu kencang, shaft sleeve akan cepat panas sehingga shaft
sleeve akan cepat aus.
Membutuhkan inspeksi/pemeriksaan yang rutin.
Untuk menutupi kelemahan gland packing maka diciptakan mechanical seal.
Mechanical seal terdiri dari 2 bagian yang saling bertemu (lapped mating faces),
salah satu bagian diam dan bagian lainnya berputar mengikuti shaft, jika kebocoran
fluida dalam gland packing secara axial sedang mechanical seal kebocoran nya
adalah secara orthogonal.
Komponen utama mechanical seal adalah primary ring dan mating ring, keduanya
menciptakan permukaan perapat (seal) yang bekerja dinamis. Primary ring
merupakan bagian dari seal head/ komponen utama mechanical seal , sedangkan
mating ring dan static seal merupakan komponen pendukungnya. Untuk pompa
putaran rendah seal head berputar mengikuti shaft pompa sedangkan pompa putaran
tinggi seal head tidak berputar.
Fokus utama penggunaan mechanical seal adalah gesekan antara primary ring dan
mating ring. Unjuk kerja dari keduanya mencerminkan efektivitas mechanical seal.
Jika beban pada permukaan primary ring besar maka fluida yang berada pada
permukaan antara primary ring dan mating ring akan menguap dan akan
menyebabkan mechanical cepat aus. Kerusakan mechanical seal akan menyebabkan
kerusakan komponen pompa yang lain yaitu kerusakan pada bearing pompa.
Karena desainnya yang presisi maka dalam pemasangan ke pompa harus tepat, hal-
hal yang perlu diperhatikan adalah
Unbalanced or balanced
Rotating or stationary seal head
Single-spring or multiple-spring construction
6. Bearing
Fungsi bearing pada pompa sentrifugal adalah untuk mempertahankan rotor atau
poros dalam kondisi alignment yang tepat dengan komponen stationer akibat
gaya/beban radial. Untuk menahan beban radial pompa , bearing yang digunakan
adalah bearing radial atau line bearings. Sedang untuk menahan beban axial
digunakan thrust bearing. Dalam fungsinya mayoritas thrust bearing dapat digunakan
untuk menahan beban axial dan beban radial.
Pada pompa sentrifugal horizontal nama bearing pada pompa disesuaikan dengan
posisinya,yaitu bearing inboard (drive end) dan outboard (non drive end). Bearing
yang terletak antara kopling dan casing disebut bearing inboard (drive end) hal ini
tidak berlaku untuk pompa overhung bearing inboard adalah bearing yang terletak
paling dekat dengan impeller. Pada pompa yang terdapat bearing di kedua sisi
a. Rolling Bearing
b. Journal Bearing
Bearing ini biasanya digunakan pada Boiler Feedwater Pump. Klasifikasi Journal
Bearing adalah :
Elliptical
Hydrostatic
Tilting Pad
Fungsi dari bearing housing adalah tempat untuk meletakkan bearing pompa, selain
itu sebagai tempat menampung pelumas yang digunakan sebagai pelumas bearing.
Coupling
Rigid Coupling
Flexible Coupling
Perbedaan dari rigid coupling dan flexible coupling adalah flexible coupling dapat
mentolerir adanya misalignment yang tidak dapat dicegah pada saat proses
alignment
Tipe yang biasa digunakan mechanically flexible coupling adalah tipe gear atau dental
coupling.
Tipe kedua yang sering digunakan adalah roller chain flexible coupling, coupling ini
terdiri atas 2 buah sprocket yang terpasang pada masing masing shaft dan
dihubungkan oleh rantai/chain.
Merupakan coupling yang mempunyai satu bagian yang flexible yang berfungsi untuk
mentoleransi adanya misalignment antar shaft. Bagian yang flexible tersebut (logam,
elastomer atau plastic) mempunyai ketahanan terhadap adanya kegagalan karena
kelelahan material, sehingga coupling dapat bertahan lebih lama.
Jaw Coupling
Pada dasarnya semua flexible coupling sesuai dengan semua pompa akan tetapi
pemilihan coupling tersebut harus didasarkan pada berbagai macam factor seperti
power motor, kecepatan putaran, jarak shaft, tolerasni misalignment, biaya dan
kehandalan.
