INFORMASI
Dosen pembimbing :
Krisna Dewi Setianingsih, M.Si. Ph.D
Dra. Yana Sundayani, M.Pd
Penyusun :
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis
sehingga penulis dapat menyusun makalah ini. Shalawat beserta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, yang telah membawa kita dari
alam kebodohan menuju alam yang penuh ilmu pengetahuan ini.
Dengan terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari pihak-pihak yang telah
membantu dan memberi masukan. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. Dwi Heru Sukoco,M.Si., selaku ketua STKS Bandung, yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk membuat makalah ini.
2. Krisna Dewi Setianingsih, M.Si. Ph.D dan Dra. Yana Sundayani, M.Pd, selaku dosen
pembimbing mata kuliah Tingkah Laku Manusia dalam Lingkungan Sosial, yang
telah membimbing, mengajari, dan memberikan semangat bagi penulis untuk
membuat makalah ini.
3. Keluarga yang selalu mendukung, memberi motivasi, dan memberi semangat baik
jasmani maupun rohani kepada penulis.
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang turut membantu
kelancaran dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
PENDAHULUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
a. Mengetahui teori yang membahas tentang perkembangan kognitif dan pengolahan
informasi.
b. Mengetahui Teori Piaget tentang perkembangan kognitif.
c. Mengetahui manfaat dari teori Piaget tentang perkembangan kognitif dalam praktek
pekerjaan social.
d. Mengetahui hambatan dari proses pengaplikasian teori Peaget.
e. Mengetahui Teori Robert M Gagne tentang pemrosesan informasi.
f. Mengetahui manfaat dari teori Robert M Gagne tentang pemrosesan informasi dalam
praktek pekerjaan social
g. Mengetahui hambatan dari proses pengaplikasian teori Robert M Gagne.
BAB III :
BAB IV : Penutup merupakan kesimpulan dari …………..beserta saran yang ditujukan
untuk membangun wawasan pembaca tentang…………………
BAB II
KAJIAN TEORI
Istilah cognitive berasal dari kata cognition, yang berarti knowing atau
mengetahui, yang dalam arti luas berarti perolehan, penataan, dan pengunaan
pengetahuan (Neisser, 1976).[1] Secara sederhana, dapat dipahami bahwa
kemampuan kognitif adalah kemampuan yang dimiliki anak untuk berfikir lebih
kompleks, serta kemampuan penalaran dan pemecahan masalah.
Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif menjadi populer sebagai
salah satu ranah psikologis manusia meliputi perilaku mental yang berhubungan
dengan pemahaman, pengolahan informasi, pemecahan masalah dan keyakinan.
Untuk memberikan pemahaman yang lebih utuh, berikut kami kutip beberapa
pendapat ahli.
Menurut Chaplin dalam Dictionary of Psycologhy karyanya, kognisi adalah
konsep umum yang mencakup seluruh bentuk pengenalan, termasuk didalamnya
mengamati, menilai, memerhatikan, menyangka, membayangkan, menduga, dan
menilai. Sedangkan menurut Mayers (1996) menjelaskan bahwa kognisi merupakan
kemampuan membayangkan dan menggambarkan benda atau peristiwa dalam ingatan
dan bertindakberdasarkan penggambaran ini.[2]
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa kognisi adalah istilah yang
digunakan oleh ahli psikologi untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang
berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang
memungkinkan seseorang untuk memperoleh pengetahuan.
Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian,
mengerti. Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan
saraf pada waktu manusia sedang berpikir (Gagne dalam Jamaris, 2006). Pengertian
yang luasnya cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan
pengetahuan (Neisser, 1976). Menurut para ahli jiwa aliran kognitifis, tingkah laku
seseorang/anak itu senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau
memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi.
Dalam pekembangan selanjutnya, kemudian istilah kognitif ini menjadi
populer sebagai salah satu wilayah psikologi manusia / satu konsep umum yang
mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental yang
berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan, menyangka,
pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan,
pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan. Termasuk
kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan konasi (kehendak) dan
afeksi (perasaan) yang bertalian dengan rasa.
Teori perkembangan kognitif piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan
bagaimana anak beradaptasi dengan dan mengiterprestasikan obyek dan kejadian-
kejadian di sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri – ciri dan fungsi dari objek –
objek, seperti mainan, perabot dan makanan, serta objek-objek sosial seperti diri,
orang tua, teman. Bagaimana cara anak belajar mengelompokkan objek-objek untuk
mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya, untuk memahami
penyebab terjadinya perubahan dalam objek-objek atau peristiwa-peristiwa, dan untuk
membentuk perkiraan tentang objek dan peristiwa tersebut.
Teori sibernetik berasumsi bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang ideal
untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Asumsi ini didasarkan pada
suatu pemahaman yaitu cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Dengan
penjelasan saat seorang siswa dapat memperoleh informasi dengan satu proses dan
siswa yang lain juga dapat memperoleh informasi yang sama namun dengan proses
belajar yang berbeda.
