Anda di halaman 1dari 2

3. A.

(1) Rangsangan subliminal adalah rangsangan yang diberikan tetapi belum ada satu
motor unit yang bereaksi terhadap rangsangan tersebut dalam bentuk potensial aksi.
Dalam praktikum kami, besar rangsangan subliminalnya adalah < 10 volt. Dimana besar
kontraksinya 0. Ini menunjukkan bahwa katak yang kami uji cobakan belum mengalami
potensial aksi sehingga belum ada rangsangan yang mengalir. Rangsangan subliminal
adalah rangsangan yang diberikan tetapi belum ada satu motor unit yang bereaksi
terhadap rangsangan tersebut dalam bentuk potensial aksi. Dalam praktikum kami, besar
rangsangan subliminalnya adalah < 10 volt. Dimana besar kontraksinya 0. Ini
menunjukkan bahwa katak yang kami uji cobakan belum mengalami potensial aksi
sehingga belum ada rangsangan yang mengalir.

(2) Rangsangan liminal adalah rangsangan yang diberikan dan mulai terjadi reaksi dari
satu motor unit yang paling peka atau dalam kata lain terjadi kontraksi pertama kali.
Dalam praktikum kami besar rangsangan liminalnya adalah 10 volt dengan besar
kontraksi 0,8 cm. Ini adalah saat pertama kali katak memberikan respon kepada
rangsangan yang kami berikan, yang menandakan bahwa satu saraf motorik unit pada
katak itu telah berkontraksi.

(3) Rangsangan supraliminal adalah rangsangan yang menyebabkan terjadinya kontraksi


yang lebih besar daripada liminal. Dalam praktikum kami besar rangsangan
supraliminalnya adalah 13 volt dengan kontraksi 1 cm. pada katak yang kami uji
cobakan, setelah satu unit saraf motorik katak tersebut berkontraksi, kemudian kami
memberikan rangsangan berikutnya saraf-saraf motorik yang lain juga berkontraksi
sehingga hasil kontraksinya pada kertas kimograf mengalami kenaikan.

(4) Rangsangan submaksimal adalah rangsangan yang diberikan sehingga terjadi


kontraksi yang besarnya mendekati nilai maksimalnya. Dari hasil pratikum kami,
didapatkan rangsangan sebesar 20 volt dengan kontraksi 2,2 cm.

B. Depolarisasi adalah peristiwa berkurangnya perbedaan polaritas pada membran sel


antara daerah intrasel dan ekstrasel. perbedaan muatan listrik normalnya kan -60 sampai -
80. yang dimaksud depolarisasi yaitu ‘kenegatifan’nya berkurang. misal dai -60 jadi -20
atau bahkan positif. Depolarisasi terjadi saat ada ion positif yg masuk ke sel (misal Na+).

Repolarisasi adalah peristiwa yang terjadi setelah perambatan impuls selesai.

Hiperpolarisasi : peristiwa meningkatnya perbedaan polaritas pada membran sel antara


daerah intrasel dan ekstrasel. Ini kebalikan yg depolarisasi. perbedaan muatan listrik
menjadi semakin besar (negatif). terjadi saat kanal ion K+ terbuka dan ion K keluar. atau
dapat juga terjadi saat ion Cl- masuk ke dalam sel.
3. a. Perambatan impuls melalui akson tak bermielin

Perambatan impuls berlangsung dengan proses polarisasi dan depolarisasi,


merambat melalui membran. Jika kursor disentuhkan pada salah satu sisi maka
akan terjadi proses pertukaran ion positif ke dalam dan negative ke luar (lalu
kembali lagi ke posisi semula dan disusul oleh ion disebelahnya samai di ujung).

Perambatan impuls melalui akson bermielin

Perambatan impuls melalui akson bermielin disebut perambatan saltatorik


berlangsung lebih cepat sebab pada serat bermielin impuls merambat dengan cara
melompati bagian saraf yang diselubungi mielin.

4. Eksitasi : potensial eksitasi pasca sinap (Excitatory Postsynaptic Potential =


EPSP). Sinap dimana respon postsynaptic terhadap neurotransmitter berbentuk
polarisasi, walaupun depolarisasinya tidak mencapai batas ambang, sehingga
tidak terjadi potensial aksi.

Inhibisi : potensial inhibisi postsinap (Inhibitory Postsynaptic Potential = IPSP).


Berlawanan dengan eksitasi, yang terjadi pada inhibisi adalah hiperpolarisasi
karena K+ menjadi permeabel dan keluar dari sel sehingga potensial membrane
berubah dan lebih sulit dirangsang neurotransmitter yang menimbulkan inhibisi
antara lain GABA (Gamma Amno Butiric Acid).

Anda mungkin juga menyukai