Anda di halaman 1dari 6

Laporan pendahuluan

I. Definisi
Sectio caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat
insisi pada dinding abdomen dan uterus
( oxorn, 2010: 634)

Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dihadirkan


melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim
dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500gram.
(wiknjosastro, 2010: 133)

Sectio caesarea adalah persalinan janin melalui insisi di dinding abdomen


(laparatomi) dan dinding uterus (histerektomi)
(gant, 20100: 466)

II. Indikasi
Bagi ibu
a. Panggul sempit absolut
b. Tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi
c. Stenosis serviks/vagina
d. Placenta previa
e. Disproporsi sefalopelvik
f. Ruptura uteri membakat

Bagi janin

a. Kelainan letak
b. Gawat janin

Pada umumnya sectio caesarea tidak dilakukan pada

a. Janin mati
b. Syok, anemia berat sebelum diatasi
c. Kelainan kongenital berat (monster)
(wiknjosastro, 2011:133)

III. Tipe-tipe sectio caesarea


1. Segmen bawah rahim : insisi melintang

Abdomen dibuka dan uterus disingkapkan. Lipatan vesicauterina


peritoneum (bladder flap) yang terletak dekat sambungan segmen atas dan
bawah uterus ditentukan dan disayat melintang, lipatan ini dilepas dari
segmen bawah dan bersama-sama kandung kemih didorong ke bawah
serta ditarik agar tidak menutupi lapangan pandangan.

2. Segmen bawah : insisi membujur

Cara membuka dan menyiapkan uterus sama seperti pada insisi


melintang. Insisi membujur dibuat dengan skalpel dan dilebarkan dengan
gunting tumpul untuk menghindarkan cereda pada bayi, insisi membujur
mempunyai keuntungan, yaitu kalau perlu luka insisi bisa diperlebar ke
atas, salah satu kerugian adalah perdarahan dari tepi sayatan yang lebih
banyak karena terpotongnya otot.

3. Sectio caesarea klasik

Insisi longitudinal di garis tengah dibuat dengan skalpel ke dalam


dinding anterior uterus dan dilebarkan ke atas serta ke bawah dengan
gunting berujung tumpul. Diperlukan luka insisi yang lebar karena bayi
sering dilahirkan dengan bokong dahulu. Janin serta placenta dikeluarkan
dan uterus ditutup dengan jahitan 3 lapis. Indikasi untuk prosedur teknik
atas adalah kesulitan teknis dalam menyingkapkan segmen bawah.

4. Sectio caesarea esktraparitoneal

Pembedahan ektraparitoneal dikerjakan untuk menghindari


perlunya histerektomi pada kasus-kasus yang mengalami infeksi luas
dengan mencegah paritonitas generalisata yang sering bersifat fatal. Ada
beberapa metode sectio caesarea ektraparitoneal, seperti metode wates,
latzka, dan nerton.

5. Histerektomi caesarea

Pembedahan ini merupakan sectio caesarea pengeluaran uterus.


Kalau histerektomi harus dikerjakan lengkap (histerektomi total). Akan
tetapi, maka pembedahan subtotal menjadi prosedur ilihan kalau terdapat
perdarahan hebat dan pasiennya syok atau pasien dalam keadaan buruk
akibat sebab lain. Pada kasusu semacam ini, pembedahan adalah
menyelesaikannya dengan cepat.

(oxorn, 2010:640)

IV. Faktor pendukung sectio caesarea


1. Kemampuan teknik operasi
2. Anastesia
3. Antibiotik bervariasi
4. Transfusi darah
5. Perawatan pascaoperasi lebih tinggi

Ternyata sc dapat menurunkan morbiditas dan maternitas ibu dan bayi

(manuaba, 2010; 510)

V. Upaya menurunkan tindakan sectio caesarea


1. Memberikan kesempatan pasien sc sebelumnya mengalami
persalinan pervaginam
2. Evaluasi periodik indikasi
3. Mempertajam indikasi sectio caesarea untuk meningkatkan
tanggung jawab moral profesional
4. Meningkatkan honor persalinan pervaginam
(manuaba, 2010:510)
VI. Manajemen peripatum
1. Perawatan praoperasi
Perawatan yang dijadwalkan menjalani kembali sectio caesarea
biasanya dimasukkan ke rumah sakit sehari sebelum operasi dan
dievaluasi oleh ahli obstetri yang akan melakukan anastesi. Hematokrit
diperiksa ulang. Jika uji coombs indirek positif, harus disiapkan 1000ml
darah lengkap yang cocol atau ekuivalennya dalam fraksi-fraksi
darah.dapat diberikan suatu sedativa, misalnya sekorbabital 100mg pada
malam hari sebelum operasi. Asupan oral dihentikan paling tidal 8 jam
sebelum operasi.
2. Cairan intravena

Kebutuhan cairan intravena, termasuk darah selama dan setelah sc,


dapat sangat bervariasi. Perempuan berukuruan tubuh rata-rata dengan
hematokrit 33% atau lebih dan ekspansi volume darah dan volume cairan
ekstrasel yang normal kesulitan. Cairan yang diberikan secara iv terdiri
dari rl atau larutan sejenis dan dekstrosa 5% dalam air. Biasanya dibrikan
selama dan segera setelah operasi.

3. Ruang pemulihan

Diruang pemulihan, jumlah pedarahan dari vagina harus dipantau


dengan ketat, dan fubdus harus diperiksa dengan palpasi untuk
memastikan bahwa uterus tetap berkontraksi kuat. Setelah pasien sadar
penuh, perdarahan minimal, tekanan darah memuaskan, dan aliran urin
paling tidak 30 ml per jam, pasien dapat dipulangkan ke kamarnya.

4. Perawatan selanjutnya
a. Analgesia
Untuk perempun dengan ukuran tubuh rata-rata, diberikan
mepertidin, 75mg, atau morfin 10mg, secara im sampai
sesering mungkin tiap 3 jm utuk menghilangkan rasa tidak
nyaman.
b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah, nadi, jumlah urin dan status fundus uterus
diperiksa paling tidak setiap jam selama 4 jam. Suhu
diperiksa setiap jam
c. Terapi cairan dan makanan
Tidak diperlukan pemberian cairan iv dalam jumlah besar
selama dan setelah pembedahan untuk menggantikan cairan
ekstrasel yang mengalami sekuestrasi
d. Kandung kemih dan uterus
Kateter umumnya dapat dilepas dari kandung kemih 12 jam
setelah operasi. Bsising usus biasanya tidak terdengar pada
hari pertama pembadahan samar-samar pada hari kedua,
dan aktif pada hari ketiga.
e. Ambulasi
Pasien harus turun sebentar dari tempat tidur setelah
pembedahan dengan bantuan paling tidak 2x. Dengan
ambulasi dini trombosisi vena dan embolisme paru
berkurang.
f. Perawatan luka
Insisi diperiksa setiap hari, jahitan kuloit biasanya diangkat
pada hari ke 4 setelah pembedahan. Pada hari ke-3
pascapersalinan, mandi pancuran tidak berbahaya lagi bagi
jahitan.
g. Pemeriksaan laboratorium
Hematokrit secara rutin diukur pada pagi hari setelah
pembedahan. Hematokrit diperiksa lebih dini jika terjadi
pengeluaran darah berlebihan/ terjadi oliguria/ tanda-tanda
lai yang mengisyaratkan hopovelemia
h. Perawatan payudara
Menyusui dapat dimulai sehari setelah pembedahan
i. Pemulangan dari rumah sakit
Ibu dapat dipulangkan pada hari ke-4 atau ke-5
pascrapersalinan. Kecuali jika terjadi penyulit selama masa
nifas. Aktivitas ibu selama minggu berikutnya harus
dibatasi pada perawatan diri dan bayinya dengan bantuan.
Evaluasi pascapersalinan pertama sebaiknya dilakukan 3
minggu setelah persalinan
(gant, 2011: 468)

Anda mungkin juga menyukai