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna untuk membuat
keputusan. Informasi berguna untuk pembuat keputusan karena informasi menurunkan
ketidakpastian (atau meningkatkan pengetahuan) Informasi menjadi penting, karena
berdasarkan informasi itu para pengelola dapat mengetahui kondisi obyektif
perusahaannya. Informasi tersebut merupakan hasil pengolahan data atau fakta yang
dikumpulkan dengan metode ataupun cara – cara tertentu. Berikut adalah pengertian
informasi menurut para ahli:
Pengertian Informasi Menurut Raymond Mc.leod Informasi adalah data yang telah
diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat bagi
pengambilan keputusan saat ini atau mendatang .
Pengertian Informasi Menurut Tata Sutabri, S.Kom., MM adalah data yang telah
diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses
pengambilan keputusan.
Pengertian Informasi Menurut Jogiyanto HM., (1999: 692), “Informasi dapat
didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian –
kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan”
Abdul Kadir (2002: 31); McFadden dkk (1999) mendefinisikan informasi sebagai data
yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang
yang menggunakan data tersebut.
Pengertian Informasi Menurut George H. Bodnar, (2000: 1), “Informasi adalah data
yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat”
Pengertian Informasi Menurut Lani Sidharta (1995: 28), “Informasi adalah data yang
disajikan dalam bentuk yang berguna untuk membuat keputusan”
Pengertian InformasiMenurut Para Ahli - Anton M. Meliono (1990: 331),
“Informasi adalah data yang telah diproses untuk suatu tujuan tertentu. Tujuan
tersebut adalah untuk menghasilkan sebuah keputusan”
Dan Informasi adalah hasil pemrosesan, manipulasi dan
pengorganisasian/penataan dari sekelompok data yang mempunyai nilai pengetahuan
(knowledge) bagi penggunanya (Wikipedia - Indonesia).
Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data
dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang
menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan
keputusan.
2.6 Pengertian Teori Pemrosesan Informasi
Pemrosesan informasi itu sendiri secara sederhana dapat diartikan suatu proses
yang terjadi pada peserta didik untuk mengolah informasi, memonitornya, dan
menyusun strategi berkenaan dengan informasi tersebut dengan inti pendekatannya
lebih kepada proses memori dan cara berpikir. Dalam teori pemrosesan informasi,
terdapat beberapa model mengajar yang akan mendorong pengembangan pengetahuan
dalam diri siswa dalam hal mengendalikan stimulus yaitu mengumpulkan dan
mengorganisasikan data, menyadari dan memecahkan masalah, mengembangkan
konsep sehingga mampu menggunakan lambang verbal dan non verbal dalam
penyampaiannya. Bahkan orientasi utama pada modelnya mengarah kepada
kemampuan siswa dalam mengolah, menguasai informasi sehingga dapat
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang
akan didapatkannya.
BAB III
PEMBAHASAN
2. Teori Brunner
1. Skema
Istilah skema atau skemata yang diberikan oleh Piaget untuk dapat
menjelaskan mengapa seseorang memberikan respon terhadap suatu stimulus dan
untuk menjelaskan banyak hal yang berhubungan dengan ingatan.
Skema adalah struktur kognitif yang digunakan oleh manusia untuk
mengadaptasi diri terhadap lingkungan dan menata lingkungan ini secara
intelektual. Adaptasi terdiri atas proses yang saling mengisi antara asimilasi dan
akomodasi
2. Asimilasi
Asimilasi itu suatu proses kognitif, dengan asimilasi seseorang
mengintegrasikan bahan-bahan persepsi atau stimulus ke dalam skema yan ada
atau tingkah laku yang ada. Asimilasi berlangsung setiap saat. Seseorang tidak
hanya memperoses satu stimulis saja, melainkan memproses banyak stimulus.
Secara teoritis, asimilasi tidak menghasilkan perubahan skemata, tetapi asimilasi
mempnagruhi pertumbuhan skemata. Dengan demikian asimilasi adalah bagian
dari proses kognitif, denga proses itu individu secara kognitif megadaptsi diri
terhadap lingkungan dan menata lingkungan itu.
3. Akomodasi
Akomodasi dapat diartikan sebagai penciptaan skemata baru atau
pengubahan skemata lama. Asimilasi dan akomodasi terjadi sama-sama saling
mengisi pada setiap individu yang menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Proses ini perlu untuk pertumbuhan dan perkembangann kognitif. Antara asimilasi
dan akomodasi harus ada keserasian dan disebut oleh Piaget adalah
keseimbangan.
Piaget mengeukakan bahwa ada 4 aspek yang besar yang ada hubungnnya
dengan perkembangan kognitif :
a. Pendewasaaan/kematangan, merupakan pengembanagn dari susunan syaraf.
b. Pengalaman fisis, anak harus mempunyai pengalaman dengan benda-benda dan
stimulus-stimulusdalam lingkungan tempat ia beraksi terhadap benda-benda itu.
c. Interaksi social, adalah pertukaran ide antara individu dengan individu
d. Keseimbangan, adalah suatu system pengaturan sendiri yang bekerja untuk
menyelesaikan peranan pendewasaan, penglaman fisis, dan interksi social.
3.3 Manfaat Teori Perkembangan Kognitif Dalam Praktek Pekerjaan Social
1. Menghubungkan perilaku klien dengan pikiran, emosi dan tujuan klien, tanpa
menggunakan kekuatan ketidaksadaran.
2. Membuat diagnosis dalam rangka distorsi atau batasan pemikiran klien.
3. Mencari potensi klien yang kemudian menggunakan potensi tersebut untuk
mengatasi masalahnya.
4. Mengarahkan klien dalam mencoba beberapa pengalaman yang mana dapat
mengubah ketidakakuratan persepsi klien.
5. Menyatakan bahwa setiap perilaku klien dibentuk oleh tujuan pribadinya
daripada dorongan biologi.
6. Bekerja untuk meraih apa yang ingin klien rubah dari dirinya.
7. Meminta kepeda klien untuk membuat tanggung jawab atas perilakunya,
3. 7 Manfaat dari Teori Robert dan Gagne Tentang Pemrosesan Informasi Dalam
Praktek Pekerjaan Social
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Jean Piaget adalah seorang psikolog yang sangat memperhatikan perkembangan
intelektual anak mulai bayi sampai dewasa. Menurutnya, ada tiga fungsi intelek, yaitu
(1) proses mendasar bagi terjadinya perkembangan kognitif,(2) cara bagaimana
pembentukan pengetahuan, dan (3) tahap-tahap perkembangan intelektual
Ada enam prinsip teori perkembangan intelektual. Perkembangan intelektual itu
sendiri terjadi melalui proses asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi.
Menurut Jean Piaget, hakikat pengetahuan adalah interaksi yang terus-menerus
anatara individu dengan lingkungannya. Ciri konsepsi pengetahuan, yaitu 1)
pengetahuan bersifat berubah, 2) berfokus pada perbedaan kualitatif dalam interaksi
seseorang dengan lingkungannya,3)lingkup bidang yang diselidiki, 4) bersifat
interdisiplin anatara disiplin filsafat, psikologi, dan biologi. Tahap perkembangan
kognitif seseorang terjadi melalui empat tahap, yaitu tahap sensorimotor, pra-
oprasional,konkrot oprasional dan tahap formal oprasi.
Robert Gagne adalah seorang ahli pisikologi pendidikan yang memperkenalkan
model pemrosesan informasi, yaitu suatu model penyimpanan informasi yang terjadi
pada manusia. Menurut Gagne belajar bukan merupakan proses yang tunggal,
melainkan proses yang luas yang dibentuk oleh pertumbuhan dan perkembangan
tingkah laku yang merupakan hasil dari efek kumulatif belajar. Ia mendefinisikan
belajar sebagai seperangkat proses kognitif yang dapat mengubah sifat stimulus dari
lingkungan menjadi beberapa tahap pengolahan informasi untuk memperoleh
kapasitas yang baru.
Ada lima ragam belajar yang terjadi pada manusia, yaitu informasi verbal,
keterampilan intelektual, keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif.
Sejak awal perkembangannya teori kognitif sudah mempengaruhi praktik
pekerjaan sosial, tujuan dari pelayanan yang dilakukan pekerja sosial adalah untuk
membantu klien belajar menjadi konselor sendiri dan menggunakan konsep-konsep
teori kognitif untuk secara konsisten memahami diri dan mengontrol emosi dan
perilaku. Dalam teori kognitif terdapat teknik-teknik yang dapat digunakan pada saat
melakukan terapi yaitu klarifikasi komunikasi internal, penjelasan, menulis pekerjaan
rumah, dan belajar pengalaman. Teori kognitif juga berimplikasi terhadap pendekatan
pelayanan lainnya serta terhadap penelitian dalam pekerjaan sosial.
4.2 Saran
Dalam praktek pekerjaan sosial sekarang ini begitu banyak permasalahan
sosial yang dihadapi, maka dari itu perlunya pemahaman tentang teori perkembangan
kognitif dan teori pengolahan informasi bagi pekerja sosial guna menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi oleh klien. Dalam teori perkembangan kognitif konsep
utamanya adalah tingkahlaku yang dilakukan oleh manusia merupakan akibat dari apa
yang orang fikirkan, katakan dan perkiraan mengenai diri sendiri dan situasi sosial di
sekitar mereka. Sehingga pekerja sosial dalam melakukan proses pertolongan dapat
menggunakan konsep tersebut dalam membantu klien merubah sikap-sikapnya
sehingga masalah klien dapat terselesaikan.
DAFTAR PUSTAKA