Selain itu, karena ada beberapa impeller yang digunakan untuk memberikan energi
yang diperlukan ke dalam cairan yang dipompa, masing-masing impeller / kombinasi
volute berikutnya beroperasi dengan celah yang lebih kecil antara impeller dan volute
tingkat berikutnya. Karena clearance yang kecil antara impeller dan volute, pompa
multistage tidak dianjurkan untuk aplikasi pemompaan cairan yang mengandung
padatan, cairan abrasif, atau bahan berserabut. Efek dari clearance yang kecil antara
impeller dan volute adalah impeller dapat bekerja pada efisinsi hidrolis yang tinggi.
Pompa multistage di gunakan untuk mendapatkan head yang tinggi pada debit yang
besar. Head total pompa multistage merupakan penjumlahan head yang dihasilkan
oleh masing-masing impeller pada pompa multistage. Dengan demikian head total
pompa ini relative lebih tinggi dibandingkan dengan head yang dihasilkan oleh pompa
satu tingkat, namun demikian konstruksinya lebih rumit dan besar. Karena
Prinsip Kerja
Cara penambahan tekanan fluida pada pompa multistage di impeller tingkat pertama
sama dengan cara kerja pompa sentrifugal single stage. Hanya pada pompa
multistage, fluida yang keluar dari saluran tekan di tingkat pertama akan
mendapatkan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh putaran impeller pada tingkat
selanjutnya. Kemudian fluida yang telah diberikan gaya sentrifugal oleh impeller akan
bertambah tekanannya setelah melewati saluran volute pada rumah pompa pada
tingkat selanjutnya. Dengan demikian tekanan dan head fluida yang keluar dari
tingkat kedua akan lebih tinggi daripada tingkat pertama. Demikian seterusnya, fluida
akan mendapat penambahan head dan tekanan setiap melalui tingkat pompa hingga
keluar pada saluran tekan di tingkat terakhir pompa.
Pompa jenis ini dipilih bila diperlukan head pemompaan yang tinggi di mana single
stage pump tidak ekonomis lagi jika dioperasikan. Pompa ini mampu beroperasi
sampai head 3000 psia dan kapasitas pemompaan sampai 3000 gallon per menit
Total head yang dihasilkan oleh pompa jenis ini sama dengan jumlah head yang
dihasilkan masing-masing impeller. Tetapi kapasitasnya sama dengan kapasitas yang
melalui satu buah impeller.
Kurva pada gambar 34 berikut ini menunjukkan hubungan berbagai kondisi operasi
dengan performans hidrolis pompa multistage. Apabila tekanan yang dibutuhkan
besar, maka dibutuhkan lebih banyak tingkat pompa. Sebaliknya apabila jumlah
tekanan yang diinginkan kecil, maka digunakan pompa dengan jumlah tingkat yang
lebih sedikit. Kurva ini sangat penting terutama ketika akan mengontrol kecepatan
9. Pompa screw
Cara kerja pompa ini, ulir yang berputar dan pada cekungan ulir diisi fluida sekaligus
di dorong ke arah discharge secara axial. Tekanan pada discharge merupakan
meningkat secara bertahap (gradient) sesuai panjang dari screw. Gambar 2.51
menunjukkan peningkatan tekanan di sepanjang rotor dari pompa screw.
Single screw
Double screw
Triple atau multiple screw
Triple/Multiple
Single screw Double Screw
Screw
Carbon steel
Stainless
Material Screw Chrome steel Nitriding steel
steel
Stainless steel
Cast Iron
Polyamide
Cast
meehanite
Non lubricating
fluid
Lubricatingfluid
Solid with high Lubricating fluid
Fluida containing viscosity with high Low
cairan viscosity
Udara/gas yang
mengandung air
Max
194 oF 752 oF 572 oF
temperature
Corrosive
ya ya tidak
media
1. Single Lobe
2. Multi Lobe
Mechanically driven
Gambar 1 :
Gambar 2 :
Keterangan :
Impeller
Casing
Shaft
Bearing
Gland seal atau Mechanical seal
Valve plate
Port